Anda di halaman 1dari 13

PENGAWASAN PEMILU 2024

BAGI PENGAWAS TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA (PTPS)


DI KABUPATEN BANDUNG

BAGIAN KE 2
PENGAWASAN PEMUNGUTAN SUARA
PENGAWASAN PEMUNGUTAN SUARA
 Puncak pemilihan umum adalah pemungutan dan penghitungan suara yang dilaksanakan pada 14 Februari 2024.
Dalam memastikan proses pemungutan suara berlangsung sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, terdapat
tahapan yang sangat krusial yaitu :
1. Kelengkapan logistik,
2. Kepastian surat suara dengan daerah pemilihan di TPS,
3. Ketepatan waktu pembukaan suara, kesiapan saksi peserta pemilu,
4. Publikasi data pemilih, informasi tata cara memilih,
5. Ketersediaan alat bantu disabilitas Netra,
6. Adanya pelanggaran mobilisasi pemilih,
7. Ketidaknetralan petugas, intimidasi pemilih,
8. Memilih lebih dari satu kali,
9. Kekurangan logistik dan waktu penutupan suara
Pengawas TPS wajib hadir di TPS pada hari pemungutan suara selambat-lambatnya pada pukul 06.00 waktu setempat
untuk memastikan persiapan pemungutan suara.
PENGAWASAN PERSIAPAN SEBELUM DIMULAI PEMUNGUTAN SUARA

1. KPPS memeriksa TPS dan perlengkapannya.


2. KPPS menempatkan kotak suara di depan meja ketua KPPS.
3. KPPS mempersilakan dan mengatur pemilih untuk menempati tempat duduk yang
telah disediakan.
4. Ketua KPPS menerima surat mandat saksi.
5. KPPS mempersilakan kepada saksi, pengawas TPS, pemantau, pewarta dan pemilih
untuk menyaksikan proses persiapan pemungutan suara.
6. Ketua KPPS menerima penyampaian surat tugas dan identitas diri dari pemantau dan
pewarta.
SAKSI – SAKSI DI TPS

1. Saksi hanya dapat menjadi saksi untuk 1 ORANG peserta Pemilu.


2. Wajib membawa surat mandat dan menyerahkannya paling lambat sebelum rapat pemungutan suara.
3. Pembuatan surat mandat oleh pasangan calon atau kampanye untuk pemilihan presiden dan wakil
presiden serta pimpinan partai politik untuk pemilih DPR dan DPRD Tingkat kabupaten/kota atau di
atasnya serta calon anggota DPD untuk Pemilu anggota DPD.
4. Tidak mengenakan atau membawa atribut yang memuat nomor, nama, foto calon/pasangan calon,
simbol/gambar partai politik, atau mengenakan seragam dan/atau atribut lain yang memberikan kesan
mendukung atau menolak peserta pemilu tertentu.
5. Berjumlah paling banyak 2 orang untuk masing-masing pasangan calon, partai politik atau calon
anggota DPD dengan ketentuan yang dapat memasuki TPS berjumlah 1 orang dalam 1 waktu
PENGAWASAN DIMULAINYA PEMUNGUTAN SUARA

1. Rapat pemungutan suara dimulai dengan pengucapan sumpah dan janji anggota
KPPS.
2. Ketua KPPS menjelaskan kepada pemilih tentang tata cara pemungutan suara dan
pembagian tugas anggota KPPS
3. Dalam hal dimulainya rapat pemungutan suara belum ada saksi, pemilih atau
pengawas TPS yang hadir, rapat ditunda sampai dengan adanya saksi, pemilih dan
pengawas TPS yang hadir, paling lama 30 menit.
4. Dalam hal terdapat saksi yang hadir setelah rapat pemungutan suara dimulai, KPPS
dapat menerima surat mandat dari saksi dan mempersilakan untuk mengikuti rapat
pemungutan suara.
PENGAWASAN JELANG & PENUTUPAN PEMUNGUTAN SUARA

 Tepat pukul 12.00 waktu setempat, Ketua KPPS mengumumkan bahwa pemilih DPK
diberi kesempatan untuk memberikan suara di TPS sepanjang surat suara masih ada
dengan terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada pemilih DPT dan DPTb yang
telah hadir. Apabila surat suara telah habis KPPS mengarahkan pemilih DPK ke TPS
terdekat yang masih dalam 1 (satu) wilayah desa/kelurahan
 Setelah seluruh pemilih selesai memberikan suara, Ketua KPPS mengumumkan
kepada yang hadir di TPS bahwa pemungutan suara telah selesai dan dilanjutkan rapat
penghitungan suara di TPS.
MENYELESAIKAN PEMUNGUTAN SUARA

 KPPS Kedua dan Ketiga, mengumpulkan dan mengelompokkan serta mencatat surat suara yang tidak
terpakai dan surat suara rusak untuk setiap jenis pemilihan dengan memberitahukan kepada Pengawas
TPS dan Saksi mengenai jumlah surat suara yang tidak terpakai dan surat suara rusak.
 KPPS Kedua dan Ketiga, menghitung jumlah (termasuk L+P) kehadiran pemilih pada formulir daftar
hadir pemilih, daftar hadir pemilih tambahan dan daftar hadir pemilih khusus.
 KPPS Keempat dan Kelima, Menghitung jumlah (termasuk L+P) pemilih disabilitas yang hadir pada
formulir daftar hadir pemilih, daftar hadir pemilih tambahan dan daftar hadir pemilih khusus dengan
memberitahukan kepada Pengawas TPS dan Saksi.
PENGAWASAN PERSIAPAN PENGHITUNGAN SUARA

 Sebelum rapat penghitungan suara di TPS, anggota KPPS mengatur sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam penghitungan suara.
 Waktu penghitungan suara di TPS dimulai setelah pemungutan suara selesai dan
berakhir pada Hari yang sama dengan hari pemungutan suara. Jika belum selesai,
penghitungan suara dapat diperpanjang tanpa jeda paling lama 12 (dua belas) jam
sejak berakhirnya hari pemungutan suara.
 Penghitungan dilakukan setelah pukul 13.00.
PENENTUAN SURAT SUARA TIDAK SAH

 Surat Suara tidak ditandatangani oleh Ketua KPPS.


 Tanda coblos 1 (satu) atau lebih di luar kolom.
 Tanda coblos lebih dari 1 (satu) kali dalam kolom yang berbeda.
 Surat suara yang terdapat tulisan dan/atau catatan lain.
 Surat suara dicoblos tidak menggunakan alat coblos (misalnya dengan rokok).
 Surat suara tidak di coblos.
 Tanda coblos tembus ke partai lain atau tembus ke luar kolom.
TATA CARA DOKUMENTASI PENGAWASAN

 Memastikan mendapatkan salinan C.Hasil-KPU dari KPPS untuk setiap jenis pemilu.

 Menfoto C.HASIL-KPU dalam bentuk plano untuk seluruh jenis pemilu.

 Memasukkan data dan informasi dari C.HASIL-PPWP dengan memasukkan angka :

a. Perolehan suara Paslon 01, Paslon 02, dan Paslon 03

b. Jumlah DPT PPWP

c. Jumlah DPTB PPWP

d. Jumlah DPK PPWP

e. Jumlah Suara Sah PPWP

f. Jumlah Suara Tidak Sah PPWP


g. Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah PPW
PENGAWASAN SETELAH PENGHITUNGAN SELESAI

 Setelah penghitungan suara selesai Ketua KPPS dan anggota KPPS menandatangani formulir
hasil serta ditandatangani oleh saksi yang hadir dan bersedia menandatangani.
 Setelah rapat pemungutan dan penghitungan suara berakhir, Saksi, Pengawas TPS, pemantau
Pemilu, atau Masyarakat yang hadir pada rapat penghitungan suara diberi kesempatan untuk
mendokumentasikan formulir hasil setiap jenis pemilu, DPT, DPTb dan DPK dalam bentuk
foto atau video.
 Untuk menjamin keterbukaan dan kecepatan informasi publik hasil TPS, KPU menggunakan
sistem Sirekap sebagai alat bantu. Untuk menjaga kemurnian hasil TPS, Bawaslu
menggunakan SIWASLU.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai