Anda di halaman 1dari 4

1. a.

Kreditor separatis adalah Kreditor yang memiliki jaminan utang kebendaan


(hak jaminan), seperti pemegang Hak Tanggungan, Hipotek, gadai, Jaminan Fidusia
dan lain-lain (Pasal 55 UU No. 37 Tahun 2004).
b. Kreditur preferen merupakan kreditur yang memiliki hak istimewa atau hak
prioritas. Sehingga Kreditur preferen dapat didahulukan pelunasan piutangnya karena
mempunyai hak istimewa yang mendahului berdasarkan sifat piutangnya. Hak
istimewa diatur dalam Pasal 1134 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
c. Kreditur Konkuren merupakan kredituryang tidak memegang hak jaminan
kebendaan, tetapi kreditur ini memiliki hak untuk menagih debitur berdasarkan
perjanjian. Diatur dalam pasal 1131-1132 KUH Perdata.

2. a. PT. Asuransi Jiwasraya


Undang-undang PKPU dan Kepailitanmengatur bahwa pihak yang berhak
mengajukan PKPU dan pailit atas perusahaan asuransi adalah Otoritas Jasa Keuangan
(OJK). PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dimohonkan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat (PN Pusat).
b. Bank Central Asia
Salah satu pihak yang dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit adalah
seorang kreditor atau lebih sepanjang debitor memiliki dua atau lebih kreditor dan
tidak membayar utangnya. Kejaksaan dapat mengajukan permohonan pailitdengan
alasan untuk kepentingan umum.
C. PT. Telkom
Pada prinsipnya baik debitur atas permohonannya sendiri atau kreditur dapat
mengajukan permohonan pernyataan pailit sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1)
UU Kepailitan. Akan tetapi UU Kepailitan membedakan secara khusus terkait siapa
yang berwenang untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit atas BUMN.
Dalam hal debitur adalah BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik,
permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Menteri Keuangan.[7] Yang
dimaksud dengan "BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik" adalah badan
usaha milik negara yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas
saham.

3. Actio pauliana adalah hak yang diberikan kepada seorang kreditor untuk

membatalkan perjanjian debitor dengan pihak ketiga. Ketentuan actio pauliana


diatur dalam KUHPerdata, juga diatur dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004
Tentang Kepailitan dan Penundaaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUKPKPU). a
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam upaya hukum actio pauliana.
Pertama, ada perbuatan hukum yang dilakukan oleh debitor dan merugikan kreditor. 
Kedua, tindakan itu tidak wajib untuk dilakukan. 
Ketiga, tindakan itu dilakukan dalam jangka waktu satu tahun sebelum putusan pailit
diucapkan.

Keempat, actio pauliana dilakukan untuk kepentingan harta pailit. 

Kelima, debitor tersebut harus sudah dinyatakan pailit, tidak cukup jika debitor hanya
diberlakukan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). 

Keenam, perbuatan hukum tersebut tidak diwajibkan oleh perjanjian atau undang-
undang.

4. Kurator menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang


Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“UU 37/2004”) adalah
balai harta peninggalan atau orang perseorangan yang diangkat oleh pengadilan untuk
mengurus dan membereskan harta debitur pailit di bawah pengawasan hakim
pengawas. Tugas Korator adalah Mengamati dan menganalisis perkembangan seni
rupa Indonesia dan seni rupa International. Mempertimbangkan dan menseleksi karya
dan kegiatan pameran di GNI. Membantu mempertimbangkan tata pameran tetap,
sistem pendokumentasian dan kebijakan pengelolaann koleksi. Syarat korator
adalah:

a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. berkewarganegaraan Indonesia dan berdomisili di wilayah Indonesia;

c. setia pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;

d. sehat jasmani dan rohani;

e. advokat, akuntan publik, sarjana hukum, atau sarjana ekonomi jurusan akuntansi;

f. telah mengikuti pelatihan Kurator dan Pengurus dan dinyatakan lulus dalam ujian
yang penilainnya dilakukan oleh Komite Bersama;

g. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
hukuman pidana 5 (lima) tahun atau lebih berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap;

h. tidak pernah dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga; dan

i. membayar biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak yang besarnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Perdamaian pada proses kepailitan yang diajukan ke Pengadilan Niaga. ini adalah

merupakan hak yang diberikan undang-undang kepada Debitor Pailit. Namun


rencana perdamaian ini mempunyai jangka waktu yaitu bisa diajukan debitor pailit
setidaknya delapan hari sebelum rapat kalkulasi utang piutang. Pembahasan usulan
perdamaian diusahakan dilakukan dan diputuskan setelah selesai rapat pencocokan
piutang. Perdamaian tersebut perlu harus disetujui oleh para Kreditor dan
dihomologi Pengadilan. Salah satu akibat hukum dari dicapainya perdamaian adalah
kepailitan berakhir. Dengan kepailitan berakhir, maka hak-hak Debitor untuk
menguasai, mengurus dan mengatur harta kekayaannya pulih kembali seperti
semula, serta dapat melaksanakan hasil perdamaian sesuai yang telah disepakati.

Anda mungkin juga menyukai