Anda di halaman 1dari 50

SOSIALISASI DAN IMPLEMENTASI

PERBAWASLU 5 TAHUN 2022 PADA


PENGAWASAN CALON DPD
DI KABUPATEN NGAWI

SRI SUGENG PUJIATMIKO


HP : 081 230 209 629
KATA KUNCI
“untuk menguji karakter “asli” seseorang, berilah
dia kewenangan, maka dunia akan melihat siapa
dia sebenarnya”

“seorang pemimpin akan terlihat derajat


kepemimpinannya ketika ia mengambil keputusan”

“manusia memiliki martabat apabila dia mampu


bersungguh-sungguh/bekerja keras”
PENGUATAN KELEMBAGAAN
THE GUARDIAN
OF ELECTION AND
DEMOCRACY

PEMBINAAN
PANWASLU MANDAT
DAN
KECAMATAN YURIDIS
SUPERVISI

MEMILIKI
PERFORMANCE
- CAPACITY
- CREDIBILITY
- INTEGRITY
MASALAH KUNCI PANWAS PEMILIHAN

DALAM
MENJALANKAN
CAPACITY
TUGAS DAN
KEWAJIBAN PELAKSANAAN
FUNGSI
CAPACITY BIMBINGAN
DEVELOPMENT DAN
PERFORMANCE (TRAINING DAN PEMBINAAN
BIMTEK) BAWASLU
KEPADA
DALAM PANWASLU
CREDIBILITY &
MENEGAKKAN
INTEGRITY
KODE ETIK
MENGAPA DALAM PENYELENGGARAAN
PEMILU PERLU PENGAWAS

1. KEBUTUHAN OBYEKTIF:
• KPU
• Peserta Pemilu
• Masyarakat “a fair competition need a fair rule and
enforcement”.
2. PERAN STRATEGIS LEMBAGA PENGAWAS:
• Pengawal demokrasi (memberikan implikasi terhadap
behavior kelembagaan)
• Memastikan pemilu on the right track dan sumber
daya (resources) yang digunakan tidak sia-sia.
IMPLIKASI JIKA PANWASLU TIDAK BEKERJA DENGAN BAIK
1. Terhadap Pemilu:
• Menghasilkan konflik kekerasan (from election to
violance)
• Hilangnya kepercayaan rakyat
2. Terhadap Demokrasi:
• Terjadi arus balik : dari demokrasi menuju tirani baru
• Apatisme terhadap demokrasi (ada kecenderungan
melihat masa lalu, meskipun otoritaian, namun lebih
baik)
3. Terhadap masa depan bangsa (karena hasil yang tidak
maksimal dari pemilu):
• Lemahnya kapasitas kepemimpinan yang dihasilkan.
• Legitimasi politiknya akan dipertanyakan.
• Melemahnya orientasi pemimpin pada pembangunan
negara hukum yang demokratis.
ARTI PENTING PENGAWAS PEMILU DALAM
PENEGAKAN HUKUM PEMILU
 
1. Wadah partisipatif masyarakat
2. Alat negara dalam melakukan kajian terhadap
adanya suatu dugaan pelanggaran
3. Quasi Judicial (Peradilan Semu) dalam
penanganan sengketa proses penyelenggaraan
Pemilu
4. Pemberi keterangan pada sengketa hasil
pemilu (PHPU) di Mahkamah Konstitusi
SISTEM PEMILU

SISTEM PEMILU DPR DAN DPRD PROPORSIONAL TERBUKA

SISTEM PEMILU DPD DISTRIK BERWAKIL BANYAK

KONVERSI SUARA SAINT LAGUE

JUMLAH KURSI DPD DI SETIAP PROVINSI 4 KURSI


PESERTA PEMILU
PEMILU ANGGOTA DPR, DPRD PARTAI POLITIK
PROVINSI, DPRD KAB/KOTA
PEMILU DPD PERSEORANGAN
PEMILU PRESIDEN – WAKIL PASANGAN CALON YANG
PRESIDEN DIUSULKAN OLEH PARPOL ATAU
GABUNGAN PARPOL

PENCALONAN ANGGOTA DPR, DPRD PROVINSI DAN DPRD


KAB/KOTA :
- MENJADI ANGGOTA PARPOL PESERTA PEMILU.
- DICALONKAN HANYA DI 1 (SATU) LEMBAGA PERWAKILAN.
- DICALONKAN HANYA DI 1 (SATU) DAERAH PEMILIHAN.

DAFTAR BAKAL CALON MEMUAT PALING BANYAK 100 % DARI


JUMLAH KURSI DI SETIAP DAPIL.
TAHAPAN VERIFIKASI CALON DPD
1. Verifikasi faktual kesatu 6 Pebruari 2023 26 Pebruari 2023

2. Perbaikan dan Penyerahan 2 Maret 2023 11 Maret 2023


dukungan minimal pemilih
perbaikan kedua
3. Verifikasi Administrasi 12 Maret 2023 21 Maret 2023
perbaikan kedua
4. Verifikasi faktual kedua 26 Maret 2023 8 April 2023

5. Penetapan pemenuhan 13 April 2023 17 April 2023


syarat dukungan minimal
pemilih dan sebaran
TAHAPAN (LANJUTAN)
1. Pencalonan DPD 9 Desember 2022 25 Nopember 2023

2. Pencalonan DPR, DPRD 24 April 2023 25 Nopember 2023

3. Pencalonan Presiden dan Wakil 19 Oktober 2023 25 Nopember 2023


Presiden
4. Masa kampanye 28 Nopember 2023 10 Pebruari 2024

5. Masa Tenang 11 Pebruari 2024 13 Pebruari 2024

6. PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN 14 Pebruari 2024 14 Pebruari 2024


SUARA

7. Penghitungan Suara 14 Pebruari 2024 15 Pebruari 2024

8. Rekapitulasi hasil penghitungan 15 Pebruari 2024 20 Maret 2024


suara
TAHAPAN (LANJUTAN)
1. Pemutahiran data pemilih dan 14 Oktober 2022 23 Juni 2023
penyusunan daftar pemilih
2. Penetapan jumlah kursi dan 14 Oktober 2022 9 Pebruari 2023
penetapan dapil

CATATAN:
1. Terkait dengan jadwal, tahapan dan program di atas sifatnya masih
umum.
2. Jadwal, tahapan dan program yang secara detail disesuaikan
dengan penyelenggaraan tahapan yang diatur dalam PKPU.
3. Jadwal, tahapan dan program di atas tidak mengatur jadwal
terkait dengan sengketa proses.
PERBAWASLU NOMOR 5 TAHUN 2022 MENGATUR:
• PELAKSANA DAN RUANG LINGKUP PENGAWASAN
• TATA CARA PENGAWASAN
• PEMBINAAN PENGAWASAN
• LAPORAN HASIL PENGAWASAN
• KERJASAMA PENGAWASAN
PENGAWASAN TAHAPAN PEMILU

APA YANG DIAWASI

KAPAN MENGAWASI

BAGAIMANA CARA MENGAWASI

APA HASIL PENGAWASANNYA


PENGAWASAN:
“semua aktifitas yang dilaksanakan dalam upaya
memastikan bahwa hasil aktual sesuai yang direncanakan
atau sesuai dengan regulasi”

Pengawasan Aktif:
“pengawasan yang dilakukan di tempat kegiatan yang
bersangkutan”

Pengawasan Pasif:
“pengawasan secara tidak langsung, misalnya pengawasan
dengan uji petik atau sampling untuk memastikan hasil
aktualnya sesuai dengan fakta dan regulasi”
Dalam Pengawasan penyelenggaraan Pemilu, Pengawas
Pemilu melakukan kegiatan:
a. Pelaksanaan Pengawasan
b. Evaluasi dan laporan

PELAKSANAAN PENGAWASAN MELIPUTI:


1. Pengawasan secara langsung:
- Memastikan seluruh tahapan Pemilu dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
- Memastikan kelengkapan, kebenaran, keakuratan
serta keabsahan dokumen yang menjadi obyek
Pengawasan pada masing-masing tahapan
penyelenggaraan Pemilu, dan
- Melakukan penelusuran informasi awal dugaan
pelanggaran
2. Melakukan pencegahan pelanggaran Pemilu dan
pencegahan sengketa proses Pemilu
3. Membuat analisis hasil pengawasan
4. Menentukan ada tidaknya unsur dan jenis
pelanggaran
5. Melakukan penindakan pelanggaran Pemilu.
6. Melakukan penyelesaian sengketa proses
Pemilu.
Pengawas Pemilu dalam melakukan Pengawasan
dilengkapi dengan surat tugas, tanda pengenal, dan alat
perlengkapan pengawasan.

Alat perlengkapan pengawasan paling sedikit berupa:


- Panduan Pengawasan
- Alat kerja
- Alat dokumentasi

Dalam melakukan Pengawasan setiap tahapan Pemilu,


Pengawas Pemilu wajib menuangkan setiap kegiatan
pengawasan dalam Formulir Model A.
DALAM PENGAWASAN ADA 4 ASPEK PENTING:
- MENGAMATI:
“seluruh penyelenggaraan pemilu, baik penyelenggara,
peserta pemilu maupun pihak lain: pemerintah, media
massa dan masyarakat”
- MEMERIKSA:
“kegiatan melihat dan mencermati bukti-bukti awal yang
didapat terkait dugaan pelanggaran yang terjadi sebagai
pendukung prose pengkajian”
- MENGKAJI:
“menganalisa kejadian-kejadian tertentu yang patut diduga
merupakan pelanggaran”
- MENILAI:
“kegiatan untuk menyimpulkan hasil kegiatan pengawasan”
STRATEGI PENGAWASAN:
1. PENCEGAHAN
- Setiap daerah memiliki karakteristik yang
berbeda dalam mempengaruhi varian pola
dan kecenderungan pelanggaran, baik modus
maupun jenis pelanggarannya.
- Menemu-kenali potensi pelanggaran melalui 2
aspek: pola dan trend pelanggaran yang
terjadi di pemilu/pilkada sebelumnya, dan
aktor pelaku.
PROSES PENCEGAHAN DAPAT DILAKUKAN:
- Mengidentifikasi dan memetakan potensi kerawanan.
- Mengkoordinasi, Mensupervisi, Membimbing,
Memantau dan Mengevaluasi.
- Berkoordinasi dengan Instansi Pemerintah, Lembaga,
Ormas, ORNOP, TOMAS, TOGA, Organisasi Profesi, dll
- Meningkatkan partisipasi masyarakat.

2. PENINDAKAN:
Semua bentuk penanganan pelanggaran yang telah
memenuhi unsur pelanggaran, baik administrasi dan
pidana, serta sengketa, maka harus diproses sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
VERFAK DUKUNGAN CALON DPD DILAKUKAN DENGAN
CARA:
- menemui pendukung di tempat tinggalnya atau
tempat lain.
- jika tidak dapat ditemui, maka meminta bakal calon
anggota DPD dan/atau Petugas Penghubung untuk
mengumpulkan pendukung di Kantor PPS atau tempat
lain yang disepakati.
- untuk mencocokan nama dan alamat pendukung
dengan KTP-el atau KK milik pendukung dan kebenaran
dukungan yang diberikan.
• Dalam hal pendukung tidak dapat ditemui di tempat
tinggalnya atau tempat lain atau tidak dapat dikumpulkan,
KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS melakukan verfak
kesatu dengan menggunakan sarana teknologi informasi,
yang dilakukan dengan panggilan video atau melalui
konferensi video dalam waktu seketika yang
memungkinkan KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS untuk
saling bertatap muka, melihat, dan berbicara secara
langsung dengan pendukung.
• Jika panggilan video atau melalui konferensi video tidak
dapat dilakukan, KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS
meminta bakal calon anggota DPD dan/atau Petugas
Penghubung untuk menyerahkan rekaman video
pendukung yang memuat informasi identitas pendukung
dan kebenaran dukungan pendukung.
• KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS melakukan Verfak
dengan memeriksa rekaman video pendukung yang
memungkinkan KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS
membuktikan kebenaran identitas pendukung dan
kebenaran dukungan pendukung.

• Dalam hal pendukung tidak dapat dilakukan Verifikasi


Faktual oleh KPU Kabupaten/Kota dan/atau PPS sampai
dengan berakhirnya tahapan Verifikasi Faktual kesatu,
dukungannya dinyatakan tidak memenuhi syarat.
• Jika pendukung menyatakan kebenaran dukungan
kepada bakal calon anggota DPD, dukungan
dinyatakan memenuhi syarat.
• Jika pendukung menyatakan tidak memberikan
dukungan kepada bakal calon anggota DPD,
dukungan dinyatakan tidak memenuhi syarat.
• Jika terdapat pendukung yang meninggal dunia
sejak penyerahan dukungan minimal Pemilih,
dukungannya dinyatakan tetap memenuhi syarat.
• Jika terdapat pendukung yang meninggal dunia
sebelum penyerahan dukungan minimal Pemilih,
dukungannya dinyatakan tidak memenuhi syarat.
KPU Kab/Kota dan/atau PPS meminta anggota
keluarga pendukung atau masyarakat setempat
untuk mengisi identitas dan menandatangani
formulir sebagai saksi, jika dalam verfak kesatu,
pendukung:
• Tidak memberikan dukungan.
• Telah meninggal dunia sejak atau sebelum
penyerahan dukungan.
• Tidak dapat ditemui.
KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi hasil
verfak kesatu dengan cara menjumlahkan status dukungan
yang dinyatakan memenuhi syarat dan
status dukungan yang dinyatakan tidak memenuhi syarat
dari setiap desa/kelurahan atau yang disebut dengan nama
lain dan kecamatan atau yang disebut dengan nama lain.

Pelaksanaan verfak kesatu berlaku secara mutatis mutandis


terhadap verfak kedua.
POTENSI KERAWANAN VERTUAL DUKUNGAN:
• Ketidaklengkapan, ketidakbenaran, dan ketidak-absahan data atau
dokumen pendukung.
• Ketertutupan KPU dalam penentuan sampling dukungan.
• Bawaslu tidak dapat mengakses data sampling dukungan.
• Kegandaan dukungan internal maupun eksternal.
• Dukungan yang tidak memenuhi syarat, misal: ASN. TNI/Polri, belum
berusia 17 tahun.
• Saat verfak tidak mau menunjukkan KTP asli, dengan alasan tidak
memberikan dukungan dan KTP merupakan data pribadi.
• Anggota keluarga atau masyarakat tidak mau mengisi formulir dan
menandatangani sebagai saksi bagi pendukung yang tidak
memberikan dukungan atau tidak dapat ditemui.
• Tidak ada kesesuaian foto di KTP di SIPOL dengan KTP aslinya.
• Warga masyarakat yang masuk sampling vertual, namun orangnya
sudah meninggal dunia sebelum penyerahan dukungan dan pindah
domisili.
• Keterlibatan ASN dalam mendapatkan dukungan kepada calon DPD.
PELAKSANAAN TAHAPAN VERTUAL:
1. Bisa ditemui
2. Tidak bisa ditemui
3. Jika tidak bisa ditemui, maka penghubung
mengumpulkan di Kantor PPS atau tempat lain
yang disepakati.
4. Jika semua pelaksanaan verfak di atas tidak dapat
dilakukan, maka dapat menggunakan tehnologi
informasi, antar lain: panggilan video atau
melalui konferensi video dan rekaman video.
MEKANISME PENGAWASAN:
1. Melakukan pengawasan secara melekat terhadap
pelaksanaan verfak dukungan.
2. Melakukan pengecekan ulang (uji petik) secara
acak terhadap dokumen verifikasi faktual
dukungan.
3. Melakukan pengecekan ulang (uji petik) secara
acak terhadap hasil verifikasi faktual dukungan.
4. Mengisi lembar kerja pengawasan.
TERIMA KASIH
PERSIAPAN VERFAK DUKUNGAN DPD
Penentuan sampel dilakukan untuk setiap wilayah
kabupaten/kota, yang dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:
a.penentuan jumlah sampel.
b.penentuan interval sampel.
c.pengurutan dukungan yang akan dicuplik sampel.
d.penentuan nomor awal sampel.
e.pencuplikan sampel.

Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan tabel atau


rumus krejcie dan morgan.
RUMUS DALAM PENENTUAN JUMLAH SAMPEL
MENURUT METODE KREJCIE DAN MORGAN
x².N.P (1-P)
n=
(N-1).d² + x².P (1-P)

n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
x² = nilai chi kuadrat (3,841)
d = galat pendugaan (5% = 0,05)
P = proporsi populasi
CONTOH

• SI FULAN SEBAGAI CALON DPD, TELAH MENYERAHKAN


DUKUNGAN SEJUMLAH 7.500 DUKUNGAN, SETELAH
DILAKUKAN VERMIN YANG DINYATAKAN MS SEJUMLAH
5.750 DUKUNGAN.
• DARI JUMLAH 5.750 DUKUNGAN, JUMLAH DUKUNGAN
DI NGAWI SEBANYAK 352 DUKUNGAN.
• PERTANYAANNYA:
– BERAPA JUMLAH SAMPELNYA ?
– BERAPA INTERVAL SAMPELNYA ?
PENENTUAN JUMLAH SAMPELNYA:

3,84 x 352 x 0,5 x (1-0,5)


n=
(352-1) x 0,05² + 3,84 x 0,5 x (1-0,5)
337,5
n= = 183,67346 = 184
0,8775 + 0,96

Jadi jumlah sampelnya adalah : 184 dukungan.


PENENTUAN INTERVAL SAMPLING
MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC
SAMPLING

N
k=
n

k = interval
N = populasi
n = ukuran sampel
PENENTUAN INTERVAL SAMPEL:

352
k= = 1,91304 = 2
184

Jadi interval sampel dicuplik dari nomor 1 sampai


dengan nomor 2, karena interval sampelnya 1,91.

Selanjutnya calon DPD memilih nomor 1 sampai


dengan nomor 2, jika yang dipilih nomor 2, maka
nomor 2 dijadikan nomor awal pencuplikan sampel.
BAGAIMANA PENCUPLIKAN AWAL SAMPEL DAN
BERIKUTNYA DIDASARKAN PADA KELIPATAN 4,52.

2 (2 + 1,91) = 3,91 (3,91 + 1,91) = 5,82 (5,82 + 1,91) = 7,73 (7,73+1,91) = 9,64
2 4 6 8 10

Jika sampel yang diverfak sebanyak 184 dukungan,


maka pencuplikan sampel tersebut di atas
dilanjutkan sampai memenuhi sebanyak 184
dukungan dari data jumlah seluruh dukungan yang
disampling sebanyak 325 dukungan.
PENENTUAN HASIL VERFAK DI KOTA
SURABAYA UNTUK CALON DPD SI FULAN
• Jumlah dukungan sebanyak = 1.352 dukungan
• Jumlah sampel yang diverfak = 299 dukungan
• Jumlah yang dinyatakan TMS = 51 dukungan

PROYEKSI PERHITUNGANNYA:
1.352
x (299 – 51) = 4,52 X 248 = 1.120,96 = 1.121
299

JUMLAH YANG MEMENUHI SYARAT : 1.121 DUKUNGAN


REKAPITULASI HASIL AKHIR:
verifikasi dukungan minimal dilakukan dengan cara
menjumlahkan hasil proyeksi dukungan setiap bakal
calon anggota DPD dari setiap kabupaten/kota dengan
hasil proyeksi dukungan setiap bakal calon anggota DPD
dari setiap kabupaten/kota pada rekapitulasi hasil verfak
kedua.

Jadi dari hasil proyeksi dengan menggunakan metode


krejcie dan morgan di setiap kab/kota untuk
dijumlahkan dengan hasil proyeksi dukungan dari setiap
kab/kota.
SOAL
- SI FULAN SEBAGAI CALON DPD TELAH MENYERAHKAN
DUKUNGAN SEJUMLAH 6.132 DUKUNGAN KE KPU
PROVINSI, DAN DINYATAKAN MEMENUHI SYARAT
ADMINISTRASI SEJUMLAH 5.732 DUKUNGAN.
- JUMLAH DUKUNGAN SI FULAN DI KOTA NGAWI
SEJUMLAH 873 DUKUNGAN.

PERTANYAANNYA, TENTUKAN:
a. Berapa jumlah sampel.
b. Berapa interval sampel.
c. Pengurutan dukungan yang akan dicuplik sampel.
d. Berapa nomor awal sampel untuk pencuplikan sampel.
e. Bagaimana hasil verfaknya, jika yang TMS sejumlah 32
dukungan.
TERIMA KASIH
PENENTUAN JUMLAH SAMPELNYA:

3,84 x 873 x 0,5 x (1-0,5)


n=
(873-1) x 0,05² + 3,84 x 0,5 x (1-0,5)
838,08
n= = 266,90 = 267
2,18 + 0,96

Jadi jumlah sampelnya adalah : 267 dukungan.


PENENTUAN INTERVAL SAMPLING
MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC
SAMPLING

N
k=
n

k = interval
N = populasi
n = ukuran sampel
PENENTUAN INTERVAL SAMPEL:

873
k= = 3,2696629213 (3,270)
267

Jadi interval sampel dicuplik dari nomor 1 sampai


dengan nomor 3, karena interval sampelnya 3,27.

Selanjutnya calon DPD memilih nomor 1 sampai


dengan nomor 3, jika yang dipilih nomor 2, maka
nomor 2 dijadikan nomor awal pencuplikan sampel.
BAGAIMANA PENCUPLIKAN AWAL SAMPEL DAN
BERIKUTNYA DIDASARKAN PADA KELIPATAN 4,52.

2 (3 + 3,94) = 6,94 (7,52 + 4,52) = 12,04 (12,04 + 4,52) = 16,56 21,08


2 7 12 17 21

Jika sampel yang diverfak sebanyak 267 dukungan,


maka pencuplikan sampel tersebut di atas
dilanjutkan sampai memenuhi sebanyak 267
dukungan dari data jumlah dukungan yang
disampling sebanyak 873 dukungan.
PENENTUAN HASIL VERFAK DI KOTA
SURABAYA UNTUK CALON DPD SI FULAN
• Jumlah dukungan sebanyak = 873 dukungan
• Jumlah sampel yang diverfak = 267 dukungan
• Jumlah yang dinyatakan TMS = 32 dukungan

PROYEKSI PERHITUNGANNYA:
873
x (267 – 32) = 3,270 X 235 = 768,45 = 768
267

JUMLAH YANG MEMENUHI SYARAT : 768 DUKUNGAN


Dari jumlah 768 dukungan tersebut akan
dijumlahkan dengan hasil proyeksi dukungan
setiap bakal calon anggota DPD dari setiap
kabupaten/kota dengan hasil proyeksi dukungan
setiap bakal calon anggota DPD dari setiap
kabupaten/kota pada rekapitulasi hasil verfak
kedua.

Anda mungkin juga menyukai