Anda di halaman 1dari 56

PENYELESAIAN SENGKETA PROSES PEMILU

(PSPP)

Badan Pengawas Pemilihan Umum


Republik Indonesia
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup sengketa proses Pemilu meliputi:
✓ sengketa antarpeserta Pemilu; dan
✓ sengketa antara peserta Pemilu dengan Penyelenggara
Pemilu, yaitu KPU, KPU Provinsi, atau KPU
Kabupaten/Kota.
(Pasal 466 Undang-undang 7 Tahun 2017, dan Pasal 3
Perbawaslu No 18 Tahun 2017)
OBJEK SENGKETA
Objek Sengketa Proses Pemilu meliputi:
● Obyk sengketa meliputi keputusan KPU, KPU Provinsi, atau keputusan KPU
Kabupaten/Kota;
● Keputusan KPU, KPU Provinsi, atau keputusan KPU Kabupaten/Kota
sebagaiana di atas dalam bentuk Surat Keputusan dan/atau Berita Acara.

(Pasal 4 Perbawaslu 18 Tahun 2018 tentang perubahan atas Perbawaslu No. 18


Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyelesain Sengketa Proses Pemilihan Umum)
PARA PIHAK DALAM SENGKETA PROSES
PEMILU
PIHAK PEMOHON
Pemohon terdiri dari:
● Partai politik calon Peserta Pemilu yang telah mendaftarkan diri sebagai peserta Pemilu di
KPU;
● Partai Politik Peserta Pemilu;
● Calon anggota DPR dan DPRD yang tercantum dalam daftar calon tetap;
● Bakal calon Anggota DPD yang telah mendaftarkan diri kepada KPU;
● Calon anggota DPD;
● Bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden; dan
● Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden.

(Pasal 7 Perbawaslu Nomor 18 Tahun 2018 tentang perubahan atas Perbawaslu No. 18 Tahun 2017
tentang Tata Cara Penyelesain Sengketa Proses Pemilihan Umum)
Permohonan penyelesaian Sengketa Proses Pemilu yang diajukan oleh Partai
Politik Calon Peserta Pemilu /Partai Poltik Peserta Pemilu dapat dilakukan dengan :
● Tingkat Pusat diajukan oleh keTua Umum dan Sekretaris Djenderal Partai atau
sebutan lain
● Tingkat Provinsi diajukan oleh Ketua dan Sekretaris Tingkat Provinsi atau
sebutan lain
● Tingkat Kabupaten Kota diajukan oleh Ketua dan Sekretaris atau sebutan lain
● Bakal Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota yang tidak ditetapkan
dalam DCS atau DCT dapat mengajukan Permohonan sengketa dapat diwakili partai
Politik sesuai tingkatanya .

(Pasal 7A dan Pasal 7B Perbawaslu Nomor 18 Tahun 2018 tentang perubahan atas
Perbawaslu No. 18 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyelesain Sengketa Proses
Pemilihan Umum)
PIHAK TERMOHON
TERMOHON dalam sengketa proses Pemilu terdiri atas:
● KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota;
● Partai Politik Peserta Pemilu;
● Bakal calon Anggota DPD yang telah mendaftarkan Diri Kepda
KPU
● Calon Anggota DPR, DPD, dan DPRD; dan
● Pasangan Calon.
(Pasal 8 Perbawaslu 18 Tahun Tahun 2017)
PIHAK TERKAIT
● Pihak Terkait adalah Partai Politik Peserta Pemilu, calon
anggota DPR dan DPRD yang tercantum di dalam daftar
calon tetap, gabungan Partai Politik Peserta Pemilu, calon
Anggota DPD, dan/atau Pasangan Calon yang berpotensi
dirugikan atas penyelesaian sengketa proses Pemilu.

(Pasal 9 Perbawaslu 18 Tahun 2017)


TAHAPAN PENYELESAIAN SENGKETA PROSES PEMILU
Penyelesaian sengketa Proses Pemilu dilakukan dengan cara:
● menerima permohonan;
● memverifikasi secara formal dan materiil permohonan;
● melakukan mediasi atau musyawarah antarpihak yang bersengketa;
● melakukan proses adjudikasi sengketa proses Pemilu; dan
● memutus penyelesaian sengketa proses pemilu.

Jika para pihak tidak mencapai kesepakatan dalam mediasi maka


penyelesaiannya dilanjutkan dengan cara adjudikasi.
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN SENGKETA
●Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota
menerima, memeriksa, memediasi atau mengadjudikasi, dan
memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu paling lama 12
(dua belas) hari kalender sejak diterimanya permohonan yang
diajukan Pemohon.

●Perhitungan 12 (dua belas) hari kalender penyelesaian sengketa


proses Pemilu terhitung sejak permohonan diregister hingga
dibacakan putusan penyelesaian sengketa proses Pemilu.
PENERIMAAN DAN REGISTER PERMOHONAN
Pengajuan Permohonan
Lanjutan…
TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN
● Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu dapat diajukan dengan
cara:
● Menyampaikan secara langsung ke loket penerimaan permohonan
sengketa di sekretariat Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu
Kabupaten/Kotalangsung; atau
● Tidak langsung, yaitu diajukan melalui laman penyelesaian sengketa di
situs resmi Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota
menggunakan Sistem Informasi Penyelesaian Sengketa (SIPS).
Persiapan Penerimaan Permohonan
Penyelesaian Sengketa
Pemeriksaan Berkas Permohonan
Lanjutan…
Kelengkapan Berkas Permohonan
Input Data Permohonan
Verifikasi Berkas Permohonan
● Dalam hal berkas sudah dinyatakan lengkap, berkas permohonan
harus diverifikasi secara formal dan materil;
● Verifikasi secara formal dan materil dilakukan kembali oleh
pejabat struktural pada Bagian atau Unit Kerja yang menangani
Penyelesaian Sengketa;
● Verifikasi dilakukan untuk menentukan apakah berkas dapat
diregister atau tidak;
Verifikasi Berkas Permohonan
Registrasi Permohonan
Pemanggilan Mediasi
● Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan
Mediasi terhadap Permohonan yang telah diregister;
● Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan
pemanggilan para pihak untuk menghadiri Mediasi menggunakan
formulir Model PSPP 11;
● Mediasi wajib dihadiri Pemohon dan Termohon;
● Dalam hal Pemohon dan/atau Termohon tidak menghadiri
pemanggilan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota menentukan jadwal
dan melakukan pemanggilan kembali

Pasal 19 Perbawaslu 18 Tahun 2017


Alur Penerimaan dan Registrasi Permohonan
MEDIASI PENYELESAIAN SENGKETA PROSES PEMILU
PERSIAPAN DAN PRA-MEDIASI
PERSIAPAN PRA-MEDIASI

✓ Tim kerja mempersilahkan Para Pihak terlebih


✓ Menyiapkan fasilitas dahulu memasuki ruang mediasi sebelum
Pelaksanaan Mediasi
Mediator;
✓ Konfirmasi dan pendataan
kehadiran para pihak ✓ Mediator memasuki ruang mediasi apabila
✓ Mengarahkan para pihak untuk Para Pihak telah hadir lengkap;
menempati ruang transit secara
terpisah sebelum memasuki
ruang mediasi.
TAHAPAN DAN PELAKSANAAN MEDIASI
● pimpinan Mediasi menyampaikan pernyataan pembuka;
● penyampaian kronologis permasalahan dari para pihak;
● perundingan kesepakatan penyelesaian sengketa proses
Pemilu;
● penyusunan kesepakatan para pihak oleh mediator; dan
● penandatangan berita acara kesepakatan atau
ketidaksepakatan.
Pertama:
Pimpinan Mediasi menyampaikan pernyataan pembuka
●Pernyataan sambutan kepada para pihak;
●Memperkenalkan diri mediator;
●Menjelaskan perannya, tidak berpihak; dan
●Menerangkan ketentuan mediasi.
Kedua:
Penyampaian kronologis permasalahan dari para
pihak
● Mediator mempersilahkan kepada para pihak (diawali
Pemohon dan dilanjutkan oleh Termohon) untuk
menyampaikan hal-hal, sebagai berikut:
● Kronologis masalah dari objek yang disengketakan;
● legal standing (kedudukan hukum) para pihak; dan
● kerugian atau kepentingan langsung para pihak
Ketiga:
Perundingan kesepakatan penyelesaian sengketa
proses Pemilu.
● Tahapan ini mediator menjembatani para pihak
untuk:
● mediator mempersilahkan Pemohon untuk menyampaikan
tawaran poin-poin kesepakatan
● mediator mempersilahkan Termohon untuk menyampaikan
tawaran poin-poin kesepakatan
● Pemohon dan Termohon menanggapi tawaran poin-poin
kesepakatan
Keempat:
Penyusunan kesepakatan para pihak oleh mediator
● Mediator menjembatani para pihak untuk memecahkan masalah dari objek yang
disengketakan dengan cara:
● Mengetahui, mengkaji posisi dan kepentingan para pihak;
● Menggali opsi-opsi penyelesaian tiap masalah dari objek yang disengketakan;
● Membahas tiap opsi penyelesaian masalah dari objek yang disengketakan; dan
● Memilih opsi terbaik dari opsi-opsi penyelesaian masalah dari objek yang disengketakan.
● Mempersilahkan kepada pihak pemohon dan dilanjutkan oleh pihak Termohon untuk
mengadakan perubahan-perubahan opsi penyelesaian masalah dari objek yang disengketakan;
● Membangun kesepakatan awal para pihak; dan
● Menawarkan, mengembangkan dan melaksanakan dari kesepakatan.
● Menyiapkan rancangan kesepakatan dengan merujuk pada kesepakatan awal
● Membahas ulang rancangan kesepakatan dan melakukan perubahan jika dianggap perlu.
Kelima:
Pembuatan dan Penandatangan Kesepakatan
● Pelaksanaan tahapan ini, mediator mempersilahkan kepada
para pihak untuk menandatangani kesepakatan akhir yang
telah dibuat oleh para pihak.
● Kesepakatan dituangkan dalam Berita Acara (PSPP – 12)
dan diformalisasikan (ditandatangani dan dibacakan) oleh
mediator. Selanjutnya, materi Berita Acara kesepatan
tersebut ditungkan dalam Format Putusan (PSPP – 13).
TIDAK TERCAPAI KESEPAKATAN
✓ Jika tuntutan pemohon hanya disetujui sebagian dan
pemohon menolak, proses mediasi dianggap tidak mencapai
kesepakatan; dan
✓ Jika mediasi tidak mencapai kesepakatan, penyelesaian
sengketa proses Pemilu dilanjutkan dengan Adjudikasi.
✓ Pengawas Pemilu membuat Berita Acara mediasi tidak
tercapai kesepakatan
ADJUDIKASI PENYELESAIAN SENGKETA PROSES PEMILU
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kab/Kota dapat membentuk Majelis Sidang
Adjudikasi antara lain:
● Bawaslu dapat dipimpin paling sedikit 3 (tiga) Anggota Bawaslu, terdiri atas 1 (satu)
Anggota Bawaslu sebagai Ketua dan 2 (dua) orang Anggota Bawaslu sebagai anggota
majelis sidang
● Bawaslu Provinsi, jika jumlah Anggota Bawaslu Provinsi berjumlah 7 (tujuh) orang
anggota, dihadiri sekurang2nya 5 (lima) orang anggota, bila berjumlah 5 (lima) orang
dihadiri paling sedikit 3 (tiga) orang Anggota Bawaslu Provinsi.
● Bawaslu Kab/Kota, jika jumlah Anggota Bawaslu Kab/Kota berjumlah 5 (lima) orang
anggota, dihadiri sekurang2nya 3 (tiga) orang anggota, bila berjumlah 3 (tiga) orang
dihadiri paling sedikit 2 (tiga) orang Anggota Bawaslu Kab/Kota.
● Jumlah anggota Bawaslu Provinsi, Kab/Kota terdapat kekurangan, majelis adjudikasi
sebagaimana dimaksut diatas dapat ditambahkan dari pengawas pemilu setingkat
diatasnya
● Majelis pengganti sebagaimana diatas hanya mengajukan pendapat secara tertulis
kepada Pleno Bawaslu Provinsi, Kab/Kota dan tidak mempunyai kewenangan
mengambil putusan PSPP

(Pasal 25 Perbawaslu No. 18 Tahun 2018 tentang Perubahan Perbawaslu)


Tahapan Adjudikasi
● Penyampaian Pokok Permohonan Pihak Pemohon
● Penyampaian Jawaban Pihak Termohon
● Penyampaian Tanggapan Pihak Terkait (jika ada)
● Pembuktian
● Penyampaian kesimpulan para pihak
● Pembuatan dan Pembacaan Putusan Penyelesaian Sengketa
Proses Pemilu
PENGERTIAN ADJUDIKASI
● Menurut Pasal 1 angka 19 Perbawaslu Nomor 18 Tahun 2018
tentang perubahan perbawaslu No. 18 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu, adjudikasi
merupakan proses persidangan penyelesaian sengketa
proses Pemilu.
JENIS DAN RUANG LINGKUP
● Adjudikasi dalam penyelesaian sengketa pemilu mencakup
proses penyelesaian sengketa yang dilakukan dengan cara
sidang adjudikasi dalam jangka waktu paling lama 12 hari
(kalender), terkait dengan sengketa antara peserta pemilu
dengan penyelenggara pemilu sebagai akibat
dikeluarkannya Keputasan KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota dan/atau Berita Acara.
TAHAPAN ADJUDIKASI
● memberikan kesempatan kepada Pemohon untuk menyampaikan materi
permohonan;
● memberikan kesempatan kepada Termohon untuk menyampaikan
tanggapan/jawaban;
● memberikan kesempatan kepada Pihak Terkait untuk menyampaikan
keterangan dan/atau tanggapan;
● memberikan kesempatan kepada saksi-saksi, ahli, dan/atau lembaga pemberi
keterangan untuk menyampaikan keterangan;
● Pemeriksaan Alat bukti;
● Penyampaian kesimpulan Pemohon, Termohon dan Pihak Terkait; dan
● Penetapan putusan adjudikasi.
BUKTI-BUKTI DALAM ADJUDIKASI
● Keputusan dan/atau Berita Acara KPU, KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota;
● Surat atau dokumen tertulis;
● Keterangan saksi di bawah sumpah;
● Keterangan ahli di bawah sumpah;
● Keterangan lembaga pemberi keterangan yang disampaikan di dalam proses
sidang adjudikasi;
● Petunjuk yang diperoleh dari rangkaian data, keterangan, perbuatan, keadaan,
dan/atau peristiwa yang berkesesuaian dengan bukti lainnya; atau
● Dokumen elektronik.
SYARAT SAH BUKTI
● Copy Surat Bukti harus dibubuhi materai dan dileges di kantor Pos
● Alat buti dicocokkan dengan aslinya di depan persidangan
● Alat Bukti harus diperoleh secara sah.
● Alat bukti harus diserahkan didepan persidangan.
● Alat bukti Saksi atau Ahli hrs mengucapkan sumpah.
● Alat Bukti Elektronik harus mengacu UU ITE
TEKNIK MENGGALI KETERANGAN SAKSI DAN AHLI
● Saksi menerangan apa yang dilihat, didengar dan atau yang
dialami
● Ahli menerangkan apa yang diketahui berdasarakan
keahliannya.
● Kulifikasi ahli ditentukan berdasarkan :
a. Pendidikan,
b. Pekerjaan/Profesi
c. Pengalamannya
d. Karya Ilmiahnya/Buku karya nya
KONFIRMASI ALAT BUKTI DAN KETERANGAN SAKSI KEPADA
PEMOHON DAN TERMOHON
●Majelis Sidang Adjudikasi dapat melakukan
konfirmasi alat bukti dan keterangan saksi kepada
Pemohon dan Termohon
●Konfirmasi tersebut ditanyakan pada saat sidang
adjudikasi dalam agenda pemeriksaan alat bukti dan
saksi
HASIL PENGAWASAN
● Hasil pengawasan Pengawas Pemilu dapat dijadikan sebagai
pertimbangan hukum atas dasar pengetahuan majelis
sidang adjudikasi. (Pasal 31 ayat (1) huruf f)
● Hasil pengawasan tersebut harus diungkapkan oleh majelis
pada saat sidang adjudikasi (pemeriksaan alat bukti dan
saksi).
● Hasil pengawasan tersebut dicatatkan dalam risalah
dan/atau Berita Acara Sidang Adjudikasi.
PUTUSAN PENYELESAIAN SENGKETA PROSES PEMILU
Putusan PSPP
● Putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota
mengenai penyelesaian sengketa proses Pemilu bersifat FINAL dan
MENGIKAT, kecuali putusan terhadap:
✓Verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu;
✓Penetapan daftar calon tetap anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota; dan
✓Penetapan Pasangan Calon.
● Para pihak yang tidak menerima terhadap Putusan penyelesaian sengketa
proses Pemilu yang berkaitan dengan hal-hal yang dikecualikan tersebut
dapat mengajukan upaya hukum ke Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN).
FORMULASI PUTUSAN
● Kepala Putusan (Nomor Putusan, irah-irah “DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”)
● Identitas Pemohon dan Termohon;
● Permohonan Pemohon;
● Jawaban Termohon;
● Tanggapan Pihak Terkait;
● Bukti
● Keterangan Saksi, Ahli, dan atau Lembaga Pemberi Keterangan
● Pertimbangan Hukum terdiri atas : kewenangan
Bawaslu/Provinsi/Kab/Kota, kedudukan hukum, tenggang waktu
pengajuan Permohonan, pokok permohonan, dan kesimpulan; dan
● Amar Putusan.
ASPEK FORMIL PUTUSAN
Memuat uraian tentang identitas parapihak;
Memuat uraian “Duduk Perkara” yang terdiri dari:
● Alasan/pokok permohonan dan tuntutan;
● Jawaban Termohon, Pihak Terkait;
● Uraian tentang alat bukti;
● Uraian tentang kesimpulan para pihak;
LANJUTAN…
Memuat uraian “Pertimbangan Hukum”:
● Intisari alasan permohonan;
● Intisari jawaban Termohon/Pihak Terkait;
● Uraian apa yang menjadi isu hukum (konstatir)
● Uraian fakta hukum;
● Kewenangan Bawaslu, Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota;
● Kedudukan hukum Pemohon/legal standing;
● Tenggang waktu pengajuan permohonan;
● Analisis isu hukum;
● pendapat hukum majelis sidang adjudikasi;
● Kesimpulan majelis sidang adjudikasi
Memuat amar putusan (konstituir).
Bagian Penutup
ASPEK SUBSTANSI
● Menjawab permasalahan;
● Pertimbangan hukum berdasarkan alat bukti, bukan asumsi;
● Amar berdasarkan pertimbangan hukum;
● Mengutamakan kepastian hukum dan keadilan;
● Putusan dapat dilaksanakan.
TEKNIS PENYUSUNAN PUTUSAN
● Dalam menyusun kalimat menggunakan diksi yang tepat (tidak multi tafsir),
dengan uraian sistematis, jelas,tuntas, dan mudah dipahami.;
● Dalam menyusun putusan harus menjaga integritas;
● Dalam menguraikan analisis hukum (konstatir) pada bagian pertimbangan
hukum didahului oleh uraian peraturanterkait (antara lain Undang-undang,
PKPU, Perbawaslu, asas-asas umum pemerintahan yang baik), kemudian
dilanjutkan dengan uraian fakta hukum (fakta hukum yang tidak terbantahkan
atau yang sudah diakui oleh para pihak dalam persidangan) yang didasarkan
pada pembuktian (alat bukti surat, saksi, ahli, pemberi keterangan);
● Uraian tentang kesimpulan pendapat majelis adjudikasi (kualifisir) harus
berdasarkan analisis isu hukum;
● Amar putusan harus merujuk pada pokok-pokok permohonan yang didasarkan
pertimbangan hukum;
ISI AMAR PUTUSAN
● Mengabulkan permohonan seluruhnya apabila seluruh amar putusan
yang dimohonkan beralasan hukum untuk seluruhnya.
● Mengabulkan sebagian dan menolak sebagian lainnya apabila:
➢satu atau lebih amar putusan yang dimohonkan pemohon beralasan
hukum untuk sebagian; dan
➢satu atau lebih amar putusan yang dimohonkan pemohon tidak beralasan
hukum untuk sebagian lainnya.
● Menolak permohonan seluruhnya apabila seluruh amar putusan yang
dimohonkan pemohon tidak beralasan hukum.
Lanjutan…
● Putusan yang dijatuhkan harus berdasarkan pada pertimbangan yang
jelas dan cukup. Dalam Putusan harus secara total dan menyeluruh
memeriksa setiap segi permohonan yang diajukan dan tidak boleh hanya
memeriksa dan memutus sebagian dan mengabaikan gugatan selebihnya.

● Dalam amar putusan majelis sidang adjudikasi sesuai dengan


kewenangan dalam putusan sengketa proses Pemilu
Putusan yang berkualitas
● Dihasilkan dari sebuah proses persidangan yang benar.
● Diambil/diputuskan oleh majelis sidang adjudikasi yang
berintegritas, kompeten dibidang hukum formil dan materiil .
● Dituangkan dalam bentuk format putusan yang benar dan
Substansinya berdasarkan hukum dan memenuhi rasa keadilan,
serta dapat memberikan kemanfaatan.
● Pertimbangan Hukum berisi penalaran hukum yang logis, runtut,
dan sistematis
Penyampaian dan Publikasi Putusan
● Salinan putusan penyelesaian sengketa proses pemilu disampaikan kepada
Pemohon, Termohon, dan pihak terkait paling lambat 3 (tiga) hari terhitung
sejak tanggal putusan dibacakan.
● Dalam hal salinan putusan belum dapat diberikan, Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
atau Bawaslu Kabupaten/Kota sesudah membacakan putusan memberikan
ringkasan putusan kepada para pihak.
● Salinan putusan penyelesaian sengketa proses pemilu disampaikan kepada
Bawaslu, pada hari yang sama saat putusan dibacakan dalam bentuk softcopy
dan hardcopy.
● Putusan penyelesaian sengketa pemilu diumumkan di Sekretariat Pengawas
Pemilu dan melalui SIPS Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu
Kabupaten/Kota atau media informasi lainnya.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai