TP.

PEMILU
(Money Politic)
PER TAHAPAN
 PENYELESAIAN PELANGGARAN, SENGKETA &TP. PEMILU
NO JENIS PENGERTIAN PENYELESAIAN PASAL
PELANGGARAN
PELANGGARAN TERHADAP ETIKA PENYELENGGARA PEMILU YANG
KODE ETIK 456 – 459
1 BERDASARKAN SUMPAH DAN/ATAU JANJI SEBELUM MENJALANKAN TUGAS DKPP
PENYELENGGARA SEBAGAI PENYELENGGARA PEMILU UU 7/2017
PEMILU
PELANGGARAN PELANGGARAN TERHADAP TATA CARA PROSEDUR ATAU MEKANISME YANG
KPU, KPU PROV, KPU 460 – 465
2 ADMINISTRASI BERKAITAN DENGAN ADMINISTRASI PELAKSANAAN PEMILU DALAM SETIAP
TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU KAB/KOTA UU 7/2017
PEMILU
SENGKETA YANG TERJADI ANTAR-PESERTA PEMILU DAN SENGKETA PESERTA
SENGKETA PROSES PEMILU DENGAN PENYELENGGARA PEMILU SEBAGAI AKIBAT  BAWASLU 466 – 472
3
PEMILU DIKELUARKANNYA KEPUTUSAN KPU, KEPUTUSAN KPU PROVINSI, DAN  PTUN UU 7/2017
KEPUTUSAN KPU KAB/KOTA

 MELIPUTI PERSELISIHAN ANTARA KPU DAN PESERTA PEMILU MENGENAI

PENETAPAN PEROLEHAN SUARA HASIL PEMILU SECARA NASIONAL
 PERSELISIHAN PENETAPAN PEROLEHAN SUARA HASIL PEMILU ANGGOTA
DPR, DPD, DAN DPRD SECARA NASIONAL MELIPITI PERSELISIHAN
PERSELISIHAN PENETAPAN PEROLEHAN SUARA YANG DAPAT MEMPENGARUHI 473 – 475
4 MK
HASIL PEMILU PEROLEHAN KURSI PESERTA PEMILU UU 7/2017
 PERSELISIHAN PENETAPAN PEROLEHAN SUARA HASIL PEMILU PRES DAN
WAPRES SECARA NASIONAL MELIPUTI PERSELISIHAN PENETAPAN
PEROLEHAN SUARA YANG DAPAT MEMPENGARUHI PENETAPAN HASIL
PEMILU PRES DAN WAPRES

MERUPAKAN PELANGGARAN ATAU KEJAHATAN TERHADAP KETENTUAN 476 – 487

5 TP. PEMILU GAKKUMDU, PN, PT
PEMILU SEBAGAIMANA DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG INI UU 7/2017
 ASAS HUKUM PIDANA
APABILA SUATU PERBUATAN (TINDAK
PIDANA) DIATUR DALAM PIDANA UMUM,
DIATUR PULA DALAM PIDANA KHUSUS, DAN
DALAM UU 7/2017, MAKA UU MANAKAH YG
DIGUNAKAN?
 LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI GENERALI
 UU 7/2017 SBG UU YG BERSIFAT KHUSUS
SEHINGGA MENGESAMPINGKAN UU
SIFATNYA UMUM (PASAL 63 AYAT 2 KUHP);
 SYSTEMATISCHE SPECIALITEIT
KEKHUSUSAN YANG SISTEMATIS; UU 7/2017
SBG UU YG LEBIH KHUSUS DRPD YG KHUSUS
LAINNYA;
 LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI
 UU 7/2017 MERUPAKAN UU YG LEBIH BARU
SEHINGGA MENGESAMPINGKAN UU YG SDH
DIUNDANGKAN SEBELUMNYA.
DIANTARA KEKHUSUSAN DALAM PENGATURAN
PENANGANAN TP PEMILU ADALAH :


LAPORAN DISAMPAIKAN KEPADA BAWASLU;
HASIL PENGAWASAN BAWASLU DITETAPKAN SEBAGAI
TEMUAN PELANGGARAN PEMILU PALING LAMA 7
(TUJUH) HARI SEJAK DITEMUKANNYA;
 LAPORAN PELANGGARAN PEMILU DISAMPAIKAN PALING
LAMA 7 (TUJUH) HARI KERJA SEJAK DIKETAHUI
TERJADINYA DUGAAN PELANGGARAN PEMILU;
 WAJIB DITINDAKLANJUTI PALING LAMA 7 (TUJUH) HARI
SETELAH TEMUAN DAN LAPORAN DITERIMA DAN
YG DIREGISTRASI;
 DALAM HAL MEMERLUKAN KETERANGAN TAMBAHAN,
KETERANGAN TAMBAHAN DAN KAJIAN DILAKUKAN
PALING LAMA 14 (EMPAT BELAS) HARI KERJA SETELAH
 TEMUAN DAN LAPORAN DITERIMA DAN DIREGISTRASI
 PENYIDIKAN PALING LAMA 14 HARI SEJAK LAPORAN
DITERIMA DAN DIREGISTER;
 PRAPENUNTUTAN PALING LAMA 3 HARI SEJAK BERKAS
PERKARA DITERIMA;
 PRNYIDIKAN TAMBAHAN PALING LAMA 3 HARI SEJAK
BERKAS PERKARA DITER;
 DALAM PENYIDIKAN, PENUNTUTAN DAPAT DILAKUKAN
TANPA KEHADIRAN TERSANGKA/TERDAKWA (IN
ABSENTIA);
 JENIS TINDAK PIDANA
CONTOH:
TP. PEMILU  BLACK CAMPAIGN
PSL 488–554 UU 
MONEY POLITICS
7/2017
 KAMPANYE DI TEMPAT IBADAH
 DLL

CONTOH:
TP. LAIN YG  PEMBAKARAN KANTOR KPU
TERJADI SEBAGAI  PENGRUSAKAN RUMAH PENYELENGGARA
AKIBAT  PERKELAHIAN ANTAR PENDUKUNG
PENYELENGGARA
AN PEMILU  UJARAN KEBENCIAN
 DLL

TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN PEMILU:

 PENCURIAN MOBIL INVENTARIS
TP. LAINNYA PENYELENGGARA PEMILU
YG TERJADI
SAAT PEMILU
 PENGANIAYAAN
 KORUPSI
 DLL
 MONEY POLITIC

Money Politic (Politik Uang); adalah suatu bentuk pemberian (uang

atau barang) kepada seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan
haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan
cara tertentu sesuai keinginan pemberi pada saat pemilihan umum.

Faktor Penyebab Terjadinya Money Politic a.l :

1. Ekonomi;
2. Kurangnya Pengetahuan Soal Politik Uang;
3. Tradisi turun temurun
 POTENSI TP. PEMILU (Money Politic) PADA TAHAP PEMUTAKHIRAN DATA

Pasal 519 : Setiap Orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan

curang untuk menyesatkan seseorang, dengan memaksa, dengan Pidana Penjara : 3 Tahun
menjanjikan atau dengan memberikan uang atau materi lainnya untuk Denda : Paling banyak
memperoleh dukungan bagi pencalonan anggota DPD dalam pemilu Rp. 36.000.000,-
sebagainama dimaksud dalam pasal 183

Pasal 183 (1) : Persyaratan dukungan

JUMLAH DUKUNGAN KET
DPT PROV PEMILIH
(Minimal)

S.D. 1 JUTA 1.000

 DUKUNGAN TERSEBAR PALING
> 1 JUTA S.D. 5 JUTA 2.000 SEDIKIT 50% DARI JUMLAH
KAB/KOTA DI PROV YANG
> 5 JUTA S.D. 10 BERSANGKUTAN;
3.000
JUTA
 DUKUNGAN DIBUKTIKAN DENGAN
> 10 JUTA S.D. 15
4.000 DAFTAR DUKUNGAN DIBUBUHI TTD
JUTA / CAP JEMPOL DILENGKAPI FC KTP

> 15 JUTA 5.000

 POTENSI TP. PEMILU (Money Politic) PADA TAHAP KAMPANYE

Pasal 523 ayat (1) : Setiap Pelaksana, Peserta, dan/atau Tim Kampanye
pemilu yang dengan sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau Pidana Penjara : 2 Tahun
materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta kampanye pemilu Denda : Paling banyak
secara langsung ataupun tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Rp. 24.000.000,-
Pasal 280 ayat( 1) huruf j.

Pasal 280 ayat( 1) huruf j : Menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta kampanye
pemilu

a. Pelaksana Kampanye adalah pihak yang ditunjuk atau dibentuk oleh perseta
pemilu untuk melakukan kampanye.
b. Peserta Kampanye adalah anggota masyarakat atau warga Negara Indonesia
yang memenuhi syarat sebagai pemilih.
c. Tim Kampanye Pemilu adalah Tim yang dibentuk oleh pasangan calon bersama-
sama dengan partai politik atau gabungan partai politik yang mengusulkan
pasangan calon yang didaftarkan ke KPU dan bertanggungjawab atas
pelaksanaan teknis penyeleggaraan kampanye.
 POTENSI TP. PEMILU (Money Politic) PADA MASA TENANG

Pasal 523 ayat (2) : Setiap pelaksana, peserta dan/atau tim Kampanye
Pemilu yang dengan sengaja pada Masa Tenang menjanjikan atau Pidana Penjara : 4 Tahun
memberikan imbalan uang atau materi lainnya kepada Pemilih secara Denda : Paling banyak
langsung ataupun tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal Rp. 48.000.000,-
278 ayat (2).

Pasal 278 ayat (2) :

Selama Masa Tenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 276,
Pelaksana, peserta dan/atau Tim Kampanye Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden dilarang menjanjikan atau memberikan
imbalan kepada pemilih untuk :
a.Tidak menggunakan hak pilihnya
b.Memilih Pasangan Calon
c.Memilih Partai Politik Peserta Pemilu tertentu
d.Memilih calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota tertentu, dan/atau
e.Memilih calong anggota DPD tertentu
 POTENSI TP. PEMILU (Money Politic) PADA TAHAP PEMUNGUTAN SUARA

Pasal 515 : Setiap orang yang dengan sengaja pada saat pemungutan
suara menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada Pidana Penjara : 3 Tahun
pemilih supaya tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih peserta Denda : Paling banyak
pemilu tertentu atau menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu Rp. 36.000.000,-
sehingga surat suaranya tidak sah.

Pasal 523 ayat (3) : Setiap orang

yang dengan sengaja pada hari Pidana Penjara : 3
pemungutan suara menjanjikan
Tahun
atau memberikan uang atau
Denda : Paling
materi lainnya kepada pemilih
untuk tidak menggunakan hak banyak Rp.
pilihnya atau memilih peserta 36.000.000,-
pemilu tertentu.
 PENANGANAN
TP. PEMILU PADA
GAKKUMDU
 HUKUM ACARA

NO PSL PERIHAL URAIAN KET.

LIDIK, SIDIK, TUT, DAN RIKSA TP.
477 PEMILU BERDASARKAN KUHAP,
1. UU 7/2017
HUKUM ACARA
KECUALI DITENTUKAN LAIN DLM
UU INI

A. TELAH MENGIKUTI PELATIHAN

KHUSUS MENGENAI LIDIK DAN
SYARAT
SIDIK TP. PEMILU;
478 PENYELIDIK DAN
2 UU 7/2017 PENYIDIK TP.
B. CAKAP DAN MEMILIKI
INTEGRITAS MORAL YG TINGGI;
PEMILU
C. TIDAK PERNAH DIJATUHI
HUKUMAN DISIPLIN

PENYELIDIK MENEMUKAN BUKTI

PUT MK: 21/PUU-XII/2014
PENYELIDIK PERMULAAN YG CUKUP ADANYA
(BUKTI PERMULAAN
479 TEMUKAN BUKTI DUGAAN TP. PEMILU, HASIL
3 UU 7/2017 PERMULAAN YG LIDIKNYA DISERTAI BERKAS
YG CUKUP = 2 ALAT
BUKTI SESUAI PSL184
CUKUP PERKARA DISAMPAIKAN KEPADA
KUHAP)
PENYIDIK PALING LAMA 1 X 24 JAM
 LAPORAN, KAJIAN, DAN PENYELIDIKAN
NO PSL PERIHAL URAIAN KET
454 (1)
1. SUMBER PELANGGARAN TEMUAN DAN LAPORAN
UU 7/2017

454 (2) HASIL PENGAWASAN AKTIF BAWASLU/PANWASLU / PENGAWAS TPS PADA SETIAP TAHAPAN
2. TEMUAN
UU 7/2017 PENYELENGGARAAN PEMILU

LAPORAN LANGSUNG DARI:

 WNI YG MEMPUNYAI HAK PILIH;
SYARAT PELAPOR
 PESERTA PEMILU;
454 (3)  PEMANTAU PEMILU.
3.
UU 7/2017
LEMBAGA YG
BAWASLU/PANWASLU PADA SETIAP TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU
MENERIMA LAPORAN

DISAMPAIKAN SECARA TERTULIS DAN PALING SEDIKIT :

A. NAMA DAN ALAMAT PELAPOR;
454 (4)
4. CARA DAN ISI LAPORAN B. PIHAK TERLAPOR;
UU 7/2017
C. WAKTU DAN TKP; DAN
D. URAIAN KEJADIAN.
454 (5)
5. WAKTU TEMUAN PENETAPAN TEMUAN  PALING LAMA 7 HARI SEJAK DITEMUKAN DUGAAN PELANGGARAN;
UU 7/2017
454 (6)
6. WAKTU LAPORAN PALING LAMA 7 HARI KERJA SEJAK DIKETAHUI TERJADINYA DUGAAN PELANGGARAN;
UU 7/2017
Perbawaslu No. PEMBAHASAN
7. PALING LAMA 1X24 JAM SEJAK TANGGAL TEMUAN ATAU LAPORAN DITERIMA DAN DIREGISTRASI
3/2023 Temuan /Laporan
454 (7)
8. KAJIAN/ PENYELIDIKAN PALING LAMA 7 HARI SETELAH TEMUAN/LAPORAN DITERIMA DAN DIREGISTRASI
UU 7/2017
454 (8)
9. KET. TAMBAHAN & KAJIAN PALING LAMA 14 HARI KERJA SETELAH TEMUAN/LAPORAN DITERIMA & DIREGISTRASI
UU 7/2017
 PEMANTAU PEMILU

PEMANTAU PEMILU MELIPUTI (PSL 435 UU 7 / 2017)

 ORMAS BERBADAN HUKUM YAYASAN ATAU BERBADAN HUKUM
PERKUMPULAN YANG TERDAFTAR PADA PEMERINTAH ATAU
PEMDA;
 LEMBAGA PEMANTAU PEMILIHAN DARI LUAR NEGERI;
 LEMBAGA PEMILIHAN LUAR NEGERI;
 PERWAKILAN NEGARA SAHABAT DI INDONESIA.

DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI

 BERSIFAT INDEPENDEN;
 MEMPUNYAI SUMBER DANA YANG JELAS;
 TEREGISTRASI DAN MEMPEROLEH IZIN BAWASLU, BAWASLU PROV,
BAWASLU KAB/KOTA SESUAI DENGAN CAKUPAN WILAYAH PANTAUANNYA.

LUAR NEGERI
PERSYARATAN  MEMPUNYAI KOMPETENSI DAN PENGALAMAN;
PSL 436  MEMPEROLEH VISA DARI PERWAKILAN RI DI LN;
 MEMENUHI TATA CARA PEMANTAUAN SESUAI PERUU.
 PENERUSAN LAPORAN

NO PSL PERIHAL URAIAN KET.

476 (1) DITERUSKAN KE POLRI PALING LAMA 1X24 JAM, DALAM HAL
1. PENERUSAN RAPAT PLENO MEMUTUSKAN PERBUATAN ATAU TINDAKAN
UU 7/2017 YANG DIDUGA MERUPAKAN TINDAK PIDANA PEMILU.
a. Surat pengantar;
b. Surat Tugas (penyelidikan);
c. Daftar Isi;
d. Formulir Temuan atau laporan;
e. Hasil kajian
f. LHP
Pasal 27 (2) ADMINISTRASI g. Surat Undangan Klarifikasi;
2 Perbawaslu
PENERUSAN h. BA Klarifikasi;
No. 3/2023 i. BA Sumpah
j. BA Pembahasan;
k. Daftar Saksi//Ahli
l. Daftar Terlapor;
m. Daftar BB
n. Administrasi Lidik
 PENYIDIKAN

NO PSL PERIHAL URAIAN KET.

PALING LAMA 14 HARI SEJAK DITERIMANYA LAPORAN
480 (1) SIDIK
1 DAN DAPAT DILAKUKAN DENGAN TANPA KEHADIRAN DAPAT IN ABSENTIA
UU 7/2017 (TAHAP I) TSK

PENGEMBALIAN BERKAS
480 (2) SIDIK BLM LENGKAP, PALING LAMA 3 HARI, PU PERKARA DILAKUKAN 1
2 PRATUT
UU 7/2017 KEMBALIKAN BERKAS DISERTAI PETUNJUK KALI (PSL 30 (6)
PERBAWASLU 3/2023)

480 (3) PENYIDIK PALING LAMA 3 HARI SEJAK TGL PENERIMAAN

3 TAHAP I KE-2 HARUS KEMBALIKAN BERKAS
UU 7/2017
 PENYIDIK SEGERA MELIMPAHKAN TGJWB TSK DAN
8; 110 (1) DAPAT IN ABSENSIA PSL 31
4 TAHAP II BARANG BUKTI KEPADA PU
KUHAP  PELAKSANAAN NYA KOORDINASI DENGAN PU
(2) PERBAWASLU 3/2023)

LIMPAH PALING LAMA 5 HR SEJAK MENERIMA BERKAS PERKARA

480 (4)
5 BERKAS KE DAN DAPAT DILAKUKAN DENGAN TANPA KEHADIRAN
UU 7/2017 TSK
PN
 RIKSA, ADILI, MEMUTUS, EKSEKUSI
NO PSL PERIHAL URAIAN KET.

482 (1) RIKSA, ADILI,  DAPAT IN

1 PALING LAMA 7 HARI SETELAH PELIMPAHAN BERKAS
UU 7/2017 MEMUTUS ABSENTIA

482 (2) DIAJUKAN PALING LAMA 3 HARI SETELAH PUTUSAN

2 BANDING
UU 7/2017 DIBACAKAN
482 (3) MELIMPAHKAN PALING LAMA 3 HARI SETELAH PERMOHONAN BANDING
3
UU 7/2017 BERKAS KE PT DITERIMA
482 (4) PT RIKSA, PALING LAMA 7 HARI SETELAH PERMOHONAN BANDING
4
UU 7/2017 MEMUTUS DITERIMA

482 (5) MERUPAKAN PUTUSAN TERAKHIR DAN MENGIKAT SERTA TDK

5 PUTUSAN PT PUTUSAN AKHIR
UU 7/2017 DAPAT DILAKUKAN UPAYA HUKUM LAIN

483 (1) PENYAMPAIAN PUTUSAN PN DAN PT HARUS SUDAH DISAMPAIKAN KEPADA

6
UU 7/2017 PUTUSAN PU PALING LAMBAT 3 HARI SETELAH PUTUSAN DIBACAKAN

483 (2) HARUS DILAKS PALING LAMBAT 3 HARI SETELAH PUTUSAN

7 EKSEKUSI
UU 7/2017 DITERIMA JAKSA
 Terima Kasih

POLRESTA SORONG KOTA