ALASAN ASN HARUS NETRAL

1
 DEFENISI NETRALITAS ASN
BERDASARKAN UU NOMOR 20 TAHUN 2023, SETIAP PEGAWAI ASN
HARUS PATUH PADA ASAS NETRALITAS DENGAN TIDAK BERPIHAK DARI
SEGALA BENTUK PENGARUH MANAPUN DAN TIDAK MEMIHAK KEPADA
KEPENTINGAN TERTENTU

2
 LANDASAN HUKUM NETRALITAS ASN
1. UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
2. UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANGUNDANG NOMOR 1
TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN
WALIKOTA, SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH BEBERAPA KALI TERAKHIR
DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2020 TENTANG
PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-
UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN
GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA
3. UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU
4. UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2023 TENTANG APARATUR
SIPIL NEGARA (ASN)
5. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG
PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PNS
6. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN
2021 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
7. SKB 5 MENTERI 22 SEPTEMBER TAHUN 2022 TENTANG PEDOMAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN NETRALITAS PEGAWAI ASN DALAM
PENYELENGGARAAN PEMILU
8. KETENTUAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR
TERKAIT NETRALITAS ASN, KEPALA DESA, PERANGKAT DESA
DALAM RANGKA PEMILU DAN PILKADA
9. INSTRUKSI BUPATI TAPANULI TENGAH NOMOR : 800.1.6/3090/2023
TENTANG NETRALITAS ASN, KEPALA DESA PERANGKAT DESA, DI
LINGKUNGAN PEMKAB TAPANULI TENGAH DALAM PELAKSANAAN
PEMILU DAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2024

3
 PERATURAN TAMBAHAN
SKB 5 MENTERI 22 SEPTEMBER TAHUN 2022 TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN NETRALITAS
PEGAWAI ASN DALAM PENYELENGGARAAN PEMILU

4
 POINT PENTING
ASN DILARANG MEMBERIKAN DUKUNGAN
KEPADA CALON PRESIDEN / WAKIL PRESIDEN,
CALON KEPALA DAERAH / WAKIL KEPALA DAERAH,
CALON ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD

A. IKUT KAMPANYE
B. MENJADI PESERTA KAMPANYE
C. SEBAGAI PESERTA KAMPANYE DENGAN MENGERAHKAN ASN LAIN
D. SEBAGAI PESERTA KAMPANYE DENGAN MENGGUNAKAN FASILITAS NEGARA
E. MELAKUKAN SOSIALISASI/KAMPANYE MELALUI MEDIA SOSIAL/ONLINE
CALON PESERTA PEMILU DAN PILKADA
F. MENGUNGGAH, MENANGGAPI DAN MENYEBARLUASKAN GAMBAR, FOTO,
VIDEO PESERTA PEMILU
G. MELAKUKAN PENCOPOTAN SPANDUK, BALIHO, UMBUL-UMBUL, BENDERA
PESERTA PEMILU (PRESIDEN, DPR, DPD, DPRD) TANPA BERKOORDINASI
DENGAN BAWASLU DAN PENGURUS PARTAI POLITIK
H. FOTO BERSAMA DENGAN PESERTA PEMILU DENGAN MENGIKUTI SIMBOL
TANGAN ATAU GERAKAN YANG MENUNJUKKAN KEBERPIHAKAN
I. MENJADI PEMBICARA ATAU NARASUMBER DALAM PERTEMUAN PARTAI
POLITIK YANG MENGARAH PADA KAMPANYE
J. MEMASANG SPANDUK/BALIHO YANG MENGARAH KEPADA KEBERPIHAKAN
PESERTA PEMILU TERTENTU
K. MENGHADIRI ACARA DEKLARASI/RAPAT KONSOLIDASI ATAU SEJENISNYA
DENGAN MENGGUNAKAN ATRIBUT PESERTA PEMILU
L. MENGALOKASIKAN PROGRAM DAN ANGGARAN YANG MENUNJUKKAN
KETERBERPIHAKAN PADA PESERTA PEMILU TERTENTU
M. MENYEBARKAN UJARAN KEBENCIAN DAN BERITA HOAX
N. MELAKUKAN PRAKTIK-PRAKTIK INTIMIDASI DAN ANCAMAN KEPADA
ASN UNTUK MEMIHAK KEPADA PESERTA PEMILU TERTENTU
O. BERGABUNG DALAM GROUP ATAU AKUN PEMENANGAN CALON
PESERTA PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH
P. MENYERAHKAN KTP SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN
KEPADA SALAH SATU CALON/PASLON

5
 POINT PENTING
ASN DILARANG MEMBUAT KEPUTUSAN
DAN/ATAU TINDAKAN YANG
MENGUNTUNGKAN ATAU MERUGIKAN
SALAH SATU PASLON SEBELUM, SELAMA
DAN SESUDAH MASA KAMPANYE

A. MENYEBARKAN BERITA HOAX UNTUK MENJATUHKAN

ATAU MENDUKUNG SALAH SATU CALON ATAU PASLON
PESERTA PEMILU BAIK ITU MELALUI MEDIA SOSIAL DAN
MEDIA LAINNYA.
B. MEMBERIKAN BANTUAN KEPADA MASYARAKAT (BAIK
BERUPA UANG, BARANG DAN SEJENISNYA) DENGAN
MENGATASNAMAKAN SALAH SATU CALON ATAU PASLON.
C. MEMBANTU SALAH SATU CALON/PASLON PESERTA
PEMILU UNTUK MENGUMPULKAN MASYARAKAT DI
WILAYAH KERJANYA.

6
 POINT PENTING
ASN DILARANG MENGADAKAN KEGIATAN YANG
MENGARAH KEPADA KEBERPIHAKAN TERHADAP
CALON DAN PASLON YANG MENJADI PESERTA PEMILU
SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MASA KAMPANYE

A. MENGADAKAN RAPAT/KEGIATAN NAMUN MENYELPIKAN

BEBERAPA KATA DENGAN MAKSUD MENAIKKAN ATAU
MENJATUHKAN SALAH SATU CALON/PASLON PESERTA
PEMILU.
B. MENGADAKAN KEGIATAN ATAU PERTEMUAN DENGAN
MENGGUNAKAN ATRIBUT YANG MENDUKUNG SALAH
SATU CALON/PASLON PESERTA PEMILU.
C. BEKERJASAMA DENGAN SALAH SATU CALON/PASLON
PESERTA PEMILU UNTUK MENGADAKAN KEGIATAN
DENGAN MAKSUD SOSIALISASI

7
POSE FOTO YANG DILARANG

8
 SANKSI ASN TIDAK NETRAL
PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MELAKUKAN
PELANGGARAN KODE ETIK DIKENAKAN
SANKSI MORAL
{Pasal 15 Ayat (1), (2) dan (3) PP 42/2004}

SANKSI MORAL SANKSI MORAL

TERBUKA TERTUTUP

SANKSI MORAL YANG SANKSI MORAL YANG

DIBERIKAN OLEH DIBERIKAN OLEH
INSTANSI YANG INSTANSI YANG
BERWENANG DAN BERWENANG DAN
DIUMUMKAN SECARA DIUMUMKAN SECARA
TERBUKA TERTUTUP

HUKUMAN DISIPLIN SEDANG HUKUMAN DISIPLIN

ADALAH HUKUMAN YANG
a. Pemotongan Tunjangan DIJATUHKAN OLEH
Kinerja Sebesar 25% PEJABAT YANG
Selama 6 Bulan BERWENANG
b. Pemotongan Tunjangan MENGHUKUM KEPADA
25% Selama 9 Bulan PNS KARENA MELANGGAR
c. Pemotongan Tunjangan PERATURAN DISIPLIN PNS
Kinerja 25% Selama 12 {Pasal 1 Ayat (7), PP
Bulan 94/2021}

HUKUMAN DISIPLIN BERAT

• Penurunan Jabatan Setingkat Lebih

Rendah Selama 12 Bulan
• Pembebasan dari Jabatanya menjadi
jabatan pelaksana selama 12 bulan
• Pemberhentian dengan hormat tidak
atas permintaan sendiri sebagai PNS

9
 HIMBAUAN

ASN TNI POLRI

PEJABAT BUMN/BUMD, KEPALA DESA & PERANGKAT DESA

PELANGGARAN SANKSI

1. UU NO. 7 TAHUN 2017 UU NOMOR 7 TAHUN 2017 PASAL 494

SETIAP ASN, TNI, & POLRI, KEPALA DESA, DAN ATAU
• PASAL 280 (AYAT 2,3)
ANGGOTA BPDes YANG MELANGGAR LARANGAN
• PASAL 282 SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 280
• PASAL 283 (AYAT 1,2) AYAT (3) DAPAT DIPIDANA DENGAN KURUNGAN
2. UU N0.10 TAHUN 2016 PALING LAMA 1 TAHUN DAN DENDA PALING
• PASAL 70 BANYAK 12 JUTA

10