Anda di halaman 1dari 6

MITIGASI PADA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA PEMILU

TAHUN 2024

A. Pemungutan Suara
 Persiapan
1. Pengumuman dan Pemberitahuan Daftar Pemilih Tetap oleh PPS
 Memastikan PTPS mendapatkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) di wilayah kerja masing-
masing (dapat meminta salinan DPT dari PPS). Hal ini dilakukan agar PTPS dapat
mempelajari data pemilih lebih awal dan mengetahui dengan jelas pemilih di TPS yang akan
diawasi.
 Pada saat KPPS mengisi formulir model C-Pemberitahuan - KPU, PTPS wajib memberikan
saran agar menulis secara lengkap formulir C-Pemberitahuan tersebut (nama, no.urut pemilih
dalam DPT, tempat, waktu dan lain sebagainya).
 Pada saat KPPS menyampaikan Formulir model C-Pemberitahuan - KPU, PTPS wajib
melakukan pengawasan dengan mendatangi pemilih secara random untuk memastikan bahwa
KPPS telah menyampaikan Formulir C-Pemberitahuan KPU kepada pemilih atau keluarga
terdekat dari Pemilih yang terdaftar di DPT.
 PTPS dapat mewawancarai pemilih berkenaan dengan perilaku KPPS pada saat
menyampaikan Formulir C-Pemberitahuan – KPU (ketaatan prosedur)
 Apabila ditemukan pemilih yang terdaftar dalam DPT belum menerima formulir C-
Pemberitahuan – KPU dari KPPS, PTPS wajib berkoordinasi dengan KPPS terkait
pengawasan yang dilakukan terhadap hasil pengawan yang telah dilakukan.

2. Persiapan Pembuatan Tempat Pemungutan Suara


 PTPS wajib berkoordinasi dengan KPPS perihal lokasi TPS
 Apabila lokasi TPS tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dengan aturan yang
berlaku, maka PTPS wajib memberikan saran pemindahan lokasi.
 Pembuatan TPS harus memperhatikan sarana dan prasarana seperti ruangan atau tenda, alat
pembatas, papan yang akan digunakan untuk menempel Daftar Pasangan Calon, DCT,
salinan DPT dan DPTb.
 Bentuk TPS : minimal panjang 10 Meter, lebar 8 meter.
 TPS diberi tanda batas dengan menggunakan tali, tambang atau bahan lain.
 PTPS wajib memastikan posisi bilik suara dapat menjamin kerahasiaan pilihan dari pemilih.
 PTPS wajib memberikan saran alat penerangan yang cukup pada saat pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara.
 PTPS wajib menyarankan kepada KPPS aqar menggunakan Pengeras Suara/Toa di TPS
 PTPS dapat melakukan simulasi untuk memastikan alat penerangan yang disiapkan oleh
KPPS layak dipergunakan terlebih pada saat penghitungan suara (simulasi keakuratan tanda
coblos, sah atau tidak sah, pengambilan dokumentasi C-Hasil)
 PTPS wajib menyarankan kepada KPPS agar dapat menyiapkan Jam Dinding yang akan
menjadi acuan bersama .
3. Distribusi Logistik
 PTPS mengawasi distribusi logistik diwilayah kerja masing-masing
 PTPS wajib memastikan logistik (kotak suara) dalam keadaan tersegel
 PTPS wajib memberikan saran kepada KPPS untuk memastikan bahwa logistik dalam
keadaan aman.
 PTPS tidak diperkenankan untuk membantu menyiapkan TPS.
4. Persiapan Pemungutan Suara
 PTPS wajib berada dilokasi TPS paing lambat pukul 06.30 WITA
 PTPS dalam melaksanakan tugas pada saat pemungutan suara, wajib menggunakan atribut
yang disediakan, HP android yang siap digunakan, maupun alat tulis menulis untuk mencatat
setiap kejadian pada saat pemungutan dan penghitungan suara (berpenampilan rapi dan tidak
diperkenankan memakai sandal pada saat melaksanakan tugas).
 PTPS wajib mendokumentasikan pengambilan sumpaah KPPS diwilayah kerja masing-
masing.
 Pada saat Penghitungan Logistik di TPS, PTPS wajib memastikan Kotak suara dalam
keadaan tersegel.
 Pada saat pembukaan logistik, dipastikan kehadiran saksi paslon, peserta pemilu maupun
calon perseorangan.
 Jika saksi belum berada dilokasi TPS, dapat ditunda 2x15 menit. Apabila waktu penundaan
telah habis dan saksi belum berada di TPS, maka penghitungan logistik dapat dilanjutkan.
 Saksi yang berada di TPS wajib menunjukkan surat mandat.
 Pada saat penghitungan logistik, PTPS wajib memperhatikan dengan teliti jumlah logistik
yang diterima dan mencatatnya.
 Jumlah surat suara adalah jumlah pemilih dalam DPT + 2% surat suara cadangan.
 PTPS tidak diperkenankan mengambil alih untuk menghitung logistik Pemilu.
 PTPS wajib menyarankan kepada KPPS agar saksi tidak mengambil alih dalam menghitung
logistik Pemilu.
5. Pengawasan Pemungutan Suara
 PTPS memastikan bahwa KPPS telah menempelkan: Daftar pasangan calon, DCT anggota
DPR, DCT anggota DPD, DCT anggota DPRD Provinsi, DCT anggota DPRD
Kabupaten/Kota, serta salinan DPT dan salinan DPTb.
 PTPS telah memiliki salinan DPT dan salinan DPTb yang diberikan oleh KPPS,sebelum
pelaksanaan pemungutan suara dilaksanakan.

 PTPS memastikan bahwa Kotak Suara dalam keadaan kosong dan terkunci sebelum
Pemungutan Suara ( wajib di dokumentasikan )
 PTPS menyarankan kepada Ketua KPPS agar saat memanggil pemilih yang akan
memberikan hak suaranya, dibacakan nama pemilih dan no.urut dalam DPT. Hal ini
dilakukan agar PTPS maupun saksi dapat dengan mudah mengontrol pemilih berdasarkan
salinan DPT dan DPTb yang dipegang, dan mencentang pemilih yang telah menggunakan
hak suara. Jika nama pemilih yang dipanggil untuk memilih tidak terdapat dalam DPT
maupun DPTb ,PTPS segera mengkonfirmasi kepada Ketua KPPS status pemilih tersebut.
 PTPS agar fokus pada perilaku KPPS dan ketaatan prosedur setiap KPPS dalam menjalankan
tugas.
 Pada saat melaksanakan tugas sebagai KPPS terdapat kekeliruan, PTPS wajib memberikan
saran kepada Ketua KPPS.
 PTPS wajib memberikan saran kepada Ketua KPPS untuk memberikan penjelasan kepada
pemilih tentang tatacara pemberian suara secara berkala saat pemungutan suara berlangsung.
 PTPS wajib mengawasi KPPS 4 yang bertugas untuk memeriksa pemilih apakah sudah atau
belum menggunakan hak pilihnya, dengan meminta pemilih menunjukan seluruh jari dari
pemilih.
 Pada saat pemilih DPTb memberikan hak suara, PTPS fokus mengawasi Surat Suara yang
diterima pemilih:
1. Pemilih DPTb Pindah Domisili mendapatkan 5 Surat Suara
2. Pemilih DPTb dari desa atau kecamatan yang berbeda namun Dapil yang sama di Kab.
Minsel mendapatkan 5 Surat Suara.
3. Pemilih DPTb dari desa atau kecamatan yang berbeda , Dapil berbeda di Kab. Minsel
mendapatkan 4 Surat Suara ( Presiden, DPR, DPD,DPRD Prov)
4. Pemilih DPTb dari Kab. Minahasa Tenggara mendapatkan 4 Surat Suara ( Presiden,
DPR, DPD, DPRD Prov ) karena Minsel dan Mitra berada dalam 1 Dapil
5. Pemilih DPTb dari Kabupaten lain di Sulawesi Utara kecuali Minsel dan Mitra
mendapatkan 3 Surat Suara ( Presiden, DPR, DPD )
6. Pemilih DPTb dari Provinsi lain mendapatkan 1 SuratSuara ( Presiden )
 Pemilih DPK ( tidak terdaftar dalam DPT dan tidak terdaftar dalam DPTb tetapi memiliki E-
KTP atau Suket yang dikeluarkan Dukcapil ) sebelum memilih, PTPS wajib menyarankan
kepada KPPS untuk mengecek Data Pemilih tersebut di cekdptonline.kpu.go.id. Pemilih
tersebut dapat dilayani memilih jika dari hasil pengecekan pemilih tersebut tidak ditemukan
dalam DPT maupun DPTb dan tinggal sesuai KTP-el atau Suket yang ditunjukkan pemilih
tersebut untuk menggunakan hak pilih
 Saat pelaksanaan Pemungutan Suara PTPS dilarang menggangu atau mengintervensi tugas-
tugas KPPS.
 Saat KPPS akan melayani Pemilih yang sakit PTPS wajib berkoordinasi dengan PKD untuk
melakukan Pengawasan.
 Pemungutan Suara ditutup pada jam 13.00 Wita. Jika waktu penutupan Pemungutan Suara
masih terdapat antrean Pemilih maka KPPS tetap harus melayani Pemilih yang berada dalam
antrean saat jam 13.00 Wita.

B. Penghitungan Suara
 PERSIAPAN
 PTPS memastikan kepada KPPS bahwa penerangan di lokasi TPS layak saat Penghitungan
Suara
 Papan untuk menempel C Hasil yang memadai sehingga PTPS, Saksi maupun masyarakat
dapat dengan mudah mengikuti proses Penghitungan Suara
 PTPS wajib menyarankan kepada KPPS untuk mengisi Berita Acara Model C Hasil secara
lengkap di setiap halaman ( Provinsi , Kabupaten, Kecamatan, Desa, No TPS ) sebelum
Penghitungan Suara dimulai

 PERHITUNGAN SUARA
 Penghitungan Suara dilakukan secara berurut dari Surat suara : Presiden dan Wakil Presiden,
DPR, DPD, DPRD PROV dan DPRD Kab
 Penghitungan Suara dilakukan secara terbuka
 Saat Membuka, Mengeluarkan dan Menghitung Surat Suara dari Kotak Suara, PTPS wajib
menyarankan kepada KPPS agar memperlihatkan kepada Saksi, PTPS, Pemantau Pemilu
serta masyarakat/pemilih yang hadir
 Sebelum Penghitungan Suara, KPPS yang bertugas melakukan pencatatan harus mencatat
formulir Model C Hasil berupa:
a. Data Pemilih dan yang menggunakan hak pilih di setiap jenis pemilu
b. Data penggunaan Surat Suara di setiap jenis pemilu
c. Pemilih Disabilitas
 PTPS wajib menyarankan kepada Ketua KPPS agar memeriksa pemberian tanda coblos dan
menunjukkan kepada saksi, PTPS, Pemantau Pemilu atau masyarakat yang hadir sebelum
mengumumkan Suara Sah/Tidak Sah
 Pencatatan hasil penghitungan jumlah suara menggunakan formulir C HASIL sesuai jenis
pemilu dalam bentuk Turus ( tally ) serta angka dengan tulisan yang jelas dan terbaca
 Jika saat perhitungan ditemukan surat suara yang belum dihitung, KPPS memasukkan surat
suara tersebut sesuai jenis Pemilu atau ditemukan surat suara yang penghitungannya telah
dilaksanakan, KPPS membuka pemberian tanda coblos dan mencatatnya sesuai jenis pemilu
ke dalam formulir C HASIL. Kejadian ini harus di catat ke dalam formulir model C
KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN SAKSI-KPU
 Jika terjadi kesalahan penulisan angka atau kata pada formulir Model C HASIL, Model C
HASIL SALINAN dilakukan pembetulan dengan menggunakan : Penghapus Tulisan Cair
atau mencoret dengan 2(dua) garis horisontal yang di paraf oleh ketua KPPS. PTPS wajib
menyarankan hal ini di catat dalam formulir Model C KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU
KEBERATAN SAKSI-KPU
 PTPS tidak diperkenankan menandatangani formulir apapun kecuali formulir telah menerima
Formulir C Salinan .
 Saat menerima formulir hasil pemungutan dan pnghitungan suara, PTPS wajib memeriksa
formulir tersebut untuk memastikan semua formulir telah dicatat oleh KPPS di setiap lembar
dan tidak terdapat perbedaan baik penulisan maupun angka dengan formulir Model C
HASILdi TPS yang diawasi
 PTPS tidak diperkenankan menerima dokumen Hasil Pemungutan dan Penghitungan Suara
jika KPPS belum mengisi seluruh Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara dan
terdapat perbedaan penulisan maupun angka di TPS yang diawasi
 PTPS wajib mendokumentasikan C Hasil (Plano), C KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU
KEBERATAN SAKSI-KPU serta C SALINAN dengan memastikan hasil dokumentasi
tersebut hasilnya jelas
 Setiap saran , saran perbaikan yang disampaikan PTPS wajib dibuktikan secara tertulis dan di
tandatangani oleh Ketua KPPS untuk dijadikan bukti jika dikemudian hari terdapat
permasalahan maupun gugatan.
 PTPS wajib mencatat setiap kejadian khusus, keberatan saksi saat pemungutan suara dengan
lengkap ( hari, tanggal dan jam saat kejadian khusus itu terjadi )
 PTPS wajib menyarankan dan mengawasi Ketua KPPS memberi tanda silang dengan
menggunakan spidol atau bolpoin surat suara yang tidak digunakan, sisa surat suara
cadangan, surat suara rusak/keliru dicoblos
 PTPS wajib mengawasi KPPS memasukkan logistik pemilu ke dalam kotak suara ( kecuali
yang akan disampaikan kepada PPS tidak dimasukan di kotak suara )
 PTPS wajib mengawasi Penyegelan kotak suara dan mendokumentasikan penyegelan
tersebut
 Catatan Khusus
 PTPS wajib mengingatkan kepada KPPS sebelum pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara tentang Pemungutan Suara Ulang berdasarkan Undang-undang Nomor 7
Tahun 2017 Pasal 372 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:
1. Pemungutan Suara di TPS dapat diulang apabila terjadi bencana alam dan/atau kerusuhan
yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat digunakan atau penghitungan
suara tidak dapat dilakukan.
2. Pemungutan suara di TPS wajib diulang apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan
Pengawas TPS terbukti terdapat keadaan berikut:
a. Pembukaan kotabsuara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara tidak
dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Petugas KPPS meminta Pemilih memberikan tanda khusus, menandatangani, atau
menuliskan nama atau alamat pada surat suara yang sudah digunakan.
c. Pemilih yang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk elektronik dan tidak terdaftar di
Daftar Pemilih Tetap dan Daftar Pemilih Tambahan.

Anda mungkin juga menyukai