Anda di halaman 1dari 16

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HUKUM PADA

PENYUSUNAN DPTB (DAFTAR PEMILIH


TAMBAHAN) DAN DPK (DAFTAR PEMILIH
KHUSUS) PEMILU 2024

Oleh:
Ummul Mu’minat
Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian
Sengketa Bawaslu Kabupaten Jember
DASAR HUKUM
 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan  Peraturan Bawaslu Nomor 7 Tahun 2022 tentang
Umum sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Penanganan Temuan dan Lap oran Dugaan Pelanggaran
Nomor 7 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pemilihan Umum.
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang  Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penyusunan
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Daftar Pemilih dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum
Pemilihan Umum Menjadi Undang-Undang; dan Sistem Informasi Data Pemilih.
 Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 20/PUU-XVII/2019  Peraturan Bawaslu Nomor 8 Tahun 2022 tentang
tanggal 28 Maret Tahun 2019;
Penyelesaian Pelanggaran Administratif Pemilihan Umum;
 Peraturan Bawaslu Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pencegahan
 Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2022 tentang Pembentukan
Pelanggaran dan Sengketa Proses Pemilihan Umum.
dan Tata Kerja Bada n Adhoc Penyelenggara Pemilihan
 Peraturan Bawaslu Nomor 4 Tahun 2023 Tentang Pengawasan
Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gu bernur,
Pemutakhiran Data dan Penyusunan Daftar Pemilih dalam
Pemilihan Umum.
Bupati dan Wakil Bupati, dan Walikota dan Wakil Walikota;
 Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan dan
Jadwal Penyelengga raan Pemilihan Umum.  Surat Edaran Nomor 41 Tahun 2023 Tentang Persiapan
 Peraturan Bawaslu Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pengawasan Pengawasan Tahapan Penyusunan DPTB/DPTBLN Dan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum. DPK/ DPKLN Dalam Negeri Dan Luar Negeri.
Pengertian DPTb Pengertian DPK

• Daftar Pemilih yang telah terdaftar dalam DPT di • Daftar Pemilih Khusus yang selanjutnya
suatu TPS yang karena keadaan tertentu Pemilih disingkat DPK adalah daftar Pemilih yang
tidak dapat menggunakan haknya untuk memilih memiliki identitas Potensi Kerawanan
di TPS tempat yang bersangkutan terdaftar dan kependudukan tetapi belum terdaftar dalam DPT
memberikan suara di TPS lain. dan DPTb.

• Hal ini berlaku juga untuk Warga Negara


Indonesia (WNI) di luar negeri yang terdaftar
dalam DPTLN di suatu TPSLN/KSK/Pos.

• Dokumen ini telah ditandatangani secara


elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE), BSSN
Penyusunan TPS Lokasi Khusus
Hasil Koordinasi yang dilakukan KPU Pasal 179 dan 180 PKPU 7 tahun 2022 Hasil Pengajuan Permohoan KPT 027 tahun 2023
sebagaiamana diubah PKPU 7 tahun 2023 :
Kewenangan KPU melalui KPU Kab/Kota Pejabat Berwenang pada Lokasi Khusus

Syarat TPS Daftar Pemilih yang tidak dapat menggunakan : Daftar Potensial Pemilih di Lokasi Khusus dari
Lokasi Khusus a. hak pilihnya di TPS asal pada hari pemungutan suara, dan Pejabat berwenang dalam bentuk Salinan digital sesuai
b. akan menggunakan haknya di lokasi khusus dengan formular model A daftar pemilih Lokasi
Khusus.
PENETAPAN BERITA ACARA SERAH TERIMA
DATA
Lokasi Khusus a) rumah tahanan atau lembaga pemasyarakatan;
b) panti sosial atau panti rehabilitasi;
c) relokasi bencana;
d) daerah konflik;
e) pertambangan dan/atau perkebunan;

Lokasi Lain 1) terdapat Pemilih yang pada hari pemungutan suara tidak dapat menggunakan hak pilihnya sesuai dengan domisili di KTP-el;
2) Pemilih tersebut terkonsentrasi di suatu tempat; dan
3) Jumlah Pemilih dapat dibentuk paling sedikit 1 (satu) TPS.
Penetapan 1. Dalam menyusun Daftar Pemilih di lokasi khusus, KPU melalui KPU 1. Surat Pernyataan dari pejabat yang berwenang,
Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan pejabat yang berwenang di lokasi yang ditindaklanjuti oleh KPU dengan Berita
khusus Acara Rapat Koordinasi
2. Koordinasi KPU Kabupaten/Kota dengan pejabat yang berwenang di lokasi 2. KPU Kabupaten/Kota meminta izin untuk
khusus dituangkan dalam BERITA ACARA RAPAT KOORDINASI. melakukan koordinasi selanjutnya dalam
langkah Pemutakhiran Data Pemilih TPS
Lokasi Khusus sampai dengan DPT ditetapkan
LOKASI KHUSUS
JAWA TIMUR
Pesantren 61

Rutan/Lapas 38

Asrama 4

Panti Sosial 4

Lokasi Lainnya 1

Relokasi Bencana/Konflik 1

Perusahaan Tambang 0

0 10 20 30 40 50 60 70
PETA PERSEBARAN LOKASI KHUSUS
JOMBANG 9
PONOROGO 7
PROBOLINGGO 6
PAMEKASAN 6
KOTA KEDIRI 6
KEDIRI 6
SITUBONDO 5
KOTA SURABAYA 5
SUMENEP 4
SIDOARJO 4
MOJOKERTO 4
LAMONGAN 4
BANGKALAN 4
NGAWI 3
MALANG 3
KOTA PASURUAN 3
BANYUWANGI 3
SAMPANG 2
PASURUAN 2
PACITAN 2
MAGETAN 2
LUMAJANG 2
KOTA PROBOLINGGO 2
KOTA MALANG 2
KOTA MADIUN 2
BOJONEGORO 2
TULUNGAGUNG 1
TUBAN 1
TRENGGALEK 1
NGANJUK 1
KOTA MOJOKERTO 1
KOTA BLITAR 1
JEMBER 1
GRESIK 1
BONDOWOSO 1
MADIUN 0
KOTA BATU 0
BLITAR 0
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HUKUM
1.Pelanggaran Adminitrasi
2.Pelanggaran Pidana
3.Sengketa Pemilu
4.Pelanggaran kode etik
5.PHPU
Penanganan Pelanggaran
1. Adm Adm TSM 2. Pidana
Definisi Perbuatan atau tindakan Perbuatan atau tindakan yang melanggar tata cara, tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan
yang melanggar tata cara, prosedur atau mekanisme yang berkaitan dengan terhadap ketentuan tindak pidana Pemilu
prosedur atau mekanisme administrasi pelaksanaan pemilu dalam setiap tahapan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang yang
yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu yang terjadi secara mengatur mengenai Pemilu.
administrasi pelaksanaan Terstruktur, Sistematis dan Masif (463)
pemilu dalam setiap
tahapan penyelenggaraan
pemilu (460)

Hukum Buku Ketiga Undang – Buku Ketiga Undang – undang Pemilu, khususnya Bab II Buku Kelima Undang – undang Pemilu
Materiil undang Pemilu Perbuatan atau Tindakan menjanjikan dan/atau
PKPU memberikan uang atau materi lainnya untuk
mempengaruhi penyelenggara pemilu dan/atau
pemilih yang terjadi secara TSM (286) PKPU

Hukum Ps 461 dan Ps 462 Buku Ps 463 dan Ps 464Buku Keempat Undang – undang Bab I Buku Kelima Undang – undang Pemilu
Acara Keempat Undang – Pemilu
Perbawaslu 03/23
undang Pemilu Perbawaslu 08/22
Perbawaslu 08/22
3. Sengketa Proses 4. Etika 5. PHPU Hukum Lainnya
Definisi Sengketa proses Pemilu meliputi pelanggaran terhadap etika PHPU adalah perselisihan antara peserta Pemilu dan Pelanggaran terhadap
sengketa yang terjadi antar-Peserta Penyelenggara Pemilu yang KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota sebagai ketentuan peraturan
Pemilu dan sengketa Peserta Pemilu berdasarkan sumpah dan/atau janji penyelenggara Pemilu mengenai penetapan perolehan perundang – undangan
dengan Penyelenggara Pemilu sebelum menjalankan tugas sebagai suara hasil Pemilu oleh KPU, KPU Provinsi atau KPU selain Undang –
sebagai akibat dikeluarkannya Penyelenggara Pemilu. (456) Kabupaten/Kota. undang Pemiluyang
keputusan KPU, keputusan KPU
Pasal 1 angka 14 Perbawaslu 22 tahun 2018 terjadi saat
Provinsi, dan keputusan KPU
penyelenggaraan
Kabupaten/Kota.” PHP adalah perselisihan antara peserta Pemilihan dan
KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sebagai pemilu
penyelenggara Pemilu mengenai penetapan perolehan
suara hasil Pemilihan oleh KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota.
Pasal 1 angka 15 Perbawaslu 22 tahun 2018

Hukum Pasal 466 UU Pemilu Peraturan DKPP nomor 2 Tahun 2017 Bab III Perselisihan Hasil Pemilihan Umum
Materiil
Ps 473 s.d Ps 475
Perbawaslu 9/2022 MK berwenang mengadili pada tingkat perrtama dan
terakhir yang putusannya bersifat final untuk memutus
Perselisihan tentang Hasil Pemilihan Umum
Pasal 10 Ayat (1) huruf d UU 24 tahun 2003

Hukum Perbawaslu 9/2022 Peraturan DKPP 03/17, sebagaimana Perbawaslu 22 tahun 2018
Acara diubah terakhir melalui Peraturan
DKPP 01/21
Perbawaslu 04/19
SK KPU 337/2020
1. PELANGGARAN ADMINISTRASI

Penyusunan DPTb, dan DPK merupakan salah satu tahapan Dalam Potensi Pelanggaran Administratif diatas maka terdapat
dilaksanakannya Pemilihan Umum Tahun 2024, dalam tahapan beberapa sanksi yang bisa dijatuhi Bawaslu Ke KPU diantaranya
penyusunan DPTb, dan DPK terdapat beberapa potensi Pelanggaran adalah : (Pasal 461 ayat 6)
administratif yang dilakukan oleh KPU diantaranya adalah:
1. perbaikan administrasi terhadap tata cara, prosedur,
• Tidak Mengumumkan Dan/Atau Memperbaiki Daftar atau mekanisme sesuai dengan ketentuan peraturan
Pemilih Sementara DPT, DPTb dan DPK perundang-undangan;
• Tidak Menindaklanjuti Temuan Bawaslu, Bawaslu 2. teguran tertulis;
Provinsi, Bawaslu Kabupaten / Kota, Panwaslu 3. tidak diikutkan pada tahapan tertentu dalam
Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Dan/Atau Penyelenggaraan Pemilu; dan
Panwaslu LN
4. sanksi administratif lainnya sesuai dengan ketentuan
• Tidak Memberikan Salinan Daftar Pemilih Tetap, DPTb
dan DPK Kepada Partai Politik Peserta Pemilu
dalam Undang-Undang ini.
• Menggunakan hak pilihnya di lembaga pendidikan yaitu
SMA atau sederajat, Perguruan Tinggi dan Pondok
pesantren, rumah sakit serta Lembaga
Pemasyarakatan/Rumah Tahanan yang terdapat pemilih
yang terkonsetrasi di tempat tersebut sehingga
membutuhkan formulir pindah memilih (A5).
2. PELANGGARAN PIDANA PEMILU, Penyunan DPTb dan DPK juga memiliki potensi pelanggaran Pidana Pemilu di
antaranya adalah :

1 Memberikan Keterangan Yang Tidak Benar pada Pemutakhiran 5 Tidak Menindaklanjuti Temuan Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
Data dan Daftar Pemilih Bawaslu Kabupaten / Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu
a. Umum Pasal 488 UU Pemilu Kelurahan/Desa, Dan/Atau Panwaslu LN
b. Penyelenggara Pasal 554 UU Pemilu Pasal 513 UU Pemilu
“Setiap orang dilarang memberikan keterangan yang tidak benar
mengenai diri sendiri atau diri orang lain tentang suatu hal yang
diperlukan untuk pengisian daftar Pemilih.” Pasal 203 UU Pemilu

2 Tidak Mengumumkan Dan/Atau Memperbaiki Daftar Pemilih 6 Memalsukan Data dan Daftar Pemilih Pasal 544 UU Pemilu
Sementara DPT, DPTb dan DPK Pasal 489 UU Pemilu

3 Menghalangi Seseorang Untuk Terdaftar Sebagai Pemilih 7 Menambah Atau Mengurangi Daftar Pemilih Dalam Pemilu Setelah
a. Umum Pasal 511 UU Pemilu Ditetapkannya Daftar Pemilih Tetap Pasal 545 UU Pemilu
b. Penyelenggara Pasal 554 UU Pemilu

4 Tidak Menindaklanjuti Temuan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, 8 Memberikan suaranya lebih dari satu kali di satu TPS/TPSLN atau
Bawaslu Kabupaten / Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu lebih Pasal 516
Kelurahan/Desa, Dan/Atau Panwaslu LN Pasal 512 UU Pemilu
Pertama dia menggunakan hak pilihnya di TPS dimana dia
terdaftar. Kedua dia memilih menggunakan KTP (DPK) di TPS yg
masih dlm lingkungan alamatnya sesuai KTP. Potensi pidana untuk
pemilih tsb dan PSU di TPS dimana dia memilih menggunakan
KTP.
3. SENGKETA PROSES
Pengertian Objek Subjek Potensi Sengketa
“Sengketa proses Pemilu Berita Acara, dan Surat Penyelenggara dan Peserta Potensi Sengketa proses pada
meliputi sengketa yang terjadi Keputusan yang dikeluarkan Pemilu, Penyelenggara di sini tahapan Penyusunan DPtB dan
antar-Peserta Pemilu dan yang dimaksud adalah KPU, DPK adalah selama terdapat
sengketa Peserta Pemilu KPU Provinsi, KPU Surat Keputusan, dan Berita
dengan Penyelenggara Pemilu Kabupaten/Kota dan Acara yang dikeluarkan oleh
sebagai akibat dikeluarkannya jajarannya. KPU maka dapat menjadi
keputusan KPU, keputusan potensi Sengketa Proses.
KPU Provinsi, dan keputusan
KPU Kabupaten/Kota.” Pasal
466 UU Pemilu
4. PELANGGARAN KODE ETIK
Pengertian Pada tahapan Penyusunan Jika penyelenggara Kode etik sendiri harus
DPtB dan DPK terdapat melanggar kode etik tersebut menerapkan beberapa
beberapa potensi yang bisa maka ada beberapa sanksi prinsip sesuai dalam
dilakukan oleh yang bisa diberikan DKPP peraturan DKPP tentang
penyelenggara dalam hal ini pada KPU diantaranya Kode etik. Prinsip tersebut
KPU dalam pelaksanaan adalah : diantaranya:
tugas dan fungsinya. Potensi
tersebut diantaranya:
“Kode Etik Penyelenggara Tidak terbukanya dalam 1. teguran tertulis 1. Prinsip Mandiri
Pemilu adalah suatu kesatuan penyusunan DPTB, dan DPK 2. pemberhentian sementara 2. Prinsip Kejujuran
asas moral, etika, dan filosofi Dalam Penyusunan DPTB, dan 3. pemberhentian tetap. 3. Prinsip Proporsional
yang menjadi pedoman DPK tidak memperhatikan 4. Prinsip Terbuka
perilaku bagi Penyelenggara kepentingan umum 5. Prinsip Profesional
Pemilu berupa kewajiban atau Dalam penyusunan DPTB, dan 6. Prinsip Adil
larangan, tindakan dan/atau DPK berpihak pada salah satu 7. Prinsip Berkepastian
ucapan yang patut atau tidak partai politik, atau lalai Hukum
patut dilakukan oleh sehingga menyebabkan 8. Prinsip Tertib
Penyelenggara Pemilu.” Pasal hilangnya hak konstitusional 9. Pinsip Akuntabel
1 Angka 4 Peraturan DKPP warga Negara. 10. Prinsip Efektif
Nomor 2 Tahun 2017 Tentang 11. Prinsip Efisien
Kode Etik Dan Pedoman 12. Prinsip Kepentingan
Perilaku Penyelenggara Umum
Pemilihan Umum 13. Prinsip Aksesibilitas
5. PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM (PHPU)

Pengertian Kedudukan dan Wewenang Pada Perselisihan Hasil Potensi Permasalahan PHPU
Bawaslu Pemilihan Umum Pengawas dan PHP
Pemilu dilarang :
PHPU adalah perselisihan antara Pengawas Pemilu 1. menerima uang dan/atau materi 1. Pendaftaran dan Penetapan
peserta Pemilu dan KPU, KPU lainnya dari Pihak Pemohon, Caleg/Paslon : persyaratan dan
Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota
berkedudukan sebagai
Termohon, dan/atau Pihak dukungan calon bermasalah
sebagai penyelenggara Pemilu pemberi keterangan dalam Terkait dalam rangka pemberian 2. Penyusunan, penetapan dan
mengenai penetapan perolehan suara Permohonan yang sedang keterangan; perbaikan DPT : DPT ganda
hasil Pemilu oleh KPU, KPU Provinsi diperiksa. Pasal 2 Perbawaslu 2. memberikan janji yang dapat dan DPT Fiktif
atau KPU Kabupaten/Kota. Pasal 1
22 tahun 2018 menguntungkan dan/atau 3. Sosialisasi dan Kampanye:
angka 14 Perbawaslu 22 tahun 2018
merugikan salah satu pihak; politik uang, netralitas ASN, dan
PHP adalah perselisihan antara 3. menyampaikan keterangan lisan kampanye di tempat yang
peserta Pemilihan dan KPU Provinsi yang mengakibatkan terjadinya dilarang
atau KPU Kabupaten/Kota sebagai konflik kepentingan dengan 4. Distribusi logistic : surat suara
penyelenggara Pemilu mengenai Pemohon, Termohon, dan/atau dan logistik kurang atau tidak
penetapan perolehan suara hasil Pihak Terkait; sampai tepat waktu
Pemilihan oleh KPU Provinsi atau 4. memberikan keterangan dalam 5. Pemungutan suara : pemilih
KPU Kabupaten/Kota. Pasal 1 angka persidangan tanpa surat tugas mencoblos lebih dari sekali dan
15 Perbawaslu 22 tahun 2018 yang ditandatangani oleh Ketua pemilih tidak memenuhi syarat
Bawaslu; dan 6. Penghitungan dan rekap :
5. menjadi saksi bagi pihak perubahan hasil dan
Pemohon, Termohon, dan/atau penggantian dokumen hasil
Pihak Terkait. suara
LANJUTAN PENJELASAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM (PHPU)

Belajar dari PHP 2018,


#PESAN
Permasalahan yang Muncul
Berikut beberapa permasalahan yang “Penyusunan keterangan Pengawas Pemilu memastikan
muncul pada PHP 2018 yang
menyebabkan terjadinya Penghitungan tertulis harus komprehensif, Panwaslu Kecamatan,
Suara Ulang dan Pemungutan Suara memaparkan kondisi Panwaslu Kelurahan/Desa,
Ulang sebenarnya secara lengkap dari Panwaslu LN, dan/atau
1. Jumlah DPT yang tidak sesuai dengan beberapa aspek, baik aspek Pengawas TPS:
data Kemendagri dan tidak logis pencegahan, aspek pengawasan • Tidak memberikan
(Kab. Sampang)
2. Pembukaan kotak suara tidak sesuai dan aspek tindaklanjutnya, keterangan; &
dengan prosedur (Kota Cirebon) disertai dengan bukti- • Tidak hadir di dalam
3. Pengisian daftar hadir yang buktinya.” persidangan
bermasalah (Kab. Kepulauan Sula dan
Kab. Pulau Taliabu)
4. C1-KWK dan/atau C1-Plano tidak
berhologram (Kab. Timor Tengah
Selatan)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai