Anda di halaman 1dari 19

PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN

PENGHITUNGAN SUARA DALAM


PEMILIHAN UMUM
Revi Nurul Iman
Koordinator Hukum,Pencegahan,Partisipasi Masyarakat dan
hubungan Masyarakat
Panwaslu Kecamatan Sajira

(0254) 8483482 Bawaslu Banten @bawaslubanten www.bawaslu-bantenprov.go.id bawaslubaten@yahoo.com

DASAR HUKUM
JADWAL DAN TAHAPAN PENGAWASAN
NO KEGIATAN JADWAL PELAKSANA
1 Pengawasan masa tenang 11,12,13 Pebruari 2024
2 Pengawasan persiapan pemungutan suara
● Pengumuman tempat dan waktu pemungutan 10 sd 13 Pebruari 2024
● Penyampaian Formulir Model C6-KPU 11 Pebruari 2024
● Pengembalian Formulir Model C6-KPU kepada 13 Pebruari 2024
PPS
● Penerimaan Logistik TPS dari PPS kepada KPPS 13 Pebruari 2024
serta penyiapan TPS

3 Hari pemungutan dan penghitungan suara 14 Pebruari 2024 Dan bisa diperpanjang
1X12 jam

OBYEK TAHAPAN PENGAWASAN

1. PENGAWASAN MASA TENANG


2. PENGAWASAN PERSIAPAN PEMUNGUTAN
3. PENGAWASAN KELENGKAPAN PEMUNGUTAN SUARA
4. PENGAWASAN PROSES PEMUNGUTAN SUARA
5. PENGAWASAN PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA
PENGAWASAN MASA TENANG

Masa Tenang : 11 s.d 13 Februari 2024

Pengawas TPS melakukan pengawasan di masa


tenang dengan fokus pada praktik kampanye
yang dilakukan di masa tenang dan praktik
politik uang. Pengawasan terhadap adanya
praktik pemberian uang dan barang secara
langsung atau tidak langsung yang dilakukan
oleh pelaksana kampanye, tim kampanye dan
perorangan.

LANGKAH-LANGKAH PENGAWASAN
1. Pengawas TPS berkeliling di wilayah TPS memeriksa apakah terdapat kegiatan kampanye yang
dilakukan oleh peserta pemilu dan/atau masih ada alat peraga kampanye yang terpasang di sekitar TPS.
2. Pengawas TPS melakukan pengawasan terhadap adanya praktik pemberian uang atau barang secara
langsung maupun tidak langsung yang dilakukan oleh pelaksana kampanye, tim kampanye dan
perorangan.
3. Pengawas TPS mengidentifikasi situasi lingkungan TPS yang dapat mengganggu persiapan
pemungutan suara.

4. Apabila terdapat dugaan pelanggaran dalam masa tenang maka Pengawas TPS menuangkannya dalam
Formulir A

5. Pengawas mengirimkan informasi hasil pengawasan melalui Siwaslu dengan mengisi FORM A.1 tentang
Pengawasan Masa Tenang

6. Pelaporan melalui Siwaslu dilaksanakan pada tanggal 11 Februari pukul 12.00 s/d 13 Februari pukul
21.00)
PERSIAPAN PEMUNGUTAN SUARA

KPPS mengumumkan hari, waktu dan tempat pemungutan suara seluas-


luasnya dan menggunakan berbagai cara, sarana dan prasarana.
Pengumuman dilaksanakan paling lambat 5 (lima) hari sebelum hari
pemungutan suara.

Pengumuman dapat dilakukan dengan cara:

1. Menggunakan pengeras suara di tempat-tempat ibadah.


2. Menempelkan pengumuman di papan pengumuman dan/atau
3. Bentuk pengumuman lain yang lazim digunakan di desa/kelurahan
setempat.

KPPS menyiapkan pemungutan suara dengan:

1. menyiapkan Tempat Pemungutan Suara (TPS)


2. mengumumkan dengan menempelkan DPT, DPTb, Daftar Pasangan
Calon dan DCT Anggota DPD, DCT Anggota DPRD Provinsi, dan DCT
Anggota DPRD Kabupaten/Kota di TPS.
3. menyerahkan salinan DPT dan DPTb kepada saksi dan Pengawas TPS.
4. mengecek kondisi perlengkapan pemungutan suara dan perlengkapan
lainnya tanpa membuka kotak suara bersegel.
5. Jika ada, KPPS mengumumkan calon atau pasangan calon yang
berhalangan tetap atau dibatalkan berdasarkan Keputusan KPU melalui
papan pengumuman di TPS.
Bagaimana Membangun TPS?

1. TPS dibuat di ruang terbuka dan/atau di ruang tertutup dengan


mempertimbangkan kemudahan akses bagi semua pemilih.
2. Tidak dibuat di dalam ruang ibadah dan ditempatkan di lokasi yang
netral.
3. Dibuat dengan minimal panjang 10 meter dan lebar 8 meter atau dapat
disesuaikan dengan kondisi setempat.
4. Harus sudah selesai paling lambat 1 hari sebelum hari dan tanggal
pemungutan suara.
5. Pembuatan dan tata letak TPS mempertimbangkan kemudahan pemilih
(penyandang disabilitas, orang tua, orang sakit dan sejenisnya) dalam

Prinsip TPS Akses

1. Lokasi TPS tidak bertangga, tidak berpasir, tidak


berumput tebal, tidak berundak-undak dan tidak bertingkat.
2. Jalan menuju TPS tidak berbatu, tidak bergelombang,
tidak terhalangi parit atau selokan
3. Pintu Masuk dan Keluar lebih dari 90 cm
4. Meja bilik suara memiliki ruang kosong di bawahnya
dengan tinggi 75 cm – 100 cm.
5. Meja kotak suara maksimal 35 cm dari dasar lantai.
PENGAWASAN PEMUNGUTAN SUARA

Pengawas TPS wajib hadir


di TPS pada hari
pemungutan suara
selambat-lambatnya pada
pukul 06.30 waktu setempat
untuk memastikan
persiapan pemungutan
suara.

PENGAWASAN PEMUNGUTAN SUARA

1. KPPS memeriksa TPS dan SAKSI DI TPS

perlengkapannya. 1.
Pemilu.
Saksi hanya dapat menjadi saksi untuk 1 peserta

2. Wajib membawa surat mandat dan


2. KPPS menempatkan kotak suara di menyerahkannya paling lambat sebelum rapat
pemungutan suara.
depan meja ketua KPPS. 3. Pembuatan surat mandat oleh pasangan calon
atau kampanye untuk pemilihan presiden dan wakil
presiden serta pimpinan partai politik untuk pemilih DPR
3. KPPS mempersilakan dan mengatur dan DPRD Tingkat kabupaten/kota atau di atasnya serta
calon anggota DPD untuk Pemilu anggota DPD.
pemilih untuk menempati tempat duduk 4. Tidak mengenakan atau membawa atribut yang
memuat nomor, nama, foto calon/pasangan calon,
yang telah disediakan. simbol/gambar partai politik, atau mengenakan seragam
dan/atau atribut lain yang memberikan kesan
mendukung atau menolak peserta pemilu tertentu.
4. Ketua KPPS menerima surat mandat 5. Berjumlah paling banyak 2 orang untuk masing-
masing pasangan calon, partai politik atau calon anggota
saksi. DPD dengan ketentuan yang dapat memasuki TPS
berjumlah 1 orang dalam 1 waktu.

5. KPPS mempersilakan kepada saksi,


PENGAWASAN DIMULAINYA RAPAT
PEMUNGUTAN SUARA
1. Rapat pemungutan suara dimulai dengan pengucapan sumpah
dan janji anggota KPPS.
2. Ketua KPPS menjelaskan kepada pemilih tentang tata cara
pemungutan suara dan pembagian tugas anggota KPPS
3. Dalam hal dimulainya rapat pemungutan suara belum ada saksi,
pemilih atau pengawas TPS yang hadir, rapat ditunda sampai
dengan adanya saksi, pemilih dan pengawas TPS yang hadir,
paling lama 30 menit.
4. Dalam hal terdapat saksi yang hadir setelah rapat pemungutan
suara dimulai, KPPS dapat menerima surat mandat dari saksi dan

PENGAWASAN PROSES RAPAT


PEMUNGUTAN SUARA
1. KPPS membuka perlengkapan pemungutan suara dengan cara:
a. Membuka kotak suara, mengeluarkan seluruh isi kota suara di atas meja secara tertib dan teratur,
mengidentifikasi dan menghitung jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan, serta memeriksa sampul yang
berisi surat suara untuk masing-masing jenis pemilu yang masih dalam keadaan bersegel.
b. Memperlihatkan bahwa kotak suara benar-benar telah kosong, menutup kembali, mengunci kotak suara
dan meletakkannya di tempat yang telah ditentukan.
c. Menghitung dan memeriksa kondisi seluruh surat suara termasuk surat suara cadangan sebanyak 2 persen
dari jumlah pemilih yang tercantum dalam DPT untuk masing-masing jenis Pemilu dan memastikan
kesesuaian dengan daerah pemilihan.
d. Memastikan proses membuka, memeriksa dan menghitung surat suara disaksikan oleh saksi, pengawas,
pemantau, pewarta dan warga masyarakat/pemilih.
e. Apabila seluruh jenis dokumen dan peralatan TPS dikeluarkan dari kotak suara dan telah diidentifikasi,
terdapat dokumen dan peralatan pemungutan suara yang tidak tersedia atau kurang, KPPS segera
menghubungi PPS setempat dan dicatat dalam formulir kejadian khusus.
PENGAWASAN PELAKSANAAN
PEMBERIAN SUARA
a. Pemilih yang berhak memberikan suara di TPS meliputi:
1. Pemilik KTP elektronik yang terdaftar dalam DPT di TPS yang bersangkutan
2. Pemilik KTP elektronik yang terdaftar dalam DPTb
3. Pemilik KTP el yang tidak terdatar pada DPT dan DPTb; dan
4. Penduduk yang telah memiliki hak pilih.
5. Dalam hal pemilih belum memiliki KTP-el pada hari pemungutan suara, pemilih dapat menggunakan
Surat Keterangan (Suket).
6. Dalam hal pemilih tidak dapat menunjukkan KTP-el atau Suket, pemilih dapat menunjukkan
dokumen kependudukan berupa fotokopi KTP-el, foto KTP-el, KTP-el berbentuk digital atau dokumen
kependudukan lainnya yang memuat identitas didi yang dilengkapi dengan foto dan informasi lengkap
yang menunjukkan identitas seseorang secara akurat.

PENGAWASAN PELAKSANAAN
PEMBERIAN SUARA
b. Sebelum pemilih melakukan pemberian suara, ketua KPPS melakukan:
1. Menandatangani surat suara masing-masing jenis Pemilu pada tempat yang telah
ditentukan untuk diberikan kepada Pamilih.
2. Memanggil pemilih yang telah mengisi daftar hadir untuk memberikan suara
berdasarkan prinsip urutan pemilih.
3. Memberikan surat suara yang telah ditandatangani dalam keadaan baik/tidak
rusak serta dalam keadaan terlipat kepada pemilih.
4. Mengingatkan pemilih untuk memeriksa dan meneliti surat suara tersebut dalam
keadaan tidak rusak
5. Mengingatkan dan melarang pemilih membawa telepon genggam dan/atau alat
perekam gambar lainnya ke bilik suara.
PENGAWASAN PELAKSANAAN
PEMBERIAN SUARA
a. Ketua KPPS dapat mendahulukan pemilih penyandang disabilitas, ibu hamil,
atau lanjut usia untuk memberikan suara atas persetujuan pemilih yang
seharusnya mendapatkan giliran sesuai dengan nomor urut kehadiran.

PENGAWASAN PELAKSANAAN
PEMBERIAN SUARA
d. Ketua KPPS memberikan surat suara kepada pemilih yang terdaftar dalam DPTb yang
menggunakan hak pilih di TPS meliputi:
1. Surat suara presiden dan wakil presiden
2. Surat suara DPR, jika pindah memilih ke kabupaten/kota lain, dalam satu provinsi
dan dalam satu Dapil anggota DPR.
3. Surat suara DPD, jika pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu provinsi.
4. Surat suara DPRD provinsi, jika pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam
satu provinsi dan dalam satu Dapil anggota DPRD Provinsi.
5. Surat Suara DPRD Kabupaten/kota, jika pindah ke kecamatan lain dalam satu
kabupaten/kota dalam satu Dapil anggota DPRD Kabupaten/Kota.
SURAT SUARA SAH
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

a. surat suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan


b. tanda coblos pada nomor urut, foto, nama salah satu Pasangan Calon, tanda gambar Partai Politik, dan/atau Gabungan
Partai Politik dalam surat suara.

SURAT SUARA SAH


Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

a. Surat Suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan


b. tanda coblos pada nomor atau tanda gambar Partai Politik dan/atau nama calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota berada pada kolom yang disediakan.
SURAT SUARA SAH
Pemilu Anggota DPD

a. Surat Suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan


b. tanda coblos terdapat pada kolom 1 (satu) calon perseorangan.

Penentuan Suara Tidak Sah

1. Surat Suara tidak ditandatangani oleh Ketua KPPS.


2. Tanda coblos 1 (satu) atau lebih di luar kolom.
3. Tanda coblos lebih dari 1 (satu) kali dalam kolom yang berbeda.
4. surat suara yang terdapat tulisan dan/atau catatan lain.
5. surat suara dicoblos tidak menggunakan alat coblos (misalnya dengan
rokok).
6. Surat suara tidak di coblos.
7. Tanda coblos tembus ke partai lain atau tembus ke luar kolom.
PENGAWASAN JELANG & PENUTUPAN
PEMUNGUTAN SUARA

Tepat pukul 12.00 waktu setempat, Ketua KPPS mengumumkan bahwa pemilih
DPK diberi kesempatan untuk memberikan suara di TPS sepanjang surat suara
masih ada dengan terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada pemilih DPT
dan DPTb yang telah hadir. Apabila surat suara telah habis KPPS mengarahkan
pemilih DPK ke TPS terdekat yang masih dalam 1 (satu) wilayah desa/kelurahan.

PENGAWASAN JELANG PEMUNGUTAN


SUARA SELESAI
1. Pada saat waktu pemberian suara selesai, ketua KPPS mengumumkan
bahwa yang diperbolehkan memberikan suara hanya pemilih yang sedang
menunggu giliran untuk memberikan suara dan telah dicatat kehadirannya
dalam daftar hadir atau telah hadir dan sedang dalam antrian untuk
mencatatkan kehadirannya dalam daftar hadir.
2. Setelah seluruh pemilih selesai memberikan suara, Ketua KPPS
mengumumkan kepada yang hadir di TPS bahwa pemungutan suara telah
selesai dan dilanjutkan rapat penghitungan suara di TPS.
MENYELESAIKAN PEMUNGUTAN SUARA

1. KPPS Kedua dan Ketiga, mengumpulkan dan mengelompokkan serta


mencatat surat suara yang tidak terpakai dan surat suara rusak untuk
setiap jenis pemilihan dengan memberitahukan kepada Pengawas TPS
dan Saksi mengenai jumlah surat suara yang tidak terpakai dan surat
suara rusak.
2. KPPS Kedua dan Ketiga, menghitung jumlah (termasuk L+P)
kehadiran pemilih pada formulir daftar hadir pemilih, daftar hadir pemilih
tambahan dan daftar hadir pemilih khusus.
3. KPPS Keempat dan Kelima, Menghitung jumlah (termasuk L+P)
pemilih disabilitas yang hadir pada formulir daftar hadir pemilih, daftar
hadir pemilih tambahan dan daftar hadir pemilih khusus dengan

PENGAWASAN PERSIAPAN
PENGHITUNGAN SUARA
1. Waktu penghitungan suara di TPS dimulai setelah pemungutan suara selesai dan berakhir pada Hari yang sama dengan hari
pemungutan suara. Jika belum selesai, penghitungan suara dapat diperpanjang tanpa jeda paling lama 12 (dua belas) jam sejak
berakhirnya hari pemungutan suara.

2. Rapat penghitungan suara dipimpin oleh Ketua KPPS dan dapat dihadiri oleh Saksi dan/atau pengawas TPS

3. Sebelum rapat penghitungan suara di TPS, anggota KPPS mengatur sarana dan prasarana yang diperlukan dalam penghitungan suara
yaitu:
a. Pengaturan tempat rapat penghitungan suara di TPS, termasuk pengaturan papan atau tempat untuk memasang formulir
C.Hasil untuk setiap jenis pemilihan.
b. Tempat duduk KPPS, Saksi dan Pengawas TPS
c. Alat kelengkapan administrasi
d. Formulir penghitungan suara di TPS
e. Sampul kertas/kantong plastik pembungkus
f. Segel
g. Kotak suara serta menyiapkan segel plastik untuk mengunci kotak suara dan
h. Peralatan TPS lainnya
PENGAWASAN PROSES PELAKSANAAN
PENGHITUNGAN SUARA
1. Ketua KPPS mengumumkan bahwa pelaksanaan pemungutan suara telah selesai dan penghitungan suara dimulai.

2. Penghitungan suara dapat dilakukan secara berurutan dimulai dari surat suara presiden dan wakil presiden, DPR, DPD,
DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

3. Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS melakukan penghitungan suara untuk setiap jenis pemilu dengan cara:
a. Membuka kunci dan tutup kotak suara dengan disaksikan oleh semua pihak yang hadir.
b. Mengeluarkan surat suara dari kotak suara dan diletakkan di meja ketua KPPS
c. Menghitung jumlah surat suara dan memberitahukan jumlah tersebut kepada yang hadir serta mencatat jumlahnya.
d. Mencocokkan jumlah surat suara yang terdapat di dalam kotak suara dengan jumlah pemilih yang hadir.
e. Apabila KPPS menemukan surat suara yang dikeluarkan tidak sesuai dengan jenis pemilihan, ketua KPPS menunjukkan
surat suara tersebut kepada Saksi, Pengawas TPS, anggota KPPS, pemantau pemilu dan masyarakat/pemilih yang hadir
dan memasukkan surat suara tersebut ke dalam kotak sesuai dengan jenis pemilu.
f. KPPS membuka surat suara dan memeriksa tanda coblos pada surat suara sesuai dengan jenis pemilu dan mencatat ke
dalam formulir hasil dalam bentuk tally dan mencatat hasil penghitungan jumlah surat suara masing-masing pemilu ke
dalam formulir hasil.

PENGAWASAN PROSES PELAKSANAAN


PENGHITUNGAN SUARA
a. Anggota KPPS membuka surat suara lembar demi lembar dan memberikan surat suara
tersebut kepada Ketua KPPS dan ketua KPPS melakukan:
1) meneliti pemberian tanda coblos pada surat suara
2) menunjukkan surat suara kepada Saksi, Pengawas TPS dan anggota KPPS, serta dapat
dipantau oleh pemantau pemilu atau masyarakat/pemilih yang hadir dengan ketentuan 1
(satu) surat suara dihitung 1 (satu) suara dan dinyatakan sah atau tidak sah.
3) menyampaikan hasil penelitiannya dengan suara yang jelas, dan
4) mengumumkan hasil perolehan suara dengan suara yang terdengar jelas.
b. Penghitungan perolehan suara dilakukan secara terbuka di tempat yang terang atau yang
mendapatkan penerangan yang cukup.
c. Anggota KPPS mencatat perolehan suara dengan tulisan yang jelas dan terbaca ke dalam
formulir hasil yang ditempel pada papan atau tempat tertentu.
PENGAWASAN PROSES PELAKSANAAN
PENGHITUNGAN SUARA

Apabila ditemukan surat suara yang masuk dalam kotak suara lain, KPPS
menunjukkan surat suara tersebut kepada Saksi, Pengawas TPS, Pemantau,
Pemilih/Masyarakat yang hadir dengan ketentuan:

1. Apabila surat suara yang ditemukan belum dihitung, maka KPPS


memasukkan surat suara tersebut ke dalam kotak suara sesuai dengan
jenis pemilunya.

2. Apabila surat suara sudah dihitung, maka KPPS memeriksa pemberian


tanda coblos dan mencatat ke dalam formulir C.Hasil dalam ukuran Plano
sesuai jenis pemilunya serta melakukan pembetulan sesuai dengan
ketentuan.

SETELAH PENGHITUNGAN SELESAI

1. Setelah penghitungan suara selesai Ketua KPPS dan anggota KPPS


menandatangani formulir hasil Model C.Hasil-PPWP/DPR/DPD/DPRD
Prov/DPRD Kab/Kota serta ditandatangani oleh saksi yang hadir dan
bersedia menandatangani.
2. Apabila terdapat saksi yang hadir tidak bersedia menandatangani
formulir, wajib dicatat dalam kejadian khusus atau keberatan saksi dengan
mencantumkan alasannya.
3. Formulir hasil pemungutan yang telah ditandatangani dibuat dalam
bentuk dokumen elektronik dengan menggunakan Sirekap dan
disampaikan ke KPU.
PEMBUATAN FORMULIR C.HASIL-SALINAN

1. Setelah formulIr Model C.Hasil-PPWP/DPR/DPD/DPRD


Prov/DPRD Kab/Kota selesai dilakukan penandatanganan, Ketua
KPPS dibantu anggota KPPS mengisi formulir Model C.Hasil-
SALINAN-PPWP/DPR/DPD/DPRD Prov/DPRD Kab/Kota
berdasarkan formulir Model C.Hasil-PPWP/DPR/DPD/DPRD
Prov/DPRD Kab/Kota.
2. KPPS menggandakan formulir Model C.Hasil-SALINAN-
PPWP/DPR/DPD/DPRD Prov/DPRD Kab/Kota menggunakan alat
penggandaan yang disediakan di TPS.
3. Ketua KPPS dan anggota KPPS menandatangani formulir Model
C.Hasil-SALINAN-PPWP/DPR/DPD/DPRD Prov/DPRD Kab/Kota dan
hasil penggandaan terhadap dokumen tersebut serta
ditandatangani oleh Saksi yang hadir.
PENGAWASAN PENGISIAN SALINAN HASIL

1. Setelah formulir selesai dilakukan penandatanganan, Ketua KPPS dibantu anggota KPPS mengisi formulir hasil salinan untuk setiap jenis
pemilu, mengisi keberatan saksi atau catatan kejadian khusus dalam pemungutan dan penghitungan suara.

2. Jika terjadi kesalahan penulisan pada formulir hasil salinan, Ketua KPPS melakukan pembetulan dengan cara mencoret angka atau kata
yang salah dengan 2 (dua) garis horizontal dan menuliskan angka atau kata hasil pembetulan pada angka atau kata yang dicoret.

3. Ketua KPPS serta saksi yang hadir membubuhkan paraf pada angka atau kata pembetulan dan wajib dituangkan dalam catatan kejadian
khusus.

4. KPPS menggandakan formulir salinan menggunakan alat penggandaan yang disediakan di TPS dan ditandatangani oleh Ketua KPPS, Anggota
KPPS serta Saksi yang hadir. Jika saksi yang hadir tidak bersedia menandatangani formulir maka ditandatangani oleh saksi yang bersedia
menandatangani dan wajib dicatat dalam catatan kejadian khusus.

5. KPPS wajib menyampaikan hasil penggandaan formulir salinan kepada setiap saksi, pengawas TPS, dan PPK melalui PPS yang hadir pada hari
yang sama. Apabila KPPS tidak dapat melakukan penggandaan formulir salinan, KPPS dapat menggunakan dokumen elektronik dari Sirekap.

6. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS menyusun dan memasukkan formulir hasil dan salinan hasil pemungutan dan penghitungan suara masing-
masing ke dalam 1 (satu) sampul kertas dan disegel yang selanjutnya dimasukkan ke dalam kantong ziplok atau kantong plastik yang mempunyai
rel atau klip diatasnya yang dapat dibuka dan ditutup kembali.

7. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS menyusun dan memasukkan formulir kejadian khusus dan/atau keberatan saksi, DPT, DPTb, Daftar Hadir,
pendamping, pemberitahuan masing-masing ke dalam 1 (satu) sampul kertas dan disegel.

PENGAWASAN PENGUMUMAN
PENGHITUNGAN SUARA
1. KPPS mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS.

2. KPPS wajib menyampaikan 1 (satu) rangkap formulir hasil salinan untuk setiap
jenis pemilu kepada PPS dalam sampul kertas dan disegel pada hari dan tanggal
pemungutan suara. Penyampaian formulir juga dilakukan dengan menggunakan
dokumen elektronik melalui Sirekap.

3. PPS wajib mengumumkan formulir hasil salinan dari seluruh TPS di wilayah
kerjanya dengan cara menempelkan formulir hasil di tempat umum pada
kelurahan/desa atau yang disebut dengan nama lain.

4. Apabila KPPS dengan sengaja tidak menyampaikan 1 (satu) rangkap hasil salinan
untuk setiap jenis pemilu sampai batas waktu yang ditetapkan, KPPS dikenai sanksi
sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

5. Selain formulir hasil salinan pemungutan dan penghitungan suara, KPPS dalam
menyampaikan formulir DPT, DPTb, DPK dan kejadian khusus dan/atau keberatan
dalam bentuk dokumen elektronik.

6. KPPS dilarang memberikan formulir hasil salinan untuk setiap jenis pemilihan
kepada siapapun dan/atau pihak manapun kecuali kepada setiap saksi, pengawas TPS,
dan PPK melalui PPS.
Keberatan PTPS

Pengawas TPS dapat


mengajukan keberatan
terhadap prosedur
pemungutan, penghitungan
dan/atau selisih penghitungan
perolehan suara kepada KPPS
apabila terdapat hal yang tidak
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

PENGAWASAN PENYERAHAN KOTAK


SUARA

1. KPPS wajib menyerahkan kotak suara dan salinan formulir hasil salinan
untuk semua jenis pemilihan pada hari dan tanggal pemungutan suara
kepada PPK melalui PPS.
2. Penyerahan kotak suara kepada PPS diawasi oleh Saksi dan/atau
Pengawas TPS.
3. PPS meneruskan kotak suara dari seluruh TPS kepada PPK pada hari
yang sama setelah proses pemungutan dan penghitungan suara selesai.
4. Apabila PPS tidak dapat disampaikan pada hari yang sama, PPS
menyampaikan kotak suara ke PPK paling lambat 3 (tiga) hari setelah hari
pemungutan suara.
Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
Dalam hal saran perbaikan yang disampaikan oleh
PengawasPemilu sesuai dengan tingkatannya tidak
ditindaklanjutioleh KPU, KPU Provinsi,KPU
abupaten/Kota, PPK, PPS atau PPLN sesuai dengan tingkatannya,
Pengawas Pemilu menindaklanjuti sebagai temuan dugaan
pelanggaran.

terima kasih
bawaslubanten@yahoo.com

(0254) 8483482 Bawaslu Banten @bawaslubanten www.bawaslu-bantenprov.go.id bawaslubaten@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai