PEMBINAAN
PANWASLU MANDAT
DAN
KECAMATAN YURIDIS
SUPERVISI
MEMILIKI
PERFORMANCE
- CAPACITY
- CREDIBILITY
- INTEGRITY
MASALAH KUNCI PANWAS PEMILIHAN
DALAM
MENJALANKAN
CAPACITY
TUGAS DAN
KEWAJIBAN PELAKSANAAN
FUNGSI
CAPACITY BIMBINGAN
DEVELOPMENT DAN
PERFORMANCE (TRAINING DAN PEMBINAAN
BIMTEK) BAWASLU
KEPADA
DALAM PANWASLU
CREDIBILITY &
MENEGAKKAN
INTEGRITY
KODE ETIK
MENGAPA DALAM PENYELENGGARAAN
PEMILU PERLU PENGAWAS
1. KEBUTUHAN OBYEKTIF:
• KPU
• Peserta Pemilu
• Masyarakat “a fair competition need a fair rule and
enforcement”.
2. PERAN STRATEGIS LEMBAGA PENGAWAS:
• Pengawal demokrasi (memberikan implikasi terhadap
behavior kelembagaan)
• Memastikan pemilu on the right track dan sumber
daya (resources) yang digunakan tidak sia-sia.
IMPLIKASI JIKA PANWASLU TIDAK BEKERJA DENGAN BAIK
1. Terhadap Pemilu:
• Menghasilkan konflik kekerasan (from election to
violance)
• Hilangnya kepercayaan rakyat
2. Terhadap Demokrasi:
• Terjadi arus balik : dari demokrasi menuju tirani baru
• Apatisme terhadap demokrasi (ada kecenderungan
melihat masa lalu, meskipun otoritaian, namun lebih
baik)
3. Terhadap masa depan bangsa (karena hasil yang tidak
maksimal dari pemilu):
• Lemahnya kapasitas kepemimpinan yang dihasilkan.
• Legitimasi politiknya akan dipertanyakan.
• Melemahnya orientasi pemimpin pada pembangunan
negara hukum yang demokratis.
ARTI PENTING PENGAWAS PEMILU DALAM
PENEGAKAN HUKUM PEMILU
1. Wadah partisipatif masyarakat
2. Alat negara dalam melakukan kajian terhadap
adanya suatu dugaan pelanggaran
3. Quasi Judicial (Peradilan Semu) dalam
penanganan sengketa proses penyelenggaraan
Pemilu
4. Pemberi keterangan pada sengketa hasil
pemilu (PHPU) di Mahkamah Konstitusi
SISTEM PEMILU
CATATAN:
1. Terkait dengan jadwal, tahapan dan program di atas sifatnya masih
umum.
2. Jadwal, tahapan dan program yang secara detail disesuaikan
dengan penyelenggaraan tahapan yang diatur dalam PKPU.
3. Jadwal, tahapan dan program di atas tidak mengatur jadwal
terkait dengan sengketa proses.
PERBAWASLU NOMOR 5 TAHUN 2022 MENGATUR:
• PELAKSANA DAN RUANG LINGKUP PENGAWASAN
• TATA CARA PENGAWASAN
• PEMBINAAN PENGAWASAN
• LAPORAN HASIL PENGAWASAN
• KERJASAMA PENGAWASAN
PENGAWASAN TAHAPAN PEMILU
KAPAN MENGAWASI
Pengawasan Aktif:
“pengawasan yang dilakukan di tempat kegiatan yang
bersangkutan”
Pengawasan Pasif:
“pengawasan secara tidak langsung, misalnya pengawasan
dengan uji petik atau sampling untuk memastikan hasil
aktualnya sesuai dengan fakta dan regulasi”
Dalam Pengawasan penyelenggaraan Pemilu, Pengawas
Pemilu melakukan kegiatan:
a. Pelaksanaan Pengawasan
b. Evaluasi dan laporan
2. PENINDAKAN:
Semua bentuk penanganan pelanggaran yang telah
memenuhi unsur pelanggaran, baik administrasi dan
pidana, serta sengketa, maka harus diproses sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
VERFAK DUKUNGAN CALON DPD DILAKUKAN DENGAN
CARA:
- menemui pendukung di tempat tinggalnya atau
tempat lain.
- jika tidak dapat ditemui, maka meminta bakal calon
anggota DPD dan/atau Petugas Penghubung untuk
mengumpulkan pendukung di Kantor PPS atau tempat
lain yang disepakati.
- untuk mencocokan nama dan alamat pendukung
dengan KTP-el atau KK milik pendukung dan kebenaran
dukungan yang diberikan.
• Dalam hal pendukung tidak dapat ditemui di tempat
tinggalnya atau tempat lain atau tidak dapat dikumpulkan,
KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS melakukan verfak
kesatu dengan menggunakan sarana teknologi informasi,
yang dilakukan dengan panggilan video atau melalui
konferensi video dalam waktu seketika yang
memungkinkan KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS untuk
saling bertatap muka, melihat, dan berbicara secara
langsung dengan pendukung.
• Jika panggilan video atau melalui konferensi video tidak
dapat dilakukan, KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS
meminta bakal calon anggota DPD dan/atau Petugas
Penghubung untuk menyerahkan rekaman video
pendukung yang memuat informasi identitas pendukung
dan kebenaran dukungan pendukung.
• KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS melakukan Verfak
dengan memeriksa rekaman video pendukung yang
memungkinkan KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS
membuktikan kebenaran identitas pendukung dan
kebenaran dukungan pendukung.
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
x² = nilai chi kuadrat (3,841)
d = galat pendugaan (5% = 0,05)
P = proporsi populasi
CONTOH
N
k=
n
k = interval
N = populasi
n = ukuran sampel
PENENTUAN INTERVAL SAMPEL:
352
k= = 1,91304 = 2
184
2 (2 + 1,91) = 3,91 (3,91 + 1,91) = 5,82 (5,82 + 1,91) = 7,73 (7,73+1,91) = 9,64
2 4 6 8 10
PROYEKSI PERHITUNGANNYA:
1.352
x (299 – 51) = 4,52 X 248 = 1.120,96 = 1.121
299
PERTANYAANNYA, TENTUKAN:
a. Berapa jumlah sampel.
b. Berapa interval sampel.
c. Pengurutan dukungan yang akan dicuplik sampel.
d. Berapa nomor awal sampel untuk pencuplikan sampel.
e. Bagaimana hasil verfaknya, jika yang TMS sejumlah 32
dukungan.
TERIMA KASIH
PENENTUAN JUMLAH SAMPELNYA:
N
k=
n
k = interval
N = populasi
n = ukuran sampel
PENENTUAN INTERVAL SAMPEL:
873
k= = 3,2696629213 (3,270)
267
PROYEKSI PERHITUNGANNYA:
873
x (267 – 32) = 3,270 X 235 = 768,45 = 768
267