Anda di halaman 1dari 99

FRITS R. MUNTU, S.

Sos
SEKRETARIS DAERAH

TEKNIS PELAKSANAAN
PEMILIHAN HUKUM TUA
DASAR HUKUM
UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PP NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG


PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 6
TAHUN 2014 TENTANG DESA
PERMENDAGRI NOMOR 112 TAHUN 2014
TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA

PERDA KAB. MINAHASA NOMOR 1 TAHUN


2016 TENTANG PEMILIHAN HUKUM TUA

PERBUP MINAHASA NOMOR 20 TAHUN 2016


TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
PERDA KAB. MINAHASA NOMOR 1 TAHUN 2016
TENTANG PEMILIHAN HUKUM TUA
DASAR HUKUM

PERBUP MINAHASA NOMOR 10 TAHUN 2017


TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI
MINAHASA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN
DAERAH KABUPATEN MINAHASA NOMOR 1 TAHUN
2016 TENTANG PEMILIHAN HUKUM TUA.
PERBUP MINAHASA NOMOR 13 TAHUN 2022
TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN
BUPATI MINAHASA NOMOR 20 TAHUN 2016
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA
NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMILIHAN HUKUM
TUA
DASAR HUKUM

SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR


141/6698/SJ TANGGAL 10 DESEMBER 2020 TENTANG
JUMLAH PEMILIH DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
PEMILIHAN KEPALA DESA SERENTAK DI ERA
PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19).

SURAT MENTERI DALAM NEGERI NOMOR


141/1115/BPD TANGGAL 8 MARET 2021 PERIHAL
PENERAPAN PEMILIHAN KEPALA DESA SERENTAK
MELALUI E-VOTING.
TAHAPAN PILHUT

• TAHAPAN PERSIAPAN
• TAHAPAN PENCALONAN
• TAHAPAN
PEMUNGUTAN SUARA
• TAHAPAN PENETAPAN
TAHAPAN PERSIAPAN

Meliputi :

1. PEMBENTUKAN PANITIA PEMILIHAN;


2. PENGAJUAN PERENCANAAN DAN
PERSETUJUAN BIAYA PEMILIHAN;
3. PEMUTAKHIRAN DPS;
4. PENETAPAN DAN PENGUMUMAN DPT.
TAHAPAN PERSIAPAN
PEMILIHAN HUKUM TUA
DIMULAI SETELAH ADA
PENETAPAN BUPATI TENTANG
DESA-DESA YANG AKAN
MELAKSANAKAN PEMILIHAN
HUKUM TUA
 Susunan Panitia Daerah ditetapkan dengan Keputusan
Bupati
I. Panitia Daerah, terdiri dari :
a. Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah;
b. Unsur Satuan tugas penanganan COVID-2019 Daerah;
c. Unsur terkait lainnya.
II. Dalam kondisi bencana non alam COVID-19 Bupati
membentuk Panitia Kecamatan, yang terdiri dari :
a. Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan;
b. Unsur Satuan tugas penanganan COVID-2019
Kecamatan;
c. Unsur terkait lainnya.
TUGAS PANITIA DAERAH
a. merencanakan, mengkoordinasikan dan menyelenggarakan
semua tahapan pelaksanaan pemilihan di Daerah;
b. melakukan bimbingan teknis pelaksanaan pemilihan Hukum
Tua terhadap Panitia Pemilihan Hukum Tua di desa;
c. menetapkan jumlah surat suara dan kotak suara;
d. menfasilitasi pencetakan surat suara dan pembuatan kotak
suara serta perlengkapan pemilihan lainnya;
e. menyampaikan surat suara dan kotak suara dan perlengkapan
pemilihan lainnya kepada panitia pemilihan;
f. menfasilitasi penyelesaiaan permasalahan pemilihan Hukum
Tua di Daerah;
g. melakukan pengawasan penyelengaraan pemilihan Hukum
Tua dan melaporkan serta membuat rekomendasi kepada
Bupati;
h. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan.
TUGAS PANITIA KECAMATAN
a. Melakukan sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan
dalam pelaksanaan pemilihan Hukum Tua kepada Panitia
Pemilihan di Desa, calon Hukum Tua, masyarakat Desa
dan Satuan tugas penanganan COVID-19 Desa serta
unsur terkait lainnya;
b. Mengawasi penerapan protokol kesehatan dalam
pemilihan Hukum Tua;
c. Mengawasi seluruh tahapan pelaksanaan pemilihan
Hukum Tua;
d. Menyampaikan hasil pengawasan penerapan protokol
kesehatan dalam pemilihan Hukum Tua kepada Ketua
Panitia Daerah.
1. Pembentukan Panitia Pemilihan
A. PANITIA PEMILIHAN TERDIRI DARI UNSUR PERANGKAT DESA, LEMBAGA
KEMASYARAKATAN DAN TOKOH MASYARAKAT DESA DENGAN
PERSYARATAN :
1. Penduduk/masyarakat desa yang bersangkutan
2. Berpendidikan minimal Sekolah Menengah Pertama atau
sederajat
3. Berusia minimal 20 tahun
B. Pembentukan Panitia Pemilihan dilaksanakan selama 4 (empat)
hari yaitu tanggal 11-14 Maret 2022, dan disampaikan kepada
Bupati melalui Camat
C. Panitia Pemilihan harus bersikap dan bertindak netral dengan
memberikan perlakuan yang sama kepada semua Calon HT
D. Panitia Pemilihan dapat berkoordinasi dengan Panitia Pemilihan
Daerah dan/atau Panitia Kecamatan untuk mendapatkan petunjuk-
petunjuk teknis yang berhubungan dengan pelaksanaan Pilhut
 STRUKTUR PANITIA PEMILIHAN TERDIRI ATAS :
 1 (satu) orang ketua merangkap anggota;
 1 (satu) orang wakil ketua merangkap anggota;
 1 (satu) orang sekretaris merangkap anggota;
 1 (satu) orang bendahara merangkap anggota;
 Anggota- anggota;
 KEANGGOTAAN PANITIA PEMILIHAN
- 7 (tujuh) orang, untuk jumlah penduduk desa sampai
dengan 1.000 jiwa
- 9 (sembilan) orang, untuk jumlah penduduk desa 1.001
jiwa s.d. 2.000 jiwa
- 11 (sebelas) orang, untuk jumlah penduduk desa ± 2.000
Jiwa
TUGAS PANITIA PEMILIHAN
a. merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan,
mengawasi dan mengendalikan semua tahapan
pelaksanaan pemilihan;
b. merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada
Bupati melalui Camat;
c. melakukan pendaftaran dan penetapan pemilih;
d. mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon;
e. menetapkan calon yang telah memenuhi persyaratan;
f. menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan;
g. menetapkan tata cara pelaksanaan kampanye;
…..…. TUGAS PANITIA PEMILIHAN
h. memfasilitasi penyediaan peralatan, perlengkapan
dan tempat pemungutan suara;
i. melaksanakan pemungutan suara;
j. menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara
dan mengumumkan hasil pemilihan;
k. menetapkan calon Hukum Tua terpilih;
l. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pemilihan, termasuk mempertanggungjawabkan
biaya pemilihan yang digunakan.
 Dalam pelaksanaan pemilihan Hukum Tua dimasa Pandemi
Covid-19, pada Desa dengan jumlah Pemilih lebih dari 1.000
(seribu) jiwa, dan/atau lebih dari 1 (satu) TPS, BPD dapat
menunjuk Pembantu Panitia Pemilihan
 Penentuan jumlah pembantu Panitia Pemilihan dengan
memperhatikan pembagian tugas Panitia Pemilihan, dan
kemampuan keuangan.
 Penunjukan Pembantu Panitia Pemilihan sebagaimana
dimaksud ditetapkan dengan keputusan BPD.
 Anggota Panitia Pemilihan yang mencalonkan diri sebagai
Hukum Tua harus mengundurkan diri secara tertulis kepada
BPD untuk dilaporkan kepada Bupati melalui camat
 Jumlah anggota Panitia Pemilihan berjumlah ganjil dan
memperhatikan keterwakilan perempuan dan wilayah
 Pembentukan dan susunan Panitia Pemilihan
ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dilantik oleh
pimpinan BPD
 Pada saat pelantikan, Panitia Pemilihan wajib
menandatangani surat pernyataan bersedia bersikap
netral dan tidak memihak salah satu calon Hukum
Tua selama menjalankan tugas sebagai Panitia
Pemilihan
 SEKRETARIAT PANITIA PEMILIHAN DAERAH
BERTEMPAT DI DINAS PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DAN DESA
 PANITIA PEMILIHAN DAPAT DILENGKAPI
DENGAN PETUGAS TEKNIS SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN
 PANITIA PEMILIHAN SECARA BERJENJANG
DAPAT MENGAMBIL KEPUTUSAN APABILA
TIMBUL PERMASALAHAN DALAM PEMILIHAN
HUKUM TUA
2. Pengajuan Perencanaan dan
Persetujuan Biaya Pemilihan
BIAYA PEMILIHAN HUKUM TUA
 Biaya pemilihan Hukum Tua dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Minahasa, berupa :
1. Pengadaan surat suara,
2. Pengadaan kelengkapan peralatan lainnya,
3. Honorarium Panitia Pemilihan,
4. Biaya pelantikan, dan
5. Biaya Pengamanan
Dana bantuan yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa digunakan untuk
kebutuhan pada pelaksanaan pemungutan suara,
yang tidak dibiayai oleh APBD
Panitia Pemilihan dapat mengupayakan sumber
dana lainnya yang berasal dari swadaya
masyarakat, atau pihak penyumbang (donatur)
yang sah dan tidak mengikat
Panitia Pemilihan tidak diperkenankan
memungut biaya pendaftaran bagi bakal calon
Hukum Tua
 Panitia Pemilihan menyampaikan perencanaan
biaya pemilihan kepada Bupati melalui Camat
setelah pelaksanaan sosialisasi/pembekalan,
dengan jangka waktu selama 7 (tujuh) hari
yaitu tanggal 17-23 Maret 2022.
 Bupati memberikan persetujuan terhadap
perencanaan biaya pemilihan selambatnya 3
(tiga) hari terhitung sejak berakhirnya batas
waktu penyampaian perencanaan biaya dari
Panitia Pemilihan
 Panitia Pemilihan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penggunaan dana pemilihan
Hukum Tua yang bersumber dari APBD kepada Bupati
melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
selambatnya 7 (tujuh) hari setelah pelantikan Hukum
Tua Terpilih
 Panitia Pemilihan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban biaya pemilihan Hukum Tua
yang bersumber dari APB Desa dan sumber dana
lainnya di luar APBD kepada Hukum Tua dan BPD
selambatnya 7 (tujuh) hari setelah pelantikan Hukum
Tua Terpilih
3. Pemutakhiran DPS
1. Pemilih yang menggunakan hak pilih, harus terdaftar sebagai
pemilih, dan memenuhi persyaratan:
a. penduduk Desa yang pada hari pemungutan suara pemilihan
Hukum Tua sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau
sudah/pernah menikah ditetapkan sebagai pemilih
b. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya
c. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
d. berdomisili di desa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan
sebelum disahkannya DPS yang dibuktikan dengan Kartu
Tanda Penduduk atau surat keterangan penduduk
2. Pemilih yang telah terdaftar dalam daftar pemilih ternyata tidak
lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud diatas, tidak dapat
menggunakan hak memilih
 Daftar pemilih dimutakhirkan dan divalidasi sesuai
data penduduk di desa dengan mengacu pada DPT
pada Pemilihan Umum terakhir dalam jangka waktu 7
(tujuh) hari yaitu pada tanggal 17-23 Maret 2020.
Pemutakhiran dilakukan karena:
1. memenuhi syarat usia pemilih, yang sampai
dengan hari dan tanggal pemungutan suara
pemilihan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun,
2. belum berumur 17 tahun, tetapi sudah/pernah
menikah,
3. telah meninggal dunia,
4. pindah domisili ke desa lain, dan
5. belum terdaftar
 Berdasarkan daftar pemilih sebagaimana dimaksud
diatas, Panitia pemilihan menyusun dan menetapkan
Daftar Pemilih Sementara (DPS)
 DPS harus mencantumkan nama pemilih, tempat lahir,
tanggal lahir, umur, status perkawinan, jenis kelamin dan
alamat tempat tinggal (sesuai jaga)
 DPS diumumkan oleh Panitia Pemilihan pada tempat-
tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat
 Jangka waktu pengumuman selama 3 (tiga) hari yaitu
tanggal 24-26 Maret 2022
 Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud diatas,
pemilih atau anggota keluarga dapat mengajukan usul
perbaikan mengenai penulisan nama dan/atau identitas
lainnya secara tertulis
 Selain usul perbaikan, pemilih atau anggota
keluarga dapat memberikan informasi yang
meliputi :
1. Pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia
2. Pemilih sudah tidak berdomisili di desa tersebut
3. Pemilih yang sudah nikah di bawah umur 17
tahun
4. Pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak
memenuhi syarat sebagai pemilih
 Apabila usul perbaikan dan informasi diterima,
Panitia Pemilihan segera mengadakan perbaikan
DPS
 Pemilih yang belum terdaftar, secara aktif
melaporkan kepada Panitia Pemilihan untuk
didaftarkan sebagai Pemilih Tambahan
 Pencatatan Data Pemilih Tambahan, dilaksanakan
paling lambat 3 (tiga) hari (setelah penetapan hari
dan tanggal pemilihan oleh Bupati)
 Daftar Pemilih Tambahan diumumkan oleh Panitia
Pemilihan pada tempat-tempat/lokasi yang mudah
dijangkau oleh masyarakat
 Jangka waktu pengumuman Daftar Pemilih
Tambahan, dilaksanakan selama 3 (tiga) hari
terhitung sejak berakhirnya jangka waktu
penyusunan Daftar Pemilih Tambahan
4. Penetapan dan Pengumuman
DPT
 Panitia Pemilihan menetapkan Daftar Pemilih Sementara
yang sudah diperbaiki dan Daftar Pemilih Tambahan
sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT) selama 3 (tiga) hari
 DPT diumumkan di tempat-tempat yang strategis di desa
untuk diketahui oleh masyarakat
 Jangka waktu pengumuman DPT selama 3 (tiga) hari
terhitung sejak berakhirnya jangka waktu penyusunan DPT
 Untuk keperluan pemungutan suara di Tempat
Pemungutan Suara (TPS), Panitia Pemilihan menyusun
Salinan DPT untuk TPS
 Rapat penetapan DPT dilaksanakan sebelum
pelaksanaan kampanye calon Hukum Tua
 Penetapan DPT dilakukan setelah diteliti dan
dimusyawarahkan dalam rapat panitia yang
dihadiri oleh para Calon Hukum Tua
 DPT sudah mencakup calon pemilih yang
berusia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah
menikah sampai pada hari pemungutan suara
 DPT dituangkan dalam Berita Acara
 DPT yang sudah disahkan oleh panitia pemilihan
tidak dapat diubah
 Apabila ada pemilih yang meninggal dunia,
Panitia Pemilihan membubuhkan catatan
“meninggal dunia” dalam DPT pada kolom
keterangan
 Rekapitulasi jumlah pemilih tetap disampaikan
kepada Panitia Pemilihan Kabupaten untuk
digunakan sebagai bahan penyusunan kebutuhan
surat suara dan alat perlengkapan pemilihan,
selambatnya 3 (tiga) hari setelah DPT diumumkan
TAHAPAN PENCALONAN

Meliputi :

1. Pembukaan pendaftaran dan Penjaringan Bakal


Calon;
2. Penyaringan Bakal Calon dan Penetapan Calon;
3. Pengundian nomor urut dan pengumuman calon;
4. Penetapan dan Pengumuman Tanggal
Pelaksanaan Pemungutan Suara;
5. Kampanye;
6. Masa tenang.
1. PEMBUKAAN PENDAFTARAN DAN PENJARINGAN
BAKAL CALON
1. Panitia Pemilihan setelah dilantik wajib mengikuti
pembekalan
2. Panitia Pemilihan membuka pendaftaran bakal calon Hukum
Tua selambatnya 5 (lima) hari setelah pembekalan.
Pembukaan Pendaftaran dilaksanakan serentak di semua
desa pada tanggal 20 MARET 2022.
3. Panitia Pemilihan mengumumkan dibukanya pencalonan
Hukum Tua kepada masyarakat desa dalam jangka waktu 9
(sembilan) hari yaitu tanggal 20-28 Maret 2022.
4. Panitia Pemilihan menyampaikan waktu pembukaan
pendaftaran dan penutupan pendaftaran baik secara tertulis
di Sekretariat Panitia Pemilihan maupun secara lisan sesuai
dengan kebiasaan di desa
……….. 1. PEMBUKAAN PENDAFTARAN DAN
PENJARINGAN BAKAL CALON

5. Penjaringan Bakal Calon Hukum Tua dilaksanakan


berdasarkan pendaftaran secara langsung oleh Bakal Calon
kepada Panitia Pemilihan dengan memasukkan berkas
administrasi persyaratan
6. Pengambilan dokumen pencalonan dan pemasukan kembali
dokumen pencalonan dilakukan langsung oleh bakal calon
Hukum Tua di Sekretariat Panitia Pemilihan
7. Tahapan dapat dilanjutkan apabila bakal calon yang
mendaftar minimal 2 (dua) orang
8. Apabila selang jangka waktu 9 (sembilan hari), jumlah
bakal calon minimal tidak terpenuhi, maka Panitia Pemilihan
membuka pendaftaran kembali selama 5 (lima) hari
PERSYARATAN CALON HUKUM TUA
 Calon yang ditetapkan dan berhak dipilih sebagai Calon
Hukum Tua adalah calon yang sudah memenuhi persyaratan
yang berlaku
 Calon Hukum Tua wajib memenuhi persyaratan:
a. Warga Negara Republik Indonesia,
b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah
pertama atau sederajat
…. PERSYARATAN CALON HUKUM TUA
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat
mendaftar
f. bersedia dicalonkan menjadi Hukum Tua
g. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara
h. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih,
kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana
penjara, dan mengumumkan secara jujur, dan terbuka kepada
publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta
bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang-ulang;
…. PERSYARATAN CALON HUKUM TUA
i. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap
j. berbadan sehat
k. tidak pernah menjabat sebagai Hukum Tua selama 3
(tiga) kali masa jabatan
l. memiliki kemampuan kepemimpinan
m. menyampaikan laporan harta kekayaan
n. Mengundurkan diri dari jabatan sebagai pengurus
partai politik
o. sudah di vaksin COVID-19 paling sedikit dosis 2 (dua);
p. bebas tuntutan ganti rugi bagi ASN
KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI
a. surat permohonan
b. surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi Hukum
Tua
c. surat keterangan sebagai bukti Warga Negara
Indonesia dari Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kependudukan;
d. Surat Pernyataan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
e. Surat Pernyataan memegang teguh dan mengamalkan
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika
……. KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI
f. Surat Keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri bahwa tidak
pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih.
g. Surat Keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri bahwa tidak
sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
h. Surat keterangan berbadan sehat dari Rumah Sakit Umum
Daerah DR. Sam Ratulangi Tondano
i. surat keterangan tidak pernah menjabat sebagai Hukum Tua
selama 3 (tiga) kali masa jabatan dari Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pemberdayaan masyarakat dan Desa
…… KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI

j. Surat pernyataan tidak pernah menjabat sebagai


Hukum Tua selama 3 (tiga) kali masa jabatan dari
yang bersangkutan
k. Surat Keterangan Catatan Kepolisian dari Kepolisian
Resor setempat.
l. izin tertulis dari pejabat pembina kepegawaian bagi
Bakal Calon yang berasal dari Aparatur Sipil Negara
m. Izin tertulis dari atasan yang berwenang bagi Bakal
Calon Hukum Tua yang berasal dari TNI/POLRI dan
BUMN/BUMD
……. KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI
n. Salinan ijazah pendidikan formal dari tingkat dasar sampai
dengan ijazah terakhir yang telah disahkan oleh pejabat
yang mempunyai kewenangan untuk itu, dalam hal ini
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan apabila
salinan ijazah pendidikan formal tersebut telah hilang
maka harus memasukkan surat keterangan dari Lembaga
Pendidikan yang mengeluarkan ijazah tersebut
o. Salinan akte kelahiran/surat kenal lahir yang telah
disahkan oleh Perangkat Daerah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kependudukan
p. salinan akte nikah bagi yang sudah menikah yang telah
disahkan oleh Perangkat Daerah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kependudukan
……. KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI

q. salinan Kartu Tanda Penduduk yang telah


disahkan oleh Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kependudukan
r. salinan kartu keluarga yang telah disahkan oleh
Perangkat Daerah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kependudukan
s. Daftar Riwayat Hidup
t. Laporan Harta Kekayaan
u. Surat pengunduran diri dari jabatan sebagai
pengurus partai politik
…… KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI
v. Surat pernyataan bersedia dibebaskan sementara dari
jabatannya selama menjadi Hukum Tua tanpa kehilangan
hak sebagai pegawai negeri sipil, bagi bakal calon Hukum
Tua yang berasal dari pegawai negeri sipil atau bersedia
dibebaskan sementara dari tugas jabatan dan tugas
kedinasan bagi bakal calon Hukum Tua yang berasal dari
pegawai BUMN/BUMD
w. Pas Foto (warna) ukuran 4x6 cm sebanyak 4 (empat)
lembar
x. Foto copy sertifikat bukti vaksin 2 (dua) kali
y. surat keterangan bebas tuntutan ganti rugi bagi ASN dari
Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan.
 Kelengkapan persyaratan yang berlaku, dimasukkan kepada
Panitia Pemilihan sebanyak 3 (tiga) rangkap
 Panitia Pemilihan menyerahkan 1 (satu) rangkap
persyaratan administrasi calon Hukum Tua kepada Camat
dan 1 (satu) rangkap persyaratan administrasi calon Hukum
Tua kepada Panitia Pemilihan Daerah untuk diverifikasi
 Hukum Tua yang akan mencalonkan diri kembali diberi cuti
sejak ditetapkan sebagai calon sampai dengan selesainya
pelaksanaan penetapan calon terpilih
 Selama masa cuti, Hukum Tua dilarang menggunakan
fasilitas pemerintah desa untuk kepentingan sebagai calon
Hukum Tua
 Dalam hal Hukum Tua cuti, Sekretaris Desa melaksanakan
tugas dan kewajiban Hukum Tua
 Pimpinan dan/atau anggota BPD yang mencalonkan diri
dalam pemilihan Hukum Tua diberi cuti terhitung sejak yang
bersangkutan terdaftar sebagai bakal calon Hukum Tua
sampai dengan selesainya pelaksanaan penetapan calon
terpilih
 Perangkat Desa yang mencalonkan diri dalam pemilihan
Hukum Tua diberi cuti terhitung sejak yang bersangkutan
terdaftar sebagai bakal calon Hukum Tua sampai dengan
selesainya pelaksanaan penetapan calon terpilih
 Tugas Perangkat Desa dirangkap oleh Perangkat Desa
lainnya yang ditetapkan dengan keputusan Hukum Tua
 Aparatur Sipil Negara yang mencalonkan diri dalam
pemilihan Hukum Tua harus mendapatkan izin tertulis dari
pejabat pembina kepegawaian
 Dalam hal Aparatur Sipil Negara terpilih dan diangkat
menjadi Hukum Tua, yang bersangkutan dibebaskan
sementara dari jabatannya selama menjadi Hukum Tua
tanpa kehilangan hak sebagai Pegawai Negeri Sipil
 Aparatur Sipil Negara yang terpilih dan diangkat menjadi
Hukum Tua berhak mendapatkan tunjangan Hukum Tua
dan penghasilan lainnya yang sah
 Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia (POLRI) yang mencalonkan diri diri
dalam pencalonan Hukum Tua selain harus memenuhi
persyaratan juga harus mendapatkan ijin tertulis dari
pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
 Dalam hal TNI/POLRI terpilih dan diangkat menjadi
Hukum Tua, yang bersangkutan dibebaskan
sementara dari jabatannya selama menjadi Hukum
Tua tanpa kehilangan hak sebagai anggota TNI/POLRI
 TNI/POLRI yang terpilih dan diangkat menjadi Hukum
Tua berhak mendapatkan tunjangan Hukum Tua dan
penghasilan lainnya yang sah
2. Penyaringan Bakal Calon dan Penetapan Calon
1. Panitia Pemilihan melakukan penyaringan terhadap bakal calon
meliputi penelitian kelengkapan dan keabsahan administrasi
pencalonan serta menetapkan calon dalam jangka waktu selama
20 (dua puluh) hari
2. Penelitian kelengkapan dan keabsahan administrasi disertai
klarifikasi pada instansi yang berwenang yang dilengkapi dengan
surat keterangan dari yang berwenang bilamana ditemui adanya
ketidakjelasan
3. Panitia pemilihan mengumumkan hasil penyaringan kepada
masyarakat
4. Nama Bakal Calon hasil penyaringan ditetapkan dalam Berita
Acara Penyaringan Bakal Calon dan disampaikan kepada Panitia
Pemilihan Kabupaten untuk kebutuhan validasi administrasi dan
uji kompetensi
……. 2. Penyaringan Bakal Calon dan Penetapan Calon

5. Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan kurang


dari 2 (dua) orang, Panitia Pemilihan memperpanjang
waktu pendaftaran selama 20 (dua puluh) hari
6. Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan tetap
kurang dari 2 (dua) setelah perpanjangan waktu
pendaftaran, Bupati menunda pelaksanaan Pemilihan
Hukum Tua sampai dengan waktu yang ditetapkan
kemudian
7. Apabila dalam tenggang waktu masa jabatan Hukum Tua
berakhir, Bupati mengangkat penjabat Hukum Tua dari
Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Minahasa
……. 2. Penyaringan Bakal Calon dan Penetapan Calon
8. Apabila bakal calon lebih dari 5 (lima) orang, maka masing –
masing bakal calon wajib memasukkan daftar dukungan
pemilih paling sedikit 10 (sepuluh) persen dari jumlah pemilih
sementara kepada Panitia Pemilihan, selambatnya 6 (enam)
hari setelah pendaftaran ditutup
9. Daftar dukungan dibuktikan dengan fotokopi KTP dan atau
Surat Keterangan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
10. Panitia Pemilihan memverifikasi daftar dukungan pemilih
11. Daftar dukungan pemilih tidak boleh sama atau tumpang
tindih antara sesama bakal calon
12. Apabila daftar dukungan pemilih kurang dari 10 (sepuluh)
persen dari jumlah DPS, maka calon yang bersangkutan
dianggap gugur
13. Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan lebih dari
5 (lima) orang, maka Panitia Pemilihan melakukan seleksi
tambahan dengan menggunakan kriteria pengalaman bekerja
di lembaga pemerintahan, usia, tingkat pendidikan dan hasil
perangkingan uji kompetensi
14. Uji kompetensi dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan Daerah
15. Uji kompetensi meliputi bidang:
- Pancasila & Wawasan Kebangsaan - Pemerintahan Desa
- Pengetahuan Umum - Pembangunan Desa
- Kebijakan/Program Pemda - Pembinaan Kemasy. Desa
- Hukum & Perundang-undangan - Pemberdayaan Masy. Desa
16. Sebelum mengikuti uji kompetensi, bakal calon wajib
membuat pernyataan tidak akan mengundurkan diri, kecuali
bakal calon Hukum Tua dan/atau Calon Hukum Tua meninggal
atau berhalangan tetap, maka dinyatakan gugur dengan
sendirinya
17.Panitia Pemilihan Daerah mengeluarkan rekomendasi
mengenai hasil verifikasi dan uji kompetensi bakal
calon Hukum Tua, ditujukan kepada Panitia
Pemilihan

 Panitia Pemilihan menetapkan Calon Hukum Tua


yang berhak dipilih paling sedikit 2 (dua) orang dan
paling banyak 5 (lima) orang
 Panitia Pemilihan menetapkan Calon yang berhak
dipilih dengan Surat Keputusan
3. Pengundian Nomor Urut dan
Pengumuman Calon
 Penetapan calon Hukum Tua disertai dengan penentuan
nomor urut melalui undian secara terbuka oleh Panitia
Pemilihan
 Undian nomor urut calon dihadiri oleh para calon
 Nomor urut dan nama calon yang telah ditetapkan disusun
dalam daftar calon dan dituangkan dalam Berita Acara
Penetapan Calon Hukum Tua
 Panitia Pemilihan mengumumkan melalui media massa
dan/atau papan pengumuman tentang nama calon yang
telah ditetapkan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal
ditetapkan serta bersifat final dan mengikat
 Calon Hukum Tua yang telah ditetapkan oleh
Panitia Pemilihan tidak diperkenankan
mengundurkan diri dengan alasan apapun
 Apabila setelah penetapan calon Hukum Tua
mengundurkan diri, maka kepadanya dikenakan
denda setinggi-tingginya Rp. 50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah) sebagai bagian dari
pendapatan desa dan selanjutnya dimasukkan
dalam APB Desa
4. Penetapan dan Pengumuman Tanggal
Pelaksanaan Pemungutan Suara
 Setelah Penetapan Calon Hukum Tua dan penentuan
nomor urut calon oleh Panitia Pemilihan, maka Bupati
menetapkan tanggal pelaksanaan Pemungutan Suara
melalui Surat Keputusan dalam jangka waktu
selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari, dan
disampaikan oleh Panitia Daerah kepada Panitia
Pemilihan
 Panitia Pemilihan mengumumkan tanggal
pelaksanaan pemungutan suara di desa masing-
masing selama 5 (lima) hari.
5. Kampanye
 Calon Hukum Tua dapat melakukan kampanye sesuai dengan
kondisi sosial budaya masyarakat desa
 Kegiatan Kampanye mengikuti penerapan protokol kesehatan
 Pelaksanaan kampanye dalam jangka waktu 3 (tiga) hari
sebelum dimulainya masa tenang
 Kampanye dilakukan dengan prinsip jujur, terbuka, dialogis
serta bertanggung jawab
 Kampanye memuat visi dan misi bila terpilih sebagai Hukum
Tua
- Visi merupakan harapan yang ingin diwujudkan dalam
jangka waktu masa jabatan Hukum Tua.
- Misi berisi program yang akan dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan visi
 Kampanye dapat dilaksanakan melalui:
1. pertemuan terbatas yang tempat dan
jadwalnya ditentukan oleh Panitia Pemilihan
2. tatap muka
3. Dialog
4. penyebaran bahan kampanye kepada umum
5. pemasangan alat peraga di tempat
kampanye dan di tempat lain yang
ditentukan oleh panitia pemilihan
6. kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan
perundang-undangan
 Pelaksana kampanye dilarang:
1. mempersoalkan Dasar Negara Pancasila, Pembukaan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon
dan/atau calon yang lain
4. menghasut dan mengadu-domba perseorangan atau
masyarakat
5. mengganggu ketertiban umum
6. mengancam untuk melakukan kekerasan atau
menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang,
sekelompok anggota masyarakat dan/atau calon yang lain
7. pemasangan alat peraga di tempat kampanye dan di
tempat lain yang ditentukan oleh panitia pemilihan
kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-
undangan
8. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye
calon lain
9. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan
tempat pendidikan
10. membawa atau menggunakan gambar dan/atau atribut
calon lain selain dari gambar dan/atau atribut calon yang
bersangkutan
11. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya
kepada peserta kampanye
12. berpesta pora sebelum dan di saat masa kampanye
13. berpesta pora sebelum dan di saat masa kampanye
14. menggunakan, membawa, memasang, dan mengedarkan
tanda gambar partai politik
15. Mengikutsertakan Hukum Tua, Perangkat desa Anggota
BPD
 Pelaksana kampanye dalam Kondisi Bencana Non Alam COVID-
19 menerapkan protokol kesehatan
 Pelaksana kampanye yang melanggar larangan kampanye
dikenai sanksi:
1. peringatan tertulis apabila pelaksana kampanye melanggar
larangan walaupun belum terjadi gangguan
2. penghentian kegiatan kampanye di tempat terjadinya
pelanggaran atau di suatu wilayah yang dapat
mengakibatkan gangguan terhadap keamanan yang
berpotensi menyebar ke wilayah lain
 Ketentuan lain-lain:
1. Para Calon dilarang mengadakan pesta
pora/keramaian, kampanye terbuka
dalam bentuk pawai maupun
mendirikan bangsal
2. Apabila ada calon yang melanggar
ketentuan, maka calon yang
bersangkutan dinyatakan gugur
6. Masa Tenang
 Masa tenang selama 3 (tiga) hari sebelum hari
dan tanggal pemungutan suara
 Selama masa tenang, para calon Hukum Tua
menertibkan alat-alat peraga kampanye
TAHAPAN
PEMUNGUTAN SUARA
Meliputi :

1. PEMUNGUTAN SUARA;

2. PENGHITUNGAN SUARA.
1. PEMUNGUTAN SUARA
 Pelaksanaan Pemilihan Hukum Tua menggunakan atribut yaitu :
- Surat suara memuat nomor urut, pas foto dan nama lengkap
Calon Hukum Tua
- TPS dilengkapi antara lain denah TPS, bilik suara, spanduk dan
DPT
 Pemilihan Hukum Tua dipimpin oleh Ketua Panitia Pemilihan atau
Panitia yang ditugaskan
 Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, para calon yang berhak
dipilih berada di tempat yang telah ditentukan untuk mengikuti
pelaksanaan pemungutan suara atau keberadaan diatur oleh panitia
pemilihan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat
pemungutan.
 Panitia Pemilihan dan Calon Hukum Tua mempunyai hak untuk
menggunakan hak pilihnya kecuali Calon Hukum Tua yang tidak
terdaftar dalam DPT
 Pemungutan suara dapat dilakukan dengan memberikan
suara melalui surat suara yang berisi nomor urut, foto dan
nama calon dan memberikan Pemungutan suara dengan
penerapan E-Voting
 Pemberian suara dilakukan di TPS dengan cara mencoblos
salah satu calon pada surat suara, di dalam bilik suara yang
telah disediakan oleh Panitia Pemilihan
 Pelaksanaan pemungutan suara melalui E-voting dapat
dimaknai dengan memperhatikan kebiasaan masyarakat
yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
 Pemilih yang berhalangan hadir, tidak dapat diwakilkan
dengan cara apapun
 Jumlah pemilih di TPS ditentukan oleh Panitia
Pemilihan
 Dimasa Pandemi Covid-19 jumlah pemilih di TPS
sebanyak 500 (lima ratus) Pemilih
 TPS ditentukan lokasinya di tempat yang mudah
dijangkau, termasuk oleh penyandang cacat serta
menjamin setiap pemilih dapat memberikan suaranya
secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil
 Lokasi Pemungutan suara bentuk dan tata letak TPS
ditetapkan oleh Panitia.
 Jumlah TPS di setiap Desa menyesuaikan dengan
Jumlah pemilih.
 Pemilih tunanetra, tunadaksa atau yang mempunyai
halangan fisik lain pada saat memberikan suaranya di TPS
dapat dibantu oleh Panitia Pemilihan atau orang lain atas
permintaan pemilih
 Anggota Panitia Pemilihan atau orang lain yang
membantu pemilih wajib merahasiakan pilihan pemilih
yang bersangkutan
 Pemilih yang menjalani rawat inap di rumah sakit dan
dirumah atau sejenisnya, yang sedang menjalani
hukuman penjara, pemilih yang tidak mempunyai tempat
tinggal tetap, yang tinggal di perahu atau pekerja lepas
pantai, dan tempat-tempat lain yang mudah dijangkau
dapat difasilitasi untuk menggunakan hak suaranya
 Untuk kelancaran pemilihan, Panitia wajib menyiapkan:
1. Papan yang memuat tanda gambar calon yang berhak
dipilih
2. Surat suara yang memuat tanda gambar calon yang
berhak dipilih sesuai jumlah pemilih terdaftar ditambah
2,5 (dua koma lima) persen dari DPT dan pada bagian
bawahnya ditandatangani oleh Panitia Pemilihan serta
cap sebagai tanda surat suara yang sah
3. Satu Kotak suara besarnya disesuaikan dengan jumlah
dan kebutuhannya
4. Bilik suara atau tempat khusus untuk pelaksanaan
pemungutan suara yang terjamin keamanannya
5. Tinta bukti tanda mencoblos
 Sebelum melaksanakan pemilihan suara, panitia pemilihan
membuka kotak surat suara, mengeluarkan isinya,
mengidentifikasi dan menghitung jenis dokumen dan peralatan,
memperlihatkan kepada para pemilih bahwa kotak suara dalam
keadaan kosong serta menutupnya kembali, mengunci dan
menyegel dengan menggunakan kertas yang dibubuhi cap panitia
pemilihan
 Kegiatan panitia sebagaimana point diatas dapat dihadiri oleh
saksi dari calon, BPD dan warga masyarakat serta Panitia
Pemilihan Daerah dan Camat
 Kegiatan panitia sebagaimana point diatas dibuatkan berita acara
yang ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan dan sekurang-
kurangnya 2 (dua) anggota panitia serta dapat ditandatangani oleh
saksi dari calon
 Saksi calon harus membawa surat mandat dari calon yang
bersangkutan dan menyerahkannya kepada Ketua Panitia
Pemilihan sebelum pelaksanaan pemungutan suara
 Pemilih yang hadir diberikan sarung tangan plastik ,selembar
surat suara oleh panitia pemilihan setelah yang bersangkutan
menyerahkan surat undangan
 Surat undangan harus dibawa langsung oleh pemilih untuk
diganti dengan surat suara oleh panitia pemilihan
 Setelah menerima surat suara, pemilih memeriksa atau meneliti
dan apabila surat suara dimaksud dalam keadaan cacat atau
rusak, pemilih berhak meminta surat suara baru setelah
menyerahkan surat suara yang cacat atau rusak
 Pencoblosan surat suara dilaksanakan dalam bilik suara dengan
menggunakan alat yang telah disediakan oleh panitia pemilihan
 Pemilih yang masuk ke dalam bilik suara adalah pemilih yang
akan menggunakan hak pilihnya
 Pemilih yang memiliki keterbatasan fisik, dapat didampingi 1
(satu) orang yang ditunjuk oleh yang bersangkutan dan 1 (satu)
orang panitia
 Pemilih yang keliru mencoblos surat suara dapat meminta
surat suara baru setelah menyerahkan surat suara yang
keliru dicoblos kepada panitia pemilihan, hanya 1 (satu) kali
 Surat suara yang keliru dicoblos dinyatakan rusak dan
ditandatangani oleh Ketua Panitia
 Surat suara yang dicoblos oleh pemilih dilipat dengan rapi
dan dimasukkan ke dalam kotak suara yang disediakan
 Pelaksanaan pemungutan suara dimulai Pukul 08.00 WITA
dan berakhir pada Pukul 13.00 WITA
 Penentuan waktu berakhirnya pemungutan suara diartikan
bahwa pemungutan suara telah selesai dan hanya
memberikan kesempatan kepada pemilih yang telah hadir di
TPS dan sedang menunggu giliran untuk memberikan suara
2. PENGHITUNGAN SUARA
 Penghitungan suara di TPS dilakukan oleh Panitia Pemilihan
setelah pemungutan suara berakhir
 Waktu pelaksanaan penghitungan suara mulai pukul 14.00
WITA sampai selesai
 Sebelum penghitungan suara dimulai, panitia pemilihan
menghitung :
1. jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan
salinan DPT;
2. jumlah surat suara yang tidak terpakai; dan
3. jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena
rusak atau keliru dicoblos
 Panitia pemilihan membuka kotak surat suara dan menghitung
surat suara
 Penghitungan suara dilakukan di TPS `dan dapat dihadiri serta
disaksikan oleh saksi calon, BPD dan warga masyarakat serta
Panitia Pemilihan Kabupaten dan atau Camat
 Surat suara diteliti dan dibacakan oleh panitia pemilihan
kemudian dicatat di papan dan dalam formulir Berita Acara
 Surat suara yang digunakan dan tidak digunakan menjadi
dokumen Desa
 Surat suara dianggap sah apabila :
1. Surat suara ditandatangani oleh Panitia Pemilihan dan dibubuhi cap
panitia pemilihan; dan
2. Tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat yang
memuat satu calon; atau
3. Tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat yang
memuat nomor, foto dan nama calon yang telah ditentukan; atau
4. Tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah satu kotak
segi empat yang memuat nomor, foto, dan nama calon; atau
5. Tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang
memuat nomor, foto dan nama calon;
6. Tanda coblos tembus secara garis lurus (simetris) sehingga
mengakibatkan surat suara terdapat 2 (dua) hasil pencoblosan suara
pada surat suara sepanjang tidak mengenai kolom calon lainnya
 Surat suara dianggap tidak sah apabila :
1. Tidak memakai surat suara yang ditentukan;
2. Tidak terdapat tanda tangan Panitia Pemilihan dan cap panitia
pemilihan;
3. Ditandatangani atau memuat tanda yang menunjukkan
identitas pemilih;
4. Memberikan suara untuk lebih dari 1 (satu) calon yang berhak
dipilih;
5. Mencoblos tidak tepat pada bidang segi empat yang
disediakan;
6. Tanda gambar telah dicopot/hilang sebagian atau seluruhnya.
 Alasan-alasan yang menyebabkan surat suara tidak sah/rusak
langsung diumumkan kepada para pemilih
 Panitia Pemilihan membuat berita acara hasil penghitungan
suara yang ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan dan
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggotanya serta dapat
ditandatangani oleh saksi calon
 Panitia Pemilihan membuat salinan Berita Acara Hasil
Penghitungan Suara, untuk :
1. saksi calon yang hadir masing-masing sebanyak 1 (satu)
eksemplar;
2. Panitia Pemilihan Kabupaten sebanyak 1 (satu) eksemplar; dan
3. ditempel di tempat umum sebanyak 1 (satu) eksemplar.
 Berita Acara beserta perlengkapan lainnya, dimasukkan dalam
sampul khusus yang disediakan dan dimasukkan ke dalam kotak
suara yang pada bagian luar ditempel label atau segel
 Panitia Pemilihan menyerahkan Berita Acara hasil perhitungan
suara, surat suara,dan alat kelengkapan administrasi pemungutan
dan penghitungan suara kepada panitia pemilihan.
 Panitia Pemilihan menyerahkan berita acara hasil penghitungan
suara, surat suara, dan alat kelengkapan administrasi
pemungutan dan penghitungan suara kepada BPD segera setelah
selesai penghitungan suara pada hari dan tanggal yang sama.
 Ketua panitia pemilihan mengumumkan hasil pemilihan dan
mengesahkan hasil pemilihan
 Untuk menentukan Calon yang memperoleh suara terbanyak
Panitia Pemilihan melakukan rapat pleno rekapitulasi
penghitungan suara dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pada hari tanggal yang sama setelah penghitungan suara
di TPS, Panitia Pemilihan mengundang seluruh Calon,
Saksi calon dan BPD untuk mengikuti rapat pleno
rekapitulasi penghitungan suara bertempat di Kantor
Desa atau tempat lain yang terjamin keamanannya;
b. rapat sebagaimana dimaksud pada huruf a, dipimpin oleh
Ketua atau salah seorang Panitia Pemilihan;
c. Panitia Pemilihan yang bertugas di setiap TPS
membacakan laporan hasil penghitungan suara;
d. Panitia Pemilihan melakukan pencatatan rekapitulasi hasil
penghitungan suara seluruh TPS;
e. rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada huruf d, dibuat
dalam bentuk Berita Acara dan ditandatangani oleh Panitia
Pemilihan dan para calon/saksi calon;
f. dalam hal calon/saksi calon tidak bersedia menandatangani
Berita Acara Rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada huruf
e, maka Berita Acara dinyatakan tetap sah.
g. Panitia Pemilihan membuat salinan Berita Acara rekapitulasi
hasil Penghitungan Suara sebagimana dimaksud pada huruf e
untuk:
1. Saksi calon yang hadir masing-masing satu eksemplar;
2. Panitia Pemilihan Kabupaten sebanyak 1 (satu) eksemplar;
dan
3. Ditempel ditempat umum sebanyak 1 (satu) eksemplar.
 Para Calon Hukum Tua menandatangani Berita
Acara Hasil Pemilihan disaksikan Pemerintah
Kabupaten dan atau Pemerintah Kecamatan
yang ditugaskan
 Berita Acara Pemilihan dianggap sah sekalipun
ada calon yang tidak menandatanganinya
TAHAPAN PENETAPAN
Meliputi :

1. PENETAPAN CALON TERPILIH;


2. PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMILIHAN;
3. PENETAPAN HUKUM TUA OLEH BUPATI;
4. PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI DAN PELANTIKAN;
5. SERAH TERIMA JABATAN.
1. Penetapan Calon Terpilih
 Calon Hukum Tua yang memperoleh suara terbanyak dari
jumlah suara sah ditetapkan sebagai calon Hukum Tua terpilih
oleh Panitia Pemilihan
 Dalam hal jumlah calon Hukum Tua yang memperoleh suara
terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon, maka calon
terpilih ditetapkan berdasarkan wilayah tempat tinggal (jaga)
dengan jumlah pemilih terbesar
 Dalam hal jumlah calon Hukum Tua memperoleh suara
terbanyak bertempat tinggal di jaga yang berbeda namun
jumlah pemilihnya sama, maka calon terpilih ditetapkan
melalui undian
 Dalam hal jumlah calon Hukum Tua memperoleh suara
terbanyak mempunyai suara terbanyak sama dan bertempat
tinggal di jaga yang sama, maka calon terpilih ditetapkan
melalui undian
 Dalam hal jumlah calon Hukum Tua memperoleh suara terbanyak
mempunyai suara terbanyak sama dan salah satu calon berasal
dari luar desa, maka calon terpilih adalah calon yang berasal dari
dalam desa
 Dalam hal jumlah calon Hukum Tua memperoleh suara terbanyak
mempunyai suara terbanyak sama dan kedua calon berasal dari
luar desa, maka calon terpilih ditetapkan melalui undian
 Mekanisme undian adalah sebagai berikut :
1. Undian dilaksanakan segera setelah penghitungan suara
selesai, dihadiri oleh Pemerintah Kabupaten dan atau
Pemerintah Kecamatan yang ditugaskan.
2. Pencabutan undian dilakukan berdasarkan nomor urut dan
dibuka secara bersama-sama.
3. Calon Hukum Tua Terpilih adalah calon yang mencabut amplop
yang berisi kertas bertuliskan Hukum Tua Terpilih
2. Penyampaian Laporan Hasil Pemilihan
 Panitia Pemilihan menyampaikan laporan hasil
pemilihan Hukum Tua kepada BPD disertai Berita
Acara Pemilihan paling lama 7 (tujuh) hari setelah
penetapan Hukum Tua Terpilih
 BPD berdasarkan laporan hasil pemilihan Hukum Tua
dan Berita Acara Pemilihan menyampaikan calon
Hukum Tua Terpilih kepada Bupati melalui Camat
dengan tembusan kepada Hukum Tua, selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya laporan
tersebut
3. Penetapan Hukum Tua oleh Bupati
 Bupati menetapkan pengesahan dan pengangkatan
Hukum Tua dengan Keputusan Bupati paling lama 30
(tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya laporan BPD
 Keputusan Bupati berlaku terhitung mulai tanggal
pelantikan
4. Pengambilan Sumpah/Janji dan Pelantikan
 Hukum Tua terpilih dilantik oleh Bupati atau pejabat yang
ditunjuk paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah penerbitan
Keputusan Bupati
 Sebelum memangku jabatannya, Hukum Tua terpilih
bersumpah/berjanji
 Pelaksanaan pelantikan Hukum Tua dilaksanakan di desa yang
bersangkutan di hadapan masyarakat setempat atau di tempat
lain yang telah ditetapkan apabila situasi dan kondisi dalam
keadaan Normal.
 Kepada Hukum Tua terpilih, sesudah pelantikan diserahkan
Surat Keputusan Bupati
 Hukum Tua diangkat untuk masa jabatan 6 (enam) tahun
terhitung mulai tanggal pelantikan
5. Serah Terima Jabatan
 Serah terima jabatan dari Hukum Tua yang telah
berakhir masa jabatannya kepada Hukum Tua yang
baru dilantik dilaksanakan setelah pelantikan
 Serah terima jabatan dilakukan dengan penyerahan
memori jabatan, termasuk buku register tanah desa
dari Hukum Tua yang telah berakhir masa jabatannya
kepada Hukum Tua yang baru dilantik
 Serah terima dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh Hukum Tua yang telah berakhir
masa jabatannya dan Hukum Tua yang baru dilantik
serta diketahui oleh Camat atau pejabat yang ditunjuk
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PILHUT
 Dalam hal terjadi perselisihan hasil pemilihan Hukum Tua,
Bupati wajib menyelesaikan perselisihan tersebut dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari
 Perselisihan dalam proses pemilihan Hukum Tua, diselesaikan
secara berjenjang dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten
 Laporan dugaan perselisihan proses Pemilihan Hukum Tua,
disampaikan oleh Calon Hukum Tua paling lambat 2 (dua) hari
setelah pelaksanaan pemilihan
 Untuk tingkat kabupaten laporan perselisihan pemilihan
Hukum Tua ditangani oleh Panitia Pemilihan Kabupaten dan
rekomendasi hasil pemeriksaan dari Panitia tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk proses selanjutnya

1
 Apabila adanya kecurangan dalam pelaksanaan
pemilihan Hukum Tua dapat dibuktikan
kebenarannya oleh Panitia Pemilihan Kabupaten,
maka pemilihan Hukum Tua yang sudah
dilaksanakan dapat dibatalkan dan akan
dilaksanakan pemilihan ulang dan diikutsertakan
pada gelombang berikutnya
 Apabila calon Hukum Tua yang terpilih terbukti
melakukan kecurangan, maka calon Hukum Tua
terpilih dinyatakan gugur

2
PEMILIHAN HUKUM TUA DALAM KONDISI
BENCANA NONALAM COVID 2019
 PELAKSANAAN TAHAPAN PEMILIHAN HUKUM TUA DALAM KONDISI BENCANA
NONALAM COVID-19 DILAKUKAN DENGAN PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN,
BERPEDOMAN PADA KEPUTUSAN BUPATI;
 PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN, MELIPUTI :
a. MELAKUKAN PENGUKURAN SUHU TUBUH BAGI SELURUH UNSUR PELAKSANA
PALING TINGGI 37,3ºC (TIGA PULUH TUJUH KOMA TIGA DERAJAT CELCIUS);
b. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI BERUPA MASKER YANG MENUTUPI
HIDUNG DAN MULUT HINGGA DAGU DAN/ATAU DENGAN PELINDUNG WAJAH
SERTA SARUNG TANGAN SEKALI PAKAI BAGI PANITIA PEMILIHAN HUKUM TUA
DESA DAN PEMILIH;
c. PENYEDIAAN TEMPAT SAMPAH TERTUTUP DI TPS UNTUK PEMBUANGAN
SARUNG TANGAN SEKALI PAKAI;
d. TIDAK MELAKUKAN JABAT TANGAN ATAU KONTAK FISIK SERTA MENJAGA
JARAK ANTARA 1 (SATU) SAMPAI DENGAN 2 (DUA) METER;
e. MENGHINDARI TERJADINYA KERUMUNAN BAIK DI DALAM MAUPUN
DILUAR RUANGAN;
f. PENYEDIAAN TEMPAT CUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR
MENGALIR SERTA HAND SANITIZER DI TEMPAT PENYELENGGARAAN;
g. PENYEDIAAN BILIK KHUSUS YANG TERJAMIN KEAMANANNYA DAN
SEGALA SESUATU KELENGKAPAN UNTUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN
SUARA BAGI PEMILIH YANG SUHU TUBUHNYA DIATAS 37,3 ºC (TIGA
PULUH TUJUH KOMA TIGA DERAJAT CELSIUS);
h. MELAKUKAN PENYEMPROTAN DISINFEKTAN PADA TEMPAT PELAKSANAN
PENYELENGGARAAN SEBELUM DAN SETELAH PELAKSANAAN KEGIATAN;
i. PENYUSUNAN TATA LETAK TEMPAT DUDUK DENGAN PENERAPAN JAGA
JARAK;
j. PENYEDIAAN SUMBER DAYA KESEHATAN SEBAGAI ANTISIPASI KEADAAN
DARURAT BERUPA OBAT, PERBEKALAN KESEHATAN, DAN/ATAU
PERSONEL YANG MEMILIKI KEMAMPUAN DI BIDANG KESEHATAN ATAU
TIM DARI SATUAN TUGAS PENANGANAN COVID-19 DESA; DAN
k. PROTOKOL KESEHATAN PENCEGAHAN COVID-19 SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN YANG DITETAPKAN DALAM KEPUTUSAN BUPATI.
TAHAP PENCALONAN HUKUM TUA
I. Tahap pencalonan meliputi kegiatan pendaftaran,
pengambilan nomor urut dan kampanye wajib dilakukan
dengan penerapan protokol kesehatan;
II. Penerapan protokol kesehatan paling sedikit meliputi :
a. pada kegiatan pendaftaran, pengambilan nomor urut
dan kampanye, calon Hukum Tua dilarang melakukan
segala bentuk kegiatan yang berpotensi menciptakan
kerumunan dan sulit menjaga jarak yaitu deklarasi,
iring-iringan, konvoi dan mengundang massa
pendukung baik di dalam maupun diluar ruangan;
b. PADA KEGIATAN KAMPANYE, MELAKUKAN KETENTUAN MELIPUTI :
1. DILARANG MELAKSANAKAN KEGIATAN BAZAR, KONSER,
PERTUNJUKAN SENI BUDAYA, PAWAI KENDARAAN BERMOTOR SERTA
KEGIATAN LOMBA DAN OLAH RAGA BERSAMA;
2. PELAKSANAAN KAMPANYE DIUTAMAKAN MENGGUNAKAN MEDIA
CETAK DAN MEDIA ELEKTRONIK DAN/ATAU MEDIA SOSIAL;
3. PELAKSANAAN KAMPANYE YANG MENGGUNAKAN MEDIA
ELEKTRONIK SEPERTI PENGERAS SUARA DIJADWALKAN WAKTU
PELAKSANAANNYA UNTUK MASING-MASING CALON OLEH PANITIA
PEMILIHAN;
4. APABILA KAMPANYE TIDAK DAPAT DILAKUKAN DAPAT DILAKSANAKAN
DENGAN MEMBATASI JUMLAH PESERTA YANG HADIR PALING BANYAK
50 (LIMA PULUH) ORANG DENGAN TETAP MENERAPKAN PROTOKOL
KESEHATAN;
5. PEMBAGIAN BAHAN KAMPANYE HARUS DALAM KEADAAN
BERSIH, DIBUNGKUS DENGAN BAHAN YANG TAHAN TERHADAP
ZAT CAIR, TELAH DISTERILISASI DAN DAPAT DISERTAI DENGAN
IDENTITAS CALON HUKUM TUA BERUPA NAMA, GAMBAR,
NOMOR URUT DAN PESAN CALON HUKUM TUA;
6. BAHAN KAMPANYE DIUTAMAKAN BERUPA MASKER, SABUN
CAIR, HAND SANITIZER, DISINFEKTAN BERBASIS ALKOHOL 70%
(TUJUH PULUH PERSEN) DAN/ATAU KLORIA SERTA SARANA CUCI
TANGAN; DAN
7. CALON HUKUM TUA ATAU PELAKSANA KAMPANYE YANG POSITIF
TERPAPAR COVID-19 DILARANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN
KAMPANYE.
III. KAMPANYE, DISISIPKAN DENGAN MATERI MENGENAI PENANGANAN
PANDEMI COVID-19 DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI DI DESA.
IV. PENGAMBILAN NOMOR URUT DIHADIRI OLEH:
a. CALON HUKUM TUA;
b. PANITIA PEMILIHAN HUKUM TUA YANG TERDIRI KETUA, WAKIL KETUA
DAN ANGGOTA PALING BANYAK 3 (TIGA) ORANG;
c. 1 (SATU) ORANG PERWAKILAN PANITIA PEMILIHAN DI KABUPATEN;
d. 1 (SATU) ORANG PERWAKILAN SUB KEPANITIAAN DI KECAMATAN;
e. 1 (SATU) ORANG PERWAKILAN YANG MEMILIKI KEMAMPUAN DI BIDANG
KESEHATAN ATAU TIM DARI SATUAN TUGAS PENANGANAN COVID-19
DESA; DAN1 (SATU) ORANG PERWAKILAN MASING-MASING DARI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN LEMBAGA ADAT DESA.
V. DALAM HAL TERDAPAT UNSUR YANG TIDAK HADIR, MAKA
KETIDAKHADIRANNYA TIDAK MENGGANGGU KEGIATAN.
TAHAP PEMUNGUTAN SUARA DAN PELANTIKAN
I. PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN UNTUK TAHAP PEMUNGUTAN
SUARA, DENGAN MEKANISME MELIPUTI:
a. MELAKUKAN IDENTIFIKASI KONDISI KESEHATAN TERHADAP
DAFTAR PEMILIH TETAP YANG BERDOMISILI DAN BERAKTIVITAS DI
LUAR DESA;
b. TERSEDIANYA PEMBATAS TRANSPARAN PADA MEJA PANITIA
PEMILIHAN HUKUM TUA UNTUK MENGHINDARI TERJADI KONTAK
LANGSUNG ANTARA PANITIA DENGAN PEMILIH;
c. MENETAPKAN WAKTU PEMUNGUTAN SUARA DISESUAIKAN
DENGAN JUMLAH PEMILIH, JIKA PEMILIH TIDAK HADIR SESUAI
WAKTU YANG TELAH DITENTUKAN TETAP DAPAT MEMBERIKAN
HAK PILIH DI AKHIR PEMUNGUTAN SUARA;
d. PEMUNGUTAN SUARA WAJIB MEMPERTIMBANGKAN KONDISI
DEMOGRAFI DESA, ZONA PENYEBARAN COVID-19 SERTA
PENYUSUNAN TATA LETAK TEMPAT DUDUK DENGAN
MEMPERHATIKAN PENERAPAN JAGA JARAK;
e. BAGI PEMILIH YANG SUDAH MELAKUKAN HAK PILIH
DIBERIKAN TINTA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TETES;
f. PEMILIH YANG MENJALANI ISOLASI MANDIRI DI RUMAH ATAU
ISOLASI DI RUMAH SAKIT DAPAT DIFASILITASI UNTUK
MENGGUNAKAN HAK SUARANYA; DAN
g. BERKAS DOKUMEN DAN/ATAU PERLENGKAPAN SECARA FISIK
YANG DISAMPAIKAN DIBUNGKUS DENGAN BAHAN YANG
TAHAN TERHADAP ZAT CAIR.
II. SAAT PROSES PERHITUNGAN SUARA, DIHADIRI OLEH:
a) CALON HUKUM TUA DAN ATAU 1 (SATU) ORANG SAKSI;
b) PANITIA PEMILIHAN;
c) BADAN PERMUSYAWARATAN DESA;
d) 1 (SATU) ORANG PERWAKILAN PANITIA PEMILIHAN KABUPATEN;
e) 1 (SATU) ORANG PERWAKILAN SUB KEPANITIAAN DI KECAMATAN;
f) 1 (SATU) ORANG PERWAKILAN YANG MEMILIKI KEMAMPUAN DI
BIDANG KESEHATAN ATAU TIM DARI SATUAN TUGAS
PENANGANAN COVID-19 DESA; DAN
g) 1 (SATU) ORANG PERWAKILAN MASING-MASING DARI LEMBAGA
KEMASYARAKATAN DESA DAN LEMBAGA ADAT DESA;
III. DALAM HAL TERDAPAT UNSUR YANG TIDAK HADIR SEBAGAIMANA DIMAKSUD
PADA AYAT (2) DIBUAT BERITA ACARA.
IV. PELANTIKAN HUKUM TUA TERPILIH DILAKSANAKAN SECARA LANGSUNG ATAU
VIRTUAL/ELEKTRONIK.
V. DALAM HAL PELANTIKAN HUKUM TUA TERPILIH DILAKSANAKAN SECARA
LANGSUNG PROSES PELANTIKAN DIHADIRI OLEH:

• CALON HUKUM TUA TERPILIH BERSAMA 1 (SATU) ORANG PENDAMPING;

• FORUM KOMUNIKASI PIMPINAN DAERAH KABUPATEN;

• CAMAT;

• PERANGKAT ACARA;

• UNDANGAN LAINNYA.
VI. PELANTIKAN SECARA LANGSUNG DENGAN MEMPERTIMBANGKAN JARAK DAN
KAPASITAS RUANGAN PALING BANYAK DIHADIRI 50% (LIMA PULUH PERSEN).
SANKSI UNTUK PELANGGAR PROTOKOL KESEHATAN
1. SANKSI CALON HUKUM TUA, PANITIA PEMILIHAN, PENDUKUNG DAN
UNSUR LAIN YANG MELANGGAR PROTOKOL KESEHATAN, MELIPUTI:

• TEGURAN LISAN;

• TEGURAN TERTULIS I;

• TEGURAN TERTULIS II;

• DISKUALIFIKASI.
2. SANKSI TEGURAN LISAN DIKENAKAN KEPADA CALON HUKUM TUA,
PENDUKUNG DAN UNSUR LAIN YANG TERLIBAT OLEH PANITIA PEMILIHAN
3. SANKSI TEGURAN LISAN DIKENAKAN KEPADA PANITIA PEMILIHAN DESA
OLEH PANITIA KECAMATAN
4. SANKSI TEGURAN TERTULIS I DIKENAKAN KEPADA CALON HUKUM TUA OLEH
PANITIA KECAMATAN BERDASARKAN LAPORAN DARI PEMILIHAN DI DESA;
5. SANKSI TEGURAN TERTULIS II DIKENAKAN KEPADA CALON HUKUM TUA OLEH
BUPATI BERDASARKAN REKOMENDASI DARI PANITIA PEMILIHAN DAERATAS
LAPORAN DARI PANITIA KECAMATAN;
6. SANKSI DISKUALIFIKASI DIKENAKAN KEPADA CALON HUKUM TUA OLEH
BUPATI BERDASARKAN REKOMENDASI DARI PANITIA PEMILIHAN DAERAH
ATAS LAPORAN DARI PANITIA KECAMATAN DAN SATUAN TUGAS
PENANGANAN COVID-19.
BUPATI SELAKU KETUA SATUAN TUGAS PENANGANAN COVID-19 KABUPATEN
BERDASARKAN REKOMENDASI DARI PANITIA PEMILIHAN DAERAH DAPAT
MENUNDA PELAKSANAAN PEMILIHAN HUKUM TUA JIKA SITUASI PENANGANAN
PROTOKOL KESEHATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 TIDAK
DAPAT DIKENDALIKAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai