SOSIALISASI

PENEGAKAN HUKUM
TINDAK PIDANA PEMILU
 ASAS HUKUM PIDANA
APABILA SUATU PERBUATAN (TINDAK PIDANA)
DIATUR DALAM PIDANA UMUM, DIATUR PULA
DALAM PIDANA KHUSUS, DAN DALAM UU
7/2017, MAKA UU MANAKAH YG DIGUNAKAN?
 
LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI GENERALI
UU 7/2017 SBG UU YG BERSIFAT KHUSUS
SEHINGGA MENGESAMPINGKAN UU YG SIFATNYA
UMUM (PASAL 63 AYAT 2 KUHP);
 SYSTEMATISCHE SPECIALITEIT
KEKHUSUSAN YANG SISTEMATIS; UU 7/2017 SBG
UU YG LEBIH KHUSUS DRPD YG KHUSUS LAINNYA;
 LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI
UU 7/2017 MERUPAKAN UU YG LEBIH BARU
SEHINGGA MENGESAMPINGKAN UU YG SDH
DIUNDANGKAN SEBELUMNYA.
DIANTARA KEKHUSUSAN DALAM PENGATURAN
PENANGANAN TP PEMILU ADALAH :
 LAPORAN DISAMPAIKAN KEPADA BAWASLU;
 HASIL PENGAWASAN BAWASLU DITETAPKAN SEBAGAI
TEMUAN PELANGGARAN PEMILU PALING LAMA 7
(TUJUH) HARI SEJAK DITEMUKANNYA;
LAPORAN PELANGGARAN PEMILU DISAMPAIKAN
PALING LAMA 7 (TUJUH) HARI SEJAK DIKETAHUI
TERJADINYA DUGAAN PELANGGARAN PEMILU;
 WAJIB DITINDAKLANJUTI PALING LAMA 7 (TUJUH) HARI
SETELAH TEMUAN DAN LAPORAN DITERIMA DAN
DIREGISTRASI;
 DALAM HAL MEMERLUKAN KETERANGAN TAMBAHAN,
KETERANGAN TAMBAHAN DAN KAJIAN DILAKUKAN
PALING LAMA 14 (EMPAT BELAS) HARI SETELAH
TEMUAN DAN LAPORAN DITERIMA DAN DIREGISTRASI
 PENYIDIKAN PALING LAMA 14 HARI SEJAK LAPORAN
DITERIMA DAN DIREGISTER;
 PRAPENUNTUTAN PALING LAMA 3 HARI SEJAK BERKAS
PERKARA DITERIMA;
 PRNYIDIKAN TAMBAHAN PALING LAMA 3 HARI SEJAK
BERKAS PERKARA DITER;
 DALAM PENYIDIKAN, PENUNTUTAN DAPAT DILAKUKAN
TANPA KEHADIRAN TERSANGKA/TERDAKWA (IN
ABSENTIA);

PASAL 477 UU NO 7/2017

PENYELIDIKAN, PENYIDIKAN, PENUNTUTAN, DAN PEMERIKSAAN TINDAK PIDANA PEMILU
DILAKUKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA
PIDANA, KECUALI DITENTUKAN LAIN DALAM UNDANG-UNDANG INI.
 TINDAK PIDANA
CONTOH:
TP. PEMILU  BLACK CAMPAIGN
PSL 488–554 UU 
MONEY POLITICS
7/2017
 KAMPANYE DI TEMPAT IBADAH
 DLL

CONTOH:
TP. LAIN YG  PEMBAKARAN KANTOR KPU
TERJADI SEBAGAI  PENGRUSAKAN RUMAH PENYELENGGARA
AKIBAT  PERKELAHIAN ANTAR PENDUKUNG
PENYELENGGARA
AN PEMILU  UJARAN KEBENCIAN
 DLL

TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN PEMILU:

 PENCURIAN MOBIL INVENTARIS
TP. LAINNYA PENYELENGGARA PEMILU
YG TERJADI
SAAT PEMILU
 PENGANIAYAAN
 KORUPSI
 DLL
 GAKKUMDU PEMILU 2019
GAKKUMDU PEMILU GAKKUMDU LN
ARTI PUSAT AKTIFITAS GAKKUM TP TUJUAN UTK MENYAMAKAN KEDUDUKAN / PSL 3
PEMILU PEMAHAMAN &  BAWASLU  TINGKAT PUSAT;
TERDIRI ATAS BAWASLU, POLRI, POLA PENANGANAN TP  BAWASLU PROVINSI  TINGKAT PROVINSI;
KEJAKSAAN PEMILU  BAWASLU KABUPATEN/KOTA  TINGKAT
PSL 1 KE-38 UU 7/2017 PSL 486 (1) UU 7/2017 KABUPATEN/KOTA; DAN
 PANWASLU LN  GAKKUMDU LN.
ANGGOTA PENYIDIK POLRI ANGGARAN OPSNAL GAKKUMDU
PENETAPAN & PEMBENTUKAN / PSL 4 (3)
DIBEBANKAN
JAKSA PENUNTUT BERKOORDINASI KEPADA MENTERI YG MEMBIDANGI
PSL 486 (3) UU 7/2017 ANGGARAN BAWASLU URUSAN LN.
PSL 486 (9) UU 7/2017
ANGGOTA / PSL 9
(1) GAKKUMDU LN TERDIRI:
SEKRETARIAT TUGAS JALANKAN TUGAS PENUH a. GAKKUMDU;
MELEKAT PADA BAWASLU, b. PANWASLU LN;
BAWASLU PROV WAKTU, TIDAK DIBERI c. ATASE POLRI ATAU STAF TEKNIS POLRI; DAN
BAWASLU KAB/KOTA TUGAS LAIN d. KEPALA BIDANG KEJAKSAAN RI DI LUAR NEGERI ATAU
ATASE KEJAKSAAN RI DAN/ATAU BIRO HUKUM DAN HUB LN
PSL 486 (2) (7) (8) UU 7/2017 PSL 486 (4) (5) UU 7/2017
PADA JAMBIN KEJAGUNG RI.
(2) DALAM LAKS TUGASNYA GAKKUMDU LN BENTUK POKJA

GAKUMDU LN PENGHARGAAN GAKKUMDU LN;

KOORD DENGAN INSTANSI ASAL BERIKAN
(3) POKJA GAKKUMDU LN :
a. GAKKUMDU LN;
PENGHARGAAN YG
KEMENLU TELAH MELAKS TUGAS
b. PEJABAT TERKAIT DI KEMENLU DAN PERWAKILAN RI DI
LN;
c. PEJABAT TERKAIT DI DIV HUBINTER POLRI; DAN
PSL 486 (10) UU 7/2017 PSL 486 (6) UU 7/2017 d. PEJABAT TERKAIT DI BIRO HUKUM DAN HUB LN PADA
JAMBIN KEJAGUNG RI
PASAL 86 KUHP
PEMBENTUKAN: SEORANG MELAKUKAN TP DI LN YANG DAPAT
PERBAWASLU DISUSUN BERSAMA PERBAWASLU DIADILI MENURUT HUKUM RI, MAKA PN JAKARTA
PSL 486 (11); 487 (1) UU 7/2017 NO.: 31 TH 2018 PUSAT YANG BERWENANG MENGADILINYA.
 PENANGANAN TP PEMILU
PADA GAKKUMDU
LAPORAN
TEMUAN PEMBAHASAN I • SPT
 SYARAT FORMIL DAN
MATERIIL • SP LIDIK
 MAKS 1X24 JAM
SEJAK LAPORAN KLARIFIKASI
DITERIMA & PELAPOR+SAKSI+
DIREGISTER AHLI+TERLAPOR

 PALING LAMA 7 HR
KERJA SEJAK
PEMBAHASAN II PLENO
DITEMUKAN DUGAAN
 TP PEMILU ATAU
PELANGGARAN; BUKAN
 PALING LAMA 7 HR
 MAKS 14 HR KERJA
KERJA SEJAK SEJAK DASAR
DIKETAHUI TERJADINYA PENDAMPINGAN TEMUAN/LAPORAN  PEMBAHASAN II
 IDENTIFIKASI;
DUGAAN
 VERIFIKASI;
KAJIAN DITERIMA &  KAJIAN
PELANGGARAN; DIREGISTER
 KONSULTASI;
 LHP
LHP KESIMPULAN
WAKTU  DIHENTIKAN /
 PALING LAMA 7 HR KERJA SETELAH
TEMUAN/LAPORAN DITERIMA DAN DIREGISTRASI DITERUSKAN
 JIKA DIPERLUKAN KET TAMBAHAN, PALING LAMA 14
HR KERJA SETELAH TEMUAN/LAPORAN DITERIMA &
DIREGISTRASI
SYARAT FORMIL DAN MATERIIL
TEMUAN/LAPORAN
 PENANGANAN TP PEMILU
PADA GAKKUMDU
P21 ➔ TAHAP 2
P19 ➔ SIDIK
PRAPENUNTUTAN SIDIK TAMBAHAN
PU SEJAK
SPKT HASIL SIDIK
BLM
KEMBALIKAN
BP KPD
TANGGAL
TERIMA
SAMPAIKAN BP
KPD PU
LENGKAP PENYIDIK BERKAS
PALING PALING
PENERUSAN SIDIK LAMA 3 LAMA 3

LP STBL
MAKS 14 HR HARI HARI
 TAHAP I DAPAT DILAKUAN
PEMBAHASAN III TANPA PEMERIKSAAN TSK;
 BP DINYATAKAN LENGKAP;
• surat pengantar; KESIMPULAN ;  PRAPENUNTUTAN HANYA  TAHAP II DAPAT DILAKUKAN
• SPT PELIMPAHAN BP KE SEKALI; TANPA KEHADIRAN TSK ;
• daftar Isi; TAHAP I , TAHAP I KE-2 DI
•
JPU   DI SEKRETARIAT SG
Temuan/laporan dugaan SEKRETARIAT SG
TP Pemilu;
• hasil kajian;
• LHP;
PEMBAHASAN IV
•
•
Und. klarifikasi;
 PUTUSAN PENGADILAN; PENUNTUTAN
BA klarifikasi;
• BA sumpah  DILAKS MAKS 1X24 SETELAH PUTUSAN  MELIMPAHKAN KE PN PALING LAMA
DIBACAKAN; 5 HR TERHITUNG SEJAK TAHAP II
• BA Pembahasan I;
KESIMPULAN  BUAT REN DAKWAAN;
• BA Pembahasan II;
• daftar saksi dan/atau
 MELAKUKAN UPAYA HUKUM ATAU PUTUSAN  SUSUN RENTUT DAN SURAT TUNTUT
DAN MELAPORKAN KEPADA PEMBINA
ahli; EKSEKUSI SG;
• daftar terlapor;  JIKA UPAYA HUKUM BUAT MEMORI
• daftar barang bukti; BANDING ➔ KONTRA MEMORI BANDING
• barang bukti; dan
• Adm. lidik.
TAHAP KAMPANYE
 TP. PEMILU
NO JENIS URAIAN PSL

SETIAP KADES MEMBUAT KEPUTUSAN DAN/ATAU MELAKUKAN TINDAKAN YANG UNTUNGKAN ATAU MERUGIKAN SALAH
490
SATU PESERTA PEMILU DALAM MASA KAMPANYE
SETIAP ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN/KOTA, PPK, PPS, DAN/ATAU PPLN YANG DENGAN SENGAJA
BUAT KEPUTUSAN
1 / TINDAKAN
MEMBUAT KEPUTUSAN DAN/ATAU MELAKUKAN TINDAKAN YANG MENGUNTUNGKAN ATAU MERUGIKAN SALAH SATU 546
PESERTA PEMILU DALAM MASA KAMPANYE
SETIAP PEJABAT NEGARA YANG DENGAN SENGAJA MEMBUAT KEPUTUSAN DAN/ATAU MELAKUKAN TINDAKAN YANG
547
MENGUNTUNGKAN ATAU MERUGIKAN SALAH SATU PESERTA PEMILU DALAM MASA KAMPANYE
MENGGANGGU
2 KAMPANYE
SETIAP ORANG MENGACAUKAN, MENGHALANGI, ATAU MENGGANGGU JALANNYA KAMPANYE PEMILU 491

KAMPANYE SETIAP ORAG MELAKUKAN KAMPANYE PEMILU DILUAR JADWAL YANG TELAH DITETAPKAN OLEH KPU, KPU PROVINSI,
3 DILUAR JADWAL
DAN KPU KABUPATEN/KOTA UNTUK SETIAP PESERTA PEMILU UNTUK IKLAN MEDIA CETA, MEDIA MASSA ELEKTRONIK SAN 492
INTERNET DILAKS SELAMA 21 HR
SETIAP PELAKSANA, PESERTA, DAN/ATAU TIM KAMPANYE PEMILU YANG DENGAN SENGAJA MELANGGAR LARANGAN
521
PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILU SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 280 AYAT (1)
PELAKSANA DAN/ATAU TIM KAMPANYE PEMILU YANG MELANGGAR LARANGAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL
493
280 AYAT (2)
LARANGAN ASN, TNI, POLRI, KADES, PERANGKAT DESA DAN/ATAU BPD MELANGGAR LARANGAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
494
4 KAMPANYE
PASAL 280 AYAT (3)  IKUT SERTA SEBAGAI PELAKSANA DAN/ATAU TIM KAMPANYE PEMILU
KETUA/WAKIL KETUA/KETUA MUDA/HAKIM AGUNG/HAKIM KONSTITUSI, HAKIM PADA SEMUA BADAN PERADILAN,
KETUA/WAKIL KETUA DAN/ATAU ANGGOTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN, GUBERNUR, DEPUTI GUBERNUR SENIOR,
DAN/ATAU DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA SERTA DIREKSI, KOMISARIS, DEWAN PENGAWAS, DAN/ ATAU KARYAWAN 522
BADAN USAHA MILIK NEGARA/BADAN USAHA MILIK DAERAH YANG MELANGGAR SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL
280 AYAT (3)  IKUT SERTA SEBAGAI PELAKSANA DAN/ATAU TIM KAMPANYE PEMILU
 TP. PEMILU
NO JENIS URAIAN PSL
PELAKSANA KAMPANYE DAN/ATAU PESERTA KAMPANYE DENGAN SENGAJA
TERGANGGUNYA MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILU DI TINGKAT 495 (1)
5 PELAKSANAAN KAMPANYE KELURAHAN/DESA
PEMILU SDA KARENA LALAINYA 495 (2)
PESERTA PEMILU MEMBERIKAN KETERANGAN TIDAK BENAR DALAM LAPORAN DANA
KAMPANYE PEMILU SEBAGAMAN DIMAKSUD PASAL 334 AYAT (1), AYAT (2), DAN/ATAU AYAT
KETERANGAN TIDAK (3) SERTA PASAL 335 AYAT (1), AYAT (2), DAN/ATAU AYAT (3);  LAPORAN AWAL DAN LPPD 496
6 BENAR DALAM LAPORAN
DANA KAMPANYE PEMILU
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MEMBERIKAN KETERANGAN TIDAK BENAR
497
DALAM LAPORAN DANA KAMPANYE
SETIAP ORANG, KELOMPOK, PERUSAHAN, DAN/ATAU BADAN USAHA NON PEMERINTAH
YANG MEMBERIKAN DANA KAMPANYE PEMILU MELEBIHI BATAS YANG DITENTUKAN
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 327 AYAT (1) DAN PASAL 331 AYAT (1) :
 PERORANGAN TIDAK BOLEH MELEBIHI RP. 2.500.000.000, - (DUA MILYAR LIMA RATUS 525 (1)
BATASAN SUMBANGAN JUTA RUPIAH)
7  KELOMPOK, PERUSAHAN, DAN/ATAU BADAN USAHA NONPEMERINTAH TIDAK BOLEH
DANA KAMPANYE
MELEBIHI RP. 25.000.000.000, - (DUA PULUH LIMA MILYAR RUPIAH)
SETIAP ORANG, KELOMPOK, PERUSAHAAN, DAN/ATAU BADAN USAHA NONPEMERINTAH
YANG MEMBERIKAN DANA KAMPANYE PEMILU MELEBIHI BATAS YANG DITENTUKAN 526 (1)
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 333 AYAT (1)
 TP. PEMILU
A. URAIAN
NO JENIS PSL
PESERTA PEMILU YANG TERBUKTI MENERIMA SUMBANGAN DANA KAMPANYE PEMILU SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 339 AYAT (1)  DILARANG MENERIMA SUMBANGAN DANA KAMPANYE
PEMILU YANG BERASAL DARI:
A. PIHAK ASING;
B. PENYUMBANG YANG TIDAK JELAS IDENTITASNYA;
C. HASIL TINDAK PIDANA YANG TELAH TERBUKTI BERDASARKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH 527
MEMPEROLEH KEKUATAN HUKUM TETLP DAN/ATAU BERTUJUAN MENYEMBUNYIKAN ATAU
MENYAMARKAN HASIL TINDAK PIDANA;
D. PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH, BADAN USAHA MILIK,. NEGARA, DAN BADAN USAHA MILIK
DAERATR; ATAU
DANA KAMPANYE DARI E. PEMERINTAH DESA DAN BADAN USAHA MILIK DESA
8
SUMBER TERLARANG PESERTA PEMILU YANG MENERIMA SUMBANGAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 339 AYAT (2)
528 (1)
DAN TIDAK MELAPORKAN KEPADA KPU DAN/ATAU TIDAK MENYETORKAN KE KAS NEGARA
PELAKSANA DAN TIM KAMPANYE YANG MENGGUNAKAN DANA DARI SUMBANGAN YANG DILARANG
DAN/ATAU TIDAK MELAPORKAN DAN/ ATAU TIDAK MENYETORKAN KE KAS NEGARA SESUAI BATAS 528 (2)
WAKTU YANG DITENTUKAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 339 AYAT (2)  JELAS
SETIAP ORANG YANG MENGGUNAKAN ANGGARAN PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH, BADAN
USAHA MILIK NEGARA, BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD), PEMERINTAH DESA ATAU SEBUTAN LAIN
DAN BADAN USAHA MILIK DESA UNTUK DISUMBANGKAN ATAU DIBERIKAN KEPADA PELAKSANA 548
KAMPANYE SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 339 AYAT (4),  JELAS
SETIAP PELAKSANA, PESERTA, DAN/ATAU TIM KAMPANYE PEMILU YANG DENGAN SENGAJA
MENJANJIKAN ATAU MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI LAINNYA SEBAGAI IMBALAN KEPADA PESERTA
9 MONEY POLITICS KAMPANYE PEMILU SECARA LANGSUNG ATAUPUN TIDAK LANGSUNG SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM 523 (1)
PASAL 280 AYAT (1) HURUF J  JELAS
 TP. PEMILU
NO JENIS URAIAN PSL
SETIAP ANGGOTA BAWASLU, BAWASLU PROVINSI, BAWASLU KABUPATEN/ KOTA, PANWASLU KECAMATAN,
TIDAK MENINDAKLANJUTI TEMUAN DAN/ ATAU PANWASLU KELURAHAN/DESA/PANWASLU LN/PENGAWAS TPS YANG DENGAN SENGAJA TIDAK
10 DAN/ ATAU LAPORAN PELANGGARAN MENINDAKLANJUTI TEMUAN DAN/ ATAU LAPORAN PELANGGARAN PEMILU YANG DILAKUKAN OLEH 543
PEMILU ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN/KOTA, PPK, PPS/PPLN, DAN/ATAU KPPS/KPPSLN DALAM
SETIAP TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU

MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA SETIAP PELAKSANA ATAU PESERTA KAMPANYE YANG TERBUKTI DENGAN SENGAJA ATAU LALAI YANG
11 550
TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU

ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN/KOTA, SEKRETARIS JENDERAL KPU, PEGAWAI
SEKRETARIAT JENDERAL KPU, SEKRETARIS KPU PROVINSI, PEGAWAI SEKRETARIAT KPU
PROVINSI, SEKRETARIS KPU KABUPATEN/KOTA, DAN/ATAU PEGAWAI SEKRETARIAT KPU 524 (2)
KABUPATEN/KOTA YANG TERBUKTI KARENA KELALAIANNYA MELAKUKAN TINDAK PIDANA PEMILU
KPU KARENA MELAKUKAN TINDAK DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILU
12 PIDANA PEMILU DALAM
PELAKSANAAN KAMPANYE ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN/KOTA, SEKRETARIS JENDERAL KPU, PEGAWAI
SEKRETARIAT JENDERAL KPU, SEKRETARIS KPU PROVINSI, PEGAWAI SEKRETARIAT KPU
PROVINSI, SEKRETARIS KPU KABUPATEN/KOTA, DAN/ATAU PEGAWAI SEKRETARIAT KPU 524 (1)
KABUPATEN/KOTA YANG TERBUKTI DENGAN SENGAJA MELAKUKAN TINDAK PIDANA PEMILU
DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILU
DALAM HAL PENYELENGGARA PEMILU MELAKUKAN TINDAK PIDANA PEMILU SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 488, PASAL 491, PASAL 492, PASAL 500, PASAL 504, PASAL 509, PASAL 510,
13 PEMBERATAN PASAL 511, PASAL 518, PASAL 520, PASAL 523, PASAL 525 AYAT (L), PASAL 526 AYAT (1), PASAL 531, 554
PASAL 532, PASAL 533, PASAL 534, PASAL 535, DAN PASAL 536
TAHAP MASSA TENANG

NO JENIS
1 MONEY POLITIK
MENGUMUMKAN HASIL
2 SURVEI PADA MASA TENANG
TIDAK MENINDAKLANJUTI
3 TEMUAN DAN/ ATAU LAPORAN
PELANGGARAN PEMILU
TINDAK PIDANA
URAIAN PSL
SETIAP PELAKSANA, PESERTA, DAN/ATAU TIM KAMPANYE PEMILU YANG DENGAN
SENGAJA PADA MASA TENANG MENJANJIKAN ATAU MEMBERIKAN IMBALAN UANG
ATAU MATERI LAINNYA KEPADA PEMILIH SECARA LANGSUNG ATAUPUN TIDAK
LANGSUNG SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 278 AYAT (2)  UTK TDK
523 (2)
GUNAKAN HAK NYA, MEMILIH PASLON, MEMILIH PARPOL TTT, MEMILIH CALEG TTT,
MEMILIH CALON ANGT DPD TTT.
SETIAP ORANG MENGUMUMKAN HASIL SURVEI ATAU JAJAK PENDAPAT TENTANG
PEMILU DALAM MASA TENANG SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 449 AYAT 509
(2)  JELAS
SETIAP ANGGOTA BAWASLU, BAWASLU PROVINSI, BAWASLU KABUPATEN/ KOTA,
PANWASLU KECAMATAN, DAN/ ATAU PANWASLU KELURAHAN/DESA/PANWASLU
LN/PENGAWAS TPS YANG DENGAN SENGAJA TIDAK MENINDAKLANJUTI TEMUAN
DAN/ ATAU LAPORAN PELANGGARAN PEMILU YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA
543
KPU, KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN/KOTA, PPK, PPS/PPLN, DAN/ATAU
KPPS/KPPSLN DALAM SETIAP TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU

MENGAKIBATKAN SETIAP PELAKSANA ATAU PESERTA KAMPANYE YANG TERBUKTI DENGAN SENGAJA
4 TERGANGGUNYA TAHAPAN ATAU LALAI YANG MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA TAHAPAN 550
PENYELENGGARAAN PEMILU PENYELENGGARAAN PEMILU
TAHAP PUNGUT HITUNG
 TP. PEMILU
NO JENIS URAIAN PSL
TIDAK MEMBERIKAN
KESEMPATAN KEPADA
SEORANG MAJIKAN/ATASAN TIDAK MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA SEORANG
SEORANG PEKERJA/KARYAWAN
1 PEKERJA/KARYAWAN UNTUK MEMBERIKAN SUARANYA PADA HARI PEMUNGUTAN SUARA, KECUALI 498
UNTUK MEMBERIKAN DENGAN ALASAN BAHWA PEKERJAAN TERSEBUT TIDAK BISA DITINGGALKAN,
SUARANYA PADA HARI
PEMUNGUTAN SUARA

2 KEHILANGAN HAK PILIH SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MENYEBABKAN ORANG LAIN KEHILANGAN HAK PILIHNYA 510

KPPS/KPPSLN DENGAN SENGAJA TIDAK MEMBERIKAN SURAT SUARA PENGGANTI HANYA 1 (SATU)
TIDAK MEMBERIKAN SURAT
3 KALI KEPADA PEMILIH YANG MENERIMA SURAT SUARA YANG RUSAK DAN TIDAK MENCATAT SURAT 499
SUARA PENGGANTI SUARA YANG RUSAK DALAM BERITA ACARA
MEMBERITAHUKAN PILIHAN SETIAP ORANG YANG MEMBANTU PEMILIH YANG DENGAN SENGAJA MEMBERITAHUKAN PILIHAN
4 500
PEMILIH PEMILIH KEPADA ORANG LAIN
DALAM HAL KPU KABUPATEN/KOTA TIDAK MENETAPKAN PEMUNGUTAN SUARA ULANG DI TPS
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 373 AYAT (3) SEMENTARA PERSYARATAN DALAM UNDANG- 549
UNDANG INI TELAH TERPENUHI  PALING LAMA 10 HARI SETELAH PEMUNGUTAN SUARA
5 TIDAK MELAKSANAKAN PSU
KPPS TIDAK MELAKSANAKAN KEPUTUSAN KPU KABUPATEN/KOTA UNTUK PSU DI TPS 501
KETUA DAN ANGGOTA KPPS TIDAK MELAKSANAKAN KETETAPAN KPU KABUPATEN/KOTA UNTUK PSU
502
DI TPS
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA PADA WAKTU PEMUNGUTAN SUARA MEMBERIKAN
516
SUARANYA LEBIH DARI SATU KALI DI SATU TPS/TPSLN ATAU LEBIH,
BERIKAN SUARA LEBIH DARI
6 SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA PADA SAAT PEMUNGUTAN SUARA MENGAKU DIRINYA
SATU KALI
SEBOGAI ORANG LAIN DAN/ATAU MEMBERIKAN SUARANYA LEBIH DARI 1 (SATU) KALI DI 1 (SATU) TPS 533
ATAU LEBIH
 TP. PEMILU
NO JENIS URAIAN PSL
MERUSAK/HILANGKAN HASIL SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN HASIL PEMUNGUTAN
7 534
PUNGUT SUARA SUARA YANG SUDAH DISEGEL
SETIAP ANGGOTA KPPS/KPPSLN TIDAK MEMBUAT DAN MENANDATANGANI BERITA ACARA KEGIATAN
TIDAK MENANDATANGAI BA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 354 AYAT (3) DAN PASAL 362 AYAT (3) DAN/ATAU TIDAK
8 KEGIATAN, PUNGUT HITUNG DAN MENANDATANGANI BERITA ACARA PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA SERTA SERTIFIKAT 503
SERTIFIKAT HASIL PERHITNGAN HASIL PENGHITUNGAN SUARA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 389 AYAT (3) WAJIB BUAT
DAN TTD BA GIAT; DI TTD YG BERSEDIA.
SETIAP ORANG KARENA KELALAIANNYA MENYEBABKAN RUSAK ATAU HILANGNYA BA PUNGUT
HITUNG SUARA DAN/ATAU SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA SEBAGAIMANA DIMAKSUD 504
DALAM PASAL 389 AYAT (4)  DISIMPAN SEBAGAI DOKUMEN NEGARA
RUSAK ATAU HILANGNYA BA ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN/KOTA, PPK, DAN PPS KARENA KELALAIANNYA
PUNGUT HITUNG SUARA MENGAKIBATKAN HILANG ATAU BERUBAHNYA BA REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN 505
9 SUARA DAN/ATAU SERTIFIKAT REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA
DAN/ATAU SERTIFIKAT HASIL
PENGHITUNGAN SUARA SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MENGUBAH, MERUSAK, DAN/ATAU MENGHILANGKAN
BERITA ACARA PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DAN/ATAU SERTIFIKAT HASIL
PENGHITUNGAN SUARA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 398 AYAT (4)  KPU BUAT BA 535
REKAPHASIL PERHITUNGAN SUARA DAN SERTIFIKAT REKAP SERTA UMUMKAN
SETIAP ANGGOTA KPPS/KPPSLN SENGAJA TIDAK MEMBERIKAN SALINAN 1 (SATU) EKSEMPLAR BERITA
TIDAK MEMBERIKAN SALINAN ACARA PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA, SERTA SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA
BERITA ACARA PEMUNGUTAN KEPADA SAKSI PESERTA PEMILU, PENGAWAS TPS/ PANWASLU LN, PPS/PPLN, DAN PPK MELALUI PPS
10 506
DAN PENGHITUNGAN SUARA KPD SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 390 AYAT (2) DAN AYAT (3)  KEWAJIBAN MEMBERIKAN 1
SAKSI PESERTA PEMILU EKSEMPLAR
 TP. PEMILU
NO JENIS URAIAN PSL
MERUSAK, MENGGANGGU, ATAU SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MERUSAK, MENGGANGGU, ATAU MENDISTORSI SISTEM
11 MENDISTORSI SISTEM INFORMASI INFORMASI PENGHITUNGAN SUARA HASIL PEMILU 536
PENGHITUNGAN SUARA
SETIAP PANWASLU KELURAHAN/DESA TIDAK MENGAWASI PENYERAHAN KOTAK SUARA TERSEGEL
DARI PPS KEPADA PPK DAN TIDAK MELAPORKAN KEPADA PANWASLU KECAMATAN SEBAGAIMANA 507 (1)
DIMAKSUD DALAM PASAL 390 AYAT (6)  JELAS
PENYERAHAN KOTAK SUARA TIDAK
12
DIAWASI SETIAP PANWASLU KECAMATAN TIDAK MENGAWASI PENYERAHAN KOTAK SUARA TERSEGEL DARI
PPK KEPADA KPU KABUPATEN/KOTA DAN TIDAK MELAPORKAN KEPADA BAWASLU 507 (2)
KABUPATEN/KOTA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 390 AYAT (7)  JELAS

SETIAP ANGGOTA KPPS/KPPSLN YANG TIDAK MENJAGA, MENGAMANKAN KEUTUHAN KOTAK

SUARA, DAN MENYERAHKAN KOTAK SUARA TERSEGEL YANG BERISI SURAT SUARA, BERITA ACARA
TIDAK MENJAGA, AMANKAN KOTAK PEMUNGUTAN SUARA, DAN SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA KEPADA PPS ATAU KEPADA
13 PPLN BAGI KPPSTLN PADA HARI YANG SAMA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 390 AYAT (4) 537
SUARA
DAN AYAT (5)  WAJIB DISEGEL, JAGA, AMANKAN KEUTUHAN KOTAK SUARA SETELAH
PERHITUNGAN SUARA
PPS YANG TIDAK MENYERAHKAN KOTAK SUARA TERSEGEL, BERITA ACARA REKAPITULASI HASIL
PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA, DAN SERTIFIKAT REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN
PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU DI TINGKAT PPS SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 538

TIDAK MENYERAHKAN KOTAK 393 KEPADA PPK  JELAS

14
SUARA TERSEGEL PPK YANG TIDAK MENYERAHKAN KOTAK SUARA TERSEGEL, BERITA ACARA REKAPITULASI HASIL
PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA, DAN SERTIFIKAT REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN
PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU DI TINGKAT PPK SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 539
396 KEPADA KPU KABUPATEN/KOTA  JELAS
 TP. PEMILU
NO JENIS URAIAN PSL
ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN/KOTA, PPK, DAN/ATAU PPS YANG KARENA
HILANG/RUBAH BA KESENGAJAANNYA MENGAKIBATKAN HILANG ATAU BERUBAHNYA BERITA ACARA REKAPITULASI
15 HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DAN/ATAU SERTIFIKAT REKAPITULASI HASIL 551
REKAPITULASI
PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA

TIDAK MENGUMUMKAN SETIAP ANGGOTA PPS TIDAK MENGUMUMKAN SALINAN SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA
16 SALINAN SERTIFIKAT HASIL DARI SELURUH TPS DI WILAYAH KERJANYA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 391  508
PENGHITUNGAN SUARA MENEMPELKAN SALINAN TERSEBUT DI TEMPAT UMUM
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA PADA SAAT PEMUNGUTAN SUARA MENJANJIKAN ATAU
MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI LAINNYA KEPADA PEMILIH SUPAYA TIDAK MENGGUNAKAN HAK
PILIHNYA ATAU MEMILIH PESERTA PEMILU TERTENTU ATAU MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA DENGAN 515
CARA TERTENTU SEHINGGA SURAT SUARANYA TIDAK SAH,
17 MONEY POLITIK
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA PADA HARI PEMUNGUTAN SUARA MENJANJIKAN ATAU
MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI LAINNYA KEPADA PEMILIH UNTUK TIDAK MENGGUNAKAN HAK 523 (3)
PILIHNYA ATAU MEMILIH PESERTA PEMILU TERTENTU
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MELAKUKAN PERBUATAN YANG MENYEBABKAN SUARA
SEBABKAN SUARA PEMILIH SEORANG PEMILIH MENJADI TIDAK BERNILAI ATAU MENYEBABKAN PESERTA PEMILU TERTENTU
18 532
TIDAK BERNILAI MENDAPAT TAMBAHAN SUARA ATAU PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU MENJADI BERKURANG
 TP. PEMILU
NO JENIS URAIAN PSL

GUNAKAN SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MENGGUNAKAN KEKERASAN, DAN/ATAU MENGHALANGI
KEKERASAN/GANGGU SESEORANG YANG AKAN MELAKUKAN HAKNYA UNTUK MEMILIH, MELAKUKAN KEGIATAN YANG
19 MENIMBULKAN GANGGUAN KETERTIBAN DAN KETENTERAMAN PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA, 531
KAMTIB PD PELAKSANAKAN
ATAU MENGGAGALKAN PEMUNGUTAN SUARA
PEMUNGUTAN
20 GAGALKAN PEMUNGUTAN SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MENGGAGALKAN PEMUNGUTAN SUARA 517
SETIAP PESERTA PEMILU YANG MENGGUNAKAN KELEBIHAN SUMBANGAN, TIDAK MELAPORKAN
KELEBIHAN SUMBANGAN KEPADA KPU, DAN/ATAU TIDAK MENYERAHKAN KELEBIHAN SUMBANGAN
KEPADA KAS NEGARA PALING LAMBAT 14 (EMPAT BELAS) HARI SETELAH MASA KAMPANYE PEMILU 525 (2)
GUNAKAN KELEBIHAN BERAKHIR
SUMBANGAN, TIDAK LAPOR SETIAP PESERTA PEMILU YANG MENGGUNAKAN KELEBIHAN SUMBANGAN, TIDAK MELAPORKAN
21
KPU, TIDAK SERAHKAN KE KELEBIHAN SUMBANGAN KEPADA KPU, DAN/ATAU TIDAK MENYERAHKAN KELEBIHAN SUMBANGAN
KAS NEGARA KEPADA KAS NEGARA PALING LAMBAT 14 (EMPAT BELAS) HARI SETELAH MASA KAMPANYE PEMILU
BERAKHIR SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 333 AYAT (2)  DANA KAMPANYE CALON ANGT DPD 526 (2)
YG BERASAL DARI PIHAK LAIN KELOMPOK, PERUSAHAAN, DAN ATAU BADAN USAHA NONO
PEMERINTAH TIDAK EMLEBIHI RP 1.5 MILYARD
PELAKSANA KEGIATAN PENGHITUNGAN CEPAT YANG MELAKUKAN PENGHITUNGAN CEPAT YANG TIDAK
MEMBERITAHUKAN BAHWA PRAKIRAAN HASIL PENGHITUNGAN CEPAT BUKAN MERUPAKAN HASIL
RESMI PEMILU SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 449 AYAT (4)  BERITAHUKAN SUMBER DANA, 540 (1)
METODOLOGI, HASIL PERHITUNGAN BUKAN HASIL RESMI PENYELENGGARA PEMILU
22 HITUNG CEPAT
PELAKSANA KEGIATAN PENGHITUNGAN CEPAT YANG MENGUMUMKAN PRAKIRAAN HASIL
PENGHITUNGAN CEPAT SEBELUM 2 (DUA) JAM SETELAH SELESAINYA PEMUNGUTAN SUARA DI WILAYAH 540 (2)
INDONESIA BAGIAN BARAT SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 449 AYAT (5)  JELAS
 TP. PEMILU
NO JENIS URAIAN PSL
TIDAK MENETAPKAN
DALAM HAL KPU TIDAK MENETAPKAN PEROLEHAN HASIL PEMILU SECARA NASIONAL
23 PEROLEHAN HASIL PEMILU SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 411 AYAT (3)  HASIL PEMILU
542
NASIONAL
SETIAP ANGGOTA BAWASLU, BAWASLU PROVINSI, BAWASLU KABUPATEN/ KOTA,
TIDAK MENINDAKLANJUTI PANWASLU KECAMATAN, DAN/ ATAU PANWASLU KELURAHAN/DESA/PANWASLU
TEMUAN DAN/ ATAU LN/PENGAWAS TPS YANG DENGAN SENGAJA TIDAK MENINDAKLANJUTI TEMUAN DAN/
24 ATAU LAPORAN PELANGGARAN PEMILU YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA KPU, KPU
543
LAPORAN PELANGGARAN
PEMILU PROVINSI, KPU KABUPATEN/KOTA, PPK, PPS/PPLN, DAN/ATAU KPPS/KPPSLN DALAM
SETIAP TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU
MENGAKIBATKAN
SETIAP PELAKSANA ATAU PESERTA KAMPANYE YANG TERBUKTI DENGAN SENGAJA ATAU
25 TERGANGGUNYA TAHAPAN LALAI YANG MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU 550
PENYELENGGARAAN PEMILU
SETIAP CALON PRESIDEN ATAU WAKIL PRESIDEN YANG DENGAN SENGAJA
MENGUNDURKAN DIRI SETELAH PEMUNGUTAN SUARA PUTARAN PERTAMA SAMPAI 553 (1)
MENGUNDURKAN DIRI DENGAN PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA PUTARAN KEDUA
26 SEBAGAI CALON
PRESIDEN/WAKIL PRESIDEN PIMPINAN PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN PIMPINAN PARTAI POLITIK YANG DENGAN
SENGAJA MENARIK CALONNYA DAN/ATAU PASANGAN CALON YANG TELAH DITETAPKAN 553 (2)
OLEH KPU SAMPAI DENGAN PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA PUTARAN KEDUA
PENDALAMAN MATERI
&
ANALISA
 KAMPANYE PEMILU
NO PERIHAL PSL URAIAN KET.
KEGIATAN PESERTA PEMILU ATAU PIHAK LAIN YANG DITUNJUK
OLEH PESERTA PEMILU
1 ARTI 1 KE-35 MEYAKINKAN PEMILIH
MENAWARKAN VISI, MISI, PROGRAM DAN/ATAU CITRA DIRI
PESERTA PEMILU ➔ ALTERNATIF

KAMPANYE DILAKS SEJAK 3 HARI SETELAH DITETAPKAN DCT 23 SEPT. 2018 S.D.
2 WAKTU 276 (1) DAN PASLON PRES/WAPRES S.D. DIMULAINYA MASA TENANG 13 APRIL 2019

IKLAN KAMPANYE MELALUI IKLAN MEDIA MASA CETAK, MEDIA

276 (2) JO 24 MARET 2019
MASA ELEKTRONIK DAN INTERNET; RAPAT UMUM ➔ DILAKS S.D.
3 KAMPANYE 275 (1) F, G SELAMA 21 HARI DAN BERAKHIR SD DIMULAINYA HARI
RAPAT UMUM 16 APRIL 2019
TENANG
MASA TENANG BERLANGSUNG SELAMA 3 HARI SEBELUM
4 HARI TENANG 278 (1) HARI PEMUNGUTAN SUARA 14 – 16 APRIL 2019

SELAMA MASA TENANG DILARANG MENJANJIKAN ATAU

LARANGAN MEMBERIKAN IMBALAN KEPADA PEMILIH UTK TDK GUNAKAN
5 PADA MASA 278 (2) HAK PILIHNYA; MEMILIH PASLON; MEMILIH PARPOL PESERTA
TENANG PEMILU TTT; MEMILIH CALON ANGT LEGISLATIF; DAN ATAU
DPD
 KAMPANYE PEMILU
Kampanye Pemilu adalah kegiatan peserta pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh
peserta pemilu untuk meyakinkan Pgmilih dengan menawarkan visi, misi, program
dan/atau citra diri Peserta Pemilu.

RAPAT UMUM
 Rapat umum dapat dilaksanakan di lapangan, stadion, alun-alun atau di tempat terbuka lainnya, dimulai
pukul 09.00 dan berakhir paling lambat pukul 18.00 waktu setempat dengan menghormati hari dan waktu
ibadah di daerah setempat.
 Sesuai PKPU No. 32 Tahun 2018, Kampanye Rapat Umum dilaks: 24 Maret 2019 – 13 April 2019.
 Petugas Kampanye rapat umum wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada aparat Kepolisian
Negara Republik Indonesia setempat, dengan tembusan kepada KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan/atau
KPU/KIP Kabupaten/Kota, Bawaslu Provinsi, dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota, sesuai dengan
tingkatannya.
 Peserta Kampanye rapat umum yang menggunakan kendaraan bermotor secara rombongan atau
konvoi, dalam keberangkatan dan kepulangannya dilarang:
a. melakukan pawai kendaraan bermotor tanpa pemberitahuan kepada Kepolisian Negara Republik
Indonesia; dan
b. melanggar peraturan lalu lintas.
 KAMPANYE PEMILU
 KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, atau KPU/KIP Kabupaten/Kota menyusun jadwal Kampanye rapat umum,
serta menetapkan jadwal Kampanye rapat umum setelah berkoordinasi dengan Pelaksana Kampanye.
 Jadwal tersebut mengatur hari, tanggal, jam dan tempat pelaksanaan
a. Keputusan KPU untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pemilu Anggota DPR;
b. Keputusan KPU Provinsi/KIP Aceh untuk Pemilu Anggota DPRD Provinsi dan Anggota DPD; dan
c. Keputusan KPU/KIP Kabupaten/Kota untuk Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota
 KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, atau KPU/KIP Kabupaten/Kota menyampaikan keputusan/jadwal kampanye
kepada Pelaksana Kampanye paling lambat 1 (satu) Hari sebelum pelaksanaan Kampanye rapat umum,
dengan tembusan sesuai tingkatannya kepada:
a. pemerintah atau pemerintah daerah;
b. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota; dan
c. Kepolisian Negara Republik Indonesia.

 Pelaksana Kampanye yang tidak menggunakan sebagian atau seluruh kesempatan Kampanye rapat
umum memberitahukan secara tertulis kepada KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, atau KPU/KIP
Kabupaten/Kota paling lambat 1 (satu) Hari sebelum pelaksanaan Kampanye, dan selanjutnya KPU
melakukan perubahan jadwal kampanye
 KAMPANYE PEMILU
 Dalam hal keamanan di wilayah atau tempat/lokasi Kampanye tidak memungkinkan untuk
penyelenggaraan Kampanye, POLRI sesuai dengan tingkatannya dapat mengusulkan pembatalan atau
penundaan Kampanye kepada KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, atau KPU/KIP Kabupaten/Kota dengan
tembusan kepada Pelaksana Kampanye.
 Berdasarkan usulan POLRI, KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, atau KPU/KIP Kabupaten/Kota
memutuskan pembatalan atau penundaan Kampanye dengan memberitahukan kepada Pelaksana
Kampanye yang bersangkutan.
 POLRI dan/atau Bawaslu berwenang:
a. menertibkan atau membubarkan kegiatan Kampanye yang dilaksanakan oleh Pelaksana Kampanye
yang tidak terdaftar di KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota; dan
b. mengubah rute perjalanan yang telah ditentukan tanpa persetujuan dari Pelaksana Kampanye,
apabila pada saat keberangkatan dan/atau kepulangan peserta Kampanye terjadi gangguan
keamanan/ketertiban lalu lintas.
 LARANGAN DALAM KAMPANYE
PSL 280 (1)

PELAKS, PESERTA, DAN TIM KAMPANYE DILARANG:

A. MEMPERSOALKAN PANCASILA, PEMBUKAAN UUD 1945 DAN BENTUK NKRI;
B. MELAKUKAN KEGIATAN YANG MEMBAHAYAKAN KEUTUHAN NKRI;
C. MENGHINA SESEORANG, AGAMA, SUKU, RAS, GOLONGAN, CALON, DAN/ATAU PESERTA PEMILU YG
LAIN;
D. MENGHASUT DAN MENGADU DOMBA PERSEORANGAN ATAUPUN MASYARAKAT;
E. MENGGANGGU KETERTIBAN UMUM;
F. MENGANCAM UNTUK MELAKUKAN KEKERASAN ATAU MENGANJURKAN PENGGUNAAN KEKERASAN
KEPADA SESEORANG, SEKELOMPOK ANGGOTA MASYARAKAT, DAN/ATAU PESERTA PEMILU YANG
LAIN;
G. MERUSAK DAN/ATAU MENGHILANGKAN ALAT PERAGA KAMPANYE PESERTA PEMILU;
H. MENGGUNAKAN FASILITAS PEMERINTAH, TEMPAT IBADAH DAN TEMPAT PENDIDIKAN;
I. MEMBAWA ATAU MENGGUNAKAN TANDA GAMBAR DAN/ATAU ATRIBUT SELAIN DARI TANDA GAMBAR
DAN/ATAU ATRIBUT PESERTA PEMILU YANG BERSANGKUTAN; DAN
J. MENJANJIKAN/MEMBERIKAN UANG /MATERI LAINNYA KEPADA PESERTA KAMPANYE PEMILU.
Undang-undang pemilu hanya mengatur larangan dalam kampanye
dengan cara menghina. Akan tetapi dalam praktik kampanye berjalan,
terdapat banyak isu yang kemudian muncul menyangkut SARA,
ajakan untuk memilih kandidat yang satu agama, suku dan
golongannya
 KAMPANYE PEMILU
1. KAMPANYE DILAKS SEJAK 3 HARI SETELAH DITETAPKAN DAFTAR CALON TETAP DAN PASLON PRES/WAPRES S.D.
DIMULAINYA MASA TENANG YAITU: 23 SEPT 2018 S.D. 13 APRIL 2019,
2. KAMPANYE DENGAN METODE MELALUI IKLAN MEDIA MASA CETAK, ELEKTRONIK DAN INTERNET SERTA RAPAT
UMUM DILAKS SELAMA 21 HARI DAN BERAKHIR SD DIMULAINYA HARI TENANG KHUSUS YAITU: 24 MARET S.D. 13
APRIL 2019;
4. METODE KAMPANYE DENGAN MEDSOS DAPAT DIBUAT PALING BANYAK 10 (SEPULUH) AKUN UNTUK TIAP JENIS
APLIKASI DAN WAJIB DIDAFTARKAN KEPADA KPU SESUAI DENGAN TINGKATANNYA PALING LAMBAT 1 (SATU) HARI
SBLM MASA KAMPANYE DAN WAJIB DITUTUP PADA HARI TERAKHIR MASA KAMPANYE;
5. AKUN RESMI YANG TERDAFTAR JIKA MELAKUKAN PELANGGARAN PENANGANANNYA OLEH GAKKUMDU,
SEDANGKAN YANG TIDAK TERDAFTAR MERUPAKAN TP. SIBER SBGMN UU NO 19 THN 2016 DAN DIPROSES SESUAI
PERATURAN YG BERLAKU;
6. PESERTA PEMILU YANG MELAKUKAN KAMPANYE MELALUI METODE PERTEMUAN TEBATAS, PERTEMUAN TATAP
MUKA, RAPAT UMUM MAKA PETUGAS KAMPANYE WAJIB MENYAMPAIKAN PEMBERITAHUAN TERTULIS KEPADA
APARAT POLRI SETEMPAT DENGAN TEMBUSAN DISAMPAIKAN KEPADA KPU, BAWASLU SESUAI DENGAN
TINGKATANNYA;
7. DALAM HAL KEAMANAN DI WILAYAH / TEMPAT KAMPANYE TIDAK MEMUNGKINKAN UNTUK PENYELENGGARAAN
KAMPANYE, POLRI SESUAI TINGKATANNYA DAPAT MENGUSULKAN PEMBATALAN ATAU PENUNDAAN KAMPANYE
KEPADA KPU SESUAI TINGKATANNYA DENGAN TEMBUSAN PELAKSANA KAMPANYE;
 SANKSI PIDANA PEMILU
 PSL 521
SETIAP PELAKSANA, PESERTA, DAN/ATAU TIM KAMPANYE
PEMILU YANG DENGAN SENGAJA MELANGGAR LARANGAN
PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILU SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 280 AYAT (1) HURUF A, B, C, D, E, F,
G, H, I, ATAU J ➔ PIDANA PENJARA PALING LAMA 2 TH DAN
DENDA PALING BANYAK RP 24 JT.

PERBEDAAN BLACK CAMPAIGN DAN NEGATIF CAMPAIGN

NO PERIHAL BLACK CAMPAIGN NEGATIF CAMPAIGN
1 SUMBER TIDAK JELAS JELAS
KEBENARAN TIDAK BENAR / MENGADA-
2 BENAR
PESAN NGADA
MENGHANCURKAN KAREKTER MENDISKRIDITKAN KARAKTER
3 TUJUAN
SESEORANG SESEORANG
 PELAKSANA, PESERTA, TIM
KAMPANYE
NO PERIHAL PSL URAIAN KET.
DILAKS SECARA SERENTAK  KAMPANYE PEMILU PRES/WAPRES,
1 WAKTU PELAKS 267 (1) LEGISLATIF DAN DPD

PENGURUS PARPOL/GABUNGAN PARPOL PENGUSUNG, ORANG SEORANG

PRES/
269 (1) DAN ORGANISASI PENYELENGGARA KEGIATAN YANG DITUNJUK OLEH
PESERTA PEMILU PRES/WAPRES WAPRES

PELAKSANA PENGURUS PARPOL PESERTA PEMILU DPR/DPRD PROVINSI/DPRD

2 KAB/KOTA, CALON ANGGOTA DPR/DPRD PROVINSI/DPRD KAB/KOTA, JURU
KAMPANYE 270 LEGISLATIF
KAMPANYE PEMILU, ORANG SEORANG DAN ORGANISASI YANG DITUNJUK
OLEH PESERTA PEMILU ANGGOTA DPR/DPRD PROVINSI/DPRD KAB/KOTA

CALON ANGGOTA DPD, ORANG SEORANG DAN ORGANISASI YANG

271 DITUNJUK OLEH PESERTA PEMILU ANGGOTA DPD
DPD

PASLON BENTUK TIM KAMPANYE NASIONAL;

 TIM KAMPANYE NASIONAL BENTUK TIM KAMPANYE TK PROV;
268 (2) sd PRES/
3 TIM KAMPANYE  TIM KAMPANYE TK PROV BENTUK TIM KAMPANYE TK KAB/KOTA;
(8)  TIM KAMPANYE TK KAB/KOTA BENTUK TIM KAMPANYE TK KEC; WAPRES
 TIM KAMPANYE TK KEC BENTUK TIM KAMPANYE TK KEL/DESA

 PEMBENTUKAN PELAKSANA KAMPANYE DAN TIM KAMPANYE

4 PEMBENTUKAN 272 DIDAFTARKAN PADA KPU/KPU PRPV/KAB/KOTA; -
 DITEMBUSKAN KPD BAWASLU, BAWASLU PROV/KAB/KOTA
 MONEY POLITIK
SUBYEK
PSL WAKTU PERBUATAN PENERIMA TUJUAN PIDANA
HUKUM
❑ SUPAYA TIDAK
MENGGUNAKAN HAK
❑ DENGAN SENGAJA;
PILIHNYA ATAU MEMILIH
❑ MENJANJIKAN ATAU PENJARA MAKS 3 TH
PUNGUT SETIAP PESERTA PEMILU TTT ATAU
515 MEMBERIKAN UANG PEMILIH DAN DENDA MAKS
SUARA ORANG MENGGUNAKAN HAK
ATAU MATERI RP 36 JT
PILIHNYA DENGAN CARA
LAINNYA;
TTT SEHINGGA SURAT
SUARANYA TIDAK SAH
❑ DENGAN SENGAJA;
❑ UNTUK TIDAK
HARI ❑ MENJANJIKAN ATAU PENJARA MAKS AMA
SETIAP MENGGUNAKAN HAK
523 (3) PUNGUT MEMBERIKAN UANG PEMILIH 3 TH DAN MAKS
ORANG PILIHNYA ATAU MEMILIH
SUARA ATAU MATERI BANYAK RP 36 JT
PESERTA PEMILU TTT
LAINNYA;
SETIAP
❑ DENGAN SENGAJA PESERTA
PELAKSAN,
❑ MENJANJIKAN ATAU KAMPANYE
PESERTA PENJARAMAKS 2TH
MASA MEMBERIKAN UANG PEMILU SECARA
523 (1) DAN/ATAU - DAN DENDA MAKS
KAMPANYE ATAU MATERI LANGSUNG
TIM RP 24JT
LAINNYA SEBAGAI ATAU TDK
KAMPANYE
IMBALAN LANGSUNG
PEMILU

PSL 278 (2)

SETIAP ❑ TDK GUNAKAN HAK PILIH
❑ DENGAN SENGAJA
PELAKSAN PEMILIH NYA
❑ MENJANJIKAN ATAU
A, PESERTA SECARA ❑ MEMILIH PASLON PENJARA MAKS 4 TH
MASA MEMBERIKAN
523 (2) DAN/ATAU LANGSUNG ❑ MEMILIH PARPOL PESERTA DAN DENDA MAKS
TENANG IMBALAN UANG
TIM ATAU TDK PEMILU TTT RP 48JT
ATAU MATERI
KAMPANYE LANGSUNG ❑ MEMILIH CALON ANGGOTA
LAINNYA
PEMILU LEGISLATIF
❑ MEMILIH CALON DPD
 MAHAR POLITIK

PASAL 519
❑ SETIAP ORANG;
❑ DENGAN SENGAJA;
❑ MELAKUKAN PERBUATAN CURANG UNTUK MENYESATKAN
PIDANA PENJARA
SESEORANG, DENGAN MEMAKSA, DENGAN MENJANJIKAN
ATAU DENGAN MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI LAINNYA; MAKS 3 (TIGA) TH
❑ UNTUK MEMPEROLEH DUKUNGAN BAGI PENCALONAN DAN DENDA MAKS
ANGGOTA DPD DALAM PEMILU SEBAGAIMALA DIMAKSUD RP 36 JT
DALAM PASAL 183;
JUMLAH DPT PROV DUKUNGAN PEMILIH KET
S.D. 1 JUTA MINIMAL 1.000  DUKUNGAN TERSEBAR PALING
LEBIH DARI 1 JUTA S.D. 5 JUTA MINIMAL 2.000 SEDIKIT 50% DARI JUMLAH
KAB/KOTA DI PROV YANG
LEBIH DARI 5 JUTA S.D. 10 JUTA MINIMAL 3.000 BERSANGKUTAN;
LEBIH DARI 10 JUTA S.D. 15 JUYA MINIMAL 4.000  DUKUNGAN DIBUKTIKAN DENGAN
LEBIH DARI 15 JUTA MINIMAL 5.000 DAFTAR DUKUNGAN DIBUBUHI TTD
/ CAP JEMPOL DILENGKAPI FC KTP
 SANKSI ADMINSITRASI
PASAL 284 UU 7/2017 PASAL 285 UU 7/2017 PASAL 286 UU 7/2017
DALAM HAL TERBUKTI PELAKSANA DAN TIM PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPEROLEH (1) PASANGAN CALON, CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI,
KAMPANYE PEMILU MENJANJIKAN ATAU KEKUATAN HUKUM TETAP TERHADAP DPRD KABUPATEN/KOTA, PELAKSANA KAMPANYE, DAN/ATAU TIM
MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI LAINNYA PELANGGARAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM KAMPANYE DILARANG MENJANJIKAN DAN/ATAU MEMBERIKAN
SEBAGAI IMBALAN KEPADA PESERTA KAMPANYE PASAL 28O DAN PASAL 284 YANG DIKENAI KEPADA UANG ATAU MATERI LAINNYA UNTUK MEMENGARUHI
PEMILU SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK PELAKSANA KAMPANYE PEMILU ANGGOTA DPR, PENYELENGGARA PEMILU DAN/ATAU PEMILIH
LANGSUNG UNTUK: DPD, DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA (2) PASANGAN CALON SERTA CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD
A. TIDAK MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA; YANG BERSTATUS SEBAGAI CALON ANGGOTA DPR, PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA YANG TERBUKTI
B. MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA DENGAN DPD, DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA MELAKUKAN PELANGGARAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT
MEMILIH PESERTA PEMILU DENGAN CARA DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR KPU, KPU PROVINSI, (1) BERDASARKAN REKOMENDASI BAWASLU DAPAT DIKENAI
TERTENTU SEHINGGA SURAT SUARANYA DAN KPU KABUPATEN/KOTA UNTUK MENGAMBIL SANKSI ADMINISTRATIF PEMBATALAN SEBAGAI PASANGAN CALON
TIDAK SAH; TINDAKAN BERUPA SERTA CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI, DAN DPRD
C. MEMILIH PASANGAN CALON TERTENTU; A. PEMBATALAN NAMA CALON ANGGOTA DPR, DPD, KABUPATEN/KOTA OLEH KPU
D. MEMILIH PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA (3) PELANGGARAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (2)
TERTENTU; DAN/ATAU DARI DAFTAR CALON TETAP; ATAU MERUPAKAN PELANGGARAN YANG TERJADI SECARA
E. MEMILIH CALON ANGGOTA DPD TERTENTU, B. PEMBATALAN PENETAPAN CALON ANGGOTA DPR, TERSTRUKTUR, SISTEMATIS, DAN MASIF.
DJATUHI SANKSI SEBAGAIMANA DIATUR DALAM DPD, DPRD PROVINSI, DAN DPRD (4) PEMBERIAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN SEBAGAIMANA
UNDANG-UNDANG INI KABUPATEN/KOTA SEBAGAI CALON TERPILIH. DIMAKSUD PADA AYAT (2) TIDAK MENGGUGURKAN SANKSI PIDANA
 BUKAN MONEY POLITIK
PASAL 30 PKPU 33 TAHUN 2018 TENTANG KAMPANYE
(1) Peserta Pemilu dapat mencetak dan menyebarkan Bahan Kampanye sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (1) huruf c.
(2) Bahan Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk:
a. selebaran (flyer);
b. brosur (leaflet);
c. pamflet;
d. poster;
e. stiker;
f. pakaian;
g. penutup kepala;
h. alat minum/makan;
i. kalender;
j. kartu nama;
k. pin; dan/atau
l. alat tulis.
(6) Setiap Bahan Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila dikonversikan dalam
bentuk uang nilainya paling tinggi Rp60.000,00 (enam puluh ribu rupiah).
 BUKAN MONEY POLITIK
PASAL 51 PKPU 33 TAHUN 2018 TENTANG KAMPANYE
(1) Peserta Pemilu dapat melakukan Kampanye melalui kegiatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (1) huruf i.
(2) Kegiatan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan dalam bentuk:
a. kegiatan kebudayaan, meliputi pentas seni, panen raya, dan/atau konser musik;
b. kegiatan olah raga, meliputi gerak jalan santai, dan/atau sepeda santai;
c. perlombaan;
d. mobil milik pribadi atau milik pengurus Partai Politik yang berlogo Partai Politik Peserta Pemilu; dan/atau
e. kegiatan sosial meliputi bazar, donor darah, dan/atau hari ulang tahun
(3) Pelaksana Kampanye kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilarang memberikan hadiah dengan
metode pengundian (door prize).

PASAL 52 PKPU 33 TAHUN 2018 TENTANG KAMPANYE

(2) Perlombaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan paling banyak 3 (tiga) kali selama
Masa Kampanye
(3) Pelaksana Pemilu dapat memberikan hadiah pada kegiatan perlombaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dalam bentuk barang.
(4) Nilai barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) secara akumulatif paling tinggi seharga
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)
 HASIL RAKORNAS GAKKUMDU
 UNSUR KAMPANYE DI LUAR JADWAL SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL 492 UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017
DIMAKNAI BERLAKU SETELAH KPU, KPU PROVINSI, DAN KPU KABUPATEN/KOTA MENETAPKAN JADWAL DALAM BENTUK
SURAT KEPUTUSAN;
 KETENTUAN PASAL 1 ANGKA 35 UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU MENYANGKUT VISI, MISI,
PROGRAM KERJA DAN/ATAU CITRA DIRI DAPAT BERSIFAT ALTERNATIF KUMULATIF.
 SUBJEK HUKUM YANG MELANGGAR PASAL 494 UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 ADALAH TNI MAKA BAWASLU
MELAKUKAN KAJIAN KEMUDIAN HASIL KAJIAN DIREKOMENDASIKAN PENANGANANNYA KE POM TNI (VIDE PASAL 65 JO
PASAL 74 UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2004)
 KEPUTUSAN/TINDAKAN MENGUNTUNGKAN ATAU MERUGIKAN SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL 547 UNDANG-
UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017, MERUPAKAN DELIK FORMIL DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER KEPASTIAN HUKUM,
KEMANFAATAN, KETIDAKBERPIHAKKAN, KECERMATAN, TIDAK MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN, KETERBUKAAN,
KEPENTINGAN UMUM, DAN/ATAU PELAYANAN YANG BAIK;
 KETENTUAN PASAL 525 S.D. PASAL 528 UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU HANYA DAPAT
DITERAPKAN APABILA SI PENERIMA SUMBANGAN TIDAK MELAPORKAN KELEBIHAN SUMBANGAN DAN TIDAK
MENGEMBALIKAN KELEBIHAN SUMBANGAN PALING LAMA 14 HARI SETELAH MASA KAMPANYE BERAKHIR;
 KETENTUAN PIDANA ATAS LARANGAN KAMPANYE DIATUR DALAM PASAL 521 JO PASAL 280 AYAT (1) UNDANG-UNDANG
NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU MENGESAMPINGKAN PASAL 280 AYAT (4) UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017
TENTANG PEMILU.
 STATUS HUKUM PELAKSANA KAMPANYE DAN TIM KAMPANYE SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL 272 UNDANG-
UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU HARUS TERDAFTAR DI KPU/ KPU PROVINSI DAN/ATAU KPU
KABUPATEN/KOTA;
 KETENTUAN PIDANA DALAM PASAL 533 UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 DITERAPKAN APABILA SAAT
PEMUNGUTAN SUARA SI PELAKU TELAH DATANG KE TPS DENGAN MEMBAWA C6 MILIK ORANG LAIN DAN MENGIKUTI
PROSES PENDAFTARAN UNTUK MENGGUNAKAN HAK PILIH SEBAGAI ORANG LAIN, SEKALIPUN PELAKU BELUM SEMPAT
MENGGUNAKAN SURAT SUARA TERSEBUT;
 HASIL RAKORNAS GAKKUMDU
 KETENTUAN PASAL 480 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU YANG MENGATUR MENGENAI
IN ABSENTIA DIKENAL SEJAK TAHAPAN PENYIDIKAN DAN DIMAKNAI SEBAGAI PENYAMPAIAN BERKAS PERKARA TANPA
BERITA ACARA PEMERIKSAAN TERSANGKA, DENGAN SYARAT:
A. PENYIDIK HARUS MEMANGGIL TERSANGKA SEBANYAK 2 (DUA) KALI YANG DILAKUKAN SETIAP KALI PEMANGGILAN
MINIMAL 2 (DUA) HARI SEBELUM HARI PEMERIKSAAN.
B. ADIMINISTRASI PENCARIAN TERSANGKA HARUS DILAMPIRKAN DALAM BERKAS PERKARA.
 PENGATURAN PERSONIL KEPOLISIAN DAN KEJAKSAAN PADA GAKKUMDU PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DENGAN KONDISI
2 WILAYAH KEPOLISIAN DAN KEJAKSAAN DALAM 1 WILAYAH ADMINISTRASI, MAKA HARUS DIAKOMODIR SECARA
PROPORSIONAL.
 PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU DILAKUKAN SAMPAI TAHAPAN PEMILU SELESAI DAN BATAS WAKTU TERAKHIR
PENYAMPAIAN PELANGGARAN PEMILU KEPADA BAWASLU YAITU 7 (TUJUH) HARI KERJA SETELAH PENGUCAPAN SUMPAH
JANJI. TERHADAP LAPORAN/TEMUAN YANG SEDANG BERJALAN SETELAH BERAKHIRNYA TAHAPAN PEMILU, MAKA
DIPROSES SAMPAI SELESAI.
 TERHADAP KETENTUAN PASAL 520 JO PASAL 254 UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU, KPU, KPU
PROVINSI, DAN KPU KABUPATEN/KOTA BERKOORDINASI DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA YANG
TERGABUNG DALAM GAKKUMDU/ GAKKUMDU PROVINSI ATAU GAKKUMDU KABUPATEN/KOTA DALAM PENANGANAN
DUGAAN PEMALSUAN DOKUMEN ATAU PENGGUNAAN DOKUMEN PALSU DALAM PERSYARATAN ADMINISTRASI BAKAL
CALON DAN/ATAU CALON ANGGOTA DPR, DPRD PROVINSI.
 PELAKSANAAN EKSEKUSI SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 483 UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017
TENTANG PEMILU, BERPEDOMAN PADA KETENTUAN PASAL 84 DAN PASAL 85 KUHAP.
 PENERAPAN PASAL 530 UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU TERHADAP PERUSAHAAN PENCETAK
SURAT SUARA (KORPORASI) TIDAK DAPAT DIKENAKAN PIDANA PENJARA TETAPI HANYA DIKENAKAN PIDANA DENDA.
 RUMUSAN “TERBUKTI DENGAN SENGAJA” ATAU “TERBUKTI” SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL 550, PASAL 524 AYAT
(1) DAN (2), PASAL 527 UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU ADALAH PROSES PEMBUKTIAN.
DENGAN DEMIKIAN TIDAK RELEVAN JIKA PERKARA YANG BARU AKAN DISIDANGKAN DISEBUT “TELAH TERBUKTI”
KECUALI DIMAKNAI “DENGAN SENGAJA”.
 CATATAN PENTING
 HARI
DALAM UU 7 / 2017 TIDAK MENGATUR PENGERTIAN HARI, DIBEBERAPA PASAL MENYEBUTKAN HARI DAN HARI
KALENDER. BAWASLU DAN MAHKAMAH AGUNG MENETAPKAN HARI DALAM PENANGANAN TP. PEMILU DENGAN
MENGGUNAKAN HARI ADALAH HARI KERJA. (PERBAWASLU NO 7 / 2018; PERMA NO 1 / 2018, DRAF REVISI PERBAWASLU
9/2018)
DIPERTEGAS PADA PERBAWASLU 31 TAHUN 2018; PASAL 1 ke 30 : HARI ADALAH HARI KERJA.
 LAPORAN
PENYIDIK POLRI TIDAK BERWENANG MENERIMA LAPORAN TP. PEMILU, TETAPI MENERIMA PENERUSAN DARI PENGAWAS
PEMILU.
 TEMUAN
JIKA ANGGOTA POLRI MENEMUKAN DUGAAN TP. PEMILU, MAKA DISAMPAIKAN KEPADA PENGAWAS PEMILU UNTUK
DIJADIKAN SEBAGAI TEMUAN ATAU KEPADA PIHAK LAIN YANG MEMILIKI HAK SEBAGAI PELAPOR.
 IN ABSENSIA
UU 7 / 2017 MENGENAL IN ABSENSIA MULAI DARI PENYIDIKAN, PENUNTUTAN, PEMERIKSAAN DIPERSIDANGAN.
TERHADAAP PENYIDIKAN DIMAKNAI BAHWA BERKAS PERKARA DAPAT DIAJUKAN KE PENUNTUT UMUM TANPA
DILENGKAPI DENGAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN TERSANGKA YANG DISEBABKAN TERSANGKA TIDAK DIKETAHUI
KEBERADAANYA. SETELAH DILAKUKAN PENCARIAN SECARA MAKSIMAL ADMINISTRASI NYA DILAMPIRKAN DALAM
BERKAS PERKARA.
 DALUWARSA
UU 7 / 2017 TELAH MEMBERIKAN BATASAN LIMITATIF WAKTIU LAPORAN, KAJIAN, PENYIDIKAN, PENUNTUTAN DLL. JIKA
WAKTU TERSEBUT DILEWATI MAKA KONSEKWENSI HUKUMNYA ADALAH PERKARA TERSEBUT CACAT FORMAL /
DALUWRSA.
 BATAS WAKTU PENANGANAN TP. PEMILU
LAPORAN ATAU TEMUAN DISAMPAIKAN KEPADA BAWASLU PALING LAMA 7 (TUJUH) HARI SEJAK BERAKHIRNYA MASA
TAHAPAN PEMILU BERUPA PENGUCAPAN SUMPAH/JANJI PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN SERTA ANGGOTA DPR, DPD,
DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA, SEDANGKAN TERHADAP LAPORAN / TEMUAN YANG SEDANG BERJALAN
SETELAH BERAKHIRNYA TAHAPAN TERSEBUT MAKA DIPROSES SAMPAI SELESAI.
 LAPORAN/TEMUAN

NO PSL PERIHAL URAIAN KET

454 (1)
1. SUMBER PELANGGARAN TEMUAN DAN LAPORAN
UU 7/2017
454 (2) HASIL PENGAWASAN AKTIF BAWASLU/PANWASLU / PENGAWAS TPS
2. TEMUAN
UU 7/2017 PADA SETIAP TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU
LAPORAN LANGSUNG DARI:
SYARAT PELAPOR ● WNI YG MEMPUNYAI HAK PILIH; ● PESERTA PEMILU;
454 (3) ● PEMANTAU PEMILU.
3.
UU 7/2017
LEMBAGA YG BAWASLU/PANWASLU PADA SETIAP TAHAPAN PENYELENGGARAAN
MENERIMA LAPORAN PEMILU
DISAMPAIKAN SECARA TERTULIS DAN PALING SEDIKIT :
454 (4)
4. CARA DAN ISI LAPORAN A. NAMA DAN ALAMAT PELAPOR; C. WAKTU DAN TKP; DAN
UU 7/2017
B. PIHAK TERLAPOR; D. URAIAN KEJADIAN
454 (5) PENETAPAN TEMUAN  PALING LAMA 7 HARI SEJAK DITEMUKAN
5. WAKTU TEMUAN
UU 7/2017 DUGAAN PELANGGARAN;
454 (6) PALING LAMA 7 HARI KERJA SEJAK DIKETAHUI TERJADINYA DUGAAN
6. WAKTU LAPORAN
UU 7/2017 PELANGGARAN;
 LAPORAN/TEMUAN
NO PSL PERIHAL URAIAN KET
19 (1)  IDENTIFIKASI
PENYIDIK DAN PENUNTUT UMUM MENDAMPINGI PENGAWAS DALAM
7. Perbawaslu PENDAMPINGAN  VERIFIKASI
MENERIMA TEMUAN ATAU LAPORAN TINDAK PIDANA PEMILU;
No. 31/2018  KONSULTASI
 KETERPENUHAN
20  SYARAT FORMIL
PALING LAMA 1X24 JAM SEJAK TANGGAL TEMUAN ATAU LAPORAN
8. Perbawaslu PEMBAHASAN I MATERIIL
DITERIMA DAN DIREGISTRASI;
No. 31/2018  PASAL YG
DISANGKAKAN
454 (7) PALING LAMA 7 HARI SETELAH TEMUAN/LAPORAN DITERIMA DAN
UU 7/2017 DIREGISTRASI
KAJIAN/
9. 19 (7) PENYELIDIKAN DALAM MEMINTA KETERANGAN DAN/ATAU KLARIFIKASI, PENGAWAS
Perbawaslu
PEMILU DIDAMPINGI OLEH PENYIDIK DAN JAKSA;
No. 31/2018
454 (8) KET. TAMBAHAN & PALING LAMA 14 HARI KERJA SETELAH TEMUAN/LAPORAN
10.
UU 7/2017 KAJIAN DITERIMA & DIREGISTRASI;
PENYELIDIK
PENYELIDIK MENEMUKAN BUKTI PERMULAAN YG CUKUP ADANYA
479 TEMUKAN BUKTI
11. DUGAAN TP. PEMILU, HASIL LIDIKNYA DISERTAI BERKAS PERKARA
UU 7/2017 PERMULAAN YG
DISAMPAIKAN KEPADA PENYIDIK PALING LAMA 1 X 24 JAM;
CUKUP

PENYELIDIKAN TIDAK TERBATAS HANYA MENDAMPINGI BAWASLU PADA SAAT

KLARIFIKASI
 PENERUSAN LAPORAN
NO PSL PERIHAL URAIAN KET.
BAWASLU/PANWAS
476 (2) BAWASLU / PANWAS MENYATAKAN SEBAGAI TINDAK
1. KOORD DGN POLRI DAN
UU 7/2017 PIDANA PEMILU SETELAH KOORD DALAM GAKKUMDU
JAKSA
23
 MERUPAKAN TP.
PERBAWASLU DILAKS PALING LAMA 1X24 JAM SEJAK TANGGAL TEMUAN
2. PEMBAHASAN II PEMILU; ATAU
NO. 31/2018 ATAU LAPORAN DITERIMA DAN DIREGISTRASI
 BUKAN TP. PEMILU

LAPORAN DUGAAN TINDAK PIDANA PEMILU DITERUSKAN

24  BA KAJIAN;
KEPADA POLRI PALING LAMA 1X24 JAM SEJAK
3. PERBAWASLU PLENO  LHP;
DIPUTUSKAN DALAM RAPAT PLENO BERDASARKAN
NO. 31/2018  BA PEMBAHASAN II;
KAJIAN PENGAWAS PEMILU
DITERUSKAN KE POLRI PALING LAMA 1X24 JAM SEJAK
476 (1) BAWASLU/PANWASLU MENYATAKAN BAHWA PERBUATAN
4. PENERUSAN
UU 7/2017 ATAU TINDAKAN YANG DIDUGA MERUPAKAN TINDAK
PIDANA PEMILU.
23 (6)
PENERUSAN LAPORAN DUGAAN TINDAK PIDANA PEMILU
5. PERBAWASLU WAKTU
DILAKUKAN PALING LAMA 14 (EMPAT BELAS) HARI.
NO. 31/2018
DISAMPAIKAN SECARA TERTULIS DAN PALING SEDIKIT
MEMUAT:
476 (3) CARA DAN ISI A. NAMA DAN ALAMAT PELAPOR;
6.
UU 7/2017 PENERUSAN LAPORAN B. PIHAK TERLAPOR;
C. WAKTU DAN TEMPAT KEJADIAN PERKARA; DAN
D. URAIAN KEJADIAN.
 PENYIDIKAN
NO PSL PERIHAL URAIAN KET.
PENYIDIK MENYAMPAIKAN HASIL PENYIDIKAN
26 KESIMPULAN :
DALAM PEMBAHASAN KETIGA DIHADIRI OLEH
1 PERBAWASLU PEMBAHASAN III DAPAT/TIDAK PERKARA
PENGAWAS, PENYIDIK DAN JAKSA UNTUK
NO. 31/2018 DILIMPAHKAN KE JAKSA
MEMBAHAS HASIL PENYIDIKAN
 UPAYA MAKSIMAL PENCARIAN
480 (1) TSK
UU 7/2017 PALING LAMA 14 HARI SEJAK DITERIMANYA LAPORAN  DAPAT DILAKUKAN TANPA BAP
SIDIK
2 27 (2) DAN DAPAT DILAKUKAN DENGAN TANPA KEHADIRAN TERSANGKA
(TAHAP I)  ADM PENCARIAN TSK
PERBAWASU TSK
NO. 31/2018 DILAMPIRKAN DLM BERKAS
PERKARA
480 (2) SIDIK BLM LENGKAP, PALING LAMA 3 HARI, PU
3 PRATUT
UU 7/2017 KEMBALIKAN BERKAS DISERTAI PETUNJUK
480 (3) PENYIDIK PALING LAMA 3 HARI SEJAK TGL
4 TAHAP I KE-2
UU 7/2017 PENERIMAAN HARUS KEMBALIKAN BERKAS
 PENYIDIK SEGERA MELIMPAHKAN TGJWB TSK
8; 110 (1) DAPAT IN ABSENSIA (PSL 28
5 TAHAP II DAN BARANG BUKTI KEPADA PU
KUHAP PERBAWASLU 31/2018)
 PELAKSANAAN NYA KOORDINASI DENGAN PU
PALING LAMA 5 HR SEJAK MENERIMA BERKAS
480 (4) LIMPAH DIHITUNG SETELAH
6 PERKARA DAN DAPAT DILAKUKAN DENGAN TANPA
UU 7/2017 BERKAS KE PN TAHAP II
KEHADIRAN TSK
 PENUNTUTAN - EKSEKUSI
NO PSL PERIHAL URAIAN KET.
482 (1) RIKSA, ADILI,
1 PALING LAMA 7 HARI SETELAH PELIMPAHAN BERKAS DAPAT IN ABSENTIA
UU 7/2017 MEMUTUS

31 MELAKUKAN UPAYA
PEMBAHASAN DILAKS PALING LAMA 1X24 JAM SETELAH PUTUSAN
2 PERBAWASLU HUKUM ATAU MELAKS
IV DIBACAKAN
NO 31/2018 PUTUSAN
482 (2) DIAJUKAN PALING LAMA 3 HARI SETELAH PUTUSSAN
3 BANDING
UU 7/2017 DIBACAKAN
482 (3) MELIMPAHKAN PALING LAMA 3 HARI SETELAH PERMOHONAN
4
UU 7/2017 BERKAS KE PT BANDING DITERIMA
482 (4) PT RIKSA, PALING LAMA 7 HARI SETELAH PERMOHONAN
5
UU 7/2017 MEMUTUS BANDING DITERIMA
482 (5) MERUPAKAN PUTUSAN TERAKHIR DAN MENGIKAT
6 PUTUSAN PT PUTUSAN AKHIR
UU 7/2017 SERTA TDK DAPAT DILAKUKAN UPAYA HUKUM LAIN
PUTUSAN PN DAN PT HARUS SUDAH DISAMPAIKAN
483 (1) PENYAMPAIAN
7 KEPADA PU PALING LAMBAT 3 HARI SETELAH
UU 7/2017 PUTUSAN
PUTUSAN DIBACAKAN
483 (2) HARUS DILAKS PALING LAMBAT 3 HARI SETELAH
8 EKSEKUSI
UU 7/2017 PUTUSAN DITERIMA JAKSA
 STRATEGI BARESKIRM
 BERSAMA BAWASLU DAN KEJAKSAAN MEMBENTUK GAKKUMDU;
 MELAKSANAKAN PELATIHAN KHUSUS PENYELIDIK DAN PENYIDIK TP PEMILU YANG DISELENGGARAKAN
DI HOTEL ARYA DUTA JAKARTA, DENGAN PESERTA PERWAKILAN SELURUH JAJARAN POLDA DAN
POLRES, YANG KEMUDIAN MASING-MASING POLDA MENINDAKLANJUTI MELAKSANAKAN PELATIHAN
KEPADA SELURUH PENYIDIK TINDAK PIDANA PEMILU DI JAJARANNYA;
 MEMBUAT BUKU SAKU PEDOMAN PENANGANAN TP PEMILU;
 MEMBUAT DIAGRAM PEMILU;
 MEMBUAT SISTEM LAPORAN ONLINE (SISLAP) sislap.polri.go.id/pemilu2019;
 GRUP CHAT TELEGRAM
SIDIK TP PEMILU 2019: Penyidik Gakkumdu Seluruh Indonesia
GAKKUMDU PEMILU 2019 : Pengawas, Polri, Jaksa
 MENGIKUTI FGD PEMBAHASAN UNSUR-UNSUR TINDAK PIDANA PEMILU;
 MEMBUAT DAN MENGIRIM SURAT TELEGRAM KEPADA JAJARAN
 ST/290/V/RES.1.24./2018 TGL 11 MEI 2018 TTG PEMBENTUKAN SENTRA GAKKUMDU DAN
PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU;
 ST/235/RES.1.24/BARESKRIM TGL 10 SEPTEMBER 2018 TTG AGAR JAJARAN MELAKSANAKAN
PELATIHAN PENYELIDIK DAN PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA PEMILU;
 ST/2558/X/RES.1.24/2018 TGL 10 OKTOBER 2018 TTG PENANGANAN ISU SARA/HATESPEECH
 ST/2660/X/RES.1.24/2018 TGL 18 OKTOBER 2018 TTG NETRALITAS LIDIK SIDIK DLM TAHAPAN PEMILU
 PENUTUP

SEKIAN
&
TERIMA KASIH