Anda di halaman 1dari 39

Teknis Penanganan Laporan

Dan Temuan Pelanggaran


Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota Tahun 2020

UREI FAISEI, 13-15 FEBRUARI 2020


Dasar Hukum
 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua
atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi
Undang-Undang
 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum
 Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
 Peraturan Bawaslu Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Penangan
Laporan Pelanggaran Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota.
 Peraturan Bersama Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum
Republik Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia,
dan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016, Nomor
01 Tahun 2016, Nomor 013/JA/11/2016 Tentang Sentra Penegakan
Hukum Terpadu Pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, Serta Walikota dan Wakil Walikota
 Putusan MK Nomor 48/PUU-XVII/2019
 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
Pengertian-Pengertian dalam Penanganan
Pelanggaran
• Pengawasan Pemilu adalah kegiatan mengamati, mengkaji,
memeriksa, dan menilai proses penyelenggaraan Pemilu
sesuai peraturan perundang-undangan.

• Pencegahan Pelanggaran adalah tindakan, langkah-langkah,


upaya mencegah secara dini terhadap potensi pelanggaran
yang mengganggu integritas proses dan hasil pemilu.

• Penindakan adalah serangkaian proses Penanganan


pelanggaran yang meliputi temuan, penerimaan laporan,
pengumpulan alat bukti, klarifikasi, pengkajian, dan/atau
pemberian rekomendasi, serta penerusan hasil kajian atas
temuan/laporan kepada instansi yang berwenang untuk
ditindaklanjuti.
• Pelanggaran administrasi Pemilihan adalah
pelanggaran yang meliputi tata cara, prosedur, dan
mekanisme yang berkaitan dengan administrasi
pelaksanaan Pemilihan dalam setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilihan di luar tindak pidana
Pemilihan dan pelanggaran kode etik penyelenggara
Pemilihan.

• Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilihan


adalah satu kesatuan landasan norma moral, etis dan
filosofis yang menjadi pedoman bagi perilaku
penyelenggara pemilihan umum yang diwajibkan,
dilarang, patut atau tidak patut dilakukan dalam
semua tindakan dan ucapan
Pasal 33 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016
Tugas dan wewenang Panwas Kecamatan dalam
Pemilihan meliputi :

a. mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan di wilayah


Kecamatan;
b. mengawasi penyerahan kotak suara tersegel dari PPK kepada
KPU Kabupaten/Kota;
c. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapan
penyelenggaraan Pemilihan yang dilakukan oleh penyelenggara
Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf a;
d. menyampaikan temuan dan laporan kepada PPK untuk
ditindaklanjuti;
e. meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi
kewenangannya kepada instansi yang berwenang;
f. mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan;
g. memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan
dan laporan mengenai tindakan yang mengandung unsur tindak
pidana Pemilihan; dan
h. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh
peraturan perundang-undangan.
Prinsip dasar tugas dan wewenang Pengawas Pemilihan
dalam penanganan pelanggaran Pemilihan Kepala
Daerah

• Menemukan dugaan pelanggaran Pemilu berdasarkan


pada tempat terjadinya pelanggaran.

• Menerima laporan pelanggaran Pemilihan berdasarkan


pada tempat terjadinya pelanggaran yang dilaporkan.

• Laporan pelanggaran yang disampaikan kepada Bawaslu


diteruskan kepada Pengawas Pemilihan yang
berwenang.
Tahapan Program dan Jadwal
Penyelenggaraan Pemilihan Tahun 2020

Berdasarkan PKPU 16 Tahun 2019 Tahapan Pemilihan


terdiri atas:
a. tahapan persiapan; dan
b. tahapan penyelenggaraan.

Tahapan persiapan yakni :


Tahapan pembentukan PPK, PPS, dan KPPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, termasuk:
a. masa kerja PPK, PPS, dan KPPS; dan
b. pembentukan dan masa kerja PPDP.
Pasal 5 (1) Tahapan penyelenggaraan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, meliputi:
a. pengumuman pendaftaran Pasangan Calon;
b. pendaftaran Pasangan Calon;
c. penelitian persyaratan calon;
d. penetapan Pasangan Calon;
e. pelaksanaan kampanye;
f. pelaksanaan pemungutan suara;
g. penghitungan suara dan rekapitulasi hasil
penghitungan suara;
h. penetapan calon terpilih;
i. penyelesaian pelanggaran dan sengketa hasil Pemilihan;
INFORMASI AWAL DAN INVESTIGASI

INFORMASI INVESTIGASI
AWAL

• Informasi yang disampaikan • Investigasi dilakukan untuk


secara langsung di menemukan peristiwa dugaan
pengawas pemilu dalam pelanggaran;
bentuk informasi lisan atau Sesuai Perbawaslu 14 • Dilakukan dengan cara:
a. Mengundang atau
tertulis;
• Informasi melalui telepon
Tahun 2017 Pasal 11 menemui pihak yang
berkaitan/mengetahui
resmi; dugaan pelanggaran
• Informasi melalui pesan Pemilu;
singkat, faksimili, surat b. Dituangkan dalam BA
elektronik dan laman resmi klarifikasi, BA penyerahan
• Penyampai informasi tidak data, dokumen, dan/atau
mau mengisi form A-1 barang.
• Laporan yang tidak • Setelah melakukan investigasi,
memenuhi syarat formil dan pengawas pemilu membuat
materil laporan hasil pengawasan
Temuan Pelanggaran
Pemilihan
PENGERTIAN TEMUAN

Temuan adalah hasil pengawasan


pengawas pemilu yang mengandung
dugaan pelanggaran.
TINDAK LANJUT TEMUAN
Laporan hasil pengawasan yang mengandung Temuan dituangkan dalam
Formulir model A melalui rapat pleno oleh pengawas pemilu;

Temuan diteruskan kepada bidang penanganan pelanggaran


selambat-lambatya 7 hari sejak ditemukan dugaan
pelanggaran

Temuan dugaan pelanggaran dituangkan kedalam


menggunakan formulir model A.2
LAPORAN PELANGGARAN
PEMILIHAN
PENGERTIAN
 Laporan Dugaan Pelanggaran adalah laporan
yang disampaikan secara tertulis oleh Pelapor
kepada Pengawas Pemilu tentang dugaan
terjadinya pelanggaran Pemilihan

 Pelanggaran Pemilihan adalah tindakan yang


bertentangan atau tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan terkait
Pemilihan Gubernur, Bupati Dan Walikota.
Siapa Pelapor?
• Warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih
pada pemilihan setempat;

• Pemantau Pemilihan Gubernur,Bupati/Walikota;


atau

• Peserta Pemilihan Gubernur, Bupati/Walikota.


Batas Waktu Pelaporan

 Laporan Pelanggaran disampaikan kepada


Pengawas Pemilihan sesuai wilayah kerjanya
paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diketahuinya
pelanggaran;

 Hari sebagaimana dimaksud adalah hari kalender

Sesuai Pasal 1 Ayat 28 Perbawaslu Nomor 14 Tahun


2017
Syarat Formil :
a. Pihak yang berhak melaporkan;
b. Waktu pelaporan tidak melebihi ketentuan
batas waktu;
c. Keabsahan Laporan Pelanggaran yang
mencakup:
• kesesuaian tandatangan dalam formulir
Laporan Pelanggaran dengan kartu
identitas; dan
• tanggal dan waktu
Syarat Materil :

a. identitas Pelapor;
b. nama dan alamat terlapor;
c. peristiwa dan uraian kejadian;
d. waktu dan tempat kejadian;
e. saksi-saksi yang mengetahui peristiwa tersebut;
f. barang bukti yang mungkin diperoleh atau
diketahui; dan
g. cara mendapatkan barang bukti yang diserahkan
TINDAK LANJUT PENERIMAAN LAPORAN DUGAAN PELANGGARAN

Pelapor wajib mengisi dan menandatangani Formulir


Penerimaan Laporan Model A.1

Tanda bukti Penerimaan Laporan


menggunakan formulir model A.3  WAJIB DIBERIKAN KEPADA
PELAPOR

Terpenuhi Kelengkapan
Syarat Materil dan
Formil
Formulir Penanganan Pelanggaran
NO JENIS
FORMULIR
FUNGSI/KEGUNAAN
1 MODEL A HASIL PENGAWASAN
2 MODEL A.1 PENERIMAAN LAPORAN
3 MODEL A.2 FORMULIR TEMUAN
4 MODEL A.3 TANDA BUKTI PENERIMAAN LAPORAN
5 MODEL A.4 UNDANGAN KLARIFIKASI
6 MODEL A.5 BERITA ACARA SUMPAH/JANJI
7 MODEL A.6 BA KETERANGAN AHLI
8 MODEL A.7 BA KLARIFIKASI
9 MODEL A.8 KAJIAN DUGAAN PELANGGARAN
10 MODEL A.9 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN KODE ETIK
11 MODEL A.10 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN ADMINISTRASI
12 MODEL A.11 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN PIDANA
13 MODEL A.12 SURAT PENERUSAN PELANGGARAN HUKUM LAINNYA
14 MODEL A. 13 STATUS LAPORAN
Lampiran Form A.1 – Form A.13
SENTRA GAKKUMDU

 Temuan/laporan yang mengandung unsur dugaan tindak pidana pemilihan,


Temuan/Laporan dimaskud dalam waktu 1X24 Jam dibahas dalam forum Sentra
Gakkumdu.

 Sentra penegakan hukum terpadu selanjutnya disebut Sentra Gakkumdu adalah


forum yang terdiri dari unsur Badan Pengawas pemilu, Kepolisian, dan Kejaksaan
Indonesia yang bertugas menangani Tindak pidana Pemilu

 temuan/laporan dugaan tindak pidana pemilihan yang dibahas, sentra gakkumdu


memberikan rekomendasi kepada pengawas pemilu
REKOMENDASI SENTRA GAKKUMDU

Hasil pembahasan temuan/laporan, sentra gakkumdu memberikan


rekomendasi yang berupa:
 Laporan atau temuan yang bukan merupakan tindak pidana
pemilihan

 Laporan atau temuan yang diduga tindak pidana pemilihan


namun perlu dilengkapi denga syarat formil dan/atau syarat
materil

 Laporan atau temuan yang diduga tindak pidana pemilu


BATAS WAKTU PENANGANAN PELANGGARAN
BAGI PENGAWAS PEMILIHAN

• Pengawas Pemilihan mengkaji setiap temuan/laporan yang


diterima dan memutuskan untuk menindaklanjuti atau tidak
menindaklanjuti paling lama 3 (tiga) hari setelah laporan
diterima.

• Dalam hal Pengawas Pemilihan memerlukan keterangan


tambahan dari pelapor untuk melengkapi laporan, keputusan
dilakukan paling lama 2 (dua) hari setelah laporan diterima.

• Pengawas Pemilihan dapat mengundang pihak pelapor dan


terlapor maupun pihak terkait lainnya untuk dimintakan
keterangannya dalam klarifikasi atas laporan yang diterima.
PROSES PENANGANAN
PELANGGARAN
PASCA LAPORAN DITERIMA
KLARIFIKASI

1. Klarifikasi dilakukan pada saat temuan atau laporan


dugaan pelanggaran telah memenuhi syarat formal
dan materil.
2. Sebelum klarifikasi, Pengawas pemilu dapat meminta
kehadiran pelapor, terlapor, saksi dan/atau ahli untuk
didengar keterangannya/ Klarifikasinnya;
3. Berita Acara Klarifikasi dalam bentuk Form model A.7
4. Klarifikasi dilakukan sebagai bahan untuk membuat
kajian
PASCA KLARIFIKASI
a. BA Klarifikasi dibuat 2 rangkap

b. BA Klarifikasi dibubuhi materai

c. Pihak terklarifikasi & klarifikator membubuhkan paraf


setiap halaman dan menandatangani BA Klarifikasi

d. Menyerahkan salinan BA Klarifikasi kepada pihak


terklarifikasi
KAJIAN PENANGANAN PELANGGARAN

1. Berkas temuan atau laporan dugaan pelanggaran dilakukan


pengkajian sebagaimana formulir Kajian dugaan pelanggaran Model
A-8.

2. Penomoran formulir Model A-8, menggunakan penomoran yang


sama dengan nomor dalam formulir Model A.1 untuk Laporan
dugaan pelanggaran atau formulir Model A.2 untuk Temuan dugaan
pelanggaran.

3. Kajian bersifat rahasia;

4. Dalam hal dipandang perlu melalui keputusan Pleno, kerahasian


dapat dikecualikan;
PEDOMAN
 undangan klarifikasi dibuat sebagaimana format model A.4

 Keterangan/Klarifikasi di bawah sumpah/janji; (Formulir model A.5)

 Keterangan Ahli dibawah sumpah/jani; (Formulir model A.6)

 Berita Acara Klarifikasi,(formulir model A.7)

Lampiran Perbawaslu Nomor 14 Tahun 2017


HASIL KAJIAN
Hasil Kajian terhadap Temuan/ laporan dugaan pelanggaran
dituangkan dalam formulir A-9, dikategorikan sebagai:
a)Pelanggaran Pemilu;
b)Bukan pelanggaran Pemilu;

Hasil Kajian Pelanggaran Pemilihan yakni :


 Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu
 Pelanggaran Administrasi Pemilihan; dan/atau
 Tindak Pidana Pemilihan Gubernur, Bupati Dan Walikota
 Pelanggaran Hukum lainnya
PLENO KAJIAN PENGAWAS PEMILU DAN STATUS
LAPORAN
• Keputusan Pengawas Pemilu atas penanganan Temuan/Laporan
pelanggaran wajib diputuskan dalam Rapat Pleno Pengawas Pemilu.

• Keputusan Pengawas Pemilu atas penanganan Temuan/laporan


pelanggaran disampaikan kepada Pelapor dan diumumkan di
Sekretariat Pengawas Pemilu.

• Pelapor akan diberitahukan tentang KEPUTUSAN melalui


“PEMBERITAHUAN TENTANG STATUS LAPORAN” Lampiran Formulir A.13

• Walaupun tidak diharuskan, demi keadilan, akan sangat dianjurkan


bahwa pihak-pihak yang kepada siapa keberatan tersebut diajukan
(pihak terlapor) juga diberi tahu.
REKOMENDASI/PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN DAN
TINDAK PIDANA PEMILIHAN

• Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu di


rekomendasikan kepada DKPP

• Pelanggaran Administrasi Pemilihan direkomendasikan


kepada KPU sesuai tingkatan;

• Tindak Pidana Pemilihan Gubernur, Bupati Dan


Walikota diteruskan kepada Penyidik Kepolisian

• Pelanggaran Hukum lainnya ke Instansi yang


berwenang
TINDAK LANJUT
PENANGANAN TINDAK
PIDANA PEMILIHAN
PENYIDIK KEPOLISIAN DAN PENUNTUT
UMUM

Penyidik Kepolisian menyampaikan hasil penyidikaanya disertai berkas perkara


kepada penuntut umum paling lama 14 (empat belas) hari sejak laporan
diterima;

 Dalam hal hasil penyidikan belum lengkap, dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari
penuntut umum mengembalikan berkas perkara kepada penyidik kepolisian
disertai petunjuk tentang hal yang harus dilakukan untuk dilengkapi;

 Penyidik kepolisian dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari sejak tanggal
penerimaan berkas pengembalian dari penuntut umum, harus sudah
menyampaikan kembali berkas perkara tersebut kepada penuntut umum;

 Penuntut Umum melimpahkan berkas perkara hasil penyidikan Penyidik


Kepolisian, kepada Pengadilan Negeri paling lama 5 (lima) hari sejak menerima
berkas perkara;
PENGADILAN NEGERI
• Pengadilan Negeri dalam memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindakm
pidana Pemilihan menggunakan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP) kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016
Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang;

• Sidang pemeriksaan perkara tindak pidana pemilihan dilakukan oleh Majelis Khusus;

• Pengadilan Negeri dalam memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindakm


pidana Pemilihan paling lama 7 (tujuh) hari setelah pelimpahan berkas perkara;

• Dalam hal putusan Pengadilan Negeri diajukan banding, permohonan banding


diajukan paling lama 3 (tiga) hari setelah putusan dibacakan;

• Pengadilan Negeri melimpahkan berkas perkara permohonan banding kepada


Pengadilan Tinggi paling lama 3 (tiga) hari setelah permohonan banding diterima.
PENGADILAN TINGGI
• Pengadilan Tinggi memeriksa dan memutus perkara banding terhadap
putusan Pengadilan Negeri yang memeriksa tindak pidana Pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Walikota paling lama 7 (tujuh) hari sejak permohonan
banding diterima;

• Putusan Pengadilan Tinggi terhadap perkara banding atas Putusan


Pengadilan Negeri yang memeriksa Tindak pidana Pemilihan merupakan
Putusan terkahir dan mengikat serta tidak dapat dilakukan upaya hukum lain;

• Putusan Pengadilan Tinggi harus sudah disampaikan kepada Penuntut umum


paling lambat 3 (tiga) hari setelah putusan dibacakan;

• Putusan Pengadilan Tinggi harus dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari


setelah putusan diterima oleh Jaksa;
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN PEMILIHAN GUBERNUR,
BUPATI/WALIKOTA
“BERSAMA RAKYAT AWASI PEMILU,
BERSAMA BAWASLU
TEGAKKAN KEADILAN PEMILU”

Anda mungkin juga menyukai