Anda di halaman 1dari 14

UNTUK PEMENANGAN AMIN

PERAN SAKSI DALAM TPS


Saksi mempunyai peran penting selama proses pemungutan dan penghitungan suara karena
ditangan para saksi tsb hasil pemungutan dan penghitungan suara pada tiap – tiap TPS dapat
terpantau dengan baik dan benar.

Bila para Saksi lemah dalam pengetahuan proses pemungutan dan penghitungan suara maka
ada kemungkinan dilakukan kecurangan oleh pihak – pihak tertentu untuk memenangkan paslon
tertentu.

Dalam ketentuan peraturan KPU ( PKPU ) ditetapkan dalam setiap TPS ada saksi 2 (dua) orang
dengan maksud untuk bisa bergantian bila salah satunya hendak ISHOMA, karena proses
pelaksanaan pemungutan dan penghitungan pada Pemilu serentak di tahun 2024 nanti akan
memakan waktu lama bahkan bila melihat pada saat simulasi selesainya sampai pukul 04.10
Subuh.

Didalam TPS untuk mengawasi TPS tersebut terdapat pengawas TPS ( PTPS ) sebagai
kepanjang tangan dari Bawaslu untuk mengawasi pelaksanaan pemungutan dan penghituangan
suara dan karena dikhawatirkan selama proses pemungutan suara muncul potensi kecurangan,
Saksi sebagai petugas partai politik atau saksi paslon tentu masih relevan untuk menjaga suara
partai dan suara paslon dalam proses pemilu berlangsung jurdil.

Potensi kecurangan itu seperti suara sah dan tidak sah, dan aturan detail lain yang dibolehkan
dan dilarang di TPS, Harapannya pengawas dan saksi TPS semakin memastikan proses pemilu
jurdil di semua TPS bisa dilakukan. Semakin banyak mata melihat dan telinga mendengar situasi
TPS akan semakin baik untuk mengantisipasi kecurangan dan lain-lain.

Meski calon presiden dan calon wakil presiden diusung oleh partai koalisi. Kontestan pemilihan
presiden (pilpres) mesti memiliki saksi terpisah dengan saksi partai politik.
KEBUTUHAN UNTUK SAKSI
Kebutuhan untuk Saksi masing-masing tingkat pemilihan memiliki saksi tersendiri. Oleh sebab
itu jumlah saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS), bisa mencapai puluhan orang, masing –
masing Saksi beda antara Pilpres dan Pileg. Saksi pileg itu merupakan saksi dari partai politik,
sementara itu saksi Paslon Pilpres akan terfokus kepada hasil perolehan suara untuk
paslonnya.

KPU memberikan tempat kepada dua saksi yang ditunjuk kontestan. Kedua saksi tersebut
memiliki area kerja yang berbeda, satu di dalam area TPS satu lagi diluar TPS.

Bila memakai ketentuan maksimal dua saksi per-TPS, maka jumlah saksi dari 18 partai politik
peserta pemilu mencapai 36 saksi per-TPS, atau minimal ada 18 saksi per-TPS dan Jumlah Total
TPS 823.220

“Sementara itu untuk Saksi pilpres seharusnya harus terpisah dari saksi partai politik agar ybs
bisa lebih focus terhadap pengawalan perolehan suara paslon pada pilpres tsb sekaligus
mengawalnya agar tidak dicurangi"

Adapun peran saksi sangat dibutuhkan dalam proses penghitungan suara. Sebab kelompok
saksi-lah yang bakal mengawal raihan suara masing-masing kontestan. Perihal proses
penghitungan suara, penghitungan dimulai untuk kertas suara presiden, DPR RI, DPD, DPRD
Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

Bila sebagian dari para saksi tidak hadir tetapi ada Pengawas TPS dari Bawaslu dan sebagian
Saksi dari Parpol maka proses Pemungutan dan Perhitungan suara tetap berjalan.
PEDOMAN TUGAS SAKSI TPS
A. TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN SAKSI TPS
1. Hadir di TPS Pukul 06.30 WIB.
2. Menyerahkan Surat mandat/ tugas kepada ketua KPPS(sebaiknya diserahkan 1 hari sebelum hari
dan tanggal pemungutan suara/H-1/ atau selambat-lambatanya pada hari H sebelum pelaksanaan
pemungutan dimulai)
3. Menerima Daftar Pemilih Tetap (DPT) dari ketua KPPS * wajib diberikan atau saksi wajib meminta
DPT tersebut.
4. Menyaksikan dan mencatat pengumuman Ketua KPPS tentang :
a. Jumlah Pemilih di TPS bersangkutan ( harus sesuai dengan DPT )
b. Jumlah surat suara yaitu harus sama dengan jumlah DPT + 2 % (surat suara
tambahan/cadangan)
c. Jumlah Pemilih Tambahan dari TPS lain dibuktikan dengan Formulir A.5
d. Alat Kelengkapan lainnya sesuai dengan Undang-Undang
5. Bagi saksi yang memilih di TPS lain, setelah acara pembukaan selesai segera ke TPS nya untuk
memilih, dan setelah memilih sesegera mungkin kembali ke TPS tempat bertugasnya.
6. Menyaksikan dan mencatat dengan cermat Proses dan hasil Penghitungan surat suara pada
Formulir C1 dan formulir isian dari tim pemenangan.
7. jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan agar mengajukan dan mengisi formulir C.2
dan wajib ditandatangai oleh ketua KPPS
8. Apa bila tidak ada keberatan maka saksi menandatangai berita acara pemungutan suara dan
sertifikat hasil penghitungan suara.
9. Wajib menerima salinan berita acara pemungutan suara dan penghitungan suara ( Formulir C
Plano dan C1 beserta lampirannya yang ditanda tangani oleh anggota KPPS dan saksi/ *bukan
fotocopy*)
10. Saksi menyerahkan berkas-berkas tersebut kepada koordinator kelurahan/ kolektor
PEDOMAN TUGAS SAKSI TPS
TUGAS KOORDINATOR TPS
1. Memonitor keberadaan saksi disetiap TPS dibawah Koordinatornya
2. Mencatat dan melaporkan saksi yang tidak bertugas segera kepada Tim Kampanye Kota/
Kabupaten untuk dicari solusinya
3. Mengumpulkan Hasil penghitungan suara berserta berkas-berkasnya dari masing-masing
saksi TPS.
4. Merekapitulasi hasil penghitngan suara masing-masing TPS pada lembar rekap yang
disedikan oleh Tim Kampanye Provinsi

catatan*
Saksi TPS wajib meminta formulir C dan C.1 beserta lampirannya
Saksi TPS wajib mengisi Form.C2 ( formulir keberatan jika terjadi hal-hal yang diluar aturan ).

Khusus untuk hasil perhitungan suara di TPS setempat harus memperhatikan hal berikut ini:
1. Para saksi di TPS masing-masing harus memiliki, sekali lagi, harus memiliki salinan Berita
Acara perhitungan, sebagai formulir C-1. Formulir C-1 ini harus dimiliki, dan dipegang para
saksi serta dirawat dengan baik. Formulir C-1 adalah sebuah bukti hukum apabila kelak
diperlukan sebagai pembuktian hasil perhitungan secara nasional.
2. Para saksi harus meyakinkan KPPS setempat bahwa salinan C-1 yang lain, harus tertempel di
dinding TPS masing-masing, tanpa kecuali, sesuai dengan undang-undang dan peraturan
pemilihan Presiden.
PENGAWASAN SEBELUM HARI ”H”
1. Cermati dan Periksa Daftar Pemilih Tetap ( DPT ) di masing –
masing TPS dan pastikan bahwa nama – nama pemilih yg
terdaftar dalam DPT sudah sesuai dengan warga yang ada di
lingkungan TPS tersebut.

2. H-3 awasi dan periksa distribusi formulir C.6, apakah sudah


dibagikan ke warga yg namanya ada dalam DPT di TPS
tersebut.
3. Lakukan “sampling” secara acak untuk memastikan bahwa
form C.6 tersebut memang sudah terdistribusikan kepada
calon pemilih
SAAT PEMUNGUTAN SUARA
1. Pastikan bahwa di meja KPPS tidak terdapat benda ( paku ) yg menonjol yg dapat merusak
surat suara.
2. Pastikan jumlah surat suara sesuai dengan jumlah DPT ditambah 2 % sebagai surat suara
cadangan.
3. Pastikan Pemilih yg hadir sesuai dengan DPT / DPTb / DPK nya.
4. Pastikan bahwa calon pemilih tersebut diberikan kertas surat suara sesuai dengan Hak
Pilihnya.
5. Pastikan bahwa ybs tidak membawa alat komunikasi kedalam bilik suara.
6. Pastikan tidak ada alat coblos selain paku yg telah disediakan oleh KPU.
7. Pastikan surat suara yg sudah dicoblos dimasukan sesuai dengan kotak suara pemilihan.
8. Pastikan bahwa pemilih tsb mencelupkan jarinya kedalam botol tinta sampai membasahi
ruas jarinya
9. Pastikan sisa surat suara yg tidak terpakai / digunakan dalam keadaan “aman”
10. Pastikan jumlah surat suara yg tidak terpakai sesuai jumlahnya dengan orang yg tidak
menggunakan hak pilihnya.
11. Lakukan “Ishoma” secara bergantian untuk para saksi/relawan untuk mengawasi dan
menghindari kecurangan penyalahgunaan sisa surat suara.
12. Pastikan para Saksi/Relawan yg berjaga untuk tidak lengah, terutama pada saat “Ishoma”.
KRITERIA PEMILIH PADA HARI PEMUNGUTAN SUARA
1. Pemilih yg terdaftar dalam DPT menggunakan form C.6 (bila form C.6 tidak dibawa/hilang
ybs tetap diberikan Hak Pilih asalkan namanya ada dalam DPT) waktunya mulai pukul
07.00 s/d 13.00 waktu setempat.
2. Warga yg menggunakan Hak Pilih Pindahan (karena tugas, sakit atau dalam tahanan)
disebut Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dan wajib menggunakan form A.5 dengan
ketentuan sbb :
 Bila ybs masih dalam 1 dapil maka surat suara ( SS ) yg diberikan adalah SS
Presiden/Wapres, SS DPD RI, SS DPR RI, SS DPRD Tkt.I dan SS DPRD Tkt.II
 Bila ybs dari dapil lain tapi masih dalam satu provinsi maka yg diberikan hanya SS
Presiden/Wapres dan SS DPD RI.
 Bila ybs dari dapil lain dan beda provinsi maka yg diberikan hanya SS
Presiden/Wapres.
3. Warga yg tidak terdafar dalam DPT ataupun DPTb dinamakan Daftar Pemilih Khusus ( DPK
) dapat diberikan Hak Pilih dengan menggunakan KTP-EL yg sesuai dengan alamat TPS
tsb dan waktu yg diberikan pukul 12.00 s/d 13.00 waktu setempat.
Catatan :
Apabila warga tsb meragukan, saksi ajukan permintaan kepada Ketua KPPS untuk
meminta warga tsb menunjukan KTP-El nya dan berupa pendukung lainnya berupa Kartu
Keluarga ( KK ).
SAAT PENGHITUNGAN SUARA
1. Pastikan tidak terjadi kesalahan dalam penyebutan nama Paslon.
2. Pastikan jangan sampai salah masuk / atau salah tulis dari hasil pencoblosan tersebut.
3. Perhatikan secara seksama surat suara yg telah dicoblos dan sah agar tidak dirusak baik
secara sengaja maupun tidak sengaja oleh petugas KPPS.
4. Pastikan penulisan jumlah perolehan suara tidak tebalik - balik.
5. Pastikan jumlah antara pengguna hak pilih dengan suara sah, suara tidak sah dan sisa
surat suara yg tidak terpakai.
6. Pastikan Jumlah total surat suara yg dipakai + surat suara yg tidak dipakai + surat suara
rusak = harus sama jumlahnya dan tidak boleh ada perbedaan.
7. Pastikan Jumlah total pada form C.1 Plano dan form-form yg terkait dengan tungsura
beserta sertifikat harus sama dan tidak boleh ada perbedaan.
8. Pastikan Saksi mendapatkan salinan form.C1 ( asli ) dan sertifikat terkait di TPS yg
bertanda tangan para KPPS dan saksi.
9. Pastikan Saksi telah mendokumenkan ( foto ) formulir C.1 Plano yg telah ditanda tangani
oleh para KPPS dan para saksi.
10. Pastikan Saksi mendapatkan salinan form C.2 ( formulir kejadian khusus / keberatan dari
saksi )
11. Pastikan Saksi mendapatkan salinan form C.7 ( formulir kehadiran pemilih di TPS )
JADIKAN HP SEBAGAI KAMERA CCTV, PADA SAAT
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA

1. Sorot/foto nomor TPS dan alamatnya


2. Sorot/foto petugas KPPS dan saksi2nya
3. Sorot/foto jumlah DPT
4. Sorot/foto angka-angka dan penjumlahan hasil pemungutan
dan penghitungan suara
5. Sorot/foto sisa kertas suara yg tidak terpakai
6. Sorot/foto (minta ijin ke ketua KPPS) salinan form C.1 dan
form C.1 Plano
7. Sorot/foto Daftar Hadir Pemilih ( DPT, DPTb dan DPK )
8. Sorot/foto dan Catat serta dokumentasikan kejadian-kejadian
khusus di TPS tersebut
9. Sorot/foto Surat Keberatan dari PTPS dan atau para saksi TPS
yg tertulis pada form C.2
10. Naikan berita hasil pemantauan tsb ke Medsos
KITA LENGAH
KITA KALAH
KITA WASPADA
KITA BERJAYA

SEKIAN DAN TERIMAKASIH


GOOD LUCK…!!!

Presented by
A AL KATIRI
DIREKTORAT PENGAMANAN & PENGAWALAN SUARA
TIM NAS AMIN

Anda mungkin juga menyukai