Anda di halaman 1dari 4

PAILIT

Pailit merupakan merupakan Permasalahan yang harus


diterima oleh Pengusaha yang disebabkan oleh beberapa
permasalahan antara lain :
o Debitur tidak mampu membayar hutang,
o Kurangnya kepekaan pada kebutuhan konsumen
o Perusahaan berhenti untukb berinovasi.

Dalam seperti tercantum dalam beberapa Point diatas,


Pengusaha harus menerima kenyataan jika usahanya
dinyatakan pailit dan harus berhadapan dengan proses
permohonan pailit.

SYARAT PERMOHONAN PAILIT


Permohonan pailit bisa dilakukan jika telah memenuhi
beberapa syarat dan prosedur yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Adapun syarat permohonan pailit yang harus dipenuhi


tersebut diantaranya:
o Terdapat debitur (orang/badan yang berhutang) yang
memiliki dua bahkan lebih kreditur (orang/badan yang
memberikan hutang/dihutangi), dimana minimal 1
diantaranya:
 Sudah jatuh tempo dan
 Bisa ditagih,
Maka terhadap kondisi tersebut dapat dinyatakan
pailit dengan keputusan pengadilan,

Permohonan pailit dapat dilakukan oleh :


 Debitur sendiri atau
 krediturnya ( salah satu atau lebih lebih dari satu
Kreditor). Yang memiliki Piutang yang sudah jatuh
tempo/dapat ditagih tidak dapat dibayar oleh Debitur.

TATA CARA PENGAJUAN KEPAILITAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG


NO 37 TAHUN 2004
Tata Cara yang benar dalam mengajukan permohonan pailit
berdasarkan pada Undang-Undang No 37 Tahun 2004 mengenai
kepailitan adalah seperti berikut ini:
1. Permohonan pernyataan proses  Pailit harus diajukan
pada ketua pengadilan oleh PEMOHON (Kreditur atau
Debitur).
2. Permohonan ini diajukan melalui panitera sesuai
dengan pasal 6 ayat 2.
3. Selanjutnya Panitera akan menyampai kan permohonan
tersebut kepada ketua pengadilan.
4. Permohonan penyataan Pailit tersebut paling lambat
2 hari setelah tanggal permohonan pailit
didaftarkan.
5. Dalam tempo 3 hari sesudah mendaftar kan tanggal
permohonan, pengadilan akan menetapkan hari
persidangan.
6. Sidang pemeriksaan akan dilakukan dalam waktu
paling lama 20 hari sesudah pendaftaran tanggal
permohonan pailit(pasal 6)
7. Selanjutnya pengadilan akan memanggil pihak debitur
apabila pihak kreditur, Kejaksaan ,Bank Indonesia,
Badan Pengawas Pasar Modal atau Menteri Keuangan
yang mengajukan permohonan pailit (pasal 8).
8. Pengadilan bisa memanggil :
o Pihak Kreditur apabila pernyataan Pailit
diajukan oleh Debitur dan ada keraguan jika
persyaratan pailit sudah terpenuhi (pasal 8).
o Proses pemanggilan biasanya dilakukan oleh juru
sita dengan menggunakan surat kilat tercatat
paling lama 7 hari sebelum proses persidangan
pertama  dilaksanakan (pasal 8 ayat 2).
9. Putusan kepailitan dari pengadilan mengenai
permohonan pailit harus bisa dikabulkan jika ada
fakta yang memang membuktikan jika persyaratan
pailit sudah lengkap dan keputusan tersebut harus
segera diucapkan, paling lambat selama 60 hari
setelah tanggal pendaftaran (pasal 8).
10. Keputusan mengenai permohonan pailit ini harus
memuat secara lengkap segala pertimbangan hukum
yang mendasari keputusan tersebut lengkap dengan
pendapat dari majelis hakim dan wajib diucapkan
dalam persidangan yang terbuka untuk umum dan bisa 
dilakukan lebih dulu sekalipun pada putusan
tersebut terdapat usaha hukum (pasal 8 ayat 7).
 
PENTINGNYA LAW FIRM DALAM PENGAJUAN KEPAILITAN
Adalah sebuah profesi yang menjunjung tinggi keadilan
dan penegakan hukum untuk klien nya baik itu berupa
perorangan maupun kelompok atau yang biasa disebut
Advokat atau konsultan hukum (Pengacara)

Peran seorang Advokat atau konsultan hukum (Pengacara)


adalah sebagai pendamping/Penasihat Hukum hukum. Peran
tersebut sangat diperlukan untuk kepentingan :
 Debitur yang dimohonkan pailit
 Kreditur dan/atau Para Kreditur yang memohon pailit,
Terhadap debitur maupun sebagai pihak kreditur yang
memiliki kepentingan hukum dalam proses kepailitan.

Dalam bagan proses pengajuan kepailitan Advokat atau


konsultan hukum (Pengacara) memiliki peran yang cukup
penting. Disini Advokat atau konsultan hukum (Pengacara)
yang memiliki SDM praktisi hukum terbaik akan memberikan
pendampingan Hukum/Advise Hukum/Legal Opini kepada
kliennya dalam setiap aktivitas yang berhubungan dengan
hukum pada pihak ketiga termasuk dalam hal pengajuan
kepailitan.

Hal ini sesuai dengan pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No


37 tahun 2004 mengenai kepailitan, menyebutkan  secara
khusus peran Advokat atau konsultan hukum (Pengacara)
dalam proses kepailitan adalah sebagai perantara dalam
mengajukan permohonan pailit secara langsung ke pihak
pengadilan niaga.

Jadi permohonan pernyataan Pailit yang diajukan oleh


pihak debitur maupun kreditur harus diajukan lewat
Advokat atau konsultan hukum (Pengacara).

Selain itu Advokat atau konsultan hukum (Pengacara) juga


memiliki peran saat mengajukan upaya hukum kasasi pada
putusan pernyataan pailit ke Mahkamah Agung.

Pentingnya peran seorang Advokat atau konsultan hukum


(Pengacara) dalam pengajuan permohonan pailit
mengharuskan Anda untuk selektif dalam memilih seorang
pengacara atau law Firm.
Pemilihan Advokat atau konsultan hukum (Pengacara) ini
pun tentu tidak bisa dilakukan dengan berbagai
pertimbangan.

Banyak bidang hukum yang kami kuasai seperti hukum


lingkungan, hukum ketenagakerjaan, hukum pertambangan.

Demikian pembahasan kami tentang tata cara permohonan


pernyataan pailit pada pengadilan niaga, Semoga
informasi tersebut dapat bermanfaat bagi anda yang
sedang mengalami kesulitan terkait hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai