Anda di halaman 1dari 4

Tugas 

PPS dalam Penyelenggaraan Pemilu

1. Mengumumkan Daftar Pemilih Sementara (DPS);


2. Menerima masukan dari masyarakat tentang DPS;
3. Melakukan perbaikan dan mengumumkan hasil perbaikan DPS;
4. Mengumumkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan melaporkan kepada KPU/KIP
Kabupaten/Kota melalui Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK);
5. Menyusun daftar pemilih tambahan dan menyampaikan kepada KPU/KIP Kabupaten/Kota
melalui PPK;
6. Melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan perseorangan calon Anggota Dewan
Perwakilan Daerah;
7. Melaporkan nama anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Petugas
Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) dan petugas ketertiban Tempat Pemungutan Suara
(TPS) di wilayah kerjanya kepada KPU/KIP Kabupaten/Kota melalui PPK;
8. Melakukan bimbingan teknis kepada Pantarlih;
9. Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu di tingkat kelurahan/desa yang telah
ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, dan PPK;
10. Mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya;
11. Menyampaikan hasil penghitungan suara seluruh TPS kepada PPK;
12. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan pemilu di wilayah
kerjanya;
13. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan
wewenang PPS kepada masyarakat;
14. Membantu PPK dalam proses rekapitulasi hasil penghitungan suara;
15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP
Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; dan
16. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kewenangan PPS dalam Penyelenggaraan Pemilu

1. Membentuk KPPS;
2. Mengangkat Petugas Pemutakhiran Data Pemilih:
3. Melakukan bimbingan teknis kepada Petugas Pemutakhiran Data Pemilih;
4. Melakukan monitoring dan supervisi pelaksanaan pemutakhiran data Pemilih yang dilakukan
oleh Petugas Pemutakhiran Data Pemilih;
5. Menetapkan Petugas Ketertiban TPS;
6. Menetapkan hasil perbaikan DPS untuk menjadi DPT;
7. Melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP
Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; dan
8. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kewajiban PPS dalam Penyelenggaraan Pemilu

1. Membantu KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, dan PPK dalam


melakukan pemutakhiran data Pemilih, DPS, daftar pemilih hasil perbaikan, dan DPT;
2. Menyampaikan daftar pemilih kepada PPK;
3. Menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan suara dan setelah
kotak suara disegel;
4. Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran kepada
KPU/KIP Kabupaten/Kota paling lama 2 (dua) bulan setelah pemungutan suara;
5. Mengumumkan salinan sertifikat hasil penghitungan suara dari setiap TPS;
6. Meneruskan kotak suara dari setiap PPS kepada PPK pada hari yang sama setelah rekapitulasi
hasil penghitungan suara dari setiap TPS;
7. Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Panitia Pengawas
Pemilu (Panwaslu) Kelurahan/Desa atau nama lain;
8. Membantu PPK dalam menyelenggarakan pemilu, kecuali dalam hal penghitungan suara;
9. Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP
Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; dan
10. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Adapun tugas ketua PPS sendiri yakni sebagai berikut:


1. Memimpin kegiatan PPS;
2. Mengundang anggota untuk mengadakan rapat PPS;
3. Mengawasi kegiatan KPPS;
4. Mengadakan koordinasi dengan pihak yang dipandang perlu untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
5. Menandatangani DPS dan DPS hasil perbaikan;
6. Memberikan salinan DPS hasil perbaikan kepada yang mewakili peserta pemilu di tingkat
kelurahan/desa atau nama lain; dan
7. Melaksanakan kegiatan lain yang dipandang perlu untuk kelancaran penyelenggaraan Pemilu sesuai
dengan kebijakan yang ditentukan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota

Sementara tugas anggota PPS meliputi:


1. Membantu ketua PPS dalam melaksanakan tugas;
2. Melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
3. Memberikan pendapat dan saran kepada ketua PPS sebagai bahan pertimbangan.
Apa itu KPPS?
KPPS atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara adalah adalah kelompok yang dibentuk
oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara
di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sesuai PKPU Nomor 8 Tahun 2022 Pasal 26 ayat 2, maka
kedudukan KPPS atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara berada di Tempat
Pemungutan Suara (TPS). Kemudian pada Pasal 28 dan 29 dijelaskan bahwa jumlah anggota
KPPS adalah 7 (tujuh) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang ketua merangkap anggota dan 6
(enam) orang anggota.

Tugas KPPS dalam Pemilu


Sesuai PKPU Nomor 8 Tahun 2022 Pasal 30 ayat 1 dan 2 maka tugas KPPS dalam Pemilu
adalah sebagai berikut:

1. Mengumumkan daftar Pemilih tetap di TPS.


2. Menyerahkan daftar Pemilih tetap kepada saksi peserta Pemilu yang hadir dan Pengawas TPS
dan dalam hal peserta Pemilu tidak memiliki saksi, daftar pemilih tetap diserahkan kepada
peserta Pemilu.
3. Melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS.
4. Membuat berita acara dan sertifikat hasil pemungutan dan penghitungan suara dan wajib
menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Pengawas TPS, PPS, dan PPK melalui PPS.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,
PPK,
dan PPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6. Menyampaikan surat pemberitahuan kepada Pemilih sesuai dengan daftar Pemilih tetap untuk
menggunakan hak pilihnya di TPS.
7. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugasnya, KPPS dapat melaksanakannya dengan:


1. menyampaikan surat pemberitahuan pemungutan suara yang tidak terdistribusi kepada PPS.
2. memberikan pelayanan kepada Pemilih yang berkebutuhan khusus.

Kewenangan KPPS dalam Pemilu Sesuai PKPU Nomor 8 Tahun 2022 Pasal 30 ayat 3 maka
kewenangan KPPS dalam Pemilu adalah sebagai berikut:
1. Mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS.
2. melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,
PPK, dan PPS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kewajiban KPPS dalam Pemilu


1. Menempelkan daftar Pemilih tetap di TPS.
2. Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh saksi, Pengawas
TPS, Panwaslu Kelurahan/Desa, peserta Pemilu, dan masyarakat pada hari pemungutan suara.
3. Menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan suara dan setelah kotak
suara disegel.
4. Menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS dan Panwaslu Kelurahan/Desa;
5. Menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara dan sertifikat hasil penghitungan suara
kepada PPK melalui PPS pada hari yang sama.
6. Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,
PPK, dan PPS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
7. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Syarat Anggota KPPS Sesuai PKPU Nomor 8 Tahun 2022 Pasal 35, berikut adalah syarat
untuk mendaftar anggota KPPS:
1. Warga negara Indonesia.
2. Berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun. Persyaratan usia untuk KPPS
mempertimbangkan
dalam rentang usia 17 (tujuh belas) sampai dengan 55 (lima puluh lima) tahun, terhitung pada
hari pemungutan suara Pemilu atau Pemilihan.
3. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
4. Mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur dan adil.
5. Tidak menjadi anggota partai politik yang dinyatakan dengan surat pernyataan yang syah atau
paling kurang dalam jangka waktu 5 (lima) tahun tidak lagi menjadi anggota Partai Politik
yang
dibuktikan dengan surat keterangan dari pengurus Partai Politik yang bersangkutan.
6. Berdomisili dalam wilayah kerja PPK.
7. Mampu secara jasmani dan rohani.
8. Berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat.
9. Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai