A. Latar Belakang
Pemilu adalah tonggak penting dalam kehidupan demokrasi sebuah negara.
Keberhasilan pemilu tidak hanya tergantung pada proses yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pemilu, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh partisipasi dan pengawasan
aktif dari masyarakat, termasuk saksi peserta pemilu. Saksi peserta pemilu memegang
peran sentral dalam memastikan integritas, transparansi, dan keabsahan seluruh proses
pemilu.
Namun, terdapat tantangan nyata dalam memberdayakan saksi peserta pemilu
dengan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang cukup untuk melaksanakan
tugas mereka secara efektif. Oleh karena itu, diperlukan suatu inisiatif yang lebih
berkelanjutan untuk memberikan pelatihan yang terstruktur dan berkelanjutan kepada
para saksi peserta pemilu.
Mekanisme penyelenggaraan pelatihan saksi peserta pemilu menjadi dasar yang
krusial bagi penyelenggara di daerah dalam melaksanakan pelatihan saksi peserta pemilu
di wilayahnya. Inisiatif ini muncul karena pemahaman akan beberapa faktor kunci yang
menjadi landasan kegiatan tersebut:
Pertama, proses tahapan pemungutan dan penghitungan suara melibatkan
serangkaian kegiatan kompleks, mulai dari pengambilan sumpah bagi KPPS dan Petugas
Ketertiban KPPS hingga perhitungan suara dan pemberian keterangan saksi pada
perselisihan hasil pemilu di MK. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang
setiap tahapan tersebut menjadi kunci agar saksi peserta pemilu dapat melaksanakan
tugasnya secara efektif.
Kedua, dalam konteks pungut hitung, terdapat risiko tinggi terhadap pelanggaran
seperti kecurangan, intimidasi, dan manipulasi. Oleh karena itu, saksi peserta pemilu perlu
dilengkapi dengan keterampilan teknis dan pengetahuan regulasi untuk mengidentifikasi
dan melaporkan pelanggaran tersebut.
Ketiga, saksi peserta pemilu seringkali menjadi saksi kunci dalam perselisihan hasil
pemilu di MK. Diperlukan peningkatan kapasitas untuk memastikan bahwa saksi peserta
pemilu dapat memberikan kesaksian yang kuat dan mendukung dalam konteks
pembuktian.
Keempat, saksi peserta pemilu kerap menghadapi tekanan emosional dan psikologis
yang tinggi, bahkan dapat menjadi sasaran intimidasi atau ancaman. Oleh karena itu,
keberhasilan saksi peserta pemilu sangat tergantung pada kesiapan mereka secara
mental dan emosional.
Kelima, Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 Pasal 351 ayat 8 berbunyi
Saksi sebagaimana dimaksud (peserta Pemilu) dilatih oleh Bawaslu. Dari sudut pandang
peserta pemilu, Saksi peserta pemilu dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu saksi dari
2
partai politik, calon anggota DPD, dan pasangan calon presiden beserta wakil presiden.
Bawaslu bertanggung jawab menyelenggarakan pelatihan saksi peserta pemilu mulai dari
peserta pemilu tingkat nasional hingga ke tingkat terendah di kabupaten dan kota. Namun,
penting untuk dicatat bahwa, berdasarkan pengalaman pemilu sebelumnya, identitas
setiap saksi yang mewakili peserta pemilu baru diketahui menjelang satu hari sebelum
pelaksanaan pemilu. Oleh karena itu, pelatihan yang diselenggarakan oleh Bawaslu tidak
dapat melibatkan setiap orang saksi dari setiap TPS untuk diikutsertakan dalam pelatihan
saksi peserta pemilu. Sehingga, Setiap subyek hukum dari peserta pemilu yang
ditugaskan untuk mengikuti penguatan kapasitas (ToT) di setiap tingkatan (nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota) berkewajiban menyampaikan pengetahuan standar
seorang saksi, diharapkan merujuk pada buku saksi peserta pemilu sebagai pedoman.
4
BAB II
PROGRAM PELAKSANAAN
A. Penyelenggara Pelatihan
Penyelenggaraan Penguatan Kapasitas (ToT) dan Pelatihan Penguatan Saksi Peserta
Pemilu dilakukan dengan beberapa metode pelaksanaan, antara lain:
1. Pelaksanaan tatap muka secara dalam jaringan (Daring) menggunakan media zoom;
2. Pelaksanaan tatap muka secara luar jaringan (Luring);
3. Hybrid yaitu penggabungan antara pelaksanaan tatap muka secara Daring dan Luring.
Penyelenggara penguatan kapasitas (ToT) dan pelatihan saksi peserta pemilu diatur
dengan skema sebagai berikut:
1. Bawaslu RI melalui Puslitbangdiklat menyelenggarakan penguatan kapasitas (ToT) bagi
calon pelatih dan penyelenggara di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk dapat
menyelenggarakan penguatan kapasitas (ToT) dan pelatihan saksi peserta pemilu
secara mandiri;
2. Bawaslu RI melalui Puslitbangdiklat menyelenggarakan pelatihan saksi peserta pemilu
luar negeri secara Daring dan Luring;
3. Bawaslu provinsi melalui divisi yang mengampu Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
menyelenggarakan penguatan kapasitas (ToT) bagi calon pelatih dan penyelenggara di
tingkat kabupaten/kota untuk dapat menyelenggarakan penguatan kapasitas (ToT)
pelatihan saksi peserta pemilu secara mandiri;
4. Bawaslu kabupaten dan kota melalui divisi yang mengampu Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) menyelenggarakan penguatan kapasitas (ToT) bagi calon pelatih dan
penyelenggara di tingkat kabupaten/kota dan pelatihan saksi peserta pemilu.
B. Pemberi Materi
1. Pemberi Materi
Pemberi materi adalah para pihak yang memiliki kompetensi sesuai dengan materi yang
dibahas serta melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan kualifikasi yang
disyaratkan. Pemberi materi terdiri dari Narasumber dan Fasilitator yang mempunyai
pengalaman dalam memfasilitasi materi yang dibahas dan mengaplikasikannya dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.
2. Kualifikasi Narasumber Pemberi Materi
6
Isu Krusial Kerawanan Tahapan Bagi Saksi Peserta Pemilu
• Logistik Kurang/Tidak Lengkap
• TPS Rawan
4. • Kelelahan Penyelenggara 2 0 2
• Distribusi Hasil Perolehan Suara
• Potensi Penggelembungan Suara
• Pemungutan Suara Ulang
B. SIMULASI TEKNIS 0 4 4
1. Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara 0 2 2
Jumlah Total JP 14 4 18
D. Peserta
Peserta yang akan mengikuti Penguatan Kapasitas (ToT) dan Pelatihan Saksi Peserta
Pemilu antara lain:
7
2 Provinsi • Badan Saksi Partai Politik tingkat Provinsi
• Koordinator Saksi Calon Anggota DPD
• Tim Pemenangan Calon Presiden dan Wakil Presiden
tingkat Provinsi
• Akademisi
• Pemantau Pemilu yang terakreditasi
• Jajaran pengawas pemilu dan sekretariat Bawaslu
kabupaten dan kota
• Ketua dan anggota Bawaslu pada masa jabatan
sebelumnya
8
Minggu keempat Melaksanakan Pelatihan Saksi
Januari dan
Peserta Pemilu di Luar Negeri
Pertama Februari
secara Daring dan Luring
Minggu keempat Memfasilitasi Kegiatan
Januari dan
Pertama Februari Pelatihan Saksi peserta pemilu
yang diseleenggarakan oleh
Bawaslu kabupaten dan kota
dengan menjadi pemberi materi
2. Provinsi
Desember 2023 Melaksanakan penguatan
kapasitas (ToT) Badan Saksi
Partai Politik tingkat Provinsi,
Koordinator Saksi Calon Anggota
DPD, Tim Pemenangan Calon Telah Dilaksanakan
Presiden dan Wakil Presiden
tingkat Provinsi, Pemantau pemilu
terakreditasi dan Bawaslu
kab/kota
Minggu ketiga Melaksanan Penguatan kapasitas
Januari 2024 (ToT) bagi Badan Saksi Partai
Politik tingkat provinsi, Tim
Pemenangan Calon Presiden dan
Wakil Presiden tingkat provinsi,
Pemantau Pemilu terakreditasi,
Koordinator Saksi Calon Anggota
DPD, Bawaslu kab/kota, dan
Akademisi
Minggu keempat Melaksanakan Supervisi
Januari dan penyelenggaraan pelatihan saksi
Pertama Februari peserta pemilu di bawaslu
kabupaten dan kota
Minggu keempat Memfasilitasi Kegiatan Pelatihan
Januari dan Saksi peserta pemilu yang
Pertama Februari diseleenggarakan oleh peserta
pemilu serta di Bawaslu
kabupaten dan kota dengan
menjadi pemberi materi
9
Desember 2023 Melaksanakan penguatan
kapasitas bagi Badan Saksi Partai
Politik, Koordinator Saksi Calon
Anggota DPD tingkat Kab/Kota, Telah dilaksanakan
Tim Pemenangan Calon Presiden
dan Wakil Presiden tingkat
Kab/Kota, Pegiat Pemilu dan
Panwaslu kecamatan
Minggu keempat Melaksanan Penguatan kapasitas
Januari dan (ToT) bagi Badan Saksi Partai
Pertama Februari Politik tingkat kab/kota, Tim
Pemenangan Calon Presiden dan
Wakil Presiden tingkat kab/kota,
Pemantau Pemilu terakreditasi,
Koordinator Saksi Calon Anggota
DPD tingkat kab/kota dan
Panwaslu kecamatan, dan
Akademisi
Minggu keempat Melaksanakan pelatihan Saksi • Pelatihan saksi peserta pemilu
Januari dan Peserta Pemilu dilakukan dengan metode Daring,
Pertama Februari Luring, atau hybrid dengan
mempertimbangkan anggaran
yang tersedia;
• Pelatihan dengan metode Daring
memperhatikan wilayah dengan
jaringan internet yang baik
dengan menggunakan media
zoom;
• Pelaksanaan pelatihan Daring
bila dilakukan dalam satu hari
dengan memperhatikan kapasitas
peserta dan waktu pelaksanaan
pelatihan;
• Peserta dalam pelatihan metode
Daring adalah perwakilan saksi
peserta pemilu tingkat
kecamatan;
• Pelatihan dengan metode Luring
memperhatikan wilayah dengan
jaringan internet yang tidak
memadai.
• Pelatihan dengan metode Hybrid
10
memperhatikan efektifitas
pelaksanaan pelatihan.
G. Pembiayaan
Seluruh pembiayaan Penguatan Saksi Peserta Pemilu ini didanai oleh DIPA Bawaslu,
Bawaslu provinsi, dan Bawaslu kabupaten dan kota.
H. Penutup
Demikian skema ini disusun sebagai panduan penyelenggaraan pelatihan saksi peserta
pemilu 2024.
11