Anda di halaman 1dari 26

MODUL

PELATIHAN
TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE
PERILAKU
KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA (KPPS)
DESKRIPSI SINGKAT, TUJUAN PEMBELAJARAN,
DAN INDIKATOR HASIL BELAJAR

DESKRIPSI SINGKAT TUJUAN PEMBELAJARAN INDIKATOR HASIL BELAJAR


MODUL INI MEMBEKALI PESERTA 1. PESERTA MEMAHAMI KEDUDUKAN, SETELAH MENGIKUTI PEMBELAJARAN
DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI SUSUNAN, TUGAS, WEWENANG,
PROSES PELAKSANAAN KEWAJIBAN, HUBUNGAN KERJA, INI, PESERTA DIHARAPKAN MAMPU
PENGHITUNGAN SUARA YANG EVALUASI KINERJA, MENJELASKAN KEDUDUKAN KPPS;
DIMULAI DARI TAHAPAN PEMBERHENTIAN, DAN
PERSIAPAN HINGGA TAHAPAN PENGAMBILALIHAN TUGAS KPPS SUSUNAN KPPS; TUGAS, WEWENANG
PELAKSANAAN PENGHITUNGAN 2. PESERTA MEMAHAMI KODE ETIK DAN KEWAJIBAN KPPS; HUBUNGAN
SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN PENYELENGGARA PEMILU DAN
SUARA KODE PERILAKU KPPS, SEHINGGA KERJA KPPS; EVALUASI KINERJA KPPS;
MENJADIKAN KPPS YANG PEMBERHENTIAN KPPS, DAN
PROFESIONAL, BERINTEGRITAS
DAN MANDIRI. PENGAMBILALIHAN TUGAS KPPS
TATA KERJA KPPS
A. KEDUDUKAN
• PKPU Nomor 8 Tahun 2022 tentang
Pembentukan dan Tata Kerja badan
Adhoc Penyelenggara Pemilu dan
Pemilihan, KPPS dibentuk oleh PPS
untuk menyelenggarakan
pemungutan dan penghitungan
suara dalam Pemilu dan Pemilihan di
TPS.
• KPPS dibentuk paling lambat 14 hari
sebelum pelaksanaan pemungutan
suara dan dibubarkan paling lambat 1
bulan setelah pemungutan suara
selesai.
A. KEDUDUKAN
• Dalam hal, terjadi pemungutan dan/atau
penghitungan suara ulang, Pemilu susulan
atau Pemilu lanjutan, masa kerja KPPS
diperpanjang dan KPPS dibubarkan paling
lambat 2 (dua) bulan setelah pemungutan
dan/atau penghitungan suara ulang,
Pemilu susulan atau Pemilu lanjutan.
Apabila terjadi pemungutan dan
penghitungan suara Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua, masa kerja
KPPS diperpanjang, dan KPPS dibubarkan
paling lambat 1 bulan setelah
pemungutan suara putaran kedua
B. SUSUNAN
1. Anggota KPPS berjumlah 7 (tujuh) orang
yang terdiri dari 1 (satu) orang Ketua
merangkap anggota dan 6 (enam) orang
anggota.
2. Ketua KPPS dipilih dari dan oleh Anggota
KPPS.
B. SUSUNAN
Tugas, wewenang, dan kewajiban Ketua KPPS
dalam persiapan penyelenggaraan pemungutan
suara dan penghitungan suara meliputi:
1. Memberi penjelasan tentang tugas yang harus
dilaksanakan kepada anggota KPPS dan
Petugas Ketertiban TPS;
2. Mengumumkan tempat dan waktu pelaksanaan
pemungutan suara;
3. Menandatangani surat pemberitahuan untuk
memberikan suara kepada Pemilih pada DPT;
4. Menyampaikan salinan daftar Pemilih
sementara kepada saksi yang mewakili peserta
Pemilu atau Pemilihan di tingkat kelurahan/desa
atau yang disebut dengan nama lain;
5. Memimpin kegiatan penyiapan TPS; dan
6. Menerima saksi yang memiliki surat mandat
yang ditandatangani oleh peserta Pemilu
atau Pemilihan.
B. SUSUNAN
Tugas, wewenang, dan kewajiban Ketua KPPS
dalam rapat pemungutan suara di TPS meliputi:
1. Memimpin kegiatan KPPS;
2. Memimpin pelaksanaan kegiatan pemungutan
suara;
3. Membuka rapat pemungutan suara tepat waktu;
4. Memandu pengucapan sumpah/janji para
anggota KPPS dan saksi yang hadir;
5. Menandatangani BA bersama-sama paling
sedikit 2 (dua) orang anggota KPPS;
6. Menandatangani tiap lembar surat suara;
7. Memberikan penjelasan terkait dengan
ketersediaan dan tata cara penggunaan alat
bantu tunanetra (template); dan
8. Mengakhiri kegiatan pemungutan suara tepat
waktu.
B. SUSUNAN
Tugas, wewenang, dan kewajiban Ketua KPPS
dalam rapat penghitungan suara di TPS meliputi:
1. Memimpin pelaksanaan penghitungan suara;
2. Menandatangani BA dan sertifikat hasil
penghitungan suara bersama-sama paling
sedikit 2 (dua) orang anggota KPPS, dan dapat
ditandatangani oleh saksi yang memiliki surat
mandat dari peserta Pemilu atau Pemilihan;
3. Memberikan 1 (satu) rangkap salinan BA dan
sertifikat hasil penghitungan suara kepada saksi
peserta Pemilu atau Pemilihan, Panwaslu
Kelurahan/Desa dan PPK melalui PPS;
4. Menyerahkan hasil penghitungan suara kepada
PPS dan Panwaslu Kelurahan/Desa; dan
5. Menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi
surat suara, sertifikat hasil penghitungan suara
dan alat kelengkapan pemungutan suara
kepada PPK melalui PPS pada hari yang sama,
dengan mendapat pengawalan dari Petugas
Ketertiban TPS.
B. SUSUNAN
Dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan
kewajiban, Ketua KPPS bertanggung jawab
kepada PPS melalui Ketua PPS. Anggota KPPS
bertanggung jawab kepada Ketua KPPS, dan
bertugas membantu melaksanakan tugas
Ketua KPPS.
C. HUBUNGAN KERJA
• KPPS bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan tahapan Pemilu kepada KPU
Kabupaten/Kota melalui PPS. Pada
penyelenggaraan tahapan tersebut KPPS
berkoordinasi dengan perangkat , atau yang
RT
disebut dengan nama lain, RW atau yang disebut
dengan nama lain, Pengawas TPS, peserta Pemilu,
Pemilih, dan pihak terkait lain pada tingkat TPS.
• KPPS wajib melaporkan kinerja penyelenggaraan
tahapan Pemilu kepada PPS paling sedikit 1 (satu)
kali dalam masa kerjanya.
D. EVALUASI KINERJA

Evaluasi kinerja KPPS digunakan untuk mengetahui


pelaksanaan tahapan yang dilakukan oleh KPPS, sebagai
bentuk akuntabilitas penggunaan anggaran untuk mendukung
kegiatan tahapan Pemilu yang dilakukan oleh KPPS dan
menjadi dasar pertimbangan bagi KPU Kabupaten/Kota dalam
melakukan pengangkatan kembali KPPS. Komponen evaluasi
kinerja KPPS digunakan untuk pelaksanaan tahapan Pemilu,
kesesuaian penggunaan anggaran; dan koordinasi pada tiap
tingkatan.
D. EVALUASI KINERJA

Berdasarkan Keputusan KPU Nomor 534 Tahun 2022 tentang


Perubahan atas Keputusan KPU Nomor 476 Tahun 2022
tentang Pedoman Teknis Pembentukan Badan Adhoc Pemilu,
Pemilihan, KPPS wajib melaporkan pelaksanaan tahapan
Pemilu atau Pemilihan dan kinerja kepada PPS paling sedikit 1
(satu) kali dalam masa kerjanya. Pada akhir masa jabatan
KPPS, dilakukan penilaian kinerja dengan mempertimbangkan
aspek:
1. Pelaksanaan tahapan Pemilu atau Pemilihan pada tingkatan
KPPS;
2. Penegakan kode etik, kode perilaku, sumpah/janji, dan pakta
integritas penyelenggara Pemilu; dan
3. Hasil laporan.
D. EVALUASI KINERJA

Penilaian dilakukan dengan metode 180 derajat pada akhir


masa jabatan yang melibatkan PPS dan KPPS sesuai dengan wilayah
kerja KPPS. Penghitungan nilai evaluasi KPPS menjadi tanggung
jawab PPS. PPS melaporkan hasil penilaian evaluasi KPPS kepada
KPU Kabupaten/Kota melalui PPK.
Anggota KPPS diberhentikan oleh PPS atas nama
Ketua KPU Kabupaten/Kota, karena:

1. Meninggal dunia;
2. Berhalangan tetap, meliputi keadaan tidak
diketahui keberadaannya, dan tidak mampu
melaksanakan tugas secara permanen.
3. Mengundurkan diri dengan alasan yang dapat
diterima; atau
Anggota KPPS diberhentikan dengan tidak hormat oleh
KPU Kabupaten/Kota, apabila:
1. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota KPPS;
2. Melanggar sumpah/janji jabatan dan/atau kode etik;
3. Tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajiban
tanpa alasan yang sah;
4. Dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana Pemilu dan/ atau
tindak pidana lainnya;
5. Melakukan perbuatan yang terbukti mengha mbat
KPU kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS dalam
mengambil keputusan dan penetapan sebagai man
ketentuan peraturan perundang-undangan. a
Berdasarkan PKPU Nomor 8 Tahun
2022 tentang Pembentukan dan Tata
Kerja Badan Adhoc Penyelenggara Pemilu
dan Pemilihan, apabila terjadi hal-hal
yang mengakibatkan KPPS tidak dapat
menjalankan tugasnya, tahapan
penyelenggaraan oleh Pemilu dilaksanakan
PPS.
A. KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU
Setiap Penyelenggara Pemilu wajib bekerja,
bertindak, menjalankan tugas, wewenang dan
kewajiban sebagai Penyelenggara Pemilu
dengan berdasarkan Peraturan DKPP Nomor 2
Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Penyelenggara Pemilu.
B. KODE PERILAKU KPPS
Untuk menjaga integritas dan profesionalitas,
KPPS wajib berpedoman pada kode perilaku,
sebagaimana Peraturan KPU Nomor 8 Tahun
2019 tentang Tata Kerja KPU, KPU Provinsi, dan
KPU Kabupaten/Kota, sebagaimana beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan KPU
Nomor 12 Tahun 2023.
B. KODE PERILAKU KPPS
Kode Perilaku bagi KPPS, meliputi:
1) Netral atau tidak memihak salah satu
Peserta Pemilu dan/atau tim kampanye;
2) Menghindari intervensi dari pihak lain dalam
pengambilan keputusan sebagai
Penyelenggara Pemilu;
3) Tidak memakai, membawa, atau
mengenakan simbol, lambang atau atribut
yang secara jelas menunjukkan
keberpihakan kepada Peserta Pemilu; dan
4) Tidak memberitahukan dan menanyakan
pilihan politiknya kepada orang lain;
5) Menyampaikan informasi yang benar
kepada publik sesuai dengan data dan/atau
fakta;
B. KODE PERILAKU KPPS
Kode Perilaku bagi KPPS, meliputi:
6) Melayani pemilih dalam memenuhi hak
konstitusionalnya;
7) Memperlakukan dan memberi kesempatan yang sama
setiap Peserta Pemilu;
8) Menaati aturan dan prosedur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan;
9) Tidak memberikan tafsiran pribadi terhadap suatu
aturan yang sudah ditetapkan;
10) Memberikan akses dan pelayanan kepada
Pemilih, Peserta Pemilu, dan para pemangku
kepentingan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
B. KODE PERILAKU KPPS
Kode Perilaku bagi KPPS, meliputi:
11) Memanfaatkan teknologi informasi dalam rangka
sosialisasi dan penyebarluasan informasi Pemilu;
12) Menjamin kualitas pelayanan kepada pemilih,
Peserta Pemilu dan para pemangku kepentingan
sesuai dengan standar profesional administrasi
Penyelenggaraan Pemilu;
13) Bertindak berdasarkan standar operasional
prosedur dan substansi profesi administrasi
Pemilu dan Pemilihan;
14) Berani menghadapi dan menerima konsekuensi
keputusan;
15) Menciptakan kondisi yang kondusif dalam
Penyelenggaraan Pemilu.
B. KODE PERILAKU KPPS
Kode Perilaku bagi KPPS, meliputi:
16) Menyampaikan informasi terkait kepemiluan
kepada penyandang disabilitas, minoritas, dan
kelompok marginal;
17) Memberikan pelayanan kepada penyandang
disabilitas, minoritas, dan kelompok marginal
untuk menggunakan hak pilihnya; dan
18) Memberikan kesempatan yang sama kepada
penyandang disabilitas, minoritas dan kelompok
marginal untuk berpartisipasi dalam
penyelenggaraan Pemilu.
THAN YOU!
K

KOMISI PEMILIHAN UMUM


M O D U L P E L AT I H A N TATA K E R J A , K O D E E T I K , D A N K O D E P E Januari 202
RILAKU 4

Anda mungkin juga menyukai