Anda di halaman 1dari 3

#SalamRUSH #FOKUSTPS

POINTERS PANDUAN KETUA KPPS


DALAM PEMBUKAAN RAPAT PENGHITUNGAN SUARA PEMILU 2024

1. Assalamualaikum WR. WB, salam sejahtera, om swasti astu dan selamat siang
untuk kita sekalian. Puji syukur ke Hadirat Tuhan YME karena kita semua dapat
menyelesaikan kegiatan pemungutan suara dengan tertib, aman dan lancar.

2. Saat ini tepat pukul………….. kami secara resmi mengumumkan bahwa


kegiatan pemungutan suara telah ditutup dan akan dilanjutkan dengan rapat
penghitungan suara.

3. Selanjutnya mari kita saksikan bersama, kami akan membuka kotak suara dan
mengeluarkan serta menghitung dan mengumumkan jumlah Surat Suara yang
ada di dalam kotak, dengan urutan: (dilakukan setiap mulai menghitung surat
suara tiap jenis pemilu)
a. Surat Suara Presiden dan Wakil Presiden sebanyak …...........lembar
b. Surat Suara DPR RI sebanyak…………………………….…lembar
c. Surat Suara DPD RI sebanyak…………………………….. .lembar
d. Surat Suara DPRD Provinsi sebanyak………………….. lembar
e. Surat Suara DPRD Kabupaten/Kota sebanyak……………..lembar

4. Ketua KPPS menyampaikan kepada saksi dan pengawas TPS bahwa Operator
sirekap KPPS akan meminta data untuk dikelola atau diinput dalam aplikasi
sirekap mobile untuk dipergunakan sebagai pihak yang akan menerima
C.HASIL dalam bentuk Salinan digital.
5. Setelah memeriksa tanda coblos pada Surat Suara dan menunjukkan kepada
Saksi, Pengawas TPS serta Pemilih/masyarakat yang hadir, kami akan
mengumumkan bahwa Surat Suara tersebut dinyatakan SAH atau TIDAK SAH;
6. Secara bersamaan rekan kami yang lain akan mencatat suara sah dan tidak sah
dalam formulir Model C. HASIL (berbentuk Plano) seluruh jenis Pemilu yang
ditempel di papan pengumuman,
7. Dalam hal terjadi kesalahan penulisan angka atau kata pada formulir Model
C.HASIL, Model C.HASIL SALINAN, ketua KPPS melakukan pembetulan
dengan cara:
a. menimpa kesalahan angka atau kata tersebut menggunakan alat
penghapus tulisan cair/correction pen, jika pembetulan dilakukan
terhadap formulir Model C.HASIL; atau
b. mencoret angka atau kata yang salah dengan 2 (dua) garis horisontal
pada kesalahan penulisan tersebut jika pembetulan dilakukan terhadap
formulir Model C.HASIL SALINAN.
c. Setiap pembetulan dituangkan dalam catatan kejadian khusus dalam
formulir Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN
SAKSI-KPU dilengkapi dengan angka/kata yang dibetulkan dan
angka/kata hasil pembetulan.

8. Mengumumkan sah atau tidak sahnya Surat suara dengan cara: (lihat gambar
tanda coblos sah/tidak sah- seperti terlampir dan sdh diditribusikan ke tiap
TPS)
a. Untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, menyebutkan nomor urut
Pasangan Calon yang dicoblos diikuti dengan Kata “SAH/TIDAK
SAH”. Contoh: “Paslon (nomor urut) … SAH/TIDAK SAH”
b. Untuk Pemilu anggota DPR/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota,
dengan ketentuan:
1) Apabila suara sah untuk Partai Politik, menyebutkan nama
Partai Politik diikuti dengan Kata “SAH/TIDAK SAH”.
Contoh: “Partai [nomor urut Partai]...SAH/TIDAK SAH”
2) Apabila suara sah untuk calon dari Partai Politik, menyebutkan
calon dengan nomor urut calon dari Partai Politik diikuti
dengan Kata “SAH/TIDAK SAH”. Contoh: “Partai [nomor
urut Partai]...calon (nomor urut calon) SAH/TIDAK SAH”
c. Untuk Pemilu Anggota DPD, menyebutkan Calon dengan nomor urut
dengan kata “SAH/TIDAK SAH” Contoh: “Calon [nomor urut calon]...
SAH/TIDAK SAH”
d. Menentukan tidak sahnya Surat Suara dengan cara menyebutkan
penyebab tidak sahnya Surat Suara di ikuti dengan kata :“TIDAK SAH”.

9. Setelah selesainya seluruh penghitungan suara, maka kami mohon kepada


rekan-rekan KPPS yang lain beserta Saksi untuk menandatangani formulir
Model C. HASIL sesuai jenis Pemilu.
10. Pasca di tanda tangani C.HASIL oleh KPPS dan saksi yang hadir , Ketua KPPS
menyampaikan bahwa proses selanjutnya sebagai berikut
a. Operator akan mengoperasikan sirekap untuk pengleloaan C.HASIL
PLANO;
b. Anggota KPPS yang lain akan melakukan proses penyalinan C.HASIL
kedalam C.HASILSALINAN;
c. Selanjutnya KPPS akan melakukan proses penggandaan untuk
C.HASIL SALINAN tiap jenis pemilu sebagai berikut :
1) Jenis pemilu PPWP : 6 pihak (1 ditempel di TPS, arsip
ketua KPPS, PPS, PPK, KPU KabKota, Pengawas TPS) +
3 saksi paslon = 9 set
2) DPD RI : 6 pihak+ 9 saksi calon = 15 set
3) DPR RI: 6 pihak + 18 saksi parpol : 24 set
4) DPRD Prov : 6 pihak + 18 saksi parpol : 24 set
5) DPRD Kab : 6 pihak + 18 saksi parpol = 24 set
d. Pasca penggandaaan C.HASIL SALINAN tidak terdapat saksi yang
hadir untuk menerima dokumen tersebut, KPPS memberikan Dokumen
C.HASIL SALINAN tersebut kepada PPS;
e. Dalam hal terdapat saksi yang tidak hadir pada penghitungan suara,
saksi tersebut dapat memperoleh formulir model C.HASIL SALINAN
dari PPS dengan menyerahkan surat mandat kepada PPS.
Lampiran :

Keterangan tambahan :
Calon No 3 dalam kondisi TMS
sehingga surat suara sah untuk
calon no 7 dalam satu partai.

Anda mungkin juga menyukai