Anda di halaman 1dari 40

PENYELESAIAN SENGKETA proses

pemilihan MELALUI MEDIASI

Prof. Dr. Anwar Borahima, S.H.,M.H.


PENGERTIAN PEMILIHAN UMUM
Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu
adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota
Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan
secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
SENGKETA PROSES PEMILU

• Sengketa proses Pemilu


meliputi sengketa yang terjadi
antar-Peserta Pemilu dan
sengketa Peserta Pemilu
dengan Penyelenggara Pemilu
sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan KPU, keputusan
KPU Provinsi, dan keputusan
KPU Kabupaten / Kota.
• Pasal 466
SENGKETA PROSES PEMILU MELIPUTI:

PENYELENG
PESERTA PESERTA
GARA
SENGKETA TATA USAHA NEGARA:

CaGub/CaWaGub,
KPU Provinsi
CaBup/CaWaBu,
dan/atau KPU
serta CaWalkot/
Kabupaten/Kota
CaWaWalkot
OBJEK SENGKETA, Pasal 4
KEPUTUSAN KPU
SURAT KEPUTUSAN

BENTUKNYA BERITA ACARA.

SURAT KEPUTUSAN
DAN BERITA ACARA
PEMOHON SENGKETA PROSES PEMILU
a. Parpol calon Peserta Pemilu yang telah
mendaftarkan diri di KPU;
b. Partai Politik Peserta Pemilu;
c. Calon anggota DPR dan DPRD yang tercantum
dalam DCT;
d. Bakal calon Anggota DPD yang telah
mendaftarkan diri kepada KPU;
e. Calon anggota DPD;
f. Bakal Pasangan Calon; dan
g. Pasangan Calon.
YANG MENGAJUKAN PERMOHONAN
• Ketua Umum dan Sekretaris
Tingkat Pusat Jenderal Partai atau
Sebutan Lain

• Ketua dan Sekretaris tingkat


Tingkat Provinsi provinsi atau sebutan lain

• Ketua dan Sekretaris tingkat


Tingkat kabupaten/kota atau
Kabupaten/Kota sebutan lain
• Pemohon;
a. partai politik calon Peserta Pemilu yang
telah mendaftarkan diri di KPU,
b. calon anggota DPD , dan
c. Pasangan Calon
• dapat mengajukan Permohonan penyelesaian
sengketa proses Pemilu sampai dengan
tahapan penetapan Partai Politik Peserta
Pemilu, penetapan DCT anggota DPR dan
DPRD, penetapan daftar calon anggota DPD,
dan penetapan Pasangan Calon.
TERMOHON SENGKETA

• untuk sengketa antara


KPU peserta dengan
penyelenggara Pemilu

Parpol Peserta
Pemilu, calon
Anggota DPR, • untuk sengketa
DPD, dan antarpeserta.
DPRD, atau
Paslon
PIHAK TERKAIT:
• Partai Politik Peserta Pemilu,
• calon anggota DPR dan DPRD yang tercantum
di dalam DCT,
• calon Anggota DPD,
• gabungan Partai Politik Peserta Pemilu,
dan/atau
• Pasangan Calon yang berpotensi dirugikan
atas penyelesaian sengketa proses Pemilu
BAKAL CALON SEBAGAI PEMOHON
• Bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD
Kabupaten/ kota yang tidak ditetapkan sebagai
DCS dapat mengajukan permohonan penyelesaian
sengketa proses pemilu yang diwakili oleh partai
politik sesuai tingkatannya.
• Bakal Calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan
DPRD Kabupaten/kota yang tercantum dalam DCS
tidak ditetapkan sebagai DCT dapat mengajukan
permohonan penyelesaian sengketa proses
pemilu yang diwakili oleh partai politik sesuai
tingkatannya.
KUASA HUKUM
• Para Pihak dalam Permohonan dapat didampingi/
diwakili oleh kuasa hukum berdasarkan surat kuasa
khusus dalam:
a. mengajukan Permohonan.
b. proses Mediasi.
c. proses Adjudikasi.
• Surat kuasa khusus harus didaftarkan di Sekretariat
pada saat mengajukan permohonan, proses
Mediasi, atau proses Adjudikasi.
• Kuasa hukum yang ditunjuk oleh Pemohon atau
pihak terkait merupakan advokat.
CARA PENYELESAIAN SENGKETA
• Penyelesaian sengketa
proses Pemilu dilaksanakan
dengan cara Mediasi
berdasarkan prinsip cepat
dan tanpa biaya.
• Penyelesaian sengketa
Proses Pemilu dilanjutkan
dengan cara Adjudikasi jika
melalui Mediasi tidak
mencapai kesepakatan.
KABUPATEN: MEDIASI DAN AJUDIKASI
 Mediasi atau Musyawarah yang
selanjutnya disebut Mediasi adalah
proses musyawarah secara sistematis
yang melibatkan para pihak untuk
memperoleh kesepakatan.

 Adjudikasi adalah proses persidangan


penyelesaian sengketa proses Pemilu.
KEWENANGAN BAWASLU DALAM
MENYELESAIKAN SENGKETA
• Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota berwenang menyelesaikan
sengketa proses Pemilu yang diakibatkan oleh
adanya keputusan KPU berdasarkan
jajarannya.
• Pasal 5
• Dalam melaksanakan kewenangan Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota
dilakukan dengan cara:
 menerima Permohonan penyelesaian sengketa
proses Pemilu;
 melakukan verifikasi formal dan verifikasi materiil
Permohonan penyelesaian sengketa proses
Pemilu;
 melakukan Mediasi antarpihak yang bersengketa;
 melakukan proses Adjudikasi sengketa proses
Pemilu; dan
 memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu.
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN
1) Jangka waktu bagi Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
dan Bawaslu Kabupaten/ Kota untuk menerima,
memeriksa, melakukan Mediasi atau melakukan
Adjudikasi, dan memutus penyelesaian
sengketa proses Pemilu paling lama 12 (dua
belas) hari sejak diterimanya Permohonan
sengketa proses Pemilu.
2) Permohonan dinyatakan diterima terhitung
sejak Permohonan diregister oleh Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu
Kabupaten/Kota.
3) Penghitungan hari mengacu pada standar
perubahan hari kerja pada jam 00.00 waktu
setempat.
CARA PENGAJUAN PERMOHONAN
• Permohonan disampaikan ke Bawaslu
• Permohonan disampaikan secara tertulis, baik
langsung maupun tidak langsung dan paling sedikit
memuat:
a. nama dan alamat pemohon;
b. pihak termohon; dan
c. keputusan KPU, yang menjadi sebab sengketa.
• Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu
disampaikan paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak
tanggal penetapan keputusan KPU yang menjadi
sebab sengketa.
ISI PERMOHONAN

IDENTITAS

POSITA/FUNDAMENTUM PETENDI

PETITUM
Penyelesaian Sengketa Pemilihan
Antarpeserta Pemilihan
1. Penyelesaian sengketa Pemilihan antarpeserta Pemilihan
dilaksanakan melalui musyawarah dengan acara cepat terhadap
peristiwa yang terjadi pada tahapan penyelenggaraan Pemilihan
dan mengakibatkan hak peserta Pemilihan dirugikan secara
langsung oleh peserta Pemilihan lainnya.
2. Penyelesaian sengketa Pemilihan antarpeserta Pemilihan
diselesaikan dan diputus di tempat peristiwa pada hari yang sama.
3. Penyelesaian sengketa Pemilihan antarpeserta Pemilihan dapat
dilaksanakan oleh Panwaslu Kecamatan berdasarkan mandat yang
diberikan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota.
4. Mandat ditetapkan dengan surat keputusan Bawaslu
Kabupaten/Kota setelah berkonsultasi kepada Bawaslu Provinsi.
ALASAN TIDAK MEMUTUS PADA HARI YANG SAMA
 akses geografis yang sulit dijangkau;
 akses komunikasi yang sulit terjangkau;
dan/atau
 keadaan yang menyebabkan Bawaslu
Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, atau
Panwaslu Kecamatan tidak dapat
memutus penyelesaian sengketa
Pemilihan antarpeserta Pemilihan pada
hari yang sama.
JANGKA WAKTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN
• Dalam hal penyelesaian sengketa Pemilihan
antarpeserta Pemilihan tidak dapat diputus
pada hari yang sama, Bawaslu Provinsi,
Bawaslu Kabupaten/Kota, atau Panwaslu
Kecamatan memutus paling lama 3 (tiga) Hari
terhitung sejak permohonan penyelesaian
sengketa Pemilihan antarpeserta Pemilihan
diajukan kepada Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/ Kota, atau Panwaslu Kecamatan.
DASAR PENYELESAIAN SENGKETA
• Penyelesaian sengketa Pemilihan antarpeserta Pemilihan
dengan musyawarah dilakukan oleh Bawaslu Provinsi,
Bawaslu Kabupaten/Kota, atau Panwaslu Kecamatan.
• Penyelesaian sengketa Pemilihan antarpeserta Pemilihan
didasarkan pada:
– permohonan yang diajukan oleh Pasangan Calon dan
dapat juga oleh tim kampanye Paslon kepada Bawaslu
Prov, Kab/Kota/Panwascam secara lisan atau tertulis ;
atau
– pertimbangan Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota, atau Panwaslu Kecamatan terhadap
peristiwa di tempat kejadian.
TAHAPAN PENYELESAIAN SENGKETA
• Penyelesaian sengketa Pemilihan antarpeserta Pemilihan
dilakukan melalui tahapan:
a. Menerima permohonan penyelesaian sengketa Pemilihan
antarpeserta Pemilihan, yang hasilnya dituangkan dalam
Formulir Model PSP- 19.
b. melakukan pemeriksaan permohonan penyelesaian sengketa
Pemilihan antarpeserta Pemilihan, yang hasilnya dituangkan
dalam Formulir Model PSP- 20 dan jika dinyatakan lengkap
dicatat dalam buku pencatatan sengketa antarpeserta
Pemilihan;
c. Mempertemukan pemohon dan termohon yang bersengketa
untuk musyawarah;
d. memeriksa bukti; dan
e. Memutus penyelesaian sengketa antarpeserta Pemilihan.
HASIL MUSYAWARAH

SEPAKAT
MUSYAWARAH
PENYELESAIAN
CEPAT
TIDAK SEPAKAT

PUTUSAN
PUTUSAN
• Hasil musyawarah dituangkan dalam berita acara
musyawarah dan ditandatangani oleh Bawaslu Provinsi/
Kab./Kota, atau Panwascam, pemohon dan termohon.
• Dalam hal musyawarah mencapai kesepakatan, Bawaslu
Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, atau Panwaslu
Kecamatan menuangkan kesepakatan dalam putusan.
• Dalam hal tidak mencapai kesepakatan, Bawaslu
Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, atau Panwaslu
Kecamatan, memutus penyelesaian sengketa
antarpeserta Pemilihan.
MEDIASI

1) Bawaslu, melakukan Mediasi terhadap


Permohonan yang telah diregister.
2) Bawaslu, menentukan jadwal pelaksanaan
Mediasi.
3) Bawaslu, melakukan pemanggilan para pihak
untuk menghadiri Mediasi menggunakan
formulir Model PSPP 11.
MEDIASI
Bawaslu, melakukan Mediasi terhadap
Permohonan yang telah diregister

Bawaslu, menentukan jadwal pelaksanaan


Mediasi.

Bawaslu, melakukan pemanggilan para pihak


untuk menghadiri Mediasi
KEWAJIBAN HADIR MEDIASI
• Mediasi wajib dihadiri Pemohon dan Termohon.
• Dalam hal Pemohon dan/atau Termohon tidak
menghadiri pemanggilan pertama, Bawaslu,
menentukan jadwal dan melakukan pemanggilan
kembali.
• Apabila Pemohon tidak menghadiri Mediasi setelah
dua kali dilakukan pemanggilan, Bawaslu,
menyatakan Permohonan gugur.
• Apabila Termohon tidak menghadiri Mediasi setelah
dua kali dilakukan pemanggilan, Bawaslu,
menyatakan Mediasi tidak mencapai Kesepakatan.
BAWASLU SEBAGAI MEDIATOR
• Bawaslu, menjadi mediator para pihak dalam
menyelesaikan sengketa dengan cara yang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.
• Bawaslu, dalam Mediasi berpegang pada asas
Pemilu dan prinsip penyelesaian sengketa Proses
Pemilu.
• Pelaksanaan Mediasi diselesaikan paling lama 2
(dua) hari dan dilaksanakan secara tertutup.
• Mediasi penyelesaian sengketa proses Pemilu
dipimpin oleh paling sedikit 1 (satu) mediator.
TAHAPAN MEDIASI
1. Pimpinan mediasi menyampaikan pernyataan
pembuka;
2. Penyampaian kronologis permasalahan dari
para pihak;
3. Perundingan kesepakatan penyelesaian
sengketa proses pemilu;
4. Penyusunan kesepakatan para pihak oleh
mediator; dan
5. Penandatangan berita acara kesepakatan
atau Ketidaksepakatan.
MEDIASI BERHASIL
• Dalam hal Mediasi mencapai kesepakatan,
Bawaslu, menuangkan dalam Berita Acara
Mediasi Tercapai Kesepakatan Formulir Model
PSPP 14 yang ditandatangani oleh para pihak dan
pimpinan Mediasi.
• Berita Acara sebagai dasar bagi Bawaslu, Bawaslu
dalam membuat Putusan.
• Putusan menggunakan Formulir PSPP 16.
• Putusan dibacakan oleh Pimpinan Mediasi dalam
forum Mediasi yang terbuka untuk umum.
MEDIASI TIDAK TERCAPAI
• Dalam hal Mediasi tidak mencapai kesepakatan,
Bawaslu, menuangkan dalam Berita Acara Mediasi
Tidak Tercapai Kesepakatan Formulir Model PSPP
14 yang ditandatangani oleh Para Pihak dan
Pimpinan Mediasi.
• Dalam hal mediasi tidak mencapai kesepakatan,
Bawaslu, melanjutkan penyelesaian sengketa
proses Pemilu melalui Adjudikasi.
• Pimpinan Mediasi memberitahukan waktu dan
tempat pelaksanaan Adjudikasi secara lisan dalam
forum Mediasi sebagai panggilan resmi.
KEADAAN LUAR BIASA
• Dalam hal terdapat suatu kejadian luar biasa, Mediasi dan/
atau Adjudikasi penyelesaian sengketa proses Pemilu di suatu
wilayah administrasi pengawas pemilu bersangkutan dapat
dilaksanakan atau dipindah ke tempat lainnya.
• Pemindahan lokasi didasarkan pada pertimbangan antara lain:
a. bencana alam;
b. kerusuhan;
c. peperangan;
d. kebakaran;
e. pemogokan massa;
f. ancaman keamanan/keselamatan; dan/atau
g. daerah pemekaran yang masih berada pada daerah induk.
TERIMA KASIH

DAMAI INDAH

Anda mungkin juga menyukai