Anda di halaman 1dari 27

TATA KERJA KODE ETIK DAN KODE

PERILAKU
KELOMPOK PENYELENGGARA
PEMUNGUTAN SUARA (KPPS)

BUDI HARTONO, S.E


(DIVISI SOSDIKLIH, PARMAS DAN SDM)
A. LATAR BELAKANG
• Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, dan Walikota dan Wakil Walikota (Pemilihan) akan dilaksanakan secara serentak pada tahun
2024;
• Pemilu Serentak akan mengurangi pemborosan waktu dan menekan konflik atau gesekan horizontal di
masyarakat pada masa-masa pemilu;
• beban kerja bagi Badan Adhoc menimbulkan adanya kelebihan jam kerja (overtime) yang berlebih dan
memunculkan korban jiwa yang banyak
• pembentukan KPPS dibutuhkan reformulasi kebijakan yang mengarahkan untuk meminimalisirkan
potensi kerawanan dengan memperkenalkan teknikalitas pemungutan dan penghitungan suara lebih dini
sehingga KPU dapat mengantisipasi kekurangan sebelum KPPS dilantik dan menjalani masa kerjanya;
• pengetahuan tentang tugas, kewajiban, dan resiko pelanggaran yang dilakukan harus dipahami oleh
Badan Adhoc terutama KPPS dalam proses penyelenggaraan Pemilu;
• penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan serentak dapat memenuhi asas langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil, sumber daya manusia yang terlibat sebagai penyelenggara Pemilu dan Pemilihan haruslah
merupakan sumber daya manusia professional, berkompeten, berdedikasi tinggi, dan berintegritas harus
diberikan pelatihan yang terstandarisasi.
B. DESKRIPSI SINGKAT
Tata Kerja KPPS termasuk didalamnya kedudukan, susunan, tugas
wewenang dan kewajiban, hubungan kerja, evaluasi kinerja,
pemberhentian, penggantian, dan pengambilalihan, juga memberikan
pemahaman kepada peserta tentang Kode Etik dan Kode Perilaku KPPS
yang meliputi :
• asas dan kode etik;
• kode perilaku, sumpah/janji, pakta integritas; dan
• mekanisme penanganan pelanggarannya, serta pedoman perilaku dan
pada pelaksanaan Pemilihan Umum
C. TUJUAN
• Peserta memahami Kedudukan, Susunan, Tugas, Wewenang,
Kewajiban, Hubungan Kerja, Evaluasi Kinerja, Pemberhentian, dan
Penggantian, serta Pengambilalihan Tugas Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara;
• Peserta memahami Kode Etik dan Kode Perilaku Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara, sehingga menjadikan Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara yang profesional, berintegritas dan
mandiri.
D. INDIKATOR HASIL BELAJAR
• Mampu menjelaskan Tugas, Wewenang, Kewajiban, Hubungan Kerja,
Evaluasi Kinerja, Pemberhentian, dan Penggantian, dan
Pengambilalihan Tugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara;

• Mampu menjelaskan Kode Etik dan Kode Perilaku, Mekanisme


Penanganan Kode Etik, Kode Perilaku, Sumpah/Janji, dan Pakta
Integritas yang dilakukan KPPS.
E. MATERI POKOK DAN SUBMATERI
POKOK
1.Tata Kerja KPPS
2.Kode Etik dan Kode Perilaku KPPS
Sub materi sebagai berikut :

• Kedudukan KPPS
• Susunan KPPS
• Tugas, Wewenang, dan Kewajiban KPPS
• Hubungan Kerja KPPS
• Evaluasi Kinerja KPPS
• Pemberhentian, Penggantian dan Pengambilalihan Tugas KPPS
• Kode Etik
• Kode Perilaku
• Mekanisme Penanganan Kode Etik, Kode Perilaku, Sumpah/Janji, dan Pakta
• Integritas
1. KEDUDUKAN
• PKPU Nomor 8 Tahun 2022 tentang Pembentukan dan Tata Kerja badan Adhoc Penyelenggara
Pemilu dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan Walikota dan
Wakil Walikota, KPPS dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan dan penghitungan
suara;
• KPPS berkedudukan di TPS, paling lambat 14 (empat belas) Hari sebelum pelaksanaan pemungutan
suara Pemilu atau Pemilihan dan dibubarkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah pemungutan
suara Pemilu atau Pemilihan;
• Apabila terjadi pemungutan dan/atau penghitungan suara ulang, Pemilu susulan atau Pemilu
lanjutan, dan Pemilihan susulan atau Pemilihan lanjutan, masa kerja KPPS diperpanjang, dan KPPS
dibubarkan paling lambat 2 (dua) bulan setelah pemungutan dan/atau penghitungan suara ulang,
Pemilu susulan atau Pemilu lanjutan, dan Pemilihan susulan atau Pemilihan lanjutan;
• pemungutan dan penghitungan suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua atau
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan Walikota Wakil Walikota
putaran kedua, masa kerja KPPS diperpanjang, dan KPPS dibubarkan paling lambat 1 (satu) bulan
setelah pemungutan suara putaran kedua
2. SUSUNAN
• Anggota KPPS berjumlah 7 (tujuh) orang yang berasal dari anggota
masyarakat di sekitar TPS yang memenuhi syarat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.
• Komposisi keanggotaan KPPS memperhatikan keterwakilan
perempuan paling sedikit 30% (tiga puluh persen).
• Susunan keanggotaan KPPS terdiri atas: 1 (satu) orang ketua
merangkap anggota; dan 6(enam) orang anggota. Ketua KPPS dipilih
dari dan oleh anggota KPPS.
3. TUGAS, WEWENANG DAN
KEWAJIBAN
a. Tugas KPPS : KPPS
• Mengumumkan daftar Pemilih tetap di TPS;
• Menyerahkan daftar Pemilih tetap kepada saksi peserta Pemilu yang hadir dan PengawasTPS
dan dalam hal peserta Pemilu tidak memiliki saksi, daftar pemilih tetap diserahkan kepada
peserta Pemilu;
• Melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS;
• Membuat berita acara dan sertifikat hasil pemungutan dan penghitungan suara dan wajib
menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Pengawas TPS, PPS, dan PPK melalui PPS;
• Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU,KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan
PPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
• Menyampaikan surat pemberitahuan kepada Pemilih sesuai dengan daftar Pemilih tetap untuk
menggunakan hak pilihnya di TPS; dan
• Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tugas anggota KPPS Pemilu 2024
Tugas anggota KPPS 1 (Ketua KPPS)
Ketua KPPS memiliki beberapa tugas utama dalam pemungutan suara di TPS,
antara lain:
• Memanggil pemilih sesuai dengan nomor urut kedatangan yang dituliskan pada
Model C6 dan memisahkan Model C6 berdasarkan jenis kelamin.
• Menandatangani surat suara.
• Memberikan 5 jenis surat suara kepada pemilih.
• Memberikan surat suara pengganti kepada pemilih jika terdapat surat suara yang
rusak atau salah coblos. Surat suara pengganti bisa diberikan paling banyak 1 kali.
• Membantu memasukkan surat suara ke dalam alat bantu coblos tunanetra dan
diserahkan kepada pemilih.
• Tugas anggota KPPS 5
• Anggota KPPS 5 memiliki 2 tugas utama sebagai berikut:
• Mengarahkan pemilih memasuki bilik suara yang kosong untuk memberikan hak suaranya.
• Membantu pemilih disabilitas maupun pemilih yang memerlukan bantuan untuk memberikan suara jika
diminta oleh pemilih tersebut.
• Tugas anggota KPPS 6
• Anggota KPPS 6 mempunyai 3 tugas, yaitu:
• Membantu mengarahkan pemilih untuk memasukkan surat suara ke dalam kotak suara sesuai dengan
jenisnya.
• Memastikan bahwa seluruh surat suara yang telah digunakan oleh pemilih dimasukkan ke dalam kotak
suara.
• Mengarahkan pemilih menuju meja KPPS 7 yang berada di dekat pintu keluar TPS.
• Tugas anggota KPPS 7
• Di bawah ini tugas anggota KPPS 7, yakni:
• Mengarahkan pemilih untuk mencelupkan salah satu jari tangannya ke tinta dan memastikan bahwa tinta
sudah membasahi kuku jari.
• Memastikan pemilih tidak menghapus tinta yang sudah menempel di jari tangan.
• Mempersilakan pemilih keluar dari TPS.
• Tugas anggota KPPS 2
• Anggota KPPS kedua bertugas untuk mempersiapkan surat suara yang akan
dibuka dan dinyatakan sah atau tidaknya surat suara tersebut oleh ketua KPPS.
• Tugas anggota KPPS 3
• Anggota KPPS 3 berkewajiban untuk mencatat jumlah pemilih, jumlah surat
suara, serta sertifikat hasil perhitungan suara menggunakan formulir Model C1-
KWK.
• Tugas anggota KPPS 4
• Anggota KPPS 4 mencatat hasil penelitian terhadap setiap lembar surat suara
yang diumumkan oleh ketua KPPS menggunakan formulir catatan hasil
perhitungan suara untuk setiap pasangan calon.
b. Wewenang KPPS :
• Mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS;
• Melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi,
KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan; dan
• Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
C. Kewajiban KPPS :
• Menempelkan Daftar Pemilih Tetap di TPS;
• Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh saksi,
Pengawas TPS, Panwaslu Kelurahan/Desa, peserta Pemilu, dan masyarakat pada
hari pemungutan suara;
• Menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan suara dan
setelah kotak suara disegel;
• Menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS dan Panwaslu Kelurahan/Desa;
• Menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara dan sertifikat hasil
penghitungan suara kepada PPK melalui PPS pada hari yang sama;
• Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan; dan
• Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 Tugas, wewenang, dan kewajiban Ketua KPPS dalam persiapan
penyelenggaraan pemungutan suara dan penghitungan suara :
1. Memberi penjelasan tentang tugas yang harus dilaksanakan kepada
anggota KPPS dan Petugas Ketertiban TPS;
2. Mengumumkan tempat dan waktu pelaksanaan pemungutan suara;
3. Menandatangani surat pemberitahuan untuk memberikan suara kepada
Pemilih pada Daftar Pemilih Tetap;
4. Menyampaikan salinan daftar Pemilih sementara kepada saksi yang
mewakili peserta Pemilu atau Pemilihan di tingkat kelurahan/desa atau
yang disebut dengan nama lain;
5. Memimpin kegiatan penyiapan TPS; dan
6. Menerima saksi yang memiliki surat mandat yang ditandatangani oleh
peserta Pemilu atau Pemilihan.
 Tugas, wewenang, dan kewajiban Ketua KPPS dalam rapat
pemungutan suara di TPS :
1. Memimpin kegiatan KPPS;
2. Memimpin pelaksanaan kegiatan pemungutan suara;
3. Membuka rapat pemungutan suara tepat waktu;
4. Memandu pengucapan sumpah/janji para anggota KPPS dan saksi yang
hadir;
5. Menandatangani berita acara bersama-sama paling sedikit 2 (dua) orang
anggota KPPS;
6. Menandatangani tiap lembar surat suara;
7. Memberikan penjelasan terkait dengan ketersediaan dan tata cara
penggunaan alat bantu tunanetra (template); dan
8. Mengakhiri kegiatan pemungutan suara tepat waktu.
 Tugas, wewenang, dan kewajiban Ketua KPPS dalam rapat
penghitungan suara di TPS :
1. Memimpin pelaksanaan penghitungan suara;
2. Menandatangani berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara bersama-sama paling
sedikit 2 (dua) orang anggota KPPS, dan dapat ditandatangani oleh saksi yang memiliki
surat mandat dari peserta Pemilu atau Pemilihan;
3. Memberikan 1 (satu) rangkap salinan berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara
kepada saksi peserta Pemilu atau Pemilihan, Panwaslu Kelurahan/Desa dan PPK melalui
PPS;
4. Menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS dan Panwaslu Kelurahan/Desa; dan
5. Menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, sertifikat hasil penghitungan
suara dan alat kelengkapan pemungutan suara kepada PPK melalui PPS pada hari yang
sama, dengan mendapat pengawalan dari Petugas Ketertiban TPS;
6. Dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban Ketua KPPS bertanggung jawab
kepada PPS melalui Ketua PPS. Anggota KPPS bertanggung jawab kepada Ketua KPPS, dan
bertugas membantu melaksanakan tugas Ketua KPPS.
4. HUBUNGAN KERJA
• KPPS bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan tahapan Pemilu
atau Pemilihan kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPS;
• KPPS berkoordinasi dengan perangkat rukun tetangga atau yang
disebut dengan nama lain, rukun warga atau yang disebut dengan
nama lain, Pengawas TPS, peserta Pemilu atau Pemilihan, Pemilih,dan
pihak terkait lain pada tingkat TPS;
• KPPS wajib melaporkan kinerja penyelenggaraan tahapan Pemilu atau
Pemilihan kepada PPS paling sedikit 1 (satu) kali dalam masa kerjanya.
5. EVALUASI KINERJA
Pada akhir masa jabatan KPPS, dilakukan penilaian kinerja
dengan mempertimbangkan aspek:
• Pelaksanaan tahapan Pemilu atau Pemilihan pada tingkatan
KPPS;
• Penegakan kode etik, kode perilaku, sumpah/janji, dan pakta
integritas penyelenggara Pemilu; dan
• Hasil laporan.
6. PEMBERHENTIAN KPPS
Anggota KPPS diberhentikan oleh KPU Kabupaten/Kota, karena :
• Meninggal dunia;
• Berhalangan tetap, meliputi keadaan tidak diketahui keberadaannya, dan tidak mampu melaksanakan
tugas secara permanen.
• Mengundurkan diri dengan alasan yang dapat diterima; atau
• Diberhentikan dengan tidak hormat, apabila:
a. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota KPPS;
b. Melanggar sumpah/janji jabatan dan/atau kode etik;
c. Tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajiban tanpa alasan yang sah;
d. Dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana Pemilu dan/atau tindak pidana lainnya;
• Tidak menghadiri rapat pleno yang menjadi tugas dan kewajibannya tanpa alasan yang jelas; atau
• Melakukan perbuatan yang terbukti menghambat KPU kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS dalam
mengambil keputusan dan penetapan sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. PENGGANTIAN ANGGOTA KPPS
Penggantian KPPS dilakukan dengan ketentuan:
• Anggota KPPS digantikan oleh calon anggota KPPS peringkat berikutnya
berdasarkan hasil seleksi yang ditetapkan oleh PPS atas nama Ketua KPU
Kabupaten/Kota dengan Keputusan;
• Penggantian dilaporkan kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK.
• Dalam hal peringkat berikutnya tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota
KPPS atau tidak tersedianya calon pengganti dalam peringkat berikutnya,
PPS memilih calon anggota KPPS dengan menunjuk masyarakat setempat
yang memenuhi persyaratan. KPU Kabupaten/Kota melaporkan penggantian
anggota KPPS kepada KPU melalui KPU Provinsi menggunakan SIAKBA.
• Penggantian anggota KPPS tidak dilakukan dalam hal pemungutan dan
penghitungan suara di tingkat TPS telah dilakukan.
 Penggantian Anggota KPPS dilakukan dengan mekanisme:
• PPS melakukan verifikasi dan klarifikasi terhadap persyaratan calon
pengganti anggota KPPS.
• PPS mengambil keputusan penggantian melalui rapat pleno yang
dituangkan dalam berita acara berdasarkan hasil verifikasi dan klarifikasi.
• PPS menyampaikan hasil verifikasi dan klarifikasi kepada KPU
Kabupaten/Kota untuk mendapat persetujuan.
• PPS atas nama Ketua KPU Kabupaten/Kota menetapkan penggantian
anggota KPPS dengan menggunakan format keputusan PPS atas nama
Ketua KPU Kabupaten/Kota sebagaimana yang tercantum Lampiran II
Keputusan KPU Nomor 476 Tahun 2022.
• PPS melantik dan meminta tanda tangan pakta integritas kepada calon
pengganti anggota KPPS yang ditetapkan sesuai dengan masa kerja
8. PENGAMBILALIHAN TUGAS

“ Apabilaterjadi hal-hal yang mengakibatkan KPPS


tidak dapat menjalankan tugasnya, tahapan
penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan
dilaksanakan oleh PPS”.
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU KPPS
Untuk menjaga integritas dan profesionalitas, KPPS wajib berpedoman pada kode
perilaku:
• Netral atau tidak memihak salah satu Peserta Pemilu dan/atau tim kampanye;
• Menghindari intervensi dari pihak lain dalam pengambilan keputusan sebagai
Penyelenggara Pemilu;
• Tidak memakai, membawa, atau mengenakan simbol, lambang atau atribut yang
secara jelas menunjukkan keberpihakan kepada Peserta Pemilu; dan
• Tidak memberitahukan dan menanyakan pilihan politiknya kepada orang lain.
• Menyampaikan informasi yang benar kepada publik sesuai dengan data dan/atau
fakta.
• Melayani pemilih dalam memenuhi hak konstitusionalnya;
• Memperlakukan dan memberi kesempatan yang sama setiap Peserta Pemilu;
• Menaati aturan dan prosedur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan;
• Tidak memberikan tafsiran pribadi terhadap suatu aturan yang sudah ditetapkan. Memberikan
akses dan pelayanan kepada Pemilih, Peserta Pemilu, dan para pemangku kepentingan lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• Memanfaatkan teknologi informasi dalam rangka sosialisasi dan penyebarluasan informasi Pemilu.
• Menjamin kualitas pelayanan kepada pemilih, Peserta Pemilu dan para pemangku kepentingan
sesuai dengan standar profesional administrasi Penyelenggaraan Pemilu;
• Bertindak berdasarkan standar operasional prosedur dan substansi profesi administrasi Pemilu dan
Pemilihan;
• Berani menghadapi dan menerima konsekuensi keputusan;
• Menciptakan kondisi yang kondusif dalam Penyelenggaraan Pemilu.
• Menyampaikan informasi terkait kepemiluan kepada penyandang disabilitas, minoritas, dan
kelompok marginal;
• Memberikan pelayanan kepada penyandang disabilitas, minoritas, dan kelompok marginal untuk
menggunakan hak pilihnya; dan
• Memberikan kesempatan yang sama kepada penyandang disabilitas, minoritas dan kelompok
marginal untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pemilu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai