Proses tahapan penyelenggaraan pemilu rentan terjadi sengketa dan pelanggaran. Oleh sebab itu, kita
perlu memahami rambu-rambu demokrasi pemilu 2024. Sengketa dapat terjadi antar peserta pemilu dan
peserta dengan penyelenggara pemilu, karena adanya hak peserta pemilu yang merasa dirugikan.
Sementara itu, pelanggaran proses pemilu diantaranya, pelanggaran administrasi, kode etik, tindak
pidana pemilu, dan pelanggaran hukum lainnya terkait netralitas ASN, dan TNI/Polri.
Pada pelanggaran, ada temuan dan laporan dari WNI yang memiliki hak pilih, pemandu pemilu, dan
peserta pemilu.
Alur Penyelesaian Sengket Proses Pemilu pada Pemilu Tahun 2024 diatur dalam Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penyelesaian
Sengketa Proses Pemilihan Umum.
Rapat Biasa Evaluasi Pengawasan DPTb dan DPK Periode September -Oktober
2023 pada Pemilu Serentak Tahun 2024
Memastikan setiap warga negara yang memiliki hak pilih salah satu tugas dari
pengawas pemilu. Koordinator divisi Pencegahan, Parmas dan Humas Panwaslu
Kecamatan Sukorame Mochamad Mansur mengatakan, dalam pengawasan
penyusunan DPTb dan DPK, Jajaran PKD harus teliti dalam menjaga hak pilih.
Perbanyak koordinasi dengan stekholder terkait untuk memastikan pemilih yang
memenuhi syarat tapi tidak terdaftar dalam DPT agar dimasukkan ke daftar pemllilih
khusus, saat mengevaluasi hasil pengawasan DPTb dan DPK yang dilakukan PKD.
Jangan sampai dikemudian hari karena kelalain atau faktor kesengajaan yang dilakukan
penyelenggara terdapat pemilih yang seharusnya memenuhi syarat sebagai pemilih
tetapi tidak dapat memilih. Ini bentuk pelanggaran pidana karena menghilangkan hak
seseorang untuk memilih. Pengawasan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dan Daftar
Pemilih Khusus (DPK) untuk Pemilu 2024. Diketahui terjadi perubahan data pemilih.
Kita berharap tidak ada lagi pemilih yang tidak terdaftar dalam pemilu nanti, pemilih
yang memenuhi syarat harus terdaftar di daftar pemilih dan pemilih yang tidak
memenuhi syarat harus dipastikan tidak terdaftar di daftar pemilih. Daftar pemilih terdiri
dari tiga kategori yakni Daftar Pemilih Tetap (DPT), Daftar Pemilih Tambahan (DPTb)
dan Daftar Pemilih Khusus (DPK). Jika terdapat masyarakat yang mengajukan pindah
memilih bisa mendatangi posko tersebut dan melapor ke petugas PPK dengan
membawa dokumen bukti pendukung. Tema Strategi Pengawasan DPTb dan DPK
Pemilu tahun 2024. Dalam materi tersebut disampaikan strategi pengawasan DPTb
diantaranya Melakukan pengawasan terhadap pemilih yang sudah terdaftar dalam DPT
pada suatu TPS. namun melakukan pindah pilih karena keadaan tertentu. Melakukan
pengawasan terhadap persyaratan pindah memilih bagi pemilih yang sudah terdaftar
dalam DPT. Melakukan pengawasan terhadap mekanisme pemilih pindahan,
Melakukan pencermatan terhadap dokumen alat bukti pendukung pemilih pindah pilih
dan Melakukan pencermatan terhadap daftar pemilih pindah pilih dan memastikan tidak
terjadi kegandaan dengan TPS asal. Fokus pengawasan DPTb Melakukan pengawasan
terhadap pemilih yang melakukan pindah pilih sudah melaksanakan pengurusan
dokumen pindah memilih selambat-lambatnya 30 hari sebelum pemungutan suara
dengan keadaan Menjalankan tugas di tempat lain pada saat pemungutan suara,
Menjalani rawat inap di fasilitas layanan kesehatan dan keluarga yang mendampingi,
Penyandang disabilitas yang menjalani perawatan di panti sosial atau panti rehabilitasi,
Menjalani rehabilitasi narkoba, Menjadi tahanan di rumah tahanan atau Lembaga
permasyarakatan, atau terpidana yang sedang menjalani hukuman penjara atau
kurungan, Tugas belajar/menempuh Pendidikan menengah atau tinggi, Pindah domisili,
Tertimpa bencana alam dan/atau Bekerja di luar domisilinya.
Rapat Biasa Hasil Pengawasan Potensi Pelanggaran penentuan titik lokasi kampanye
Pemilu Tahun 2024 bersama PKD, Ketua Panwaslu Kecamatan Sukorame sampaikan
pelanggaran pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK). Pelanggaran itu termasuk
penempatan APK yang salah diantaranya dipaku dipohon, ditali dipohon, ada juga yang
radiusnya mendekati tempat ibadah dan pendidikan. Penentuan titik APK ini nantinya
akan berimbas pada jalannya kampanye, sehingga kampanye itu dapat berjalan dengan
kondusif, tidak ada bahan atau APK yang dipasang di tempat yang bukan seharusnya.
Untuk menindaklanjuti hasil pemetaan yang kita lakukan, sengaja pada hari ini kita
melakukan Rapat biasa dengan yang bertujuan untuk mengesahkan lokasi
Pemasangan Alat Peraga Kampanye dan Lokasi Kampanye dalam Pemilihan Umum
Tahun 2024. Alat Peraga Kampanye dan Bahan Kampanye sesuai dengan Peraturan
KPU dilarang pemasangannya pada beberapa tempat umum seperti tempat ibadah,
rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan, tempat pendidikan meliputi gedung
dan/atau halaman sekolah dan/atau perguruan tinggi, gedung atau fasilitas milik
pemerintah, jalan-jalan protokol, jalan bebas hambatan, sarana prasarana publik serta
taman dan pepohonan. Bagi tempat/gedung juga meliputi halaman, pagar dan tembok.
Untuk jadwal pemasangan Alat Peraga Kampanye dan Pelaksanaan Kampanye dimulai
pada tanggal 28 November 2023 sampai dengan 10 Februari 2024. Rapat biasa ini
perlu dilakukan untuk menyamakan persepsi dan mencapai kesepakatan bersama
terkait titik-titik lokasi pemasangan APK, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran
yang dapat merugikan pemerintah, peserta pemilu dan masyarakat. Sementara itu.
Bentuk Alat Peraga Kampanye dan Bahan Kampanye, kapan dilaksanakannya
kampanye serta kapan masa tenang dilaksanakan dan lain sebagainya. Penentuan titik
lokasi pemasangan Alat Peraga Kampanye merupakan hal-hal yang diatur dalam
PKPU, KPU menerima masukan dan tanggapan dari instansi terkait seperti bagaimana
regulasi dari Pemerintah terkait tentang pemasangan APK Pemilu 2024.
Rapat Biasa Penyiapan Data Informasi Hardcopy dan Softcopy untuk Layanan
Informasi
Dalam rapat biasa Penyiapan data informasi untuk layanan informasi Pemilu 2024, baik
dalam bentuk hardcopy maupun softcopy, melibatkan beberapa tahap penting. Ketua
Panwaslu Kecamatan Sukorame menyampaikan beberapa langkah-langkah umum
yang dapat pertimbangkan dalam menyiapkan data informasi :
1. Pemahaman Kebutuhan:
Sebelum memulai penyiapan data, identifikasi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pemilih
dan pihak terkait. Pertimbangkan jenis data yang relevan dan dibutuhkan untuk pemilihan,
seperti data calon, lokasi TPS, jadwal pemungutan suara, dan informasi lainnya.
2. Pengumpulan Data:
Didapat dari sumber yang sah dan terpercaya. Data dapat mencakup informasi mengenai calon,
program pemilu, lokasi TPS, prosedur pemilihan, dan lain-lain. Pastikan data yang dikumpulkan
lengkap, akurat, dan terkini.
Melakukan verifikasi dan validasi terhadap data yang dikumpulkan untuk memastikan
keakuratannya. Memastikan bahwa tidak ada kesalahan atau inkonsistensi yang dapat
mempengaruhi kredibilitas informasi.
Buat materi hardcopy yang informatif dan mudah dimengerti. Termasuk di dalamnya dapat
berupa brosur, pamflet, atau materi cetak lainnya yang dapat dibagikan kepada pemilih.
Pastikan materi tersebut mencakup informasi kunci seperti daftar calon, petunjuk pemilihan, dan
jadwal pemungutan suara.
Menyiapkan materi softcopy dalam format digital yang dapat diakses oleh masyarakat. Hal ini
dapat melibatkan pembuatan situs web resmi pemilihan, aplikasi mobile, atau platform online
lainnya. Pastikan untuk menyediakan informasi yang mudah diakses dan diperbarui secara
berkala.
6. Keamanan Data:
Memastikan keamanan data, terutama ketika menangani informasi pribadi calon dan pemilih.
Membuat salinan cadangan dari semua data, baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy. Ini
penting untuk mengatasi kemungkinan kehilangan data karena kegagalan teknis atau insiden
lainnya.
Melakukan sosialisasi untuk memastikan pemilih dan pihak terkait dengan baik.
Melakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas layanan informasi yang disediakan.
Pembaruan data dan materi informasi secara teratur sesuai dengan perkembangan terkini.
Menjalin kerjasama dengan pihak terkait seperti Penyelenggara Pemilihan Kecamatan (PPK),
dan lembaga terkait lainnya untuk memastikan koordinasi yang baik dalam penyediaan
informasi.