Anda di halaman 1dari 62

MODUL

PELATIHAN
PENGHITUNGAN SUARA
KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA (KPPS)
Jakarta, 13 Januari 2024
LATAR BELAKANG
DESKRIPSI SINGKAT TUJUAN PEMBELAJARAN INDIKATOR HASIL BELAJAR
MODUL INI MEMBEKALI SETELAH MENGIKUTI 1. PESERTA MAMPU MENJELASKAN
PESERTA DENGAN PEMBELAJARAN DIHARAPKAN
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN
KEMAMPUAN MEMAHAMI PESERTA DAPAT MEMAHAMI DAN
PROSES PELAKSANAAN MENERAPKAN KEGIATAN PENGHITUNGAN SUARA DI TPS.
PENGHITUNGAN SUARA YANG PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN
2. PESERTA MAMPU MEMPRAKTEKKAN
DIMULAI DARI TAHAPAN PENGHITUNGAN SUARA DI TPS,
PERSIAPAN HINGGA TAHAPAN SEHINGGA PELAKSANAAN PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN
PELAKSANAAN PENGHITUNGAN SUARA BERJALAN
PENGHITUNGAN SUARA DI TPS.
PENGHITUNGAN SUARA DI SESUAI DENGAN PRINSIP
TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA PENYELENGGARAAN PEMILU
BAB I PENGANTAR PENGHITUNGAN SUARA
A. JENIS FORMULIR YANG DIGUNAKAN
B. PERSIAPAN PENGHITUNGAN SUARA
BAB II PERSIAPAN PENGHITUNGAN SUARA
A. MENYIAPKAN SARANA DAN PRASARANA
PENGHITUNGAN SUARA
B. MENYIAPKAN DOKUMEN PENGHITUNGAN SUARA
C. PEMBAGIAN TUGAS ANGGOTA KPPS UNTUK
PENGHITUNGAN SUARA

BAB III PELAKSANAAN PENGHITUNGAN SUARA


A. TATA CARA PENGHITUNGAN SUARA UNTUK SETIAP JENIS PEMILU
B. SURAT SUARA SAH DAN SURAT SUARA TIDAK SAH
C. PENGUMUMAN DAN PENYAMPAIAN FORMULIR C HASIL-SALINAN
D. PENYELESAIAN KEBERATAN
E. PENGHITUNGAN SUARA ULANG DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
F. TATA CARA PENGHITUNGAN SUARA DENGAN SISTEM NOKEN/IKAT
G. SIREKAP
H. PENYUSUNAN FORMULIR DAN SURAT SUARA HASIL PENGHITUNGAN
SUARA

BAB IV EVALUASI PEMBELAJARAN


A. TES/UJIAN
B. KUIS-KUIS INTERAKTIF
BAB I
PENGANTAR PENGHITUNGAN SUARA
Tahap penghitungan suara merupakan puncak
kegiatan dalam proses penyelenggaraan
pemilu. Integritas dan profesionalitas dalam
proses penghitungan suara sangat penting
diwujudkan untuk menjamin legitimasi hasil
pemilu
Berdasarkan PKPU Nomor 25 Tahun 2023
tentang Pemungutan dan Penghitungan
Suara Dalam Pemilihan Umum, jenis formulir
yang digunakan, sebagai berikut:
1. Model C.HASIL-PPWP;
2. Model C.HASIL-DPR;
3. Model C.HASIL-DPD;
4. Model C.HASIL-DPRD-PROV, Model
C.HASIL-DPRA, Model C.HASIL-DPRP, Model
C.HASIL-DPRPB, Model C.HASIL-DPRPT,
Model C.HASIL-DPRPS, Model C.HASIL-
DPRPP, atau Model C.HASIL-DPRPBD; dan
5. Model C.HASIL-DPRD-KAB/KOTA atau
Model C.HASIL-DPRK.
1. Waktu penghitungan suara dimulai setelah Pemungutan Suara

selesai dan berakhir pada hari yang sama dengan hari

pemungutan suara.

2. Dalam hal penghitungan suara belum selesai pada hari yang

sama dengan hari pemungutan suara, penghitungan suara

dapat diperpanjang tanpa jeda paling lama 12 (dua belas) jam

sejak berakhirnya hari pemungutan suara.

3. Rapat penghitungan suara dipimpin oleh Ketua KPPS.

4. Rapat Penghitungan Suara dapat dihadiri oleh Saksi dan/atau

Pengawas TPS.

5. KPPS memastikan bahwa Saksi yang hadir dalam rapat

Penghitungan Suara telah menyerahkan Surat Mandat.

6. Sebelum dan saat rapat Penghitungan Suara di TPS, KPPS dapat

mengambil waktu untuk beristirahat yang diatur oleh Ketua

KPPS dengan tetap memperhatikan waktu penyelesaian

Penghitungan Suara.
Persiapan penghitungan suara
merupakan tahapan penting bagi KPPS agar
pelaksanaan penghitungan suara dapat
terlaksana dengan baik. Kegiatan ini
dilakukan setelah pemungutan suara selesai.

Pemberian materi tentang sarana dan


prasarana penghitungan suara, dokumen
penghitungan suara serta pembagian tugas
anggota KPPS untuk penghitungan suara
sangat penting dalam terwujudnya
kesuksesan penyelenggaraan Pemilu tahun
2024.
A. MENYIAPKAN SARANA DAN PRASARANA
PENGHITUNGAN SUARA
1. Sebelum rapat Penghitungan Suara di TPS,
anggota KPPS mengatur sarana dan prasarana
yang diperlukan agar mudah digunakan dan rapat
Penghitungan Suara dapat diikuti oleh semua
peserta rapat yang hadir dengan jelas
A. MENYIAPKAN SARANA DAN PRASARANA
PENGHITUNGAN SUARA
2. Setelah menyiapkan sarana dan prasarana, KPPS
memasang formulir Model C.Hasil (sesuai dengan
jenis Pemilu) pada papan yang tersedia

3. KPPS melakukan pencatatan ke dalam formulir


B . M E N Y I A P K A N D O K U M E N P E N G H I T U N G A N S UA R A
1. Data Pemilih yang berupa jumlah Pemilih terdaftar dalam
DPT atau salinan DPT (A-Kab/Ko Daftar Pemilih)
2. Data pengguna hak pilih
3. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS memberikan tanda
silang pada Surat Suara yang tidak digunakan termasuk sisa
Surat Suara cadangan, dan Surat Suara yang rusak atau
keliru dicoblos diberi tanda silang pada bagaian luar surat
suara, yang memuat nomor dan alamat TPS serta tanda
tangan ketua KPPS, dalam keadaan terlipat dengan
menggunakan spidol/ballpoint
4. Menghitung jumlah surat suara yang terdapat di luar kotak
jumlah suara
surat suara yang dikembalikan oleh Pemilih karena rusak atau keliru coblos
bukan merupakan surat suara tidak sah
C . P E M B A G I A N T U G A S A N G G O TA K P P S U N T U K
P E N G H I T U N G A N S UA R A

1. Ketua KPPS bertugas:


a. Memimpin pelaksanaan Penghitungan Suara di
TPS;
b. Memeriksa pemberian tanda coblos pada setiap
Surat Suara yang telah dibuka dan mengumumkan
hasil penelitiannya kepada Saksi, Pengawas TPS,
Pemantau, Pewarta atau masyarakat;
c. Mengatur pembagian tugas anggota KPPS demi
kelancaran pelaksanaan rapat penghitungan suara.
C . P E M B A G I A N T U G A S A N G G O TA K P P S U N T U K
P E N G H I T U N G A N S UA R A

2. Anggota KPPS Kedua bertugas membuka Surat


Suara lembar demi lembar dan memberikan kepada
Ketua KPPS untuk setiap jenis Pemilu.
C . P E M B A G I A N T U G A S A N G G O TA K P P S U N T U K
P E N G H I T U N G A N S UA R A

3. Anggota KPPS Ketiga dan anggota KPPS Keempat


bertugas:
a. Mencatat hasil penelitian terhadap tiap lembar
Surat Suara yang diumumkan oleh ketua KPPS
pada formulir Model C.Hasil;
b. Memeriksa dan memastikan hasil pencatatan
formulir telah sesuai dengan hasil penelitian yang
diumumkan oleh ketua KPPS.
C . P E M B A G I A N T U G A S A N G G O TA K P P S U N T U K
P E N G H I T U N G A N S UA R A
4. Anggota KPPS Kelima bertugas melipat Surat Suara
yang telah diteliti dan diumumkan oleh ketua KPPS
untuk masing-masing jenis Pemilu;
5. Anggota KPPS Keenam dan anggota KPPS Ketujuh
bertugas menyusun Surat Suara yang telah diteliti
dan diumumkan oleh ketua KPPS dalam susunan
sesuai suara yang diperoleh masing-masing
Pasangan Calon, Partai Politik, atau calon anggota
DPD setelah diumumkan dan diikat dengan karet
pengikat per 25 (dua puluh lima) lembar Surat Suara;
dan
C . P E M B A G I A N T U G A S A N G G O TA K P P S U N T U K
P E N G H I T U N G A N S UA R A
7. Petugas Ketertiban TPS bertugas menjaga
ketenteraman, ketertiban dan keamanan di TPS
yang dalam melaksanakan tugasnya 1 (satu) orang
berada di depan pintu masuk TPS, dan 1 (satu)
orang di depan pintu keluar TPS.
1. Dalam hal Ketua KPPS berhenti sebagai Ketua KPPS
pada saat Penghitungan Suara berlangsung, sehingga tidak
dapat melanjutkan tugas, anggota KPPS memilih salah
satu anggota KPPS sebagai ketua KPPS dengan metode
musyawarah atau suara mayoritas.
2. Dalam hal Ketua KPPS meminta izin sementara tidak
bertugas karena pemenuhan kebutuhan tertentu yang
mendesak dan tidak dapat diwakilkan, pelaksanaan tugas
Ketua KPPS sementara dilanjutkan oleh anggota KPPS
yang ditunjuk.
3. Apabila jumlah anggota KPPS kurang dari 7 (tujuh) orang, pembagian
tugas anggota KPPS ditentukan oleh ketua KPPS dengan
memperhatikan:
a. Ketua KPPS yang bertugas memimpin pelaksanaan Penghitungan
Suara di TPS dan memeriksa pemberian tanda coblos pada setiap
Surat Suara yang telah dibuka dan mengumumkan hasil penelitiannya
kepada Saksi, Pengawas TPS, Pemantau atau masyarakat;
b. Anggota KPPS yang bertugas mencatat hasil penelitian terhadap tiap
lembar Surat Suara yang diumumkan oleh ketua KPPS pada formulir
Model dan memeriksa dan memastikan hasil pencatatan telah sesuai
dengan hasil penelitian yang diumumkan oleh ketua KPPS;
c. Anggota KPPS yang bertugas menyusun Surat Suara yang telah
diteliti dan diumumkan oleh ketua KPPS dalam susunan sesuai suara
yang diperoleh masing-masing Pasangan Calon, Partai Politik, atau
calon anggota DPD setelah diumumkan dan diikat dengan karet
pengikat per 25 (dua puluh lima) lembar Surat Suara.
Pelaksanaan penghitungan suara merupakan
tahapan penting bagi KPPS agar pelaksanaan
penghitungan suara dapat terlaksana dengan
baik. Kegiatan ini dilakukan setelah
pemungutan suara selesai. Pemberian materi
pelaksanaan penghitungan suara sangat
penting dalam terwujudnya kesuksesan
penyelenggaraan Pemilu tahun 2024.
1. Ketua KPPS mengumumkan bahwa
pelaksanaan pemungutan suara telah
selesai.
2. Ketua KPPS mengumumkan bahwa
penghitungan suara dimulai secara
berurutan dimulai dari Surat Suara
Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPD,
DPRD Provinsi/DPR Aceh/DPRP
Papua/DPRP Papua Barat/DPRP Papua
Selatan/DPRP Papua Tengah/DPRP Papua
Pegunungan/DPRP Papua Barat Daya,
dan DPRD Kabupaten/Kota/DPR
Kabupaten/Kota.
3. Penghitungan Suara dilakukan secara
terbuka di tempat yang mendapat
penerangan cahaya cukup, dicatat
dengan tulisan yang jelas dan terbaca.

Dalam hal KPPS tidak terbiasa mencatat angka


sesuai dengan format sebagaimana formulir-
formulir yang tersedia, maka KPPS dapat
mencatat tulisan/angka yang jelas dan terbaca
sesuai dengan kebiasan KPPS.
4. Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS
Keenam dan/atau KPPS Ketujuh
melakukan pembukaan kotak dan
menghitung jumlah Surat Suara yang
berada di dalam kotak suara
5. Setelah menghitung jumlah Surat Suara,
Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS
Ketiga dan anggota KPPS Keempat
melakukan pencatatan pada halaman
pertama formulir Model C.HASIL masing-
masing jenis Pemilu
6. KPPS menghitung dan mengisi data
rincian, perolehan suara setiap Peserta
Pemilu
Dalam hal ketua KPPS menemukan surat suara yang dikeluarkan tidak
berada pada kotak suara sesuai jenis Pemilu, ketua KPPS menunjukan
surat suara tersebut kepada Saksi, Pengawas TPS, anggota KPPS,
pemantau Pemilu, Pewarta atau masyarakat/Pemilih yang hadir.
Selanjutnya:
1. Dalam hal penghitungan suara terhadap surat suara belum
dilaksanakan, KPPS memasukkan surat suara tersebut ke dalam kotak
suara sesuai dengan jenis Pemilu; atau
2. Dalam hal penghitungan suara terhadap surat suara telah
dilaksanakan, KPPS membuka surat suara dan memeriksa pemberian
tanda coblos pada surat suara sesuai dengan jenis Pemilu, dan
mencatat ke dalam formulir Model C.HASIL sesuai dengan jenis Pemilu;
dan
3. Mencatat ke dalam formulir Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU
KEBERATAN SAKSI-KPU.
7. Setelah rapat Penghitungan Suara, ketua KPPS
dibantu oleh anggota KPPS Keenam dan
anggota KPPS Ketujuh menyusun, menghitung,
dan memisahkan:
a. Surat Suara yang sudah diperiksa dan
suaranya dinyatakan sah untuk masing-
masing:
1) Pasangan Calon, diikat dengan karet per
25 (dua puluh lima) lembar;
2) Partai Politik dan calon anggota DPR, diikat
dengan karet per 10 (sepuluh) lembar;
3) Partai Politik dan calon anggota DPRD
Provinsi, diikat dengan karet per 10
(sepuluh) lembar;
4) Partai Politik dan calon anggota DPRD
Kabupaten/Kota, atau
5) Calon perseorangan anggota DPD, diikat
dengan karet per 10 (sepuluh) lembar;
dan dimasukkan ke dalam masing-
masing sampul kertas sesuai jenis Pemilu
7. Setelah rapat Penghitungan Suara, ketua KPPS
dibantu oleh anggota KPPS Keenam dan
anggota KPPS Ketujuh menyusun, menghitung,
dan memisahkan:
b) Surat Suara yang sudah diperiksa dan
suaranya dinyatakan tidak sah untuk
masing-masing jenis Pemilu, diikat dengan
rincian:
1) Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, diikat
dengan karet per 25 (dua puluh lima)
lembar Surat Suara, dan
2) Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota, diikat dengan
karet per 10 (sepuluh) lembar Surat Suara
dan dimasukkan ke dalam masing-masing
sampul kertas sesuai jenis Pemilu.
8. Hasil penyusunan dan penghitungan Surat
Suara dicocokkan dengan hasil Penghitungan
Suara berdasarkan pencatatan pada formulir
Model C.HASIL sesuai jenis Pemilu.

Alur pengisian formulir Model C.Hasil dapat dilakukan dengan urutan:


1. melakukan pengisian administrasi, lalu mencatat perolehan suara
dan seterusnya; atau dilakukan sebaliknya.
2. beberapa ketentuan dalam pengisian dalam formulir Model C.Hasil:
a. jumlah surat suara yang digunakan harus sama dengan jumlah
pengguna hak pilih dan jumlah suara sah dan tidak sah;
b. Penjumlahan terhadap Surat Suara yang digunakan, Surat Suara
yang rusak atau keliru dicoblos, dan Surat Suara yang tidak
digunakan termasuk sisa Surat Suara cadangan, harus sama
dengan jumlah Surat Suara yang diterima termasuk Surat Suara
cadangan 2% dari DPT oleh KPPS untuk masing-masing jenis
Pemilu.
3. Khusus untuk pengisian formulir Model C.Hasil untuk TPS di Lokasi
Khusus:
DPT pada pengguna hak pilih merupakan DPT pada Pemilih di TPS di
Lokasi Khusus walaupun penggunaan hak pilihnya sama dengan
DPTb.
9. Apabila hasil pencocokan telah sesuai, Ketua
KPPS mengesahkan hasil penghitungan suara di
TPS kemudian menandatangani formulir Model
C.HASIL masing-masing jenis Pemilu diikuti oleh
seluruh Anggota KPPS serta Saksi yang hadir
dan bersedia menandatangani.
10. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS Keenam atau
Ketujuh atau anggota KPPS yang memiliki
kemampuan menulis dengan baik, membuat
dan menggandakan formulir model C.HASIL
SALINAN masing-masing jenis Pemilu.
11. Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS Keempat
atau KPPS Kelima memasukkan formulir Model
C.HASIL SALINAN yang telah ditandatangani ke
dalam Kantong Plastik Ziplock untuk
disampaikan kepada KPU Kabupaten/Kota.
12. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS Keenam dan
KPPS Ketujuh menyusun dan memasukkan:

a. Surat Suara Sah ke dalam sampul Surat Suara


Sah;

b. Surat Suara Tidak Sah ke dalam sampul Surat


Suara Tidak Sah;

c. Surat Suara tidak digunakan ke dalam


sampul Surat Suara tidak digunakan;

d. Surat Suara rusak/keliru coblos ke dalam


sampul Surat Suara rusak/keliru coblos.
masing-masing untuk semua jenis Pemilu
13. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS Keenam dan
KPPS Ketujuh menyusun dan memasukkan:
a. Formulir ke dalam Sampul Formulir Salinan
Berita Acara dan Sertifikat Hasil Pemungutan
dan Penghitungan Suara sebanyak 3 (tiga)
buah sampul untuk PPS, PPK dan KPU
Kabupaten/Kota
b. Formulir ke dalam sampul Formulir Kejadian
Khusus Dan/Atau Keberatan Saksi Di TPS,
Formulir Model A-Surat Pindah Memilih,
Daftar Hadir Pemilih, dan Formulir Model A-
Daftar Pemilih
c. Formulir ke dalam Sampul Formulir
Pernyataan Pendamping Pemilih,
Pemberitahuan Pemilih, dan Tanda Terima
Penyampaian Salianan Hasil Penghitungan
Suara
13. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS Keenam dan
KPPS Ketujuh menyusun dan memasukkan:
d. Formulir ke dalam Sampul Formulir Berita
Acara dan Sertifikat Hasil Pemungutan dan
Penghitungan Suara di TPS dengan cara
dibungkus dan dimasukkan ke dalam
kantong plastik selongsong
14. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS Keenam atau
Ketujuh menempelkan segel pada masing-
masing sampul.
15. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS Keenam atau
Ketujuh memasukkan sampul yang telah berisi
surat suara ke dalam Kotak Suara sesuai
dengan jenis Pemilu.
16. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS Keenam dan
KPPS Ketujuh memasukkan Sampul ke dalam
Kotak Suara Presiden dan Wakil Presiden.

Sampul sebagaimana angka 16 terdiri dari:


1. Sampul yang berisi C.HASIL SALINAN untuk PPK dan KPU Kabupaten/Kota.
2. Sampul (Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN SAKSI-KPU di
TPS, daftar hadir Pemilih (C.DAFTAR HADIR DPT-KPU, C.DAFTAR HADIR DPTb-
KPU dan C.DAFTAR HADIR DPK-KPU); Model A-Surat Pindah Memilih; dan
Model A-Kabko Daftar Pemilih)
3. Sampul (Formulir Model C.PENDAMPING-KPU; Formulir Model
C.PEMBERITAHUAN-KPU; dan TANDA TERIMA).
4. Sampul (Model C.HASIL-PPWP; Model C.HASIL-DPD; Model C.HASIL-DPR;
Model C.HASIL-DPRD-PROV, Model C.HASIL-DPRA, Model C.HASIL-DPRP,
Model C.HASIL-DPRPB, Model C.HASIL-DPRPT, Model C.HASIL-DPRPS, Model
C.HASIL-DPRPP atau Model C.HASIL-DPRPBD; dan C.HASIL-DPRD-KAB/KOTA
atau Model C.HASIL-DPRK, kecuali untuk Provinsi DKI Jakarta tidak
disediakan).
17. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS Keenam atau
Ketujuh memasukkan perlengkapan di TPS ke
dalam kotak suara Pemilu anggota DPR, antara
lain:
• alat untuk mencoblos pilihan; • daftar calon tetap anggota DPR;

• tinta; • daftar calon tetap anggota DPD;

• lem/perekat; • daftar calon tetap anggota DPRD

• bolpoin; provinsi;

• spidol berwarna biru; • daftar calon tetap anggota DPRD


kabupaten/kota.
• tali pengikat alat pemberi tanda Ketua KPPS memastikan Sampul Formulir Salinan Berita

pilihan; • alat penghapus tulisan cair; Acara dan Sertifikat Hasil Pemungutan dan Penghitungan
yang disampaikan kepada PPS tidak dimasukkan ke dalam
• alat bantu tunanetra Pemilu • pembatas halaman;
Kotak Suara.
Presiden dan Wakil Presiden dan • penjepit kertas berukuran
Pemilu anggota DPD; sedang sampai dengan besar;

• daftar Pasangan Calon; • pita perekat kertas.


18. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS Keenam atau
Ketujuh mengunci Kotak Suara menggunakan
segel plastik sebagai alat pengaman lainnya
pengganti gembok kotak suara dan ditempel
segel pada segel plastik sebagai alat
pengaman lainnya pengganti gembok.

19. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS Keenam atau


Ketujuh menempelkan masing-masing 1 (satu)
keping segel pada lubang kotak suara untuk
setiap jenis pemilu setelah penghitungan
suara.
1. Waktu penghitungan suara dimulai setelah Pemungutan Suara

selesai dan berakhir pada hari yang sama dengan hari

pemungutan suara.

2. Dalam hal penghitungan suara belum selesai pada hari yang

sama dengan hari pemungutan suara, penghitungan suara

dapat diperpanjang tanpa jeda paling lama 12 (dua belas) jam

sejak berakhirnya hari pemungutan suara.

3. Rapat penghitungan suara dipimpin oleh Ketua KPPS.

4. Rapat Penghitungan Suara dapat dihadiri oleh Saksi dan/atau

Pengawas TPS.

5. KPPS memastikan bahwa Saksi yang hadir dalam rapat

Penghitungan Suara telah menyerahkan Surat Mandat.

6. Sebelum dan saat rapat Penghitungan Suara di TPS, KPPS dapat

mengambil waktu untuk beristirahat yang diatur oleh Ketua

KPPS dengan tetap memperhatikan waktu penyelesaian

Penghitungan Suara.
1. Ketua KPPS mengumumkan hasil penghitungan
suara di TPS berupa formulir Model C.HASIL
SALINAN dapat ditempel di lingkungan TPS dan
disampaikan kepada PPS untuk diumumkan di
kelurahan.

2. Ketua KPPS menyampaikan hasil Penghitungan


Suara kepada Saksi dan Pengawas TPS dalam
bentuk hardcopy.

3. Dalam hal hasil Penghitungan Suara dalam


bentuk hardcopy tidak dapat dihasilkan oleh KPPS,
Ketua KPPS menyampaikan hasil Penghitungan
Suara kepada Saksi dan Pengawas TPS dalam
bentuk Dokumen Elektronik dengan format
Portable Document Format (PDF).

KPPS yang secara sengaja tidak menyampaikan Hasil Penghitungan Suara


sebagaimana dimaksud pada angka 3, dipidana sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Ketua KPPS menyampaikan Hasil Penghitungan Suara
kepada PPK melalui PPS dengan ketentuan:
a. Ketua KPPS menyampaikan Kotak Suara tersegel
kepada PPK melalui PPS.
b. Ketua KPPS menyampaikan C.HASIL SALINAN dalam
Sampul Formulir Salinan Berita Acara dan Sertifikat
Hasil Pemungutan dan Penghitungan yang berada
di luar kotak kepada PPS untuk diumumkan di
wilayah kerjanya.
c. C.HASIL SALINAN disampaikan juga dengan dalam
bentuk Dokumen Elektronik dengan format Portable
Document Format (PDF) diberikan kepada PPS dan
PPK melalui Sirekap Mobile.

Selain penyampaian Hasil Penghitungan Suara KPPS dapat


memberikan formulir Model C.DAFTAR HADIR DPT-KPU, C.DAFTAR
HADIR DPTb-KPU dan C.DAFTAR HADIR DPK-KPU serta formulir
Model C.KEJADIAN K HUSUS DAN/ATAU KEBERATAN SAKSI-KPU
kepada Saksi dan Pengawas TPS melalui SIREKAP atau dapat
mempersilahkan Saksi dan Pengawas TPS untuk
mendokumentasikannya
1. Saksi dan/atau Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas TPS dapat
mengajukan keberatan terhadap prosedur dan/atau selisih
penghitungan perolehan suara kepada KPPS apabila terdapat hal
yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Selisih penghitungan perolehan suara dapat berupa:

a. Kesalahan penulisan hasil perolehan suara pada saat pencatatan


hasil perolehan suara di formulir Model C.HASIL masing-
masing jenis Pemilu sedang berlangsung;

b. Perbedaan hasil perolehan suara antara formulir Model C.HASIL


masing-masing jenis Pemilu dengan catatan Saksi dan/atau
Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas TPS atau dengan
formulir Model C.HASIL SALINAN yang diterima oleh Saksi dan
Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas TPS.
3. Dalam hal terdapat keberatan Saksi dan/atau Panwaslu
Kelurahan/Desa/Pengawas TPS, KPPS wajib menjelaskan
prosedur dan/atau memeriksa selisih perolehan suara.
4. Pemeriksaan selisih perolehan suara dilakukan dengan cara:

a. memeriksa kembali surat suara yang telah dinyatakan Sah


atau Tidak Sah, apabila Saksi dan/atau Panwaslu
Kelurahan/Desa/Pengawas TPS mengajukan keberatan.

b. memeriksa hasil perolehan suara yang tercantum dalam


formulir Model C.HASIL masing-masing jenis Pemilu,
apabila Saksi dan/atau Panwaslu
Kelurahan/Desa/Pengawas TPS mengajukan keberatan.
5. Dalam hal keberatan yang diajukan Saksi, Panwaslu
Kelurahan/Desa/Pengawas TPS, KPPS seketika melakukan
pembetulan
6. Pembetulan dilakukan dengan cara mencoret angka yang salah
dan menuliskan angka yang benar.
7. Pencoretan dilakukan dengan cara:
a. menimpa angka yang salah tersebut menggunakan alat
penghapus tulisan cair/correction pen, jika pembetulan
dilakukan terhadap formulir Model C.HASIL;
b. mencoret angka yang salah dengan 2 (dua) garis horisontal
pada kesalahan penulisan tersebut, jika pembetulan
dilakukan terhadap formulir Model C.HASIL SALINAN.
c. Pada tulisan angka atau kata, dituliskan angka hasil
pembetulan.
8. Ketua KPPS membubuhkan paraf pada angka hasil
pembetulan dan dapat diikuti oleh Saksi yang hadir.
9. Dalam hal Saksi masih keberatan terhadap hasil pembetulan,
KPPS meminta pendapat dan/atau saran perbaikan dari
Pengawas TPS yang hadir.
10. KPPS wajib menindaklanjuti saran perbaikan dari Pengawas
TPS.
11. KPPS wajib mencatat keberatan Saksi yang diterima sebagai
kejadian khusus dan mencatat seluruh kejadian khusus
selama pelaksanaan pemungutan dan penghitungan
suara di TPS pada formulir Model C. KEJADIAN KHUSUS
DAN/ATAU KEBERATAN-KPU dan ditandatangani oleh ketua
KPPS.
12. Keberatan Saksi yang belum atau tidak dapat diterima,
dicatat pada formulir Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU
KEBERATAN-KPU sebagai keberatan Saksi dan
ditandatangani oleh Saksi serta ketua KPPS.
13. Dalam hal tidak terdapat kejadian khusus dan/atau
keberatan Saksi dalam pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara di TPS, KPPS wajib menulis kata NIHIL
pada formulir Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU

KEBERATAN-KPU dan ditandatangani oleh ketua KPPS


Penghitungan ulang surat suara dapat diulang jika terjadi hal
sebagai berikut:
1. Kerusuhan yang mengakibatkan penghitungan suara tidak dapat
dilanjutkan;
2. Penghitungan suara dilakukan secara tertutup;
3. Penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang terang atau
yang kurang mendapat penerangan cahaya;
4. Penghitungan suara dilakukan dengan suara yang kurang jelas;
5. Penghitungan suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas;
6. Saksi, Pengawas TPS, dan warga masyarakat tidak dapat
menyaksikan proses Penghitungan suara secara jelas;
7. Penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat dan
waktu yang telah ditentukan; dan/atau
8. ketidaksesuaian jumlah hasil penghitungan surat suara yang sah
dan surat suara yang tidak sah dengan jumlah Pemilih yang

menggunakan hak pilih


F. TATA C A R A P E N G H I T U N G A N S U A R A D E N G A N
S I S T E M N O K E N / I K AT
1. Tata Cara Penghitungan Suara
a. Penghitungan suara dimulai pukul 13.00 Waktu Indonesia
Timur (WIT) sampai dengan selesai dilaksanakan pada
hari yang sama dengan hari pemungutan suara. Dalam
hal penghitungan suara belum selesai, dapat
diperpanjang tanpa jeda paling lama 12 (dua belas) jam
sejak berakhirnya hari pemungutan suara.
b. KPPS melakukan penghitungan suara dimulai dari Surat
Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPD,
DPRP dan DPRD Kabupaten.
F. TATA C A R A P E N G H I T U N G A N S U A R A D E N G A N
S I S T E M N O K E N / I K AT
1. Tata Cara Penghitungan Suara
c. Tata cara penghitungan suara di TPS berpedoman pada
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2019
tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam
Pemilihan Umum sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2019
tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 3 Tahun 2019 tentang Pemungutan dan
Penghitungan Suara dalam Pemilihan Umum.
F. TATA C A R A P E N G H I T U N G A N S U A R A D E N G A N
S I S T E M N O K E N / I K AT
1. Tata Cara Penghitungan Suara
d. Pelaksanaan penghitungan suara di TPS dihadiri oleh
saksi Peserta Pemilu dan Pengawas TPS.
F. TATA C A R A P E N G H I T U N G A N S U A R A D E N G A N
S I S T E M N O K E N / I K AT
2. Pencatatan Hasil Penghitungan Suara
a. KPPS mencatat hasil penghitungan suara menggunakan
formular sebagaimana diatur dalam Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2019 tentang
Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam Pemilihan
Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 3 Tahun 2019 tentang Pemungutan dan
Penghitungan Suara dalam Pemilihan Umum.
F. TATA C A R A P E N G H I T U N G A N S U A R A D E N G A N
S I S T E M N O K E N / I K AT
2. Pencatatan Hasil Penghitungan Suara
b. Surat Suara dan formulir pemungutan dan penghitungan
suara dimasukkan ke dalam sampul sesuai
peruntukannya dan disegel.
c. Sampul yang berisi Surat Suara dan formulir yang telah
tersegel dimasukkan ke dalam kotak suara.
d. Kotak suara berisi sampul yang telah disegel diberi alat
pengaman atau digembok dan disegel.
F. TATA C A R A P E N G H I T U N G A N S U A R A D E N G A N
S I S T E M N O K E N / I K AT
2. Pencatatan Hasil Penghitungan Suara
e. KPPS menyampaikan kotak suara yang telah diberi alat
pengaman atau gembok dan disegel kepada PPD melalui
PPS dan diawasi oleh saksi dan Pengawas TPS.
f. Kepala suku atau tokoh masyarakat dilarang membawa
dan menyampaikan kotak suara kepada PPS, PPD, atau
KPU Kabupaten.
F. TATA C A R A P E N G H I T U N G A N S U A R A D E N G A N
S I S T E M N O K E N / I K AT
2. Pencatatan Hasil Penghitungan Suara
g. KPPS menyerahkan salinan:
1) berita acara formulir Model C-KPU dan Model C1-
PPWP kepada saksi Pasangan Calon Presiden dan
Wakil Presiden;
2) berita acara formulir Model C-KPU serta Model C1-
DPR, Model C1-DPRP, dan Model C1-DPRD
Kabupaten/Kota kepada saksi Partai Politik;
3) berita acara formulir Model C-KPU dan Model C1-DPD
kepada saksi calon anggota DPD; dan
F. TATA C A R A P E N G H I T U N G A N S U A R A D E N G A N
S I S T E M N O K E N / I K AT
2. Pencatatan Hasil Penghitungan Suara
g. KPPS menyerahkan salinan:
4) berita acara formulir Model C-KPU, Model C1-PPWP,
Model C1-DPR, Model C1-DPD, Model C1-DPRP, dan
Model C1-DPRD Kabupaten/Kota kepada Pengawas
TPS, PPS, dan KPU Kabupaten melalui PPS/PPD.
F. TATA C A R A P E N G H I T U N G A N S U A R A D E N G A N
S I S T E M N O K E N / I K AT
2. Pencatatan Hasil Penghitungan Suara
g. KPPS menyerahkan salinan:
5) KPPS mengumumkan salinan berita acara formulir
Model C-KPU, Model C1-PPWP, Model C1-DPR,
Model C1-DPD, Model C1-DPRP, dan Model C1-
DPRD Kabupaten/Kota di lokasi sekitar TPS setelah
penghitungan suara selesai.
G. SIREKAP

Sistem Informasi Rekapitulasi Suara (Sirekap) merupakan


alat bantu dalam rekapitulasi hasil pemungutan dan
penghitungan suara. Formulir yang sudah ditandatangani dibuat
dalam bentuk dokumen elektronik menggunakan Sirekap
dengan mengacu pada tata cara mekanisme penggunaan
Sirekap yang akan dibahas dan diulas lebih lanjut dalam Modul
Sirekap.
H . P E N Y U S U N A N F O R M U L I R DA N S U R AT S U A R A
H A S I L P E N G H I T U N G A N S UA R A
Penyusunan formulir dan Surat Suara hasil penghitungan suara
1. Setelah rapat Penghitungan Suara, ketua KPPS dibantu oleh
anggota KPPS Keenam dan anggota KPPS Ketujuh
menyusun, menghitung, dan memisahkan:
a. Surat Suara yang sudah diperiksa dan suaranya
dinyatakan sah untuk masing-masing:
Pasangan Calon; Partai Politik dan calon anggota DPR;
Partai Politik dan calon anggota DPRD Provinsi ; Partai
Politik dan calon anggota DPRD Kabupaten/Kota, atau;
calon perseorangan anggota DPD
Diikat dengan karet per 25 (dua puluh lima) lembar Surat Suara dan dimasukkan ke dalam
masing-masing sampul kertas sesuai jenis Pemilu; dan
H . P E N Y U S U N A N F O R M U L I R DA N S U R AT S U A R A
H A S I L P E N G H I T U N G A N S UA R A
Penyusunan formulir dan Surat Suara hasil penghitungan suara
1. Setelah rapat Penghitungan Suara, ketua KPPS dibantu oleh
anggota KPPS Keenam dan anggota KPPS Ketujuh
menyusun, menghitung, dan memisahkan:
b. Surat Suara yang sudah diperiksa dan suaranya
dinyatakan tidak sah untuk masing-masing jenis Pemilu,
diikat dengan karet per 25 (dua puluh lima) lembar Surat
Suara dan dimasukkan ke dalam masing-masing sampul
kertas sesuai jenis Pemilu.
H . P E N Y U S U N A N F O R M U L I R DA N S U R AT S U A R A
H A S I L P E N G H I T U N G A N S UA R A
Penyusunan formulir dan Surat Suara hasil penghitungan suara
2. Hasil penyusunan dan penghitungan Surat Suara
dicocokkan dengan hasil Penghitungan Suara berdasarkan
pencatatan pada formulir Model C.HASIL sesuai jenis
Pemilu.
3. Apabila hasil pencocokan telah sesuai, Ketua KPPS
mengesahkan hasil penghitungan suara di TPS kemudian
menandatangani formulir Model C.HASIL masing-masing
jenis Pemilu diikuti oleh seluruh Anggota KPPS serta Saksi
yang hadir dan bersedia menandatangani.
H . P E N Y U S U N A N F O R M U L I R DA N S U R AT S U A R A
H A S I L P E N G H I T U N G A N S UA R A
Penyusunan formulir dan Surat Suara hasil penghitungan suara
4. Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS Keempat atau
KPPS Kelima memasukkan formulir Model C.HASIL
SALINAN yang telah ditandatangani ke dalam Kantong
Plastik Ziplock untuk disampaikan kepada KPU
Kabupaten/Kota
H . P E N Y U S U N A N F O R M U L I R DA N S U R AT S U A R A
H A S I L P E N G H I T U N G A N S UA R A
Penyusunan formulir dan Surat Suara hasil penghitungan suara
5. Formulir C.Hasil Salinan ke dalam Sampul Formulir Salinan
Berita Acara dan Sertifikat Hasil Pemungutan dan
Penghitungan Suara sebanyak 3 (tiga) buah sampul untuk
PPS, PPK dan KPU Kabupaten/Kota.
PENUTUP

32 HARI
MENUJU HARI PEMUNGUTAN SUARA
PEMILIHAN UMUM

MARI KITA SUKSESKAN


PELAKSANAAN & PENYELENGGARAAN PEMILU
SERENTAK DI TAHUN 2024
THANK YOU!

KOMISI PEMIL IH AN U MU M
MOD U L PEL AT IH AN PEN GH IT U N GAN SU ARA 13 Januari 2024

Anda mungkin juga menyukai