Anda di halaman 1dari 13

PENGAWASAN MASA TENANG

PEMILU 2024

Vina Agustina Panjaitan


Kordiv Penanganan Pelanggaran dan
Penyelesaian Sengketa
PANWASLU KEC.SILAEN
Dasar Hukum :
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum
2. Perbawaslu Nomor 1 Tahun 2024 tentang
Pengawasan Putungsura dalam Pemilu
3. PKPU Nomor 25 Tahun 2023 tentang
Pemungutan dan Perhitungan Suara dalam Pemilu
4. Perbawaslu Nomor 11 Tahun 2023 tentang
Pengawasan Kampanye
5. PKPU Nomor 15 Tahun 2023 tentang
Kampanye
 Pasal 1 (36)
Masa Tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan
UU 7/2017 untuk melakukan aktivitas kampanye Pemilu

 Pasal 278 (1 dan 2)


1. Masa Tenang sebagaimana dimaksud dalam pasal 276 berlangsung
11-13 selama 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutan suara.
Februari 2024 2. Selama Masa Tenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 276,

pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu Presiden dan


wakil Presiden dilarang menjanjikan atau memberikan imbalan kepada
pemilih untuk:
a. tidak menggunakan hak pilihnya;
b. memilih Pasangan Calon;
c.memilih Partai Politik Peserta Pemilu tertentu;
d. memilih calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota tertentu; dan atau
e. memilih calon anggota DPD tertentu.
Kerawanan Masa Tenang

 Ketentuan Pasal 27 PKPU 15/2023 ayat (4)


(4) Pada Masa Tenang sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), Peserta Pemilu dilarang melaksanakan
Kampanye Pemilu dalam bentuk apapun.

 Ketentuan Pasal 36 PKPU 15/2023 ayat (7 dan 8)

(7) Alat peraga Kampanye Pemilu wajib dibersihkan


oleh Peserta Pemilu paling lambat 1 (satu) Hari
sebelum Hari pemungutan suara.

(8) Peserta Pemilu yang melanggar ketentuan


sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Kerawanan Masa Tenang
KAMPANYE
 Peserta Pemilu tidak
menurunkan/membuka APK/BK yang
Menjanjikan atau memberikan Imbalan
dipasang di ruang publik
 APK/BK di kendaraan bermotor : (Politik Uang)
branding, stiker, tenda becak
 Pembersihan APK/BK oleh Pemda tidak  Pemberian uang dengan berbagai dengan
tuntas satu hari dengan alasan kesiapan teknik (modus operandi) yang seolah-olah
stakeholder, yang dapat digiring pada opini bukan pelanggaran
“Penertiban Pilih Pilih” • voucher, pembagian alat ibadah,
 Kampanye terselubung dalam bahan bangunan, kompor gas,
berita/advertorial di media
hadiah lomba, peralatan lainnya
massa/lembaga penyiaran
 Akun medsos peserta Pemilu belum • Memanfaatkan kearifan lokal
ditutup
 Kampanye di medsos dengan akun
pribadi/bukan yang resmi terdaftardi
KPU/KPU Prov/kab/kot
Upaya Pencegahan
Patroli Pengawasan Pemanfaatan Medsos

Surat Imbauan kepada


Pers Relis
stakeholders
Penguatan Jaringan dan Optimalisasi Program
Hubungan Antar Lembaga Pengawasan Partisipatif

PEMDA : Satpol PP, Dishub, K O O R D I N AS I


Peserta Pemilu
Dinas Kominfo
Organisasi Masyarakat Sipil
Kepolisian

Unsur Pimpinan /
Kejaksaan
Stakeholder Lainnya
Patroli Pengawasan Masa Tenang
•Memastikan Peserta Pemilu tidak melaksanakan Kampanye Pemilu di
MasaTenang

•Memastikan Peserta Pemilu tidak melanggar larangan Kampanye Pemilu di


Masa Tenang

•Memastikan Peserta Pemilu melakukan penutupan akun Media Sosial yang


telah didaftarkan kepada KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
•Memastikan Peserta Pemilu melakukan pembersihan terhadap bahan
Kampanye Pemilu dan/atau alat peraga Kampanye Pemilu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

•Memastikan tidak ada politik uang berupa janji atau imbalan dari Peserta
•Pemilu/Tim atau pihak-pihak lainnya yang melanggar ketentuan Masa
Tenang
 Masa Tenang Pembersihan Alat Peraga
Irisan kampanye
Aktifitas Pemilu  Pengumuman hari, tanggal, waktu
pelaksanaan
dan pemungutan suara dan waktu
7-13 kedatangan Pemilih di TPSPenyampaian
C.PEMBERITAHUAN-KPU
Februari 2024
 Pendistribusin PerlengkapanPemungutan
Suara
 Pendirian TPS
C.PEMBERITAHUAN-KPU
(C.P-KPU)
Kerawanan Pencegahan dan Pengawasan

 Bawaslu Kab/Kota, Panwaslu Kecamatan, PKD,


 Keterlambatan pendistribusian berdampak
PTPS (secara berjenjang) koordinasi dengan KPU
pada terlambatnya penyampaian C.P-KPU (jajaran) terkait dengan kesiapan logistik C.P-KPU;
kepada Pemilih waktu dimulainya penyampaian kepada Pemilih
 Tidak tepat sasaran  menyerahkan secara  PTPS memiliki DPT untuk pengecekan nama nama
kolektif dengan pihak lain yang mempunyai yang telah menerima dan yang belum menerima
kepentingan tertentu (Tim Peserta Pemilu, C.P-KPU
TS, Caleg dll)  PTPS memastikan C.P-KPU tidak diserahkan
 Diserahkan kolektif kepada kepling, Kadus, kepada orang yang ditandai TMS dalam DPT
 Membuat alat kerja pengawasan penyampaian
Ketua RT/RW (bukan KPPS)
C.P-KPU yang hasilnya akan digunakan sebagai
 KPPS tidak netral dalam menyampaikan C.P-
dokumen pembanding pada hari pemungutan
KPU kepada pemilih suara
 Melakukan uji petik untuk memastikan
kebebaran, apakah benar sudh menerima atau
belum menerima C.P-KPU
Pendistribusan Logistik Pencegahan dan Pengawasan
 Bawaslu Kab/Kot, Panwaslu Kecamatan, PKD
Kerawanan berkoordinasi dengan KPU (jajaran) terkait dengan
kesiapan logistik yang memenuhi prinsip
Pengadaan dan Pendistribusian TPS
 Perlengkapan Pemungutan Suara, Dukungan  Pengawas TPS telah memiliki data kebutuhan
Perlengkapan Lainnya, dan Perlengkapan logistik di TPS masing-masing secara lengkap.
Pemungutan Suara Lainnya (logistik) :  Memastikan logistik (selain yang di dalam kotak
 Terlambat; suara) sudah diterima oleh KPPS dan telah
 Kurang; SESUAI
 Memastikan Kotak SUARA diterima KPPS
 Tertukar;
dalam kondisi TERSEGEL (foto bukti segel)
 Rusak  Pengawas TPS secara cepat menyampaikan
kepada PKDPanwaslu KecamatanBawaslu
Kab/kot jka menemukan adanya ketidaksusuaian
atau hal lain yang dapat menggangu proses
pemungutan suara
PRINSIP:
 tepat jumlah;
 tepat jenis, bentuk, ukuran, dan spesifikasi;
 tepat kualitas;
 tepat waktu;
 tepat tujuan
Pendirian TPS

Kerawanan Pencegahan dan Pengawasan

 Terlambat dibentuk  Pengawas TPS mengumpulkan data


 TPS tidak berbentuk persegi panjang/kotak kerawanan dalam pembentukan di TPS, dan
yang satu kesatuan (bentuk S;Z;L dll) menyampaikan hasil kerawanan secara
 TPS tidak ramah disabilitas berjenjang
 TPS dalam ruangan tertutup yang sulit dilihat  Bawaslu Kab/Kot, Panwaslu Kec, PKD dan
publik (misalkan kelas sekolah) Pengawas TPS menyampaikan saran
 TPS tidak dilengkapi penerangan cukup; perbaikan, jika menemukan potensi
 TPS di lokasi yang rawan bencana keterlambatan pembentukan TPS, adanya
 Tidak mendapatkan izin dari pemilik lahan TPS yang tidak ramah disabilitas (sulit
dijangkau), tidak memenuhi syarat bentuk
dan potensi pelanggaran lainnya
PRINSIP:
 Tidak bertangga, tidak berpasir, tidak berumput tebal, lantai/tanah
tidak berundak-undak dan bertingkat (level),
 Jalan ke TPS tidak berbatu, tidak bergelombang, tidak terhalangi
parit
atau selokan,
 Pintu masuk dan keluar lebih 90cm
 Meja bilik suara memiliki ruang kosong di bawahnya dengan tinggi 75-
100cm
Laporan
Pencegahan Pengawasan

 Perbawaslu 20/2018 tentang Pencegahan


Pelanggaran dan Sengketa Proses Pemilu
 Keputusan Bawaslu No 127/2023 tentang Perbawaslu Nomor 5/2022 Tentang
Perubahan Keputusan Bawaslu nomor 274 Pengawasan Penyelenggaraan Pemilihan
tentang Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Umum
Pelanggaran dan Sengketa Proses Pemilu
dan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati Serta
Walikota dan Wakil Walikota

Lamp: FORMULIR MODEL.A LAPORAN HASIL


Lamp: PENGAWASAN PEMILU
FORM PENCEGAHAN
Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu

Anda mungkin juga menyukai