Anda di halaman 1dari 5

Rapat Biasa Pembuatan Database Form A Bagi Panwaslu Kecamatan Sukorame

dalam rangka Pemilu Tahun 2024

Kegiatan Rapat diselenggarakan dalam rangka pengelolaan Form-A dan mempermudah


proses pelaporan hasil pengawasan jajaran pengawas di tingkat kecamatan hingga
kelurahan atau desa. Pentingnya Form-A bagi pengawas Pemilu. Pengawasan yang
telah kita lakukan itu harus dicatat dan dilaporkan secara berjenjang. Bukti pengawasan
jajaran Panwaslu adalah Form A, akan dianggap nihil jika tidak didokumentasikan.
Pelaporan hasil pengawasan jajaran ad hoc untuk mempermudah proses pendataan,
penyimpanan dan pelaporan. Prosesnya sangat mudah, jajaran pengawas sudah
disediakan untuk upload di dalam database yang terintegrasi sesuai dengan tahapan
pemilu yang sedang berlangsung. Dalam rangka meningkatkan pengelolaan data dan
informasi terkait laporan hasil pengawasan (Form-A) tahapan maupun non tahapan.
Bahwa sesuai mandat Undang – Undang 7 Tahun 2017 tingkat kinerja pengawasan,
baru bisa di buktikan jika form pengawasan itu ada dan tertuang dalam bentuk Form A.
semua kegiatan pengawasan yang sudah dilakukan harus di tuangkan dalam bentuk
Form A. Karena dengan Form A alat kerja pengawasan menjadi bukti kalau kita
memang benar benar melakukan kinerja pengawasan. Tujuannya dengan pembuatan
rumah atau database form A, memudahkan Bawaslu untuk memonitoring terkait kerja
kerja pengawasan yang dilakukan oleh Panwaslu Kecamatan dan PKD.

Rapat Biasa Prosedur Penyelesaian Sengketa Pada Pemilu Tahun 2024

Proses tahapan penyelenggaraan pemilu rentan terjadi sengketa dan pelanggaran. Oleh sebab itu, kita
perlu memahami rambu-rambu demokrasi pemilu 2024. Sengketa dapat terjadi antar peserta pemilu dan
peserta dengan penyelenggara pemilu, karena adanya hak peserta pemilu yang merasa dirugikan.
Sementara itu, pelanggaran proses pemilu diantaranya, pelanggaran administrasi, kode etik, tindak
pidana pemilu, dan pelanggaran hukum lainnya terkait netralitas ASN, dan TNI/Polri.
Pada pelanggaran, ada temuan dan laporan dari WNI yang memiliki hak pilih, pemandu pemilu, dan
peserta pemilu.

1. Pengajuan permohonan oleh Peserta Dapat disampaikan kepada Bawaslu, Bawaslu


Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, atau Panwaslu Kecamatan secara lisan atau
tertulis. Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu yang terjadi antara
peserta dengan Penyelenggara Pemilu dapat diajukan dengan cara:
1. langsung, yaitu diajukan ke Sekretariat Jenderal Bawaslu,
Sekretariat Bawaslu Provinsi, atau Sekretariat Bawaslu
Kabupaten/Kota; atau
2. tidak langsung, yaitu diajukan melalui laman penyelesaian
sengketa di laman resmi Bawaslu dan Bawaslu Provinsi.
2. Petugas Penerima Permohonan memeriksa kelengkapan dokumen/berkas
administrasi Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu yang diajukan
secara langsung.
3. Petugas Penerima Permohonan mengeluarkan tanda terima berkas setelah
memeriksa kelengkapan dokumen/berkas administrasi dengan menggunakan formulir
model PSPP 02.
4. Petugas Penerima Permohonan melakukan verifikasi formal terhadap
dokumen/berkas administrasi Permohonan selanjutnya disampaikan kepada pejabat
struktural di bidang penyelesaian sengketa untuk dilakukan verifikasi materiil.
5. Pejabat struktural meregister Permohonan dan menuangkan dalam formulir model
PSPP 05 setelah mendapatkan persetujuan dari anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
atau Bawaslu Kabupaten/Kota.
6. Dalam hal dokumen/berkas administrasi Permohonan belum lengkap, Petugas
Penerima Permohonan memberitahukan Permohonan belum lengkap kepada
Pemohon pada hari yang sama. Pemohon wajib melengkapi dokumen/berkas
administrasi Permohonan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak
pemberitahuan diterima Pemohon. Apabila dalam jangka waktu Pemohon tidak
melengkapi atau dokumen/berkas administrasi Permohonan belum lengkap, pejabat
struktural menyampaikan surat pemberitahuan Permohonan tidak dapat diregister
dengan menggunakan formulir model PSPP 07 setelah mendapatkan persetujuan
dari anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota.
7. Apabila dokumen/berkas administrasi Permohonan dinyatakan lengkap, pejabat
struktural meregister Permohonan yang dituangkan dalam formulir model PSPP 05
setelah mendapatkan persetujuan dari anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau
Bawaslu Kabupaten/Kota.
8. Putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota mengenai
penyelesaian sengketa proses Pemilu dibacakan secara terbuka dan dapat dihadiri
oleh Pemohon, Termohon, dan pihak terkait.

Alur Penyelesaian Sengket Proses Pemilu pada Pemilu Tahun 2024 diatur dalam Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penyelesaian
Sengketa Proses Pemilihan Umum.

Rapat Biasa Evaluasi Pengawasan DPTb dan DPK Periode September -Oktober
2023 pada Pemilu Serentak Tahun 2024
Memastikan setiap warga negara yang memiliki hak pilih salah satu tugas dari
pengawas pemilu. Koordinator divisi Pencegahan, Parmas dan Humas Panwaslu
Kecamatan Sukorame Mochamad Mansur mengatakan, dalam pengawasan
penyusunan DPTb dan DPK, Jajaran PKD harus teliti dalam menjaga hak pilih.
Perbanyak koordinasi dengan stekholder terkait untuk memastikan pemilih yang
memenuhi syarat tapi tidak terdaftar dalam DPT agar dimasukkan ke daftar pemllilih
khusus, saat mengevaluasi hasil pengawasan DPTb dan DPK yang dilakukan PKD.
Jangan sampai dikemudian hari karena kelalain atau faktor kesengajaan yang dilakukan
penyelenggara terdapat pemilih yang seharusnya memenuhi syarat sebagai pemilih
tetapi tidak dapat memilih. Ini bentuk pelanggaran pidana karena menghilangkan hak
seseorang untuk memilih. Pengawasan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dan Daftar
Pemilih Khusus (DPK) untuk Pemilu 2024. Diketahui terjadi perubahan data pemilih.
Kita berharap tidak ada lagi pemilih yang tidak terdaftar dalam pemilu nanti, pemilih
yang memenuhi syarat harus terdaftar di daftar pemilih dan pemilih yang tidak
memenuhi syarat harus dipastikan tidak terdaftar di daftar pemilih. Daftar pemilih terdiri
dari tiga kategori yakni Daftar Pemilih Tetap (DPT), Daftar Pemilih Tambahan (DPTb)
dan Daftar Pemilih Khusus (DPK). Jika terdapat masyarakat yang mengajukan pindah
memilih bisa mendatangi posko tersebut dan melapor ke petugas PPK dengan
membawa dokumen bukti pendukung. Tema Strategi Pengawasan DPTb dan DPK
Pemilu tahun 2024. Dalam materi tersebut disampaikan strategi pengawasan DPTb
diantaranya Melakukan pengawasan terhadap pemilih yang sudah terdaftar dalam DPT
pada suatu TPS. namun melakukan pindah pilih karena keadaan tertentu. Melakukan
pengawasan terhadap persyaratan pindah memilih bagi pemilih yang sudah terdaftar
dalam DPT. Melakukan pengawasan terhadap mekanisme pemilih pindahan,
Melakukan pencermatan terhadap dokumen alat bukti pendukung pemilih pindah pilih
dan Melakukan pencermatan terhadap daftar pemilih pindah pilih dan memastikan tidak
terjadi kegandaan dengan TPS asal. Fokus pengawasan DPTb Melakukan pengawasan
terhadap pemilih yang melakukan pindah pilih sudah melaksanakan pengurusan
dokumen pindah memilih selambat-lambatnya 30 hari sebelum pemungutan suara
dengan keadaan Menjalankan tugas di tempat lain pada saat pemungutan suara,
Menjalani rawat inap di fasilitas layanan kesehatan dan keluarga yang mendampingi,
Penyandang disabilitas yang menjalani perawatan di panti sosial atau panti rehabilitasi,
Menjalani rehabilitasi narkoba, Menjadi tahanan di rumah tahanan atau Lembaga
permasyarakatan, atau terpidana yang sedang menjalani hukuman penjara atau
kurungan, Tugas belajar/menempuh Pendidikan menengah atau tinggi, Pindah domisili,
Tertimpa bencana alam dan/atau Bekerja di luar domisilinya.

Rapat biasa Hasil Pengawasan Potensi Pelanggaran Penentuan Titik Lokasi


Pemasangan Alat Peraga Kampanye Pemilu Tahun 2024

Rapat Biasa Hasil Pengawasan Potensi Pelanggaran penentuan titik lokasi kampanye
Pemilu Tahun 2024 bersama PKD, Ketua Panwaslu Kecamatan Sukorame sampaikan
pelanggaran pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK). Pelanggaran itu termasuk
penempatan APK yang salah diantaranya dipaku dipohon, ditali dipohon, ada juga yang
radiusnya mendekati tempat ibadah dan pendidikan. Penentuan titik APK ini nantinya
akan berimbas pada jalannya kampanye, sehingga kampanye itu dapat berjalan dengan
kondusif, tidak ada bahan atau APK yang dipasang di tempat yang bukan seharusnya.
Untuk menindaklanjuti hasil pemetaan yang kita lakukan, sengaja pada hari ini kita
melakukan Rapat biasa dengan yang bertujuan untuk mengesahkan lokasi
Pemasangan Alat Peraga Kampanye dan Lokasi Kampanye dalam Pemilihan Umum
Tahun 2024. Alat Peraga Kampanye dan Bahan Kampanye sesuai dengan Peraturan
KPU dilarang pemasangannya pada beberapa tempat umum seperti tempat ibadah,
rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan, tempat pendidikan meliputi gedung
dan/atau halaman sekolah dan/atau perguruan tinggi, gedung atau fasilitas milik
pemerintah, jalan-jalan protokol, jalan bebas hambatan, sarana prasarana publik serta
taman dan pepohonan. Bagi tempat/gedung juga meliputi halaman, pagar dan tembok.
Untuk jadwal pemasangan Alat Peraga Kampanye dan Pelaksanaan Kampanye dimulai
pada tanggal 28 November 2023 sampai dengan 10 Februari 2024. Rapat biasa ini
perlu dilakukan untuk menyamakan persepsi dan mencapai kesepakatan bersama
terkait titik-titik lokasi pemasangan APK, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran
yang dapat merugikan pemerintah, peserta pemilu dan masyarakat. Sementara itu.
Bentuk Alat Peraga Kampanye dan Bahan Kampanye, kapan dilaksanakannya
kampanye serta kapan masa tenang dilaksanakan dan lain sebagainya. Penentuan titik
lokasi pemasangan Alat Peraga Kampanye merupakan hal-hal yang diatur dalam
PKPU, KPU menerima masukan dan tanggapan dari instansi terkait seperti bagaimana
regulasi dari Pemerintah terkait tentang pemasangan APK Pemilu 2024.

Rapat Biasa Penyiapan Data Informasi Hardcopy dan Softcopy untuk Layanan
Informasi
Dalam rapat biasa Penyiapan data informasi untuk layanan informasi Pemilu 2024, baik
dalam bentuk hardcopy maupun softcopy, melibatkan beberapa tahap penting. Ketua
Panwaslu Kecamatan Sukorame menyampaikan beberapa langkah-langkah umum
yang dapat pertimbangkan dalam menyiapkan data informasi :
1. Pemahaman Kebutuhan:

Sebelum memulai penyiapan data, identifikasi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pemilih
dan pihak terkait. Pertimbangkan jenis data yang relevan dan dibutuhkan untuk pemilihan,
seperti data calon, lokasi TPS, jadwal pemungutan suara, dan informasi lainnya.

2. Pengumpulan Data:

Didapat dari sumber yang sah dan terpercaya. Data dapat mencakup informasi mengenai calon,
program pemilu, lokasi TPS, prosedur pemilihan, dan lain-lain. Pastikan data yang dikumpulkan
lengkap, akurat, dan terkini.

3. Verifikasi dan Validasi Data:

Melakukan verifikasi dan validasi terhadap data yang dikumpulkan untuk memastikan
keakuratannya. Memastikan bahwa tidak ada kesalahan atau inkonsistensi yang dapat
mempengaruhi kredibilitas informasi.

4. Desain dan Pembuatan Materi Hardcopy:

Buat materi hardcopy yang informatif dan mudah dimengerti. Termasuk di dalamnya dapat
berupa brosur, pamflet, atau materi cetak lainnya yang dapat dibagikan kepada pemilih.
Pastikan materi tersebut mencakup informasi kunci seperti daftar calon, petunjuk pemilihan, dan
jadwal pemungutan suara.

5. Pembuatan Materi Softcopy:

Menyiapkan materi softcopy dalam format digital yang dapat diakses oleh masyarakat. Hal ini
dapat melibatkan pembuatan situs web resmi pemilihan, aplikasi mobile, atau platform online
lainnya. Pastikan untuk menyediakan informasi yang mudah diakses dan diperbarui secara
berkala.

6. Keamanan Data:

Memastikan keamanan data, terutama ketika menangani informasi pribadi calon dan pemilih.

7. Penyediaan Salinan Cadangan:

Membuat salinan cadangan dari semua data, baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy. Ini
penting untuk mengatasi kemungkinan kehilangan data karena kegagalan teknis atau insiden
lainnya.

8. Sosialisasi dan Edukasi:

Melakukan sosialisasi untuk memastikan pemilih dan pihak terkait dengan baik.

9. Evaluasi dan Pembaruan:

Melakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas layanan informasi yang disediakan.
Pembaruan data dan materi informasi secara teratur sesuai dengan perkembangan terkini.

10. Kolaborasi dengan Pihak Terkait:

Menjalin kerjasama dengan pihak terkait seperti Penyelenggara Pemilihan Kecamatan (PPK),
dan lembaga terkait lainnya untuk memastikan koordinasi yang baik dalam penyediaan
informasi.

Anda mungkin juga menyukai