Anda di halaman 1dari 46

MENGOPTIMALKAN PERAN PENGAWAS PEMILU DALAM

MENINGKATKAN INTEGRITAS DAN TRANSPARANSI


PEMILIHAN UMUM SERENTAK TAHUN 2024

DISAMPAIKAN OLEH
FARDINAL, M.Pd
(Dosen IAIN Kerinci)

Pada Bimbingan Teknis Pengawas Pemilihan Kelurahan Desa


Kabupaten Kerinci
Pengantar
Saya Fardinal, Lahir di Bangko, 08 Desember 1987,
tempat tinggal di Desa Pulau Pandan Kec. Bukit Kerman
Kab. Kerinci Jambi, pendidikan saya SD 123/III Pulau
Pandan, MTsN Seleman, MAN 1 Sungai Penuh, Pend.
Bahasa Arab IAIN Kerinci, Magister Teknologi
Pendidikan UNJA, Penyelesaian Doktoral UIN STS
Jambi. Pengalaman Kerja, Kepala MTs S Pulau Pandan,
Staf Bawaslu Kerinci divisi HPP 2017-2021, Dosen IAIN
Kerinci.
Memiliki 1 Orang Istri Hetty Try Handayani, anak 2
Orang, Muhammad Bakhiet Anshory dan Shafa Hayatun
Nufus .(hp: 085366356926)
(Jangan Menjadi Belalang di dalam Kotak )
Pengertian Pemilu
• Pemilihan umum adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-
jabatan politik tertentu. Pemilu adalah sarana untuk menentukan
orang-orang yang akan mewakili rakyat dalam menjalankan
pemerintahan dalam berbagai macam tingkatan misalnya presiden,
wakil rakyat di berbagai tingkatan hingga kepala desa/kelurahan.
• Fungsi Pemilu adalah sarana memilih pejabat publik, sarana
pertanggungjawaban pejabat publik, sarana pendidikan politik
rakyat, mengubah kebijakan, mengganti pemerintahan, menyalurkan
aspirasi daerah dan masyarakat pemilih. Tujuan pemilu adalah
melaksanakan kedaulatan rakyat, perwujudan hak asasi politik
rakyat, merawat Bhinneka Tunggal Ika dan menjamin kesinambungan
pembangunan nasional
PENYELENGGARA PEMILU

• J. Kristiadi, • BAWASLU RI • KPU RI (7 Org)


DKPP

KPU
BAWASLU
• Muhammad Tio • BAWASLU PROVINSI • KPU Provinsi (5
Aliansyah, • BAWASLU KAB/KOTA Org)
• Heddy Lugito, • PANWASCAM • KPU Kabupaten (5
• Ratna Dewi Pettalolo, • PPKD Org)
• I Dewa Kade Wiarsa • PTPS • PPK (5 Org)
Raka Sandi.
• PPS (3 Org)
• KPPS (7 Org)
ASAS PEMILIHAN UMUM (PEMILU)
Asas pemilihan umum berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2017 tentang pemilihan umum
Bab 2 Pasal 2 yaitu Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas Langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil

LANGSUNG RAHASIA
Dalam pemilu, pemilih langsung melakukan Diharapkan pilihan pemilih tidak diketahui oleh siapapun,
pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di memasukkan kertas suara ke kotak suara yang telah
daerah pemilih masing-masing tanpa perwakilan. dikunci.

UMUM JUJUR
Bahwa seluruh warga negara (yang telah dewasa) penting khususnya bagi penyelenggara pemilu, pemerintah,
dapat memilih tanpa adanya diskriminasi terhadap ras, pengawas pemilu, dan pihak lainnya yang terkait dengan pemilu
jenis kelamin, warna kulit, dan lain- lain. untuk tetap bertindak jujur sesuai pilihan rakyat

BEBAS
ADIL
Dalam penyelenggaraan pemilu, maka hendaknya
Setiap pemilih dan peserta pemilu mendapatkan
dilakukan secara bebas oleh pemilih tanpa adanya
perlakuan yang adil serta bebas dari pihak manapun juga.
tekanan, paksaan serta adanya jaminan keamanan.
ASAS HUKUM PIDANA

Apabila suatu perbuatan (tindak pidana) diatur


dalam pidana umum, diatur pula dalam pidana
khusus, dan dalam UU RI No. 7 Tahun 2017,
maka UU manakah yg digunakan?
ASAS HUKUM PIDANA
 LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI GENERALI  UU 7/2017
sebagai Undang-Undang yang bersifat khusus sehingga
mengesampingkan Undang-Undang yang sifatnya umum (Pasal
63 Ayat (2) KUHP.
 SYSTEMATISCHE SPECIALITEIT  Kekhususan yang
sistematis; UU 7/2017 sebagai Undang-Undang yang lebih
khusus daripada yang khusus lainnya.
 LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI  UU 7/2017
merupakan Undang-Undang yang lebih baru sehingga
mengesampingkan Undang-Undang yang sudah diundangkan
sebelumnya
 LEX SUPERIOR DEROGAT LEGI INFERIOR  UU 7/2017
merupakan peraturan lebih tinggi yang mengesampingkan
peraturan yang lebih rendah.
PENGAWAS PEMILU

ASN
TNI/POLRI
PESERTA PEMILU

TIM/ PELAKSANA PENGAWAS PENY- PEMILU


KAMPANYE PEMILU

APARATUR DESA

PEMILIH/MASYARAKAT
PEJABAT NEGARA/
DAERAH
TINDAK PIDANA PEMILIHAN UMUM
Definisi
Tindak pidana Pemilihan Umum (“Pemilu”) menurut Pasal 1
angka 2 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2018
tentang Tata Cara Penyelesaian Tindak Pidana Pemilihan dan
Pemilihan Umum (Perma No. 1 Tahun 2018), sebagai berikut:
Tindak Pidana Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut
Tindak Pidana Pemilu adalah tindak pidana pelanggaran
dan/atau kejahatan sebagaimana diatur dalam Undang –
Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum.
PELANGGARAN PEMILIHAN UMUM
Definisi
Perbuatan yang melanggar peraturan yang ditetapkan.
Terjadinya pelanggaran dalam setiap kegiatan tidak bisa
terhindarkan. Pelanggaran dapat terjadi karena adanya
unsur kesengajaan maupun karena kelalaian.
Pelanggaran dapat dilakukan banyak pihak bahkan dapat
dikatakan semua orang memiliki potensi untuk melakukan
pelanggaran.
PELANGGARAN PEMILIHAN UMUM
◘ Pelanggaran Kode Etik
Pelanggaran Terhadap Etika Penyelenggara Pemilu Yang
Berdasarkan Sumpah Dan/Atau Janji Sebelum Menjalankan Tugas
Sebagai Penyelenggara Pemilu.

◘ Pelanggaran Administrasi
Pelanggaran Terhadap Tata Cara Prosedur Atau Mekanisme Yang
Berkaitan Dengan Administrasi Pelaksanaan Pemilu Dalam Setiap
Tahapan Penyelenggaraan Pemilu.
TIGA PENDAPAT TINDAK PIDANA PEMILU

1.Pidana khusus
2.Sebatas penyelesaian/acara khusus
*berkait waktu tahapan pemilu yang
singkat dan efek domino tahapan
3.Tak ada pidana/penyelesaian khusus
TINDAK PIDANA PEMILU
CONTOH:
TP PEMILU  BLACK CAMPAIGN
Pasal 488 – 588  MONEY POLITICS
UU 7 / 2017  KAMPANYE DI TEMPAT IBADAH
 DLL

CONTOH:
 PEMBAKARAN KANTOR KPU
TP. lain yang terjadi  PENGRUSAKAN RUMAH
sebagai akibat PENYELENGGARA

TINDAK penyelenggaraan
Pemilu
 PERKELAHIAN ANTAR
PENDUKUNG

PIDANA  UJARAN KEBENCIAN


 DLL

TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN PEMILU:


TP. Lainnya  PENCURIAN MOBIL INVENTARIS PENYELENGGARA PEMILU
yang terjadi  PENGANIAYAAN
 KORUPSI
saat Pemilu  DLL
TP. Pemilu diatur dalam Buku Kelima Bab II Ketentuan Pidana Pemilu,
dari Pasal 488 sampai dengan Pasal 554 UU RI No. 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
1. 488  Setiap orang Kurungan paling lama
 Dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak 1 (satu) tahun dan denda
benar mengenai diri sendiri atau diri orang lain tentang paling banyak
suatu hal yang diperlukan untuk pengisian daftar Rp 12.000.000,00
Pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 203 (dua belas juta rupiah)

2. 489  Setiap anggota PPS atau PPLN Penjara paling lama


 Dengan sengaja tidak mengumumkan dan/atau 6 (enam) bulan dan
memperbaiki daftar pemilih sementara setelah denda paling banyak
mendapat masukan dari masyarakat dan/atau Peserta Rp 6.000.000,00
Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 206, Pasal (enam juta rupiah)
207, dan Pasal 213
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
3. 490  Setiap kepala desa atau sebutan lain Penjara paling lama
 Dengan sengaja membuat keputusan dan/atau 1 (satu) tahun dan denda
melakukan tindakan yang menguntungkan atau paling banyak
merugikan salah satu Peserta Pemilu dalam masa Rp 12.000.000,00
Kampanye (dua belas juta rupiah)

4. 491  Setiap orang Kurungan paling lama


 Mengacukan, menghalangi, atau mengganggu 1 (satu) tahun dan denda
jalannya Kampanye Pemilu paling banyak
Rp 12.000.000,00 (dua
belas juta rupiah)

5. 492  Setiap orang Kurungan paling lama


 Dengan sengaja melakukan Kampanye Pemilu di luar 1 (satu) tahun dan denda
jadwal yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi paling banyak
dan KPU Kabupaten/Kota untuk setiap Peserta Pemilu Rp 12.000.000,00 (dua
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 276 ayat (2) belas juta rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
6. 493  Setiap pelaksana dan/atau tim Kampanye Pemilu Kurungan paling lama
 Melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam 1 (satu) tahun dan denda
Pasal 280 ayat (2) paling banyak
Rp 12.000.000,00
(dua belas juta rupiah)

7. 494  Setiap aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Kurungan paling lama
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, 1 (satu) tahun dan denda
kepala desa, perangkat desa, dan/atau anggota badan paling banyak
permusyawaratan desa Rp 12.000.000,00 (dua
 Melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam belas juta rupiah)
Pasal 280 ayat (3)

8. 495  Pelaksana kampanye dan/atau peserta kampanye Kurungan paling lama


Ayat (1)  Dengan sengaja mengakibatkan terganggunya 1 (satu) tahun dan denda
pelaksanaan Kampanye Pemilu di tingkat paling banyak
kelurahan/desa Rp 12.000.000,00 (dua
belas juta rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
9. 495  Pelaksana kampanye dan/atau peserta kampanye Kurungan paling lama
Ayat (2)  Karena kelalaiannya mengakibatkan terganggunya 6 (enam) bulan dan
pelaksanaan Kampanye Pemilu di tingkat denda paling banyak
kelurahan/desa Rp 6.000.000,00
(enam juta rupiah)

10. 496  Peserta Pemilu Kurungan paling lama


 Dengan sengaja memberikan keterangan tidak benar 1 (satu) tahun dan denda
dalam laporan dana Kampanye Pemilu sebagaimana paling banyak
dimaksud dalam Pasal 334 ayat (1), ayat (2), dan/atau Rp 12.000.000,00 (dua
ayat (3) serta Pasal 335 ayat (1), ayat (2), dan/atau belas juta rupiah)
ayat (3)

11. 497  Setiap orang Penjara paling lama


 Dengan sengaja memberikan keterangan tidak benar 2 (dua) tahun dan denda
dalam laporan dana Kampanye paling banyak
Rp 24.000.000,00
(dua puluh empat juta
rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
12. 498  Setiap majikan/atasan Kurungan paling lama
 Tidak memberikan kesempatan kepada seorang 1 (satu) tahun dan denda
pekerja/karyawan untuk memberikan suaranya pada paling banyak
hari pemungutan suara, kecuali dengan alasan bahwa Rp 12.000.000,00
pekerjaan tersebut tidak bisa ditinggalkan (dua belas juta rupiah)

13. 499  Setiap anggota KPPS/KPPSLN Kurungan paling lama


 Dengan sengaja tidak memberikan surat suara 1 (satu) tahun dan denda
pengganti hanya 1 (satu) kali kepada Pemilih yang paling banyak
menerima surat suara yang rusak dan tidak mencatat Rp 12.000.000,00 (dua
surat suara yang rusak dalam berita acara sebagaimana belas juta rupiah)
dimaksud dalam Pasal 355 ayat (2) dan Pasal 363 ayat
(2)

14. 500  Setiap orang yang membantu Pemilih Kurungan paling lama
 Dengan sengaja memberitahukan pilihan Pemilih
kepada orang lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 (satu) tahun dan denda
364 ayat (2) paling banyak
Rp 12.000.000,00
(dua belas juta rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
15. 501  Setiap anggota KPPS Kurungan paling lama
 Dengan sengaja tidak melaksanakan keputusan KPU 1 (satu) tahun dan denda
Kabupaten/Kota untuk pemungutan suara ulang di TPS paling banyak
Rp 12.000.000,00
(dua belas juta rupiah)

16. 502  Ketua dan anggota KPPS Penjara paling lama


 Dengan sengaja tidak melaksanakan ketetapan KPU 1 (satu) tahun dan denda
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pemungutan paling banyak
suara ulang di TPS Rp 12.000.000,00 (dua
belas juta rupiah)

17. 503  Setiap anggota KPPS/KPPSLN Kurungan paling lama


 Dengan sengaja tidak membuat dan menandatangani
berita acara kegiatan sebagaimana dimaksud dalam 1 (satu) tahun dan denda
Pasal 354 ayat (3) dan Pasal 362 ayat (3) dan/atau tidak paling banyak
menandatangani berita acara pemungutan dan Rp 12.000.000,00
penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan (dua belas juta rupiah)
suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 389 ayat (3)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
16. 504  Setiap orang Kurungan paling lama
 Karena kelalaiannya menyebabkan rusak atau 1 (satu) tahun dan denda
hilangnya berita acara pemungutan dan penghitungan paling banyak
suara dan/atau sertifikat hasil penghitungan suara Rp 12.000.000,00
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 389 ayat (4) (dua belas juta rupiah)

17. 505  Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, Kurungan paling lama
PPK, dan PPS 1 (satu) tahun dan denda
 Karena kelalaiannya mengakibatkan hilang atau paling banyak
berubahnya berita acara rekapitulasi hasil pengitungan Rp 12.000.000,00 (dua
perolehan suara belas juta rupiah)

18. 506  Setiap anggota KPPS/KPPSLN Kurungan paling lama


 Dengan sengaja tidak memberikan salinan 1 (satu)
eksemplar berita acara pemungutan dan penghitungan 1 (satu) tahun dan denda
suara, serta sertifikat hasil penghitungan suara kepada paling banyak
saksi Peserta Pemilu, Pengawas TPS/Panwaslu LN, Rp 12.000.000,00
PPS/PPLN, dan PPK melalui PPS sebagaimana (dua belas juta rupiah)
dimaksud dalam Pasal 390 ayat (2) dan ayat (3)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
19. 507  Setiap Panwaslu Kelurahan/Desa Kurungan paling lama
Ayat (1)  Tidak mengawasi penyerahan kotak suara tersegel dari 1 (satu) tahun dan denda
PPS kepada PPK dan tidak melaporkan kepada paling banyak
Panwaslu Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Rp 12.000.000,00
Pasal 390 Ayat (6) (dua belas juta rupiah)

20. 507  Setiap Panwaslu Kecamatan Kurungan paling lama


Ayat (2)  Tidak mengawasi penyerahan kotak tersegel dari PPK 1 (satu) tahun dan denda
kepada KPU Kabupaten/Kota dan tidak melaporkan paling banyak
kepada Bawaslu Kabupaten/Kota sebagaimana Rp 12.000.000,00 (dua
dimaksud dalam Pasal 390 ayat (7) belas juta rupiah)

21. 508  Setiap anggota PPS Kurungan paling lama


 Tidak mengumumkan salinan sertifikat hasil
penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah 1 (satu) tahun dan denda
kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 391 paling banyak
Rp 12.000.000,00
(dua belas juta rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
22. 509  Setiap orang Kurungan paling lama
 Mengumumkan hasil survei atau jajak pendapat 1 (satu) tahun dan denda
tentang Pemilu dalam Masa Tenang sebagaimana paling banyak
dimaksud dalam Pasal 449 ayat (2) Rp 12.000.000,00
(dua belas juta rupiah)

23. 510  Setiap orang Penjara paling lama


 Dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan 2 (dua) tahun dan denda
hak pilihnya paling banyak
Rp 24.000.000,00 (dua
puluh empat juta rupiah)

24. 511  Setiap orang Penjara paling lama


 Dengan kekerasan, dengan ancaman kekerasan, atau 3 (tiga) tahun dan denda
dengan menggunakan kekuasaan yang ada padanya paling banyak
pada saat pendaftaran Pemilih menghalangi seseorang Rp 36.000.000,00
untuk terdaftar sebagai Pemilih dalam Pemilu menurut (tiga puluh enam juta
Undang-Undang ini rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
25. 512  Setiap anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, Penjara paling lama
PPK, PPS, dan/atau PPLN 3 (tiga) tahun dan denda
 Tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, paling banyak
Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan,
Panwaslu Kelurahan/Desa, dan/atau Panwaslu LN dalam Rp 36.000.000,00
melakukan pemutakhiran data Pemilih, penyusunan dan (tiga puluh enam juta
pengumuman daftar pemilih sementara, perbaikan dan rupiah)
pengumuman daftar pemilih sementara hasil perbaikan,
penetapan dan pengumuman daftar pemilih tetap, daftar
pemilih tambahan, daftar pemilih khusus, dan/atau
rekapitulasi daftar pemilih tetap yang merugikan Warga
Negara Indonesia yang memiliki hak pilih sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 220 ayat (2)

26. 513  Setiap anggota KPU Kabupaten/Kota Penjara paling lama


 Sengaja tidak memberikan Salinan daftar pemilih tetap 2 (dua) tahun dan denda
kepada Partai Politik Peserta Pemilu sebagaimana paling banyak
dimaksud dalam Pasal 208 ayat (5) Rp 24.000.000,00 (dua
puluh empat juta rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
27. 514  Ketua KPU Penjara paling lama
 Dengan sengaja menetapkan jumlah suara yang dicetak 2 (satu) tahun dan denda
melebihi jumlah yang ditentukan sebagaimana dimaksud paling banyak
dalam Pasal 344 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) Rp 24.000.000,00
(dua puluh empat juta
rupiah)

28. 515  Setiap orang Penjara paling lama


 Dengan sengaja pada saat pemungutan suara menjanjikan 3 (tiga) tahun dan denda
atau memberikan uang atau materi lainnya kepada paling banyak
Pemilih Peserta Pemilu tertentu atau menggunakan hak Rp 36.000.000,00 (tiga
pilihnya dengan cara tertentu sehingga surat suaranya puluh enam juta rupiah)
tidak sah

29. 516  Setiap orang Penjara paling lama


 Dengan sengaja pada waktu pemungutan suara 18 (delapan belas) bulan
memberikan suaranya lebih dari satu kali di satu dan denda paling banyak
TPS/TPSLN atau lebih Rp 18.000.000,00
(delapan belas juta
rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
30. 517  Setiap orang Penjara paling lama
 Dengan sengaja menggagalkan pemungutan suara 5 (lima) tahun dan denda
paling banyak
Rp 60.000.000,00
(enam puluh juta rupiah)

31. 518  Setiap anggota KPU, KPU Provinsi, dan/atau KPU Penjara paling lama
Kabupaten/Kota 3 (tiga) tahun dan denda
 Tidak menindaklanjuti temuan.Bawaslu, Bawaslu paling banyak
Provinsi, dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota dalam Rp 36.000.000,00 (tiga
pelaksanaan verifikasi partai politik calon Peserta puluh enam juta rupiah)
Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 180 ayat
(3) dan/atau pelaksanaan verifikasi kelengkapan
administrasi bakal calon anggota DPR, DPD, DPRD
provinsi, dan DPRD kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 251 ayat (3) dan Pasal 261 ayat
(3) dan/atau pelaksanaan verifikasi kelengkapan
administrasi bakal calon Presiden dan Wakil Presiden
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
32. 519  Setiap orang Penjara paling lama
 Dengan sengaja melakukan perbuatan curang untuk 3 (tiga) tahun dan denda
menyesatkan seseorang, dengan memaksa, dengan paling banyak
menjanjikan atau dengan memberikan uang atau materi Rp 36.000.000,00
lainnya untuk memperoleh dukungan bagi pencalonan (tiga puluh enam
anggota DPD dalam Pemilu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 183 juta rupiah)

33. 520  Setiap orang Penjara paling lama


 Dengan sengaja membuat surat atau dokumen palsu dengan 6 (enam) tahun dan denda
maksud untuk memakai atau menyuruh orang memakai, atau paling banyak
setiap orang yang dengan sengaja memakai surat atau Rp 72.000.000,00 (tujuh
dokumen palsu untuk menjadi bakal calon anggota DPR, DPD, puluh dua juta rupiah)
DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, untuk menjadi
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 254 dan Pasal 260

34. 521  Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu Penjara paling lama
 Dengan sengaja melanggar larangan pelaksanaan Kampanye 2 (dua) tahun dan denda
Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 ayat (1) huruf paling banyak
a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, Rp 24.000.000,00
huruf I, atau huruf j (dua puluh empat juta
rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana

35. 522  Setiap orang Penjara paling lama


 Setiap Ketua/Wakil Ketua/ketua muda/hakim 2 (dua) tahun dan denda
agung/hakim konstitusi, hakim pada semua badan paling banyak
peradilan, Ketua/Wakil Ketua dan/atau anggota Badan Rp 24.000.000,00
Pemeriksa Keuangan, Gubernur, Deputi Gubernur Senior,
(dua puluh empat
dan/atau deputi gubernur Bank Indonesia serta direksi,
komisaris, dewan pengawas, dan/atau karyawan badan juta rupiah)
usaha milik negara/badan usaha milik daerah
 Melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam pasal
280 ayat (3)

36. 523  Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu Penjara paling lama
Ayat (1)  Dengan sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau 2 (dua) tahun dan denda
materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta Kampanye paling banyak
Pemilu secara langsung atau tidak langsung sebagaimana Rp 24.000.000,00
dimaksud dalam Pasal 280 ayat (1) huruf j (dua puluh empat juta
rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
37. 523  Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu Penjara paling lama
Ayat (2)  Dengan sengaja pada Masa Tenang menjanjikan atau 4 (empat) tahun dan
memberikan imbalan uang atau materi lainnya kepada denda paling banyak
Pemilih secara langsung ataupun tidak langsung Rp 48.000.000,00
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 278 ayat (2)
(empat puluh delapan
juta rupiah)

38. 523  Setiap orang Penjara paling lama


Ayat (3)  Dengan sengaja pada hari pemungutan suara menjanjikan 3 (tiga) tahun dan denda
atau memberikan uang atau materi lainnya kepada paling banyak
Pemilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya atau Rp 36.000.000,00 (tiga
memilih Peserta Pemilu tertentu puluh enam juta rupiah)

39. 524  Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, Penjara paling lama
Ayat (1) Sekretaris Jenderal KPU, pegawai Sekretariat Jenderal 2 (dua) tahun dan denda
KPU, sekretaris KPU Provinsi, pegawai sekretariat KPU paling banyak
Provinsi, sekretaris KPU Kabupaten/Kota, dan/atau Rp 24.000.000,00
pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota (dua puluh empat juta
 Terbukti dengan sengaja melakukan tindak pidana Pemilu rupiah)
dalam pelaksanaan Kampanye Pemilu
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
40. 524  Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, Penjara paling lama
Ayat (2) Sekretaris Jenderal KPU, pegawai Sekretariat Jenderal 1 (satu) tahun 6 (enam)
KPU, sekretaris KPU Provinsi, pegawai sekretariat KPU bulan dan denda
Provinsi, sekretaris KPU Kabupaten/Kota, dan/atau paling banyak
pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota
Rp 18.000.000,00
 Terbukti karena kelalaiannya melakukan tindak pidana
Pemilu dalam pelaksanaan Kampanye Pemilu (delapan belas juta
rupiah)

41. 525  Setiap orang, kelompok, perusahan, dan/atau badan Penjara paling lama
Ayat (1) usaha non pemerintah 2 (dua) tahun dan denda
 Memberikan dana Kampanye Pemilu melebihi batas yang paling banyak
ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 327 Rp 500.000.000,00
ayat (1) dan Pasal 331 ayat (1) (lima ratus juta rupiah)

42. 525  Setiap Peserta Pemilu Penjara paling lama


Ayat (2)  Menggunakan kelebihan sumbangan, tidak 2 (dua) tahun dan denda
melaporkan kelebihan sumbangan kepada KPU, paling banyak
dan/atau tidak menyerahkan kelebihan sumbangan Rp 500.000.000,00
kepada kas negara paling lambat 14 (empat belas) hari (lima ratus juta rupiah)
setelah masa Kampanye Pemilu berakhir
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
43. 526  Setiap orang, kelompok, perusahaan, dan/atau badan Penjara paling lama
Ayat (1) usaha non pemerintah 2 (dua) tahun dan denda
 Memberikan dana Kampanye Pemilu melebihi batas paling banyak
yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Rp 500.000.000,00
Pasal 333 ayat (1) (lima ratus juta rupiah)

44. 526  Setiap Peserta Pemilu Penjara paling lama


Ayat (2)  Menggunakan kelebihan sumbangan, tidak melaporkan 2 (dua) tahun dan denda
kelebihan sumbangan kepada KPU, dan/atau tidak paling banyak
menyerahkan kelebihan sumbangan kepada kas negara Rp 500.000.000,00
paling lambat 14 (empat belas) hari setelah masa (lima ratus juta rupiah)
Kampanye Pemilu berakhir sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 333 ayat (2)

45. 527  Peserta Pemilu Penjara paling lama


 Terbukti menerima sumbangan dana Kampanye 3 (tiga) tahun dan denda
Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 339 paling banyak
ayat (1) Rp 36.000.000,00
(tiga puluh enam juta
rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
46. 528  Peserta Pemilu Penjara paling lama
Ayat (1)  Menerima sumbangan sebagaimana dimaksud dalam 4 (empat) tahun dan
Pasal 339 ayat (2) dan tidak melaporkan kepada KPU denda sebanyak 3 (tiga)
dan/atau tidak menyetorkan ke kas negara kali dari sumbangan
yang diterima

47. 528  Pelaksana dan tim kampanye Penjara paling lama


Ayat (2)  Menggunakan dana dari sumbangan yang dilarang 2 (dua) tahun dan denda
dan/atau tidak melaporkan dan/atau tidak melaporkan sebanyak 3 (tiga) kali
dan/atau tidak menyetorkan ke kas negara sesuai batas dari jumlah sumbangan
waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam yang diterima
Pasal 339 ayat (2)

48. 529  Setiap perusahaan pencetak surat suara Penjara paling lama
 Dengan sengaja mencetak surat suara melebihi jumlah 2 (dua) tahun dan denda
yang ditetapkan oleh KPU untuk kepentingan tertentu paling banyak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 345 ayat (1) Rp 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
49. 530  Setiap perusahaan pencetak surat suara Penjara paling lama
 Tidak menjaga kerahasiaan, keamanan, dan keutuhan 2 (dua) tahun dan denda
surat suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 345 paling banyak
ayat (2) Rp 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah)

50. 531  Setiap orang Penjara paling lama


 Dengan sengaja menggunakan kekerasan, dan/atau 2 (dua) tahun dan denda
menghalangi seseorang yang akan melakukan haknya paling banyak
untuk memilih, melakukan kegiatan yang menimbulkan Rp 24.000.000,00 (dua
gangguan ketertiban dan ketenteraman peleksanaan puluh empat juta rupiah)
pemungutan suara atau menggagalkan pemungutan
suara

51. 532  Setiap orang Penjara paling lama


 Dengan sengaja melakukan perbuatan yang 4 (empat) tahun dan
menyebabkan suara seorang Pemilih menjadi tidak denda paling banyak
bernilai atau menyebabkan Peserta Pemilu tertentu Rp 48.000.000,00
mendapat tambahan suara atau perolehan suara Peserta (empat puluh delapan juta
Pemilu menjadi berkurang rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
52. 533  Setiap orang Penjara paling lama
 Dengan sengaja pada saat pemungutan suara mengaku 1 (satu) tahun 6 (enam)
dirinya sebagai orang lain dan/atau memberikan suaranya bulan dan denda
lebih dari 1 (satu) kali di 1 (satu) TPS atau lebih paling banyak
Rp 18.000.000,00
(delapan belas juta
rupiah)

53. 534  Setiap orang Penjara paling lama


 Dengan sengaja merusak atau menghilangkan hasil 3 (tiga) tahun dan denda
pemungutan suara yang sudah disegel paling banyak
Rp 36.000.000,00 (tiga
puluh enam juta rupiah)

54. 535  Setiap orang Penjara paling lama


 Dengan sengaja mengubah, merusak, dan/atau 3 (tiga) tahun dan denda
menghilangkan berita acara pemungutan dan paling banyak
penghitungan suara dan/atau sertifikat hasil penghitungan Rp 36.000.000,00
suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 398 ayat (4) (tiga puluh enam juta
rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
55. 536  Setiap orang Penjara paling lama
 Dengan sengaja merusak, mengganggu, atau mendistrosi 3 (tahun) tahun dan denda
sistem informasi penghitungan suara hasil Pemilu paling banyak
Rp 36.000.000,00
(tiga puluh enam
juta rupiah)

56. 537  Setiap orang KPPS/KPPSLN Penjara paling lama


 Tidak menjaga, mengamankan keutuhan kotak suara, dan 1 (satu) tahun 6 (enam)
menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, bulan dan denda paling
berita acara pemungutan suara, dan sertifikat hasil banyak
penghitungan suara kepada PPS atau kepada PPLN bagi Rp 18.000.000,00
KPPSLN pada hari yang sama sebagaimana dimaksud (delapan belas juta
dalam Pasal 390 ayat (4) dan ayat (5) rupiah)

57. 538  PPS Penjara paling lama


 Tidak menyerahkan kota suara tersegel, berita acara 2 (dua) tahun dan denda
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara, dan paling banyak
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Rp 24.000.000,00
Peserta Pemilu di tingkat PPS sebagaimana dimaksud (dua puluh empat juta
dalam Pasal 393 kepada PPK rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
58. 539  PPK Penjara paling lama
 Tidak menyerahkan kotak suara tersegel, berita acara 2 (dua) tahun dan denda
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara, dan paling banyak
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Rp 24.000.000,00
Peserta Pemilu di tingkat PPK sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 396 kepada KPU Kabupaten/Kota (dua puluh empat juta
rupiah)

59. 540  Pelaksana kegiatan penghitungan cepat Penjara paling lama


Ayat (1)  Melakukan penghitungan cepat yang tidak 1 (satu) tahun 6 (enam)
memberitahukan bahwa prakiraan hasil penghitungan bulan dan denda paling
cepat bukan merupakan hasil resmi Pemilu sebagaimana banyak
dimaksud dalam Pasal 449 ayat (4) Rp 18.000.000,00
(delapan belas juta
rupiah)

60. 540  Pelaksana kegiatan penghitungan cepat Penjara paling lama


Ayat (2)  mengumumkan prakiraan hasil penghitungan cepat 1 (satu) tahun 6 (enam)
sebelum 2 (dua) jam setelah selesainya pemungutan suara bulan dan denda paling
di wilayah Indonesia bagian baratsebagaimana dimaksud banyak Rp 18.000.000,00
dalam Pasal 449 ayat (5) (delapan belas juta
rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
61. 541  Setiap anggota KPU, KPU Provinsi, dan/atau KPU Penjara paling lama
Kabupaten/Kota 2 (dua) tahun dan denda
 Tidak melaksanakan putusan pengadilan terhadap kasus paling banyak
tindak pidana Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal Rp 24.000.000,00
484 ayat (2) yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap (dua puluh empat juta
rupiah)

62. 542  Anggota KPU Penjara paling lama


 Tidak menetapkan perolehan hasil Pemilu secara nasional 5 (lima) tahun dan denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 411 ayat (3) paling banyak
Rp 60.000.000,00 (enam
puluh juta rupiah)

63. 543  Setiap anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Penjara paling lama
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, dan/atau 2 (dua) tahun dan denda
Panwaslu Kelurahan/Desa/Panwaslu LN/Pengawas TPS paling banyak
 Dengan sengaja tidak menindaklanjuti temuan dan/atau Rp 24.000.000,00
laporan pelanggaran Pemilu yang dilakukan oleh anggota (dua puluh empat juta
KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, rupiah)
PPS/PPLN, dan/atau KPPS/KPPSLN dalam setiap tahapan
Penyelenggaraan Pemilu
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
64. 544  Setiap orang Penjara paling lama
 Dengan sengaja melakukan perbuatan melawan 6 (enam) tahun dan denda
hukum memalsukan data dan daftar pemilih paling banyak
Rp 72.000.000,00
(tujuh puluh dua juta
rupiah)

65. 545  Setiap anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, Penjara paling lama
PPK, PPS, dan/atau PPLN 3 (tiga) tahun dan denda
 Dengan sengaja menambah atau mengurangi daftar paling banyak
pemilih dalam Pemilu setelah ditetapkan Daftar Pemilih Rp 36.000.000,00 (tiga
Tetap puluh enam juta rupiah)

66. 546  Setiap anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, Penjara paling lama
PPK, PPS, dan/atau PPLN 3 (tiga) tahun dan denda
 Dengan sengaja membuat keputusan dan/atau melakukan paling banyak
tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Rp 36.000.000,00
Peserta Pemilu dalam masa Kampanye (tiga puluh enam juta
rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
67. 547  Setiap pejabat negara Penjara paling lama
 Dengan sengaja membuat keputusan dan/atau melakukan 3 (tiga) tahun dan denda
tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu paling banyak
Peserta Pemilu dalam masa Kampanye Rp 36.000.000,00
(tiga puluh enam
juta rupiah)

68. 548  Setiap orang Penjara paling lama


 Menggunakan anggaran pemerintah, pemerintah daerah, 3 (tiga) tahun dan denda
badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah paling banyak
(BUMD), Pemerintah Desa atau sebutan lain atau badan Rp 1.000.000.000,00 (satu
usaha milik desa untuk disumbangkan atau diberikan miliar rupiah)
kepada pelaksana kampanye sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 339 ayat (4)

69. 549  Anggota KPU Kabupaten/Kota Penjara paling lama


 Tidak menetapkan pemungutan suara ulang di TPS 2 (dua) tahun dan denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasak 373 ayat (3) paling banyak
sementara persyaratan dalam Undang-Undang ini telah Rp 24.000.000,00
terpenuhi (dua puluh empat juta
rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
70. 550  Setiap pelaksana atau peserta kampanye Penjara paling lama
 Terbukti dengan sengaja atau lalai yang 2 (dua) tahun dan denda
mengakibatkan terganggunya tahapan paling banyak
Penyelenggaraan Pemilu Rp 24.000.000,00
(dua puluh empat juta
rupiah)

71. 551  Setiap anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, Penjara paling lama
PPK, PPS 2 (dua) tahun dan denda
 Karena kesengajaannya mengakibatkan hilang atau paling banyak
berubahnya berita acara rekapitulasi hasil perhitungan Rp 24.000.000,00 (dua
perolehan suara dan/atau sertifikat rekapitulasi hasil puluh empat juta rupiah)
penghitungan perolehan suara

72. 552  Setiap calon Presiden atau Wakil Presiden Penjara paling lama
Ayat (1)  Dengan sengaja mengundurkan diri setelah penetapan 5 (lima) tahun dan denda
calon Presiden dan Wakil Presiden sampai dengan paling banyak
pelaksanaan pemungutan suara putaran pertama Rp 50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
73. 552  Pimpinan Partai Politik atau gabungan pimpinan Partai Penjara paling lama
Ayat (2) Politik 5 (lima) tahun dan denda
 Dengan sengaja menarik calonnya dan/atau Pasangan paling banyak
Calon yang telah ditetapkan oleh KPU sampai dengan Rp 50.000.000.ooo,00
pelaksanaan pemungutan suara putaran pertama (lima puluh miliar rupiah)

74. 553  Setiap calon Presiden atau Wakil Presiden Penjara paling lama
Ayat (1)  Dengan sengaja mengundurkan diri setelah pemungutan 6 (enam) tahun dan denda
suara putaran pertama sampai dengan pelaksaanaan paling banyak
pemungutan suara putaran kedua Rp 100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah)

75. 553  Pimpinan Partai Politik atau gabungan pimpinan Partai Penjara paling lama
Ayat (2) Politik 6 (enam) tahun dan denda
 Dengan sengaja menarik calonnya dan/atau Pasangan paling banyak
Calon yang telah ditetapkan oleh KPU sampai dengan Rp 100.000.000.000,00
pelaksanaan pemungutan suara putaran kedua (seratus miliar rupiah)
No Pasal Unsur Ancaman Pidana
76. 554  Penyelenggara Pemilu Ditambah 1/3 (satu pertiga)
 Melakukan tindak pidana Pemilu sebagaimana dari ketentuan pidana yang
dimaksud dalam Pasal 488, Pasal 491, Pasal 492, Pasal ditetapkan dalam
500, Pasal 504, Pasal 509, Pasal 510, Pasal 511, Pasal Undang-Undang ini
518, Pasal 520, Pasal 523, Pasal 533 ayat (1), Pasal 526
ayat (1), Pasal 531, Pasal 532, Pasal 533, Pasal 534, Pasal
535, dan Pasal 536
PENANGANAN TP. PEMILU
Proses Penanganan Perkara Tindak Pidana Pemilu
Perbawaslu Nomor 3 Tahun 2023 tentang Sentra Gakkumdu

Limpah PN (Pemeriksaan Banding (3 hr sejak


Lap/te muan Dugaan TP PN paling lama 7 hr sejak putusan) Pemeriksaan
Pemilu limpah) Banding PT (7 hr sejak
banding diterima)

Kajian Gakkumdu Penelitian Berkas Perkara Penyampaian putusan


(P18 3 hari & P19 3 hari /
(Jaksa,Polisi, Bawaslu) P21) 3 hr sejak putusan

Hasil Kajian diserahkan Penyidikan (14 hr sejak Eksekusi 3 hr sejak


kpd Penyidik Polri laporan diterima) putusan diterima Jaksa

44
SKEMA
Pemeriksaan Perkara Tindak Pidana Pemilu di Pengadilan Acara Pemeriksaan
Tindak Pidana
Pemilu:
Pemeriksaan Biasa
atau
Berkas Singkat, tergantung
Pelimpahan berkas dari diterima
Pengadilan,
Pemeriksaan Penuntut Umum,
bila dipandang
di persidangan
Penuntut Umum Penetapan
Majelis oleh Majelis
pembuktian serta
penerapan
Khusus Khusus hukumnya mudah
dan sifatnya
sederhana maka
perkara yang
PT memeriksa dan bersangkutan dapat
Pelimpahan berkas Upaya Banding : diajukan melalui
memutus perkara
ke PT : paling lama 3 Acara Pemeriksaan
paling lama 7 hari paling lama 3 hari
hari setelah Singkat (KUHAP)
setelah permohonan setelah putusan
permohonan banding
banding diterima
diterima dibacakan

Putusan (paling Dimungkinkan


lama 7 hari pemeriksaan in
setelah absentia (tanpa
Putusan PT : putusan
pelimpahan hadirnya
terakhir dan mengikat (tidak
berkas perkara Terdakwa)
ada upaya hukum lain)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai