Anda di halaman 1dari 8

A.

PENERAPAN MODEL BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED


LEARNING/PBL) DALAM PELAJARAN TEKS CERPEN DI KELAS XI
B. Pendahuluan
- Masalah
Model pembelajaran yang digunakan saat pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Cara penyampaian materi yang tidak menarik, tidak tepat, dan
monoton menyebabkan siswa tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran guru perlu merancang pembelajaran dan model yang
sesuai dengan kemampuan siswa. Dalam kenyataan siswa lebih banyak dibekali
dengan pengajaran teori tentang teks deskripsi daripada mengajarkan keterampilan
menguraikan atau menggambarkan, menganalisis, dan menulis deskripsi tersebut,
harapannya agar siswa lebih dibekali dengan pengetahuan analitis, sintesis, aktif
berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan
agar mampu mengaplikasikannya.
- Tujuan
- Mengetahui serta memahami model pembelajaran berbasis masalah
- Mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis masalah
- Mengidentifiksasi model pembelajaran berbasis masalah
dengan pembelajaran pada teks cerpen

C. Kajian Teori

C.1 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), adalah pembelajaran
yang menjadikan masalah sebagai dasar atau basis siswa untuk belajar. Tan (2004)
menyebutkan bahwa PBL telah diakui sebagai suatu pengembangan dari pembelajaran
aktif dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang menggunakan
masalah-masalah yang tidak terstruktur (masalah-masalah dunia nyata atau masalah-
masalah simulasi yang kompleks sebagai titik awal dan jangkar atau sauh untuk proses
pembelajaran. Sedangkan Roh (2003) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis
masalah adalah strategi pembelajaran di kelas yang mengatur atau mengelola
pembelajaran matematika di sekitar kegiatan pemecahan masalah dan memberikan
kepada siswa kesempatan untuk berfikir secara kritis, mengajukan ide kreatif mereka
sendiri, dan mengkomunikasikan dengan temannya secara matematis. (Djamilah
Bondan Widjajanti, 2011 Dalam Makalah Problem-Based Learning dan Contoh
Implementasinya)
Barrow (melalui Huda, 2013: 271) mendefinisikan strategi pembelajaran berbasis
masalah sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan
revolusi suatu masalah. Masalah tersebut dipertemukan pertama kali dalam proses
pembelajaran. Menurut Sani (2014: 127), strategi pembelajaran berbasis masalah
merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan
suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan,
dan membuka dialog. (Susilo,2016 : 3)
Lebih lanjut Boud dan Felleti, (1997), Fogarty (1997) menyatakan bahwa PBL
adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontas kepada pembelajar
(siswa/mahasiswa) dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured, atau
open ended melalui stimulus dalam belajar.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang berorientasi
pada kerangka kerja teoretik konruktivisme. Dalam model berbasis masalah, focus
pada pembelajaran ada apada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja
membelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode
ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu, siswa tidak saja
memeahamikonsep yang relafan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian, tetapi
juga memeroleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan keterampilan
menerapkan metode ilmiahdalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola piker
kritis. (Handayana Jumanta, dalam buku Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter, Ghalia Indonesia. Bogor. 2015)

C.2 Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Masalah


1. Belajar adalah proses konstruktif dan bukan penerimaan
2. Belajar adalah proses cepat, bila pebelajarmengajukan keterampilan-keterampilan
self monitoring, secara umum mengavu pada metakognisi (bruer, 1993 Dalam
Gijselaers, 1996)
3. Factor-faktor kontekstual dan social mempengaruhi pembelajaran. mengarahkan
pebelajar untuk memiliki pengetahuan dan mampu menerapkan proses pemecahan
maasalah merupakan tujuan yang sangat ambisisus.
C.3 Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
1. Mengorientasi peserta didik pada masalah; tahap ini untuk memfokuskan peserta
didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; pengorganisasian pembelajaran
merupakan salah satu kegiatan dimana peserta didik menyampaikan berbagai
pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah yang dikaji.
3. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok; pada atahap ini peserta didik
mengumpulkan informasi/melakukan percobaan untuk memperoleh data dalam
arangkamenjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; peserta didik mengasosiasi data
yang ditemukan dari percbaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah; setelah peserta didik mendapat
jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
(Sutanto, P. 2017: 12. Dalam e-book Model-Model Pembelajaran)

C.4 Pembelajaran Cerpen Menurut Kurikulum


Secara umum, kurikulum merupakan seperangkat atau sistem rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam aktivitas
belajar mengajar. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran srta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan


pemahaman, skill¸ dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas
materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin
yang tinggi.

Prinsip utama kurikulum 2013 adalah penekanan pada kemamuan guru


mengimplementasikan proses pembelajaran yang otentik, menantang dan bermakna
bagi peserta didik sehingga dengan demikian dapatlah berkembang potensi peserta
didik sesuai apa yang diharapkan oleh tujuan pendidikan nasional.

Pada kurikulum 2013 pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan


pembelajaran berbasis teks. Teks itu adalah ungkapan pikiran manusia yang lengkap
yang di dalamnya ada situasi dan konteksnya. Pembelajaran berbasis teks dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih menekankan pada siswa untuk memahami
berbagai jenis teks dan menuntut siswa untuk
mahir menulis. (Hariyani 2016, 4)

Salah satu pembelajaran teks dalam Bahasa Indonesia yang terdapat di


kurikulum yaitu pembelajaran teks cerpen. Menurut Nurgiyantoro (2007: 2), cerpen
adalah salah satu genre sastra di samping novel, puisi, dan drama. Cerpen adalah
cerita atau rekaan (fiction), disebut juga teks naratif (narrative text) atau wacana
naratif (narrative discourse) Menurut Kosasih (2012 : 34), cerpen (cerita pendek)
merupakan cerita yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek. Ukuran panjang
pendeknya suatu cerita memang relativ. Pada umumnya cerita pendek merupakan
cerita yang habis dibaca dalam sekali duduk. Oleh karena itu, cerita pendek pada
umumnya bertema sederhana. Jumlah tokohnya terbatas.

Cerpen juga tersusun atas unsur-unsur pembangun cerita yang saling berkaitan
erat antara satu dengan yang lainnya. Koherensi dan keterpaduan semua unsur cerita
yang membentuk sebuah totalitas amat menentukan keundahan dan keberhasilan
cerpen sebagai suatu bentuk ciptaan sastra.

Berdasarkan urian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran cerpen


menurut kurikulum adalah pembelajaran berbasis teks yang mengutamakan
pemahaman, skill¸ dan pendidikan berkarakter.

C.5 Tentang Teks cerpen


Cerpen memiliki memiliki dua unsur pembangun, yaitu unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur pembentuk dari dalam cerpen.
Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang terbentuk dari luar cerpen.
Unsur intrinsik meliputi :
1. Tema adalah pokok atau gagasan utama sebuah cerpen.
2. Alur (Plot) adalah rangkaian kronologi peristiwa.
3. Latar cerita (setting) dibedakan menjadi latar tempat, latar waktu, dan latar
suasana.
- Latar tempat menjelaskan dimana kejadian atau pristiwa dalam cerpen
terjadi.
- Latar waktu menjelaskan kapan kejadian atau pristiwa cerpen terjadi.
- Latar suasana menjelaskan gambaran suasana dalam sebuah cerpen.
4. Tokoh dan penokohan. Tokoh merupakan pelaku dalam sebuah cerita.tokoh
terbagi atas tokoh utama dan tokoh tambahan. Sdangkan penokohan
merupakan watak atau karakter tokoh yang terdapat dalam cerita.
5. Sudut pandang, berisi pandangan pengarang terhadap cerpen, biasanya
pengarang menjadi orang pertama atau orang ketiga.
6. Gaya Bahasa berfungsi untuk memberikan kesan yang lebih menarik dengan
majas.
7. Amanat merupakan pesan moral yang disampaikan oleh penulis kepada
pembaca melalui cerpen.

Sedangkan unsur ekstrinsik meliputi:


1. Pandangan hidup pengarang.
2. Latar belakang pengarang (biografi, pendidikan, pekerjaan).
3. Kondisi sosial budaya pada waktu cerita dihasilkan.
4. Unsur agama/religi.

D. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM


PEMBELAJARAN DI KELAS
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
KD3 KD4
3.9 Menganalisis unsur-unsur pembangun 4.9 Mengkonstruksikan sebuah cerita
cerita pendek dalam buku kumpulan pendek dengan memerhatikan unsur-unsur
cerita pendek. pembangun cerpen.

D.2 Tujuan
1. Siswa diharapkan mampu memahami unsur-unsur pembangun cerita pendek
Robohnya Surau Kami.
2. Siswa diharapkan mampu menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek
Robohnya Surau Kami.
3. Siswa diharapkan mampu mengkonstruksikan unsur-unsur pembangun cerita
pendek Robohnya Surau Kami.
4. Siswa diharapkan mampu mendiskusikan unsur-unsur pembangun cerita pendek
Robohnya Surau Kami.

D.3 Materi Pokok Yang Akan Diajarkan


 Unsur-unsur pembangun cerita pendek
1. Unsur Instrinsik
2. Unsur Ekstrinsik

D.4 Media
1. Teks cerpen
2. Proyektor
3. Laptop

D.5 Langkah-Langkah Pembelajaran Teks Cerpen Di Kelas XI KD 3.9 Dan KD 4.9


dengan Menggunakan Model Berbasis Masalah
Tahapan Kegiatan Rincian Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan  Ketua kelas 10 menit
memimpin do’a.
 Peserta didik
merespon salam dan
pertanyaan dari guru
berhubungan dengan
kondisi dan
pembelajaran
sebelumnya.
 Peserta didik
menerima informasi
tentang keterkaitan
pembelajaran
sebelumnya dengan
pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
 Peserta didik
menerima informasi
kompetensi yang akan
dilaksanakan.
Kegiatan Inti Kegiatan Pertama (15’) 75 menit
 Peserta didik
membentuk kelompok
belajar beranggotakan
4-6.
 Peserta didik
mendapatkan teks
cerita pendek.
 Peserta didik
membaca cerita
pendek.
 Setelah membaca
siswa isi cerpen yang
dibaca.
Kegiatan kedua (40’)
 Peserta didik
mengidentifikasi nilai-
nilai kehidupan yang
terkandung dalam
cerita pendek yang
dibaca.
 Peserta didik
mengolah data nilai-
nilai kehidupan yang
terkandung dalam
cerita pendek dengan
kehidupan nyata
secara berdiskusi.
 Peserta didik dengan
menggunakan
berbagai sumber
mencari kebenaran
tentang nilai-nilai
kehidupan yang
terkandung di dalam
cerita pendek.
 Peserta didik
mendemonstrasikan
hasil diskusi tentang
nilai-nilai yang
terkandung dalam
cerpen yang dibaca.
Kegiatan ketiga (20’)
 Peserta didik
memperoleh
klarifikasi / penegasan
dari guru tentang
cerita pendek.
 Peserta didik
memperoleh
pengayaan informasi
dan referensi dari
guru.
 Peserta didik
memperoleh apresiasi
dari guru.
Penutup  Peserta didik bersama 5 menit
guru menyimpulkan
pembelajaran.
 Peserta didik
melakukan refleksi
terhadap kegiatan
yang sudah dilakukan.
 Peserta didik dan guru
merencanakan tindak
lanjut pembelajaran
untuk pertemuan
selanjutnya.
 Menginformasikan
materi yang akan
datang.

E. DAFTAR PUSTAKA
Djamilah. 2011. PROBLEM-BASED LEARNING dan Contoh Implementasinya
http://staff .uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM-PBL (diakses 10 Maret)

Susilo. 2016. Kefektifan Stategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Pembelajaran


Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas XI MAN Tulungagung 1 Jawa Timur. Skripsi.
Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Hamdayana Jumanta, 2015. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.
Bogor.: Ghalia Indonesia.
Sutanto, P. 2017. Model-Model Pembelajaran. Direktorat Pembinaan SMA. Diakses Juni
2017.
Maryati Iyam. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materipola
Bilangan Di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Skripsi. Bandung. Institute Pendidikan
Indonesia.

Candrawati S., dkk. 2015. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Menulis Teks
Cerita Pendek Pada Siswa Kelas VII MTS Negeri Surakarta II. Skripsi. Universitas Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai