Visi
Menjadi Lembaga Pengawas Pemilu yang Tepercaya
Misi
1. Meningkatkan kualitas pencegahan dan pengawasan pemilu yang inovatif serta kepeloporan
masyarakat dalam pengawasan partisipatif;
2. Meningkatkan kualitas penindakanpelanggaran dan penyelesaian sengketa proses pemilu
yang progresif, cepat dan sederhana;
3. Meningkatkan kualitas produk hukum yang harmonis dan terintegrasi;
4. Memperkuat sistem teknologi informasi untuk mendukung kinerja pengawasan, penindakan
serta penyelesaian sengketa pemilu terintegrasi, efektif, transparan dan aksesibel;
5. Mempercepat penguatan kelembagaan, dan SDM pengawas serta aparatur Sekretariat di
seluruh jenjang kelembagaan pengawas pemilu, melalui penerapan tata kelola organisasi
yang profesional dan berbasis teknologi informasi sesuai dengan prinsip tata-pemerintahan
yang baik dan bersih.
A. Tugas
Tugas Bawaslu Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam Pasal 101 Undang –
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Bawaslu Kabupaten / Kota adalah :
a. Melakukan pencegahan dan penindakan di wilayah Kabupaten/Kota terhadap;
1. Pelanggaran Pemilu; dan
2. Sengketa proses Pemilu;
b. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota
yang terdiri atas:
1. Pemutakhiran data pemilih, penetapan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih
tetap;
2. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan anggota
DPRD Kabupaten/Kota;
3. Penetapan calon anggota DPRD Kabupaten/Kota;
4. Pelaksanaan kampanye dan dana kampanye;
5. Pengadaan logistic Pemilu dan Pendistribusiannya;
6. Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu;
7. Pengawasan seluruh proses penghitungan suara diwilayah kerjanya;
8. Pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil
penghitungan suara dari tingkat TPS sampai ke PPK
9. Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota dari seluruh
Kecamatan;
10. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu Lanjutan dan Pemilu
susulan; dan
c. Mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah Kabupaten/Kota;
d. Mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye
sebagaimana diatur dalam Undang – Undang ini;
e. Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan di wilayah Kabupaten/Kota yang terjadi atas :
1. Putusan DKPP;
2. Putusan pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa
3. Putusan / keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Bawasl;u Kabupaten/Kota;
4. Keputusan KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota; dan
5. Keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas semua pihak yang
dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur di dalam Undang –
Undang ini;
f. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan penyusutannya
berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan;
g. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu di Wilayah Kabupaten/Kota;
h. Mengevaluasi pengawasan Pemilu di Wilayah Kabupaten/Kota; dan
i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan keentuan peraturan perundang – undangan.
Pasal 102 mengatur tentang tugas pencegahan antara lain:
(1) Dalam melakukan pencegahan pelanggaran Pemilu dan pencegahan sengketa proses
Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 huruf a, Bawaslu Kabupaten/Kota bertugas
:
a. Mengidentifikasi dan memetakan potensi pelanggaran Pemilu di Wilayah
Kabupaten/Kota;
b. Mengkoordinasikan, menyupervisi, membimbing, memantau, dan mengevaluasi
Penyelenggara Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;
c. Melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah dan pemerintah daerah terkait; dan
d. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu d wilayah
Kabupaten/Kota.
(2) Dalam melakukan penindakan pelanggaran Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
101 huruf a, Bawaslu Kabupaten / Kota bertugas:
a. menyampaikan hasil pengawasan di wilayah Kabupaten/Kota kepada Bawaslu melalui
Bawaslu Provinsi atas dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu dan / atau
dugaan tindak pidana Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;
b. melakukan investigasi awal terhadap dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah
Kabupaten/Kota;
c. memeriksa dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;
d. memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran administrasi Pemilu; dan
e. merekomendasikan tindaklanjut pengawasan atas pelanggaran Pemilu di wilayah
Kabupaten/Kota kepada Bawaslu melalui Bawaslu Provinsi.
(3) Dalam melakukan penindakan sengketa proses Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
101 huruf a, Bawaslu Kabupaten /Kota bertugas:
a. menerima permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu di wilayah
Kabupaten/Kota;
b. memverifikasi secara formal dan meteriel permohonan sengketa proses Pemilu di
wilayah Kabupaten/Kota;
c. melakukan mediasi antar pihak yang bersengketa di wilayah Kabupaten / kota;
d. melakukan proses adjudikasi sengketa proses Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota
apabila mediasi belum menyelesaikan sengketa proses Pemilu; dan
e. memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota.
Sesuai Locus Delicti dalam Pengawasan Pemilu Bawaslu Kabupaten Bantul
melakukan pengawasan di Wilayah Kabupaten Bantul dan dibawah Bawaslu Kabupaten
terdapat keberadaan Pengawas Pemilu Kecamatan.
Tugas Panwaslu Kecamatan sebagaimana diatur dalam Pasal 105 Undang – Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, antara lain:
a. melakukan pencegahan dan penindakan di wilayah Kecamatan terhadap pelanggaran
Pemilu, yang terdiri atas :
1. mengidentifikasi dan memetakan potensi pelanggaran Pemilu di wilayah Kecamatan;
2. mengoordinasikan, menyupervisi, membimbing, memantau, dan mengevaluasi
Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kecamatan;
3. melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah daerah terkait;
4. meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu di wilayah
Kecamatan;
5. menyampaikan hasil pengawasan di wilayah Kecamatan kepada Bawaslu melalui
Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota atas dugaan pelanggaran kode etik
Penyelenggara Pemilu dan/atau dugaan tindak pidana Pemilu di wilayah Kecamatan;
6. menginvestigasi informasi awal atas dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah Kecamatan;
dan
7. memeriksa dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah Kecamatan dan
menyampaikannya kepada Bawaslu Kabupaten/Kota.
b. mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kecamatan, yang
terdiri atas :
1. pemutakhiran data pemilih, penetapan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih
tetap;
2. pelaksanaan kampanye;
3. logistik Pemilu dan pendistribusiannya;
4. pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara hasil Pemilu di TPS;
5. pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertifikat hasil
penghitungan suara dari TPS sampai ke PPK;
6. pengawasan rekapitulasi suara di tingkat Kecamatan;
7. pergerakan surat tabulasi penghitungan suara dari tingkat TPS sampai ke PPK; dan
8. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu
susulan;
c. mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah Kecamatan;
d. mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye
sebagaimana diatur dalam Undang – Undang ini di wilayah Kecamatan;
e. mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan di wilayah Kecamatan, yang terdiri atas :
1. putusan DKPP;
2. putusan pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa Pemilu;
3. putusan / keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota;
4. keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; dan
5. keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas semua pihak yang
dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam Undang –
Undang ini;
f. mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan penyusutannya
berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan;
g. mengawasi pelaksanaan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kecamatan;
h. mengevaluasi pengawasan Pemilu di wilayah Kecamatan; dan
i. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
Tugas Panwaslu Kelurahan / Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 108 Undang –
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum antara lain:
a. mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kelurahan/Desa,
yang terdiri atas :
1. pelaksanaan pemutakhiran data pemilih, penetapan daftar pemilih sementara, daftar
pemilih hasil perbaikan, dan daftar pemilih tetap;
2. pelaksanaan kampanye;
3. pendistribusian logistic Pemilu;
4. pelaksanaan pemungutan suara dan proses penghitungan suara di setiap TPS;
5. pengumuman hasil penghitungan suara di setiap TPS;
6. pengumuman hasil penghitungan suara dari TPS yang ditempelkan di sekretariat PPS;
7. pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertifikat hasil
penghitungan suara dari TPS sampai ke PPK;
8. pergerakan surat tabulasi penghitungan suara dari tingkat TPS dan PPK; dan
9. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang Pemilu lanjutan, dan Pemilu
susulan;
b. mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah Kelurahan/Desa;
c. mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye
sebagaimana diatur dalam Undang – Undang ini di wilayah Kelurahan/Desa;
d. mengelola, memelihara, dan merawat arsip berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan;
e. mengawasi pelaksanaan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kelurahan/Desa;
dan
f. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
Hasil pengawasan yang mengarah pada temuan dugaan pelanggaran dan laporan
dugaan pelanggaran di Panwaslu Kelurahan/Desa, selanjutnya disampaikan kepada Panwaslu
Kecamatan untuk ditindaklanjuti.
Tugas Pengawas TPS sebagaimana diatur dalam Pasal 114 Undang – Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum antara lain:
a. persiapan pemungutan suara;
b. pelaksanaan pemungutan suara;
c. persiapan penghitungan suara;
d. pelaksanaan penghitungan suara; dan
e. pergerakan hasil penghitungan suara dari TPS ke PPS.
Hasil pengawasan dan laporan yang mengarah kepada dugaan pelanggaran
disampaikan kepada Pengawas TPS, selanjutnya disampaikan atau dilaporkan kepada
Panwaslu Kecamatan melalui Panwaslu Kelurahan/Desa.
B. Wewenang
Wewenang Bawaslu Kabupaten / Kota sebagaimana diatur dalam Pasal 103 Undang –
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum antara lain:
a. menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran
terhadap pelaksanaan pelaksanaan peraturan perundang – undangan yang mengatur
mengenai Pemilu;
b. memeriksa dan mengkaji pelanggaran Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota serta
merekomendasikan hasil pemeriksaan dan pengkajiannya kepada pihak – pihak yang diatur
dalam Undang – Undang ini;
c. menerima, memeriksa, memediasi atau mengadjudikasi, dan memutus penyelesaian
sengketa proses Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;
d. merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan mengenai hasil pengawasan di
wilayah Kabupaten/Kota terhadap netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam
kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam Undang – Undang ini;
e. mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Panwaslu Kecamatan setelah
mendapatkan pertimbangan Bawaslu Provinsi apabila Panwaslu Kecamatan berhalangan
sementara akibat dikenai sanksi atau akibat lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan;
f. meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait dalam rangka
pencegahan dan penindakan pelanggaran Pemilu dan sengketa proses Pemilu di wilayah
Kabupaten/Kota;
g. membentuk Panwaslu Kecamatan dan mengangkat serta memberhentikan anggota
Panwaslu Kecamatan dengan memperhatikan masukan Bawaslu Provinsi; dan
h. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
Wewenang Panwaslu Kecamatan sebagaimana diatur dalam Pasal 106 Undang –
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum antara lain:
a. menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran
terhadap pelaksanaan peraturan perundang – undangan yang mengatur mengenai Pemilu;
b. memeriksa dan mengkaji pelanggaran Pemilu di wilayah Kecamatan serta
merekomendasikan hasil pemeriksaan dan pengkajiannya kepada pihak – pihak yang diatur
dalam Undang – Undang ini;
c. merekomendaskan kepada instansi yang bersangkutan melalui Bawaslu Kabupaten/Kota
mengenai hasil pengawasan di wilayah Kecamatan terhadap netralitas semua pihak yang
dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam Undang – Undang
ini;
d. mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Panwaslu Kelurahan/Desa
setelah mendapatkan pertimbangan Bawaslu Kabupaten/Kota, jika Panwaslu
Kelurahan/Desa berhalangan sementara akibat dikenai sanksi atau akibat lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan;
e. meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait dalam rangka
pencegahan dan penindakan pelanggaran Pemilu di wilayah Kecamatan;
f. membentuk Panwaslu Kelurahan/Desa dan mengangkat serta memberhentikan anggota
Panwaslu Kelurahan/Desa, dengan memperhatikan masukan Bawaslu Kabupaten/Kota;
g. mengangkat dan memberhentikan Pengawas TPS, dengan memperhatikan masukan
Panwaslu Kelurahan/Desa; dan
h. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
Wewenang Panwaslu Kelurahan/Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 109 Undang –
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum antara lain:
a. menerima dan menyampaikan laporan mengenai dugaan pelanggaran terhadap
pelaksanaan peraturan perundang – undangan yang mengatur mengenai Pemilu kepada
Panwaslu Kecamatan;
b. membantu meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait dalam
rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran Pemilu; dan
c. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
Berdasarkan Pasal 115 Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum, Pengawas TPS berwenang :
a. menyampaikan keberatan dalam hal ditemukannya dugaan pelanggaran, kesalahan
dan/atau penyimpangan administrasi pemungutan dan penghitungan suara;
b. menerima salinan berita acara dan sertifikat pemungutan dan penghitungan suara; dan
c. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
C. Kewajiban
Bawaslu Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 104
Undang – Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum antara lain:
a. bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;
b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pengawas Pemilu
pada tingkatan di bawahnya;
c. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu Provinsi sesuai dengan tahapan
Pemilu secara periodic dan/atau berdasarkan kebutuhan;
d. menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu Provinsi berkaitan dengan dugaan
pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota yang mengakibatkan terganggunya
penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat Kabupaten/Kota;
e. mengevaluasi pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara berkelanjutan yang
dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota dengan memperhatikan data kependudukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan;
f. mengembangkan pengawasan Pemilu partisipatif; dan
g. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
Kewajiban Panwaslu Kecamatan diatur dalam Pasal 107 Undang – Undang 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan Umum antara lain:
a. bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;
b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pengawas Pemilu
pada tingkatan di bawahnya;
c. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan
tahapan Pemilu secara periodic dan/atau berdasarkan kebutuhan;
d. menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota berkaitan dengan
dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh PPK yang mengakibatkan terganggunya
penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat Kecamatan; dan
e. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
Kewajiban Panwaslu Kelurahan/Desa diatur dalam Pasal 110 Undang – Undang Nomor
7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum antara lain:
a. menjalankan tugas dan wewenangnya dengan adil;
b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pengawas TPS;
c. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Panwaslu Kecamatan sesuai dengan
tahapan Pemilu secara periodic dan/atau berdasarkan kebutuhan;
d. menyampaikan temuan dan laporan kepada Panwaslu Kecamatan mengenai dugaan
pelanggaran yang dilakukan oleh PPS dan KPPS yang mengakibatkan terganggunya
penyelenggaraan tahapan Pemilu di wilayah Kelurahan/Desa dan
e. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
Pasal 116 Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
mengatur tentang kewajiban Pengawas TPS antara lain:
a. menyampaikan laporan hasil pengawasan pemungutan dan penghitungan suara kepada
Panwaslu Kecamatan melalui Panwaslu Kelurahan/Desa; dan
b. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Panwaslu Kecamatan melalui Panwaslu
Kelurahan/Desa.
Dalam sejarah pelaksanaan pemilu di Indonesia, istilah pengawasan pemilu sebenarnya baru
muncul pada era 1980-an. Pada pelaksanaan Pemilu yang pertama kali dilaksanakan di
Indonesia pada 1955 belum dikenal istilah pengawasan Pemilu. Pada era tersebut
terbangun trust di seluruh peserta dan warga negara tentang penyelenggaraan Pemilu yang
dimaksudkan untuk membentuk lembaga parlemen yang saat itu disebut sebagai Konstituante.
Walaupun pertentangan ideologi pada saat itu cukup kuat, dapat dikatakan sangat minim
terjadi kecurangan dalam pelaksanaan tahapan. Kalaupun ada gesekan, itu terjadi di luar
wilayah pelaksanaan Pemilu. Gesekan yang muncul merupakan konsekuensi logis pertarungan
ideologi pada saat itu. Hingga saat ini masih muncul keyakinan bahwa Pemilu 1955 merupakan
Pemilu di Indonesia yang paling ideal.
Kelembagaan Pengawas Pemilu baru muncul pada pelaksanaan Pemilu 1982, dengan nama
Panitia Pengawas Pelaksanaan Pemilu (Panwaslak Pemilu). Pada saat itu sudah mulai
muncul distrust terhadap pelaksanaan Pemilu yang mulai dikooptasi oleh kekuatan rezim
penguasa. Pembentukan Panwaslak Pemilu pada Pemilu 1982 dilatari oleh protes-protes atas
banyaknya pelanggaran dan manipulasi penghitungan suara yang dilakukan oleh para petugas
pemilu pada Pemilu 1971. Karena palanggaran dan kecurangan pemilu yang terjadi pada Pemilu
1977 jauh lebih masif, protes-protes ini lantas direspon pemerintah dan DPR yang didominasi
Golkar dan ABRI. Akhirnya muncullah gagasan memperbaiki undang-undang yang bertujuan
meningkatkan 'kualitas' Pemilu 1982. Demi memenuhi tuntutan PPP dan PDI, pemerintah
setuju untuk menempatkan wakil peserta pemilu ke dalam kepanitiaan pemilu. Selain itu,
pemerintah juga mengintroduksi adanya badan baru yang akan terlibat dalam urusan pemilu
untuk mendampingi Lembaga Pemilihan Umum (LPU).
Pada era reformasi, tuntutan pembentukan penyelenggara Pemilu yang bersifat mandiri dan
bebas dari kooptasi penguasa semakin menguat. Untuk itulah dibentuk sebuah lembaga
penyelenggara Pemilu yang bersifat independen yang diberi nama Komisi Pemilihan Umum
(KPU). Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisasi campur tangan penguasa dalam pelaksanaan
Pemilu mengingat penyelenggara Pemilu sebelumnya, yakni LPU, merupakan bagian dari
Kementerian Dalam Negeri (sebelumnya Departemen Dalam Negeri). Di sisi lain lembaga
pengawas pemilu juga berubah nomenklatur dari Panwaslak Pemilu menjadi Panitia Pengawas
Pemilu (Panwaslu).
Perubahan mendasar terkait dengan kelembagaan Pengawas Pemilu baru dilakukan melalui
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003. Menurut UU ini dalam pelaksanaan pengawasan
Pemilu dibentuk sebuah lembaga adhoc terlepas dari struktur KPU yang terdiri dari Panitia
Pengawas Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota,
dan Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan. Selanjutnya kelembagaan pengawas Pemilu
dikuatkan melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu
dengan dibentuknya sebuah lembaga tetap yang dinamakan Badan Pengawas Pemilu
(Bawaslu). Adapun aparatur Bawaslu dalam pelaksanaan pengawasan berada sampai dengan
tingkat kelurahan/desa dengan urutan Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, Panitia Pengawas
Pemilu Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, dan Pengawas Pemilu Lapangan
(PPL) di tingkat kelurahan/desa. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2007, sebagian kewenangan dalam pembentukan Pengawas Pemilu merupakan kewenangan
dari KPU. Namun selanjutnya berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi terhadap judicial
review yang dilakukan oleh Bawaslu terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007,
rekrutmen pengawas Pemilu sepenuhnya menjadi kewenangan dari Bawaslu. Kewenangan
utama dari Pengawas Pemilu menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 adalah untuk
mengawasi pelaksanaan tahapan pemilu, menerima pengaduan, serta menangani kasus-kasus
pelanggaran administrasi, pelanggaran pidana pemilu, serta kode etik.
Dinamika kelembagaan pengawas Pemilu ternyata masih berjalan dengan terbitnya Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu. Secara kelembagaan pengawas
Pemilu dikuatkan kembali dengan dibentuknya lembaga tetap Pengawas Pemilu di tingkat
provinsi dengan nama Badan Pengawas Pemilu Provinsi (Bawaslu Provinsi). Selain itu pada
bagian kesekretariatan Bawaslu juga didukung oleh unit kesekretariatan eselon I dengan
nomenklatur Sekretariat Jenderal Bawaslu. Selain itu pada konteks kewenangan, selain
kewenangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, Bawaslu
berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 juga memiliki kewenangan untuk
menangani sengketa Pemilu.
BAWASLU BERTUGAS
1. Menyusun standar tata laksana pengawasan Penyelenggaraan Pemilu untuk pengawas Pemilu
di setiap tingkatan
2. Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap Pelanggaran Pemilu dan Sengketa proses
Pemilu
peraturan perundangundangan.
4. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu, yang terdiri atas:
Pemutakhiran data pemilih dan penetapan daftar pemilih sementara serta daftar pemilih tetap;
Penataan dan penetapan daerah pemilihan DPRD kabupaten/kota; Penetapan Peserta Pemilu;
Pencalonan sampai dengan penetapan Pasangan Calon, calon anggota DPR, calon anggota DPD,
Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi,
dan KPU;
Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan;
dan
6. Mengawasi netralitas aparatur sipil negara, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia, dan
Putusan DKPP;
Keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas aparatur sipil negara, netralitas
anggota Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia;
10. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan penyusutannya berdasarkan
BAWASLU BERWENANG:
1. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran
proses Pemilu;
netralitas aparatur sipil-negara, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas
6. Mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kabupaten/Kota secara berjenjang jika Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten Kota
berhalangan sementara akibat dikenai sanksi atau akibat lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan ;
7. Meminta bahan keterangan yang dibuhrhkan kepada pihak terkait dalam rangka pencegahan
dan penindakan pelanggaran administrasi, pelanggaran kode etik, dugaan tindak pidana Pemilu,
8. Mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota apabila
10. Mengangkat, membina, dan memberhentikan anggota Bawaslu Provinsi, anggota Bawaslu
BAWASLU BERKEWAJIBAN:
2. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Pengawas Pemilu pada
semua tingkatan;
3. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Presiden dan DPR sesuai dengan tahapan
4. Mengawasi pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara berkelanjutan yang ditakukan
oleh KPU dengan memperhatikan data kependudukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
Rahmat Bagja,
Puadi,
Totok Haryono,
Lolly Suhenty.
24. Tim seleksi untuk menetapkan calon anggota KPU yang akan diajukan kepadaDPR
dibentuk oleh …..
a. DKPP
b. Menteri Dalam Negeri
c. Presiden
d. Bawaslu
e. Jawaban a dan d benar
Jawaban : C
25. Tim seleksi untuk menetapkan calon anggota KPU yang akan diajukan kepada DPR
berjumlah …..
a. 10 orang
b. 11 orang
c. 12 orang
d. 13 orang
e. 15 orang
Jawaban : B
Part 2
1. Dibawah ini adalah merupakan bentuk pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu,
kecuali
a. Anggota Panwas membiarkan tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh anggota KPU
b. Dengan sengaja tidak memberitahukan pilihannya kepada orang lain
c. Keberpihakan terhadap salah satu peserta Pemilu
d. Mengeluarkan pendapat untuk mendukung salah satu peserta pemilu
e. Melakukan tindakan yang melampaui batas kewenangan
Jawaban: B
2. Anggota KPU Kabupaten/Kota wajib mematuhi kode etik yang disusun dan disetujui
bersama oleh
a. Bawaslu, Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Kehormatan Dewan
b. DKPP, Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi
c. KPU, Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi
d. DKPP, KPU dan Mahkamah Konstitusi
e. KPU, Bawaslu, dan DKPP
Jawaban: E
3. Menurut UUD 1945, Gubernur, Walikota, dan Bupati dipilih secara ....
a. Demokratis melalui mekanisme internal partai politik
b. Aklamasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
c. Langsung oleh rakyat
d. Penetapan Presiden
e. Demokratis
Jawaban: E
4. Agar pemilu dapat terwujud secara ideal dibutuhkan beberapa persyaratan
a. Adanya kebebasan untuk mengetahui dan memperbincangkan pilihan
b. Adanya pemerataan bobot suara semua rakyat
c. Adanya lembaga pengawas pemilu yang mandiri
d. Adanya kebebasan untuk memilih
e. Adanya prosedur pencoblosan dan penghitungan surat suara serta pelaporan hasil
penghitungan suara secara akurat.
Jawaban: E
a. 17 Februari 2024
b. 15 Februari 2024
c. 14 Februari 2024
d. 13 Februari 2024
e. 18 Februari 2024
Jawaban C
13. Laporan dana kampanye calon anggota DPD Pemilu yang meliputi penerimaan dan
penegluaran wajib disampaikan kepada kantor akuntan public yang ditunjuk oleh KPU,Kantor
Akuntan Public menyampaikan hasil auditnya kepada....
a. KPU
b. Bawaslu
c. Dkpp
d. Semuanya Benar
Jawaban: Semuanya benar
14. Nomor urut pasangan calon, tanda gambar partai politik dan calon anggota DPD
ditetapkan dengan.....
a. Peraturan KPU
b. Keputusan KPU
c. Undang-Undang
d. Semuanya benar
e. Perpres
Jawaban: C
15. Pemungutan suara pemilu 2024 dilakukan secara.
a. Terpisah antara DPR,DPD,DPRD Provinsi,DPRD Kabupaten/Kota dengan Pasangan Presiden
dan Wakil Presiden.
b. Terpisah antara anggota DPR,DPD dengan DPRD Kabupaten/Kota.
c. Terpisah antar Anggota DPR, DPRD Provinsi,DPRD Kabupaten/Kota dengan anggota DPD.
d. Serentak
e. Sendiri-sendiri
Jawaban D.
16. Hal hal yang tercantum dalam surat pemberitahuan memilih adalah
a. Nama dan alamat
b. Nama,NIK,Alamat
c. Nama,NIK,Jenis Kelamin,No Urut DPT
d. Nama,NIK,Jenis Kelamin,Tanggal Lahir,Alamat.
e. Nama,NIK,Jenis Kelamin,Tanggal Lahir, Nama Ibu
Jawaban C
17. KPPS diangkat dan diberhentikan oleh
a. KPU Kabupaten/Kota
b. PPK atas nama KPU Kab/Kota
c. PPK atas nama ketua KPU Kab/Kota
d. PPS atas nama KPU Kab/Kota
e. PPS atas nama ketua KPU Kab/Kota
Jawaban E
18. Daftar Pemilih Tetap ditetapkan oleh....
a. KPPS
b. PPS
c. PPK
d. KPU Kabupaten
e. KPU Prov
Jawaban: D
25. Pemeriksaan pengaduan dan/atau laporan atas adanya pelanggaran kode etik yang
dilakukan oleh anggota Bawaslu dilakukan oleh ....
a. Dewan Kehormatan KPU
b. Dewan Kehormatan Bawaslu
c. Dewan Kode Etik KPU
d. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
e. Dewan Penegakan Etika Bawaslu
Jawaban : D
1. DKPP memberikan sanksi kepada setiap Penyelenggara Pemilu yang terbukti melakukan
pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Sanksi yang dijatuhkan kepada penyelenggara
pemilu atas pelanggaran kode etik yang bersifat berat adalah....
A. Teguran tertulis
B. Peringatan Keras
C. Pemberhentian Sementara
D. Pemberhentian Tetap
E. Pemberhentian tetap dan denda
Jawaban D
2.Jumlah partai politik lokal peserta Pemilu 2009 di Provinsi Aceh adalah .........
A. 3 partai politik
B. 4 partai politik
C. 5 partai politik
D. 6 partai politik
E. 7 partai politik
Jawaban D
3.Berdasarkan keputusan Komisi Pemilihan Umum bahwa Pelaksanaan Pemungutan Suara
serentak dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Walikota dan Wakil Walikota, Bupati
dan Wakil Bupati pada tahun 2017 dilakukan pada tanggal...
A. 15 Januari 2017
B. 15 Februari 2017
C. 15 Maret 2017
D. 15 April 2017
E. 21 Februari 2017
Jawaban B
4.Salah satu larangan kampanye yang dapat langsung diberikan peringatan tertulis untuk
menghentikan kegiata kampamye walaupun belum menimbulkan gangguan dan/atau
penghentian kegiatan Kampanye di tempat terjadinya pelanggaran atau di seluruh daerah
Pemilihan setempat jika terjadi gangguan terhadap keamanan yang berpotensi menyebar ke
daerah lain adalah ....
A. Mengganggu keamanan, ketenteraman, dan ketertiban umum
B. Menggunakan tempat ibadah, tempat pendidikan, dan melakukan pawai dengan berjalan
kaki dan/atau dengan kendaraan di jalan raya
C. Mengancam dan menganjurkan penggunaan kekerasan untuk mengambil alih kekuasaan dari
pemerintahan yang sah
D. Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga Kampanye
E. Menggunakan fasilitas dan anggaran Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Jawaban B
5.Dalam hal Partai Politik atau gabungan Partai Politik menarik calonnya atau calonnya
mengundurkan diri, maka ....
A. Partai Politik atau gabungan Partai Politik yang mencalonkan dapat mengusulkan calon
pengganti
B. Partai Politik atau gabungan Partai Politik yang mencalonkan tidak dapat mengusulkan calon
pengganti
C. Partai Politik atau gabungan Partai Politik yang mencalonkan di diskualifikasi
D. Partai Politik atau gabungan Partai Politik yang mencalonkan bisa saja mengganti dengan
membuat surat pernyataan
E. Partai Politik boleh saja mengusulkan kembali
Jawaban B
6.Pengawas Pemilu tingkat kelurahan/desa sesuai dengan UU Pemilu dan UU Pilkada berjumlah
banyak...
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
Jawaban A
7.Dalam Pasal 176 UU No.7 tahun 2017, Pendafataran partai politik sebagai peserta pemilu
dilakukan paling lambat sebelum hari pemungutan suara.
A. 15 Bulan
B. 16 Bulan
C. 17 Bulan
D.18 Bulan
Jawaban D
8.Berdasarkan UU No.7 Tahun 2017, tahapan penyelenggara pemilu dimulai paling lambat
sebelum pelaksanaan hari pemungutan suara dan perhitungan suara dilaksanakan.
A. 10 Bulan
B. 20 Bulan
C. 15 Bulan
D. 5 Bulan
Jawaban B
9.Dalam UU No. 7 Tahun 2017 tentang pemilihan umum, pasal yang mengatur tahapan
penyelenggaraan pemilu adalah
A. Pasal 167.
B. Pasal 168.
C. Pasal 169.
D. Pasal 170.
Jawaban A
10.Berikut ini adalah pihak pihak yang dapat melaporkan terjadinya pelanggaran pemilu,kecuali
A Pengawas TPS
B. Peserta Pemilu
C. Bawaslu Kabupaten/Kota
D. Tni/Polri
Jawaban D
11.Berikut ini adalah prinsip penyelenggara pemilu sesuai pasal 2 UU No 7 tahun 2017 kecuali...
A. Profesional
B. Independen
C. Mandiri
D. Akuntabel
E. Kredibel
Jawaban B
12.Perubahan UUD 1945 telah dilakukan sebanyak empat kali perubahan pertama pada tahun...
A. 1998
B. 1999
C. 2000
D. 2002
E. 2022
Jawaban B.
13.Berikut ini merupakan hal yang musti dimuat dalam suara pemilihan anggota dpr dan dprd
kecuali.
A. Tanda gambar partai politik.
B. Nomor urut partai politik.
C. Foto calon anggota DPR atau DPRD.
D. Nama calon anggota DPR atau DPRD.
E. Foto-foto pribadi
Jawaban C
14.Yang merupakan tindak pidana pemilihan adalah...
A. Keterlibatan Aparatur Sipil Negara dan TNI-POLRI dan Keikutsertaan Pejabat Negara yang
telah mengajukan izin cuti kampanye
B. Keikutsertaan Pejabat Negara yang telah mengajukan izin cuti kampanye dan Penggunaan
program dan anggaran pemerintahan daerah untuk kegiatan kampanye
C. Penggunaan program dan anggaran pemerintahan daerah untuk kegiatan kampanye dan
Keterlibatan tokoh masyarakat dan ketua organisasi sosial.
D. Keterlibatan Aparatur Sipil Negara dan TNI-POLRI dan Penggunaan program dan anggaran
pemerintahan daerah untuk kegiatan kampanye
E. Keikutsertaan Pejabat Negara yang telah mengajukan izin cuti kampanye Keterlibatan tokoh
masyarakat dan ketua organisasi sosial.
Jawaban B
15.Agar pemilu dapat terwujud secara ideal dibutuhkan beberapa persyaratan
A. Adanya kebebasan untuk mengetahui dan memperbincangkan pilihan
B. Adanya pemerataan bobot suara semua rakyat
C. Adanya lembaga pengawas pemilu yang mandiri
D. Adanya kebebasan untuk memilih
E. Adanya prosedur pencoblosan dan penghitungan surat suara serta pelaporan hasil
penghitungan suara secara akurat.
Jawaban E
16.Menurut UUD 1945, Gubernur, Walikota, dan Bupati dipilih secara ....
A. Demokratis melalui mekanisme internal partai politik
B. Aklamasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
C. Langsung oleh rakyat
D. Penetapan Presiden
E. Demokratis
Jawaban E
17.Anggota KPU Kabupaten/Kota wajib mematuhi kode etik yang disusun dan disetujui bersama
oleh
A. Bawaslu, Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Kehormatan Dewan
B. DKPP, Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi
C. KPU, Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi
D. DKPP, KPU dan Mahkamah Konstitusi
E. KPU, Bawaslu, dan DKPP
Jawaban E
18.Dibawah ini adalah merupakan bentuk pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu, kecuali
A. Anggota Panwas membiarkan tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh anggota KPU
B. Dengan sengaja tidak memberitahukan pilihannya kepada orang lain
C. Keberpihakan terhadap salah satu peserta Pemilu
D. Mengeluarkan pendapat untuk mendukung salah satu peserta pemilu
E. Melakukan tindakan yang melampaui batas kewenangan
Jawaban B
19. Nomor urut pasangan calon, tanda gambar partai politik dan calon anggota DPD ditetapkan
dengan.....
A. Peraturan KPU
B. Keputusan KPU
C. Undang-Undang
D. Semuanya benar
E. Perpres
Jawaban C
20.Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dibentuk dan dibubarkan pada saat menjelang
berlangsung dan selesainya penyelenggaraan di tingkat kecamatan, yakni
A. 1 bulan sebelum dan 2 bulan setelah hari pemungutan suara
B. 8 bulan sebelum dan 6 bulan setelah hari pemungutan suara
C. 6 bulan sebelum dan 1 bulan setelah hari pemungutan suara
D. 6 bulan sebelum dan 2 bulan setelah hari pemungutan suara
E. 8 bulan sebelum dan 3 bulan setelah hari pemungutan suara
Jawaban D
21.Dalam penyelenggaran pemilihan umum, diperlukan adanya suatu pengawasan untuk
menjamin agar pemilihan umum tersebut benar-benar dilaksanakan berdasarkan...
A. Prinsip-prinsip check and balances
B. Sistem proporsional terbuka
C. Asas penyelenggaraan negara yang baik (good governance)
D. Prinsip kehati-hatian dan adil terhadap semua pihak
E. Asas pemilihan umum dan peraturan perundang-undangan
Jawaban E
22.KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota bersifat hierarkis. Ketentuan ini diatur dalam
UU No 7 Tahun 2017 pasal & ayat berapa?
A. Pasal 9 ayat (1)
B. Pasal 9 ayat (2)
C. Pasal 10 ayat (1)
D. Pasal 10 ayat (2)
E. Pasal 10 ayat (3)
Jawaban A
23.Ketua KPU Provinsi memiliki tanggung jawab untuk menjalankan tugasnya yaitu�
A. DPRD
B. Rapat Pleno
C. KPU Pusat
D. Gubernur
E. Walikota
Jawaban B
24.Peraturan terkait dengan ketentuan penundaan pemilu Kepala Daerah diatur oleh�.
A. UU No. 22 Tahun 2007
B. PP 6 Tahun 2005 jo. PP 17 Tahun 2005
C. PP 6 Tahun 2005
D. UU No. 32 Tahun 2004
E. UU No. 21 Tahun 2007
Jawaban B
25.Anggota KPU Kabupaten/Kota wajib mematuhi kode etik yang disusun dan disetujui bersama
oleh :
A. Bawaslu, Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Kehormatan Dewan
B. DKPP, Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi
C. KPU, Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi
D. DKPP, KPU dan Mahkamah Konstitusi
E. KPU, Bawaslu, dan DKPP
Jawaban E
26.Apabila sebuah parpol pengusung calon pasangan dalam Pemilu Kepala Daerah mengajukan
lebih dari satu pasangan calon di mana dokumen pencalonan ditandatangani oleh ketua dan
sekretaris parpol yang sama, menurut UU 32 Tahun 2004 maka?
A. Pada saat pendaftaran langsung ditolak
B. Pada saat pendaftaran ditolak, dan tidak boleh mengajukan calon pasangan baru
C. Pada saat pendaftaran diterima, lalu angkatan di DPP
D. Tergantung rapat pleno KPU Provinsi atau Kabupaten/Kota
E. Pada saat pendaftaran diterima, setelah masa perbaikan diminta melakukan perbaikan
Jawaban A
27.Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah dilaksanakan dengan sistem...
A. Distrik berwakil banyak
B. Proporsional terbuka
C. First past the post
D. Suara terbanyak
E. Proporsional
Jawaban A
28.Lembaga apakah yang melaksanakan audit laporan dana kampanye
A. KPK
B. BPK
C. BPKP
D. PPATK
E. Kantor Akuntan Publik
Jawaban E
29.DP4 digunakan untuk....
A. Bahan Coklit PPDP
B. Bahan Pertimbangan Penyusunan Daftar Pemilih
C. Bahan Penyusunan Daftar Pemilih
D. Bahan Penetapan Daftar Pemilih
E. Benar semua
Jawaban B
30.Daftar Pemilih Tetap ditetapkan oleh....
A. KPPS
B. PPS
C. PPK
D. KPU Kabupaten
E. KPU Prov
Jawaban D
31.Untuk menyelenggarakan Pemilu di desa atau nama lain/kelurahan,dibentuk PPS, Apa
kepanjangan nama dari PPS.
A. Panitia Pemungutan Suara
B. Petugas Pemungutan Suara
C. Petugas Pemilihan Suara
D. Panitia Pemilihan Suara
E. Tidak ada Jawaban Yang Benar
Jawaban A
32. Siapa yang mempunyai kewenangan dan tugas untuk membentuk KPPS
A. PPS
B. PPK
C. KPU Kabupatemn/Kota
D. KPU Provinsi
E. KPU
Jawaban D.
33.Ketua PPS Dalam Pemilu dipilih oleh
A. KPU Kabupaten/Kota
B. Dari Anggota Oleh Anggota
C. Dari Anggota
D. Oleh Anggota
E. Dari PPK
34.Siapakah yang berhak menandatangani dokumen Daftar Pemilih Sementara(DPS) dan DPS
hasil perbaikan
A. Ketua KPPS
B. Ketua PPS
C. Ketua PPK
D. Ketua KPU Kabupaten/Kota
E. Ketua KPU Provinsi
Jawaban B
35.Tugas Ketua PPK adalah sebagai berikut kecuali
A. Memimpin Kegiatan PPK
B. Mengawasi kegiatan Panwascam
C. Mengundang anggota untuk mengadakan rapat PPK
D. Menandatangani laporan hasil kegiatan penghitungan suara sementara secara
berkala,dengan manual dan atau elektronik
E. Melaksanakan kegiatan lain yang dipandang perlu untuk kelancaran penyelenggaraan Pemilu
sesuai dengan kebijakan yang ditentukan oleh KPU Kabupaten/Kota
Jawaban B.
36.Ketentuan untuk menjadi anggota PPK,PPS,KPPS,PPLN dan KPPSLN diatur dalam Undang-
Undang Nomor 7 tahun 2017 pasal berapa
A. Pasal 51
B. Pasal 52
C. Pasal 71
D. Pasal 72
E. Pasal 81
Jawaban D
37.Intitusi-Institusi yang merupakan bagian dari perangkat penyelenggara adalah
A. KPU Kabupaten/Kota,PPK,PPS,PPLN,KPPS,KPPSLN.
B. KPU Provinsi,Panitia Pemilihan Indonesia,PPK,PPS ,KPPS
C. KPU Kabupaten/Kota,Panitiaa Pemilihan Indonesia,PPK,PPS,KPPS.
D. Panitia Pemilihan Indonesia,PPK,PPS,PPLN,KPPS,KPPSLN
E. KPU Kabupaten/Kota,PPK,PPS,PPLN,KPPS,KPPSLN,Pemantau Pemilu
Jawaban A.
38. Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu ada Lembaga
Baru yaitu DKPP, Apa Kepanjangan nama dari DKPP.
A. Dewan Komite Pengawasan Pemilu
B. Dewan Komisi Penyelenggara Pemilu
C. Dewan Komite Penyelenggara Pemilu
D. Dewan Kehormatan Pengawasan Pemilu
E. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
Jawaban E.
39.Siapa Ketua DKPP Pertama
A. Prof Dr Jimly Asshiddiqiq.m SH
B. Prof DR Moh Mahfud MD., SJ.,M.Hum
C. Prof Dr. Yusril Ihza Mahendra., SH.,MS
D. Prof Dr Ramlan Surbakti
E. Prof DR Hafiz Azhary
Jawaban A.
40.Apabila terjadil hal-hal mengakibatkan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota tidak dapat
menjalankan tugasnya, tahapan penyelenggaraan Pemilu untuk sementara dilaksanakan oleh
siapa
A. KPU setingkat di atasnya
B. DKPP
C. Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota
D. Gubernur atau Bupati/Walikota
E. Pemimpin DPRD Provinsi atau DPRD Kabupaten/Kota'
Jawaban A.
41. Pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu ditangani oleh.
A. KPU RI
B. Bawaslu
C. DKPP
D. Mahkamah Konstitusi
E. Mahkamah Agung
Jawaban C
42. Petugas Pemutakhiran Data Pemilih yang selanjutnya disebut Pantarlih adalah petugas yang
dibentuk oleh
A. DKPP
B. KPU Provinsi
C. KPU Kabupaten
D. PPK
E. PPS
Jawaban E
43.Menyerahkan hasil perhitungan suara kepada PPS dan Pengawas TPS merupakan tugas dari.
A. KPPS
B. PPK
C. KPU Kabupaten/Kota
D. Panwaslu Kecamatan
E. Semua Jawaban Salah
Jawaban A
44.PPK,PPS dan KPPS dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan Pemilu berpedoman pada
asas
A. Mandiri,Setia,Jujur,Bekerja Keras,Tertib
B. Mandiri,Jujur,Adil,Kepastian Hukum,Tertib
C. Mandiri,Bekerja Keras,Kepastian Hukum, Tertib
D. Mandiri,Jujur,Adil,Kepastian Hukum,Disiplin
E. Mandiri,Jujur,Adil,Belum pernah dihukum,Tertib
Jawaban B
45.Negara Indonesia didirkan berdasarkan atas hukum(Rechtsstaat).Pendirian Indonesia tidak
berdasarkan atas.
A. Kekuasaan
B. Lembaga Negara
C. Kedaulatan Rakyat
D. Majelis Permusyawaratan Rakyat
E. Lembaga Pers
Jawaban A
46.Gendewa+
A. Gajah
B. Langit
C. Busur
D. Derita
E. Selatan
Jawaban C
47.Daftar Pemilih sementara dan daftar pemilih tambahan ditetapkan sebagai
A. Daftar semua pemilih
B. Daftar Pemilih sementara
C. Daftar Pemilih Akhir
D. Daftar Potensi Pemilih
E. Daftar Pemilih Tetap
Jawaban E
48. Tata Cara pelaksanaan pendaftaran pemilih ditetapkan oleh
A. KPU
B. KPU Provinsi
C. KPU Kabupaten/Kota
D. PPK
E. PPS
Jawaban A
49.Syarat untuk menjadi anggota PPK,PPS,KPPS,PPLN dan KPPSLN meliputi dibawah ini, kecuali
A. Warga NEgara Indonesia
B. Berusia Paling rendah 20 tahun
C. Mempunyai integritas,Pribadi kuat,jujur dan adil
D. Berpendidikan paling rendah sekolah menengah atas atau sederajat
E. Tidak menjadi anggota partai politik
Jawaban B
50.Dagelan=
A. Permainan
B. Lelucon
C. Sapaan
D. Amarah
E. Tertawa
Jawaban B
51. Berikut ini yang bukan termasuk tujuan penyelenggaraan pemilu adalah
A. Memperkuat sistem ketatanegaraan yang demokratis
B. Mewujudkan pemilu yang adil dan berintegritas
C. Menjadmin konsistensi pengaturan sistem pemilu
D. Menghasilkan pemerintah yang memiliki legitimasi rakyat
E.Mewujudkan pemilu yang efektif dan efisien
Jawaban D.
52.KPU Provinsi dan atau KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti Putusan Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara, atau Putusan Mahkamah Agung RI paling lama
A.30 hari kerja
B. 15 hari kerja
C. 14 hari kerja
D. 7 hari kerja
E. 3 hari kerja
Jawaban D
53.Pada tanggal berapa jadwal pemungutan suara pemilihan umum yang sesuai dengan PKPU
Nomor 3 Tahun 2022.
A. 17 Februari 2024.
B. 15 Februari 2024.
C. 14 Februari 2024.
D. 13 Februari 2024.
E. 18 Februari 2024.
Jawaban C
54.Berapa jumlah anggota KPU,KPU Provinsi KPU Kabupaten Kota PPK dan PPS
A.9-7-5-5-3
B. 11-7-5-5-3
C. 7/5-5/7-5-5-5
D. 9-5/3-5-5-3
E. 7-5/7-3/5-5/3
Jawaban E
55. Tahapan penyelenggaraan pemilu dimulai paling lambat bulan sebelum hari pemungutan
suara
A.24.
B.25.
C.22.
D.20.
E.21.
Jawaban D
56.Jumlah kursi anggota DPR Ri ditetapkan sebanyak kursi.
A.352
B.445
C.350
D.577
E.575
Jawaban E
57.Jumlah kursi DPRD Kabupaten/Kota ditetapkan paling sedikit... kursi dan paling banyak...
kursi
A. 20 dan 35
B. 20 dan 45
C. 20 dan 55
D. 25 dan 55
E. 35 dan 75
Jawaban C
58.Daftar Pemilih Tetap(DPT) disahkan dan diumumkan oleh
A. KPU Kabupaten/Kota
B. KPU RI
C. Panitia Pemilihan Kecamatan(PPK)
D. KPPS
E. PPS
Jawaban A
59.Jenis perlengkapan pemungutan suara terdiri atas
A. Kotak suara
B. Surat Suara
C. Tinta
D. D.A,B,C dan D Benar
Jawaban A
60.Segel Alat untuk memberi tanda pilihan dan TPS termasuk
A. Jenis perlengkapan pemungutan suara
B. Tidak termasuk jenis perlengkapan pemungutan
C. Kebutuhan Pemungutan Suara
D. Keperluan pleno rekapitulasi hasil perolehan suara
Jawaban D
61. Mengapa penyederhanaan partai politik sangat diperlukan di Indonesia.
A. Kepentingan individu/kelompok
B. Untuk mendorong terwujudnya sistem presidensiil yang efektif dan kuat
C. Menjunjung tinggi tekad memperjuangkan kekuasaan
D. Untuk menciptakan rasionalitas politik warga dan berjalannya sistem checks and balances.
Jawaban B
62.Yang tidak termasuk sebagai dampak negatif akibat keberagaman budaya adalah
A. Sebagai alat bersatunya masyarakat walau berbeda agama
B. Menimbulkan konflik antar elite dan golongan politik
C. Menimbulkan konflik antar yang kaya dan miskin
D. Menimbulkan kriss ekonomi dan moneter
Jawaban A
63.Kalimat Bhinneka Tunggal Ika berasal dari kalimat yang terdapat di dalam sebuah kitab
tulisan pujangga Indonesia masa lalu, kitab tersebut bernama
A. Kitab Sutasoma Karangan Mpu Kanwa
B. Kitab Bharatayuddha Karangan Mpu Sedah
C. Kitab Sutasoma Karangan Mpu Tantular
D. Kitab Hariwangsa Karangan Mpu Panuluh
Jawaban C.
64.Daftar dukungan pasangan calon perseorangan harus sudah diserahkan kepada PPS untuk
dilakukan verifikasi paling lambat... sebelum waktu pendaftaran pasangan calon dimulai.
A.21 Hari
B.22 Hari
C.25 Hari
D.28 Hari
E.30 Hari
Jawaban D
65.Jumlah,Lokasi,Bentuk dan Tata Letak TPS ditentukan oleh
A.KPPS
B.PPS
C.KPU
D.KPU Kab/Kota
E.Bawaslu Kab/Kota
Jawaban D
66. Hal terpenting sebagai seorang pemimpin menurut anda adalah
A. Memimpin dengan memberikan contoh
B. Merasakan bersama kinerja tim
C. Peka terhadap kebutuhan orang lain
D. Menarik minat orang lain untuk bergabung dalam tim
Jawaban A.
67.Pemeriksaan pengaduan dan/atau laporan atas adanya pelanggaran kode etik yang
dilakukan oleh anggota Bawaslu dilakukan oleh...
A.Dewan Kehormatan KPU
B.Dewan Kehormatan Bawaslu
C.Dewan Kode Etik KPU
D.Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
E.Dewan Penegakan Etika Bawaslu
Jawaban D
68.Menolak hal-hal yang dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap pelaksanaan
tugas,kewajiban dan wewenang sebagai penyelenggara pemilu merupakan sikap dan tindakan
sesuai prinsip
A.Jujur
B.Langsung
C.Mandiri
D.Umum
Jawaban C
69.Menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS dan Pengawas TPS merupakan tugas
dari
A. KPPS
B.PPK
C.KPU Kabupaten/Kota
D. Panwaslu Kecamatan
E.Semua Jawaban Salah
Jawaban A
70. Untuk dapat dipromosi pada jabatan yang lebih tinggi, seorang staf dapat saja menyuap
atasan terkecuali
A. Terjadi dalam kondisi mendesak
B. Terjadi kesepakatan
C. Lepas dari pengawasan
D. Pertanyaan di atas adalah salah
Jawaban D
Sebelum tes psikotes Pada saat tes psikotes Setelah tes psikotes
Meningkatkan
Mempertahankan
kepercayaan diri dan Bersikap tenang.
fokus.
optimistis.
Banyak berlatih contoh Mengerjakan dengan Menyerahkan segala
soal psikotes. tenang. sesuatunya pada penilai.
Melakukan evaluasi
Menenangkan diri sebelum Memperhatikan batas
mandiri tanpa
tes. waktu pengerjaan.
menyalahkan diri sendiri.
Mempersiapkan segala Mengingat beberapa soal
Fokus pada
sesuatunya dengan baik untuk persiapan jikalau
penyelesaian soal
agar tak mengganggu melakukan tes psikotes
yang termudah.
proses pengerjaan. lagi di kemudian hari.
Hindari terpaku pada
Berdoa. soal yang Berdoa.
membingungkan.
1. Tes Kemampuan Verbal
Tes kemampuan verbal secara umum adalah tes psikotes yang dilakukan untuk mengukur
kemampuan pemahaman verbal seseorang. Tes psikotes jenis ini umumnya dilakukan dalam tes
potensi akademik dengan metode pengelompokan kata, antonim, analogi, acak kata, dan
sebagainya. Berikut ini adalah beberapa contoh tes kemampuan verbal:
a) Tes Antonim
GEGAI
A. Petir
B. Sahih
C. Lemah
D. Kuat
E. Berhasil
Jawaban: D
Gegai berarti mudah lepas, tidak kuat, atau tidak kukuh. Antonim atau lawan kata dari Gegai
adalah Kuat.
b) Tes Sinonim
VIRULEN
A. Jahat
B. Akomodatif
C. Virus
D. Manunggal
E. Maskulin
Jawaban: A
Virulen berarti beracun ganas, jahat, atau mematikan. Sinonim yang tepat adalah Jahat
7. Tes Wartegg
Tes Wartegg adalah jenis tes psikotes yang dipakai untuk menilai potensi psikologis seseorang.
Tes psikotes jenis ini dilakukan dengan pengembangan gambar dengan coretan-coretan yang
berasal dari respons peserta terhadap gambar tersebut. Dalam tes ini, peserta akan diberikan
gambar dengan huruf A hingga H lalu kemudian diminta untuk melengkapi gambar tadi pada
tiap kotaknya. Kombinasi dari kotak-kotak gambar ini yang nantinya akan dianalisis oleh
pembuat tes. Di bawah ini adalah contoh tes Wartegg,
Tips cara mengerjakannya adalah coba urutan foto 1, 2, 3 – 8 dari kiri ke kanan. Untuk kaum
Adams, hindari menggambar kotak kelima (di bawah kotak teratas pertama dari kiri) sebagai
pilihan pertama. Hal ini memungkinkan pemeriksa untuk menilai anomali dalam orientasi
seksual.
Tes ini secara konseptual mirip dengan tes logika aritmatika. Perbedaannya adalah penggunaan
media gambar yang menggunakan 3D atau 2D. Kunci dari tes ini adalah konsentrasi. Perhatikan
baik-baik polanya. Jangan lewatkan detail seperti penempatan titik dan pusaran warna.
5. Contoh Soal Psikotes Kraepelin atau Pauli (koran)
Untuk mengikuti tes jenis ini, lakukan tes dengan kecepatan kamu sendiri dan hindari hal-hal
yang membuat kamu panik, yang penting jangan terpengaruh. Jika sudah merasa kesulitan,
jangan terlalu cepat atau terlalu lambat. Penting untuk memastikan bahwa kecepatan
menyelesaikan tugas ini konsisten.
Tips tambahan saat menjawab pertanyaan ini adalah pahami deskripsi pekerjaan dari pekerjaan
yang kamu cari dan jawab sesuai dengan kepribadian yang dibutuhkan untuk pekerjaan itu.
Biarkan penguji menilai apakah kepribadian kamu cocok dengan jenis pekerjaan yang kamu
cari.
Jika pernah mendaftar kerja di berbagai perusahaan, kamu mungkin tidak asing lagi dengan tes
yang satu ini.
Tes Potensi Akademik atau TPA adalah salah satu jenis psikotes yang digunakan untuk
mengukur kecerdasan intelektual seseorang.
Di Indonesia, TPA banyak dimanfaatkan dalam proses rekrutmen kerja, tes beasiswa, hingga tes
masuk perguruan tinggi.
Bahkan, dikutip dari laman resmi Bappenas, TPA juga dirancang untuk melihat potensi
intelektual yang dianggap mendasari kemungkinan keberhasilan seseorang dalam menjalani
pendidikan S2 atau S3.
Setidaknya ada tiga aspek yang dinilai dalam tes TPA, yakni verbal, numerikal, dan figural.
Kemampuan verbal adalah kemampuan memahami dan berpikir menggunakan bahasa.
Sementara itu, kemampuan figural adalah kemampuan memahami dan berpikir menggunakan
gambar.
Meskipun pertanyaan dalam Tes Potensi Akademik terkesan sederhana, banyak orang justru
gagal dalam tes ini.
Alasannya beragam, mulai dari tidak teliti, kekurangan waktu, hingga bingung menentukan
jawaban yang tepat.
Oleh karena itu, dibutuhkan trik khusus untuk dapat menjawab semua pertanyaan dengan
tepat sesuai waktu yang telah disediakan.
Tes Potensi Akademik menggunakan sistem penilaian skor. Semakin banyak jawaban yang
berhasil kamu jawab dengan benar, semakin tinggi pula skormu.
Pasalnya, tes TPA merupakan versi Indonesia dari Graduate Record Examination (GRE) yang
berlaku di taraf internasional. Jenis soal dan tujuannya pun serupa.
Tes Potensi Akademik adalah tes yang terdiri dari berbagai jenis soal. Setiap jenis memiliki
tujuan pengukuran kecerdasan yang berbeda.
Dikutip dari Okezone, ada empat jenis utama soal tes TPA, yaitu sebagai berikut.
1. Tes verbal
Tes verbal berfungsi untuk mengukur kecerdasan seseorang dalam kata-kata dan bahasa.
Beberapa bentuk soal tes verbal antara lain sinonim (persamaan kata), antonim (lawan kata),
padanan hubungan kata, dan pengelompokan kata.
2. Tes angka
Jenis soal lainnya dalam Tes Potensi Akademik adalah tes angka.
Sesuai namanya, jenis psikotes kerja yang satu ini berfungsi untuk mengukur kecerdasan
seseorang dalam bidang angka.
Tes ini akan mengukur seberapa kamu berpikir terstruktur dan logis matematis.
Beberapa bentuk soal tes angka antara lain aritmetik (hitungan), seri angka, seri huruf, logika
angka, dan angka dalam cerita.
Baca Juga: Mengenal Wartegg, Psikotes yang Kerap Digunakan Perusahaan untuk Saring
Kandidat
3. Tes logika
Tes logika berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang dalam penalaran dan pemecahan
masalah secara logis atau masuk akal.
Biasanya, banyak orang terkecoh pada jenis soal yang satu ini.
Beberapa bentuk soal tes logika antara lain logika umum, analisis pernyataan dan kesimpulan
(silogisme), logika cerita), dan logika diagram.
Jenis soal keempat dalam TPA adalah tes spasial atau gambar. Tes ini berfungsi untuk mengukur
daya logika ruang seseorang.
Beberapa bentuk soal tes spasial atau gambar antara lain padanan hubungan gambar, seri
gambar, pengelompokkan gambar, bayangan gambar, dan identifikasi gambar.
Setelah kamu tahu potensimu, manfaatkan informasi tersebut untuk membuat perencanaan
karier masa depanmu.
Dengan membuat career plan kamu jadi tahu skill dan pengalaman apa yang kamu butuhkan
untuk melengkapi potensimu agar bisa memulai karier dengan mulus.
Ketahui cara membuat career plan dalam panduan lengkap membuat perencanaan karier dari
Glints.
Setelah memahami definisinya, kini kamu perlu memahami dan mempelajari beberapa contoh
soal tes potensi akademik.
Masing-masing soal ini dibentuk untuk mengukur kapasitas berpikir pengikut tes. Hasilnya pun
dapat memprediksi apakah seseorang akan berhasil dalam jenjang pendidikan atau karier yang
lebih tinggi.
Bahkan, soal-soal ini juga bisa memberikan prediksi terkait kemungkinan seseorang mengalami
stres dengan tuntutan belajar atau tugas dari institusi nantinya.
Nah, berikut ini adalah sejumlah contoh pertanyaan dalam tes potensi akademik berdasarkan
jenis soalnya. Jangan lupa dipelajari, ya!
1. Contoh soal tes verbal
Pertama-tama, Glint akan paparkan contoh soal untuk jenis tes verbal. Simak pertanyaan
berikut ini.
A. Buku
B. Novel
C. Majalah
D. Cerpen
E. Komik
Mengapa demikian? Sebab, cerpen merupakan bentuk prosa dan tidak termasuk dalam
kosakata lain di atas.
A. 8
B. 4
C. 10
D. 11
E. 6
Nah, berdasarkan soal di atas, jawabannya adalah A. Pasalnya, setiap angka akan dikurangi 4,
sehingga jawaban yang benar merupakan 12-4 = 8
Untuk contoh soal tes logika dalam tes potensi akademik adalah seperti berikut ini.
Kesimpulannya adalah…
Mengapa demikian? Sebab, disebutkan bahwa hanya sebagian orang yang malas olahraga. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa ada orang yang tidak malas untuk berolahraga.
Terakhir adalah contoh soal tes spasial dalam tes potensi akademik. Sebelumnya, perhatikan
gambar di bawah ini.
© practiceaptitudetest.com
Melihat soal di atas, jawaban yang benar adalah D. Kamu bisa menemukan jawaban di atas
dengan menyimpulkan masing-masing gambar menjadi kubus di mana titik tiga bersampingan
dengan gambar kotak.
Tes Potensi Akademik atau TPA harus dilakukan dengan hati-hati. Pasalnya, beberapa soal dan
pilihan jawaban bisa cukup mengecoh.
Oleh karena itu, kamu membutuhkan beberapa tips agar sukses menghadapi tes TPA.
1. Latihan soal
Meskipun terkesan mudah, Tes Potensi Akademik adalah jenis tes yang harus dilatih berulang
kali.
Siapkan waktu beberapa minggu atau beberapa bulan sebelum tes untuk latihan soal.
Dengan banyak latihan, kamu akan menemukan trik yang paling sesuai untuk mengerjakan
setiap jenis soal.
Selain itu, kamu juga bisa mengerjakan waktu yang lebih singkat.
Salah satu tips persiapan psikotes kerja yang bisa kamu lakukan adalah istirahat cukup pada
malam sebelum tes.
Dengan demikian, kamu bisa lebih konsentrasi dalam menjawab setiap soal.
Ada banyak soal yang terdapat dalam TPA. Sementara itu, waktu yang tersedia sangatlah
sedikit.
Oleh karena itu, fokuslah pada soal yang sedang kamu kerjakan.
Jangan memikirkan soal yang sudah lewat ketika kamu sudah mulai mengerjakan soal yang
baru.
Ketika membaca soal, kamu harus bisa menilai apakah pertanyaan tersebut bisa kamu jawab
dengan cepat atau tidak.
Hindari menghabiskan waktu pada soal yang sulit. Segera pindah mengerjakan soal lain yang
lebih mudah.