Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cerita dalah merupakan bagian atau salah satu jenis sastra atau yang sering disebut
dengan istilah genre sastra. Menjadi seorang pendidik di tingkat Sekolah Dasar, kita harus 
mampu mengetahui jenis-jenis dari cerita yang biasa dibaca atau di konsumsi oleh anak-anak.
Pada hakikatnya sastra mengandung eksplorasi mengenai kebenaran manusia, sastra juga
menawarkan berbagai bentuk kisah yang dapat merangsang pembaca untuk berbuat sesuatu.
Apalagi kalau pembacanya itu adalah anak-anak yang fantasinya baru berkembang dan
menerima segala macam cerita terlepas dari cerita itu masuk akal atau tidak. Sastra anak
berfungsih sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak,
mengembangkan imajinasi dan kreativitas serta memberi pengetahuan keterampilan praktis
bagi anak.
Salah satu dari cerita anak adalah cerita pendek, cerita pendek atau yang sering kita
dengar dengan sebutan cerpen adalah kisahan yang memberikan kesan tunggal dominan
tentang suatu tokoh dalam satu latar dan satu situasi yang dramatik. Cerita pendek berbeda
dengan cerita pada umumnya, pada cerita pendek cenderung padat dan langsung pada
tujuanya dibandingkan dengan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novel. Cerita
pendek cenderung kurang kompleks dibandingakan dengan novel, cerita pendek biasanya
memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai plot, setting yang tunggal, jumlah
tokoh dalam cerita terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.

B. Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian menulis ?


2.      Apa pengertian cerpen dan ciri-ciri cerpen ?
3.      Unsur-unsur cerpen ?
4.      Jenis-jenis cerpen ?
5.      Nilai-nilai dalam cerpen ?
6.      Contoh cerpen ?
7.      Cara menulis cerpen ?

 C. Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian menulis


2.      Untuk mengetahui pengertian cerpen dan ciri-ciri cerpen
3.      Untuk mengetahui unsur-unsur cerpen
4.      Untuk mengetahui jenis-jenis cerpen
5.      Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen
6.      Untuk mengetahui contoh dari cerita pendek
7.      Untuk mengetahui bagaimana cara menulis cerpen
C. Manfaat

1.      Menyenangkan dan tidajk jenuh. Dengan membaca cerita pendek ternyata bisa dibaca bila
kita mempunyai waktu yang longgar.
2.      Sebagai media hiburan yang lucu.Membaca cerita pendek yang mengandung humoria
adalah membaca yang mengasyikan, kadang kita bisa membacanya dan sambil tertawa
terbahak-bahak.
3.      Kaya perbendaharaan bahasa.Dengan selalu membaca cerita pendek, maka kita akan
menambah ilmu dalam perbendaharaan bahasa, karena terkadang bahasa yang terdapat dalam
cerita pendek berkomunikasi.
4.      Menambah insipirasi bagi pembacanya.Membaca cerita pendek akan memberikan
kontribusi kepada pembacanya, dimana si pembaca akan meniru pola atau sifat karakteristik
tokoh-tokoh dalam isi cerita pendek.
5.      Menambah pengetahuan tentang budaya.Membaca cerita pendek yang biasanya
menceritakan budaya tertentu, maka kita akan mendapatkan informasi unsur budaya yang kita
dapatkan pada cerita pendek tersebut.

 
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian 

Menulis adalah merupakan salah satu media untuk berkomunikasi, tempat anak dapat
menyampaikan makna, ide, pikiran, dan perasaanya melalui untaian kata-kata yang
bermakna. Menurut poerwadarminta (1982), menulis bahasa sebagai berikut yaitu membuat
huruf, angka, dan lainya dengan pena, kapur, dan sebagainya, mengekspresikan pikiran atau
perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan lainya dengan tulisan. Senada dengan
pernyataan tersebut Badudu (1982) mengemukakan bahwa menulis adalah menggunakan
pena, patlot, ball poin, dia atas kertas, kaen ataupun papan  yang menghasilkan huruf, kata,
maupun kalimat. Dengan demikian, menulis bukanlah sekedar membuat huruf-huruf ataupun
angka pada selembar kertas dengan menggunakan berbagai alternatif media, melainkan upaya
untuk mengapresiasikan perasaan dan pikiran yang ada pada diri individu.
Dalam Webster New World Dictionary (1988), menulis diartikan sebagai suatu
kegiatan membuat pola atau menuliskan kata-kata, huruf-huruf ataupun simbol-simbol pada
suatu permukaan dengan memotong, mengukir atau menandai dengan pena atau ataupun
pensil. Menulis merupakan cara anak untuk mengekspresikan ide dan perasanya, banyak ahli
melihat bahwa menulis adalah merupakan proses yang akan dilewati oleh setiap anak.
Persiapan meenulis perlu dilakukan anak untuk menghindari rasa frustasi  dan dari guru atau
orang tua dan anak. Anak yang tidak di persiapkan untuk belajar menulis juga akan merasa
lebih cepat lelah sehingga akan membuat orang tua menjadi lebih tidak sabar. Persiapan
menulis sendiri dapat dapat dilakukan dengan melatih anak melakukan hands-on lerning,
kegiatan menggunakan syarat, taktil dan olah raga. Kegiatan hands-on learning adalah
kegiatan ketika anak menyentuh benda-benda yang sedang dipelajari, bukan hanya melihat.
Misalnya, menyentuh langsung pasir, menghitung koin, dan pasi. Hal itu tentu akan berbeda
jika anak belajar dengan hanya melihat saja ketika guru mencontohkan menulis angka. Ada
dua kemampuan yang diperlukan anak untuk menulis, yaitu kemampuan meniru bentuk, dan
kemampuan yang diperlukan anak yaiu kemampuan meniru bentuk,  dan  kemampuan
menggerakan alat tulis. Anak-anak mulai mencoret-coret (scribbling) sekitar usia 2 atau 3
tahun, dan pada usia 4-5 tahun anak dapat menuliskan kembali huruf-huruf yang mereka lihat
dan menirukan menulis beberapa kata yang pendek.
Menulis memberikan kesempatan bagi anak untuk mengungkapkan apa yang telah mereka
dengar dan lihat dalam tulisan atau gambar, menurut Haroman dan Jones, melalui kegiatan
menulis anak juga belajar tentang huruf dan kata, anak dapat mengetahui huruf apa saja yang
diperlukan untuk membuat nama mereka, dan anak juga belajar arti dari sebuah kata.

     B. Pengertian Cerpen

Cerita pendek atau yang sering kita dengar  dengan sebutan cerpen adalah kisahan yang
memberikan kesan tunggal dominan tentang suatu tokoh dalam satu latar dan satu situasi
yang dramatik. Sumardjo (2001: 91) mengungkapkan bahwa cerita pendek adalah seni,
keterampilan menyajikan cerita,  yang didalamnya merupakan satu kesatuan bentuk utuh,
menunggal, dan tidak ada bagian-bagian yang tidak perlu, tetapi juga ada bagian yang terlalu
banyak.
Semuanya pas, integral, dan mengandung suatu arti. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pengertian cerpen adalah cerita fiksi (rekaan) yang mengisahkan
tokohdan karakternya serta memiliki cakupan ide yang tunggal. Cerpen memiliki iri dari ciri-
ciri, berikut adalah ciri-ciri dari cerpen:
a. Ceritanya fiktif atau rekaan
b. Pokok cerita befokus kepada suatu aspek cerita sehingga menimbulkan kesan tunggal
c. Mengungkapkan masalah yang terbatas pada hal-hal yang penting saja
d. Menyajikan peristiwa dengan cermat dan juga jelas
e. Berdasarkan bentuk atau jumlah katanya ceritanya pendek atau singkat

Namun, ciri esensial pada suatu cerpen bukanlah pada panjang pendeknya cerita, tetapi pada
isi atau masalah yang dikemukakan di dalamnya. Identifikasi sebuah cerpen adalah
sebagaimana tercantum dibawah ini, yaitu:
a. Ciri utama cerpen adalah bercerita dengan peristiwa
b. Pengalaman atas khayalan dalam bentuk narasi
c. Bahasa cerpen yaitu tajam, sugestif dan provokatif atau menarik perhatian
d. Tokoh yang ditampilkan hanya sedikit, berkisar satu sampai tiga orang
e. Hanya menceritakan satu peristiwa atau satu persoalan kehidupan

     C. Unsur Unsur Cerpen

Struktur yang membangun cerita pendek dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur instrinsik
dan unsur ekstrinsik.

a. Unsur Instrinsik
1.Tema
Tema yaitu gagasan, ide, atau pikiran utama yang digunakan sebagai dasar dalam
menuliskan cerita. Banyak sekali persoalan yang dapat dijadikan tema dalam sebuah cerita.
Misalnya percintaan (lebih banyak disukai para cerpenis dan para penikmat sastra),
perjuangan, kepahlawanan, keagamaan, penderitaan, kemunafikan, atau kehidupan sosial
ekonomi. Adapun langkah-langkah untuk memahami tema adalah:
a. Memahami setting atau latar dari cerita
b. Memahami penokohan
c. Memahami setiap peristiwa dalam alur
d. Menyimpulkan pokok-pokok pikiran dari peristiwa-peristiwa dalam alur
e. Menentukan sikap pengarang terhadap tokoh yang dimaksud
f. Mengidentifikasi tujuan serta sikap pengarang dalam cerita pendek yang ditulis.
2. Alur
Plot atau alur yaitu adalah pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab
akibat. Berdasarkan arah gerak ceritanya atau urutan pengisahanya, alur dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a)      Alur maju disebut juga dengan alur progresif yaitu alur cerita yang bergerak secara
kronologis atau menurut urutan waktu kejadian. Cerita di awali dengan tahap pemaparan atau
pengenalan tokoh (eksposisi). Kemudian dilanjutkan dengan tahap pemunculan masalah atau
pertikaian (konflik). Setelah itu perumitan atau penggawatan masalah (komplikasi), puncak
kegawatan masalah (klimaks) dan peredaan atau peleraian masalah (antiklimaks) terakhir
merupakan penyelesaian masalah (konklusi)
b)      Alur mundur disebut juga alur regresif, yaitu alur cerita yang dimulai dari bagian klimaks
atau tengah cerita kemudian bergerak mundur ke awal kejadian untuk menjelaskan kronologi
kejadian.Cara penelitian ini sama dengan urutan penyajian berita di surat kabar atau media
cetak lainya yang menggunakan pola piramida terbalik.

3.      Setting
Setting atau latar mencakup tempat, waktu, dan suasana yang digunakan dalam suatu
cerita. Urain atau lukisan mengenai latar hendaknya tidak dipandang melulu dari segi
pengertian keserasian yang nyata atau realistic accuracy,yang dapat dipersembahkan tetapi
dari segi pengertian apa yang dapat dipersembahkan sebaik-baiknya bagi suatu cerita.
Latar atau setting dapat digunakan untuk beberapa tujuan, seperti dibawah ini:
a)      Suatu latar dapat dengan mudah dikenal kembali, dilukiskan dengan terang dan jelas serta
mudah diingat, cenderung untuk memperbesar keyakinan terhadap tokoh serta gerak dan
tindakanya. Dengan kata lain, jika pembaca menerima latar itu sebagai sesuatu yang rill atau
nyata, maka dia cenderung lebih siap menerima orang-orang yang berada didalam latar itu
beserta tingkah laku dan gerak-geriknya. Penerimaan itu tentu penerimaan yang wajar, tidak
berlebih lebihan.
b)      Latar suatu cerita dapat mempunyai relasi yang lansung dengan arti keseluruhan dan arti
umum suatu cerita
c)      Latar dapat bekerja demi maksud yang lebih terarah untuk menciptakan suasan suasana
yang lebih serasi

4.      Penokohan
Karakteristik atau penokohan yaitu cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan
karaktrer tokoh-tokoh dalam cerita.
5.      Sudut pandang
Poin of view atau sudut pandang, yakni posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Dalam bercerita, seorang pengarang boleh terlibat di dalam cerita sebagai pelaku utama atau
sampingan. Akan tetapi seotrang pengarang bisa juga berada diluar cerita dan mengandalkan
jalannya cerita. Oleh karena itu, sudut pandang atau poin of view terbagi atas sudut pandang
orang pertama, sudut pandang orang ketiga,  dan sudut pandang campuran (orang pertama
dan ketiga)
Sudut pandang  orang ketiga juga dibagi dua,yaitu :
a)      Orang ketiga sebagai pelaku utama, artnya pengarang  itu sendiri yang diceritakan dan
menjadi fokus cerita
b)      Orang pertama sebagai pengamat,  maksudnya pengarang bertindak sebagai peengamat
namun berada dalam cerita. Dalam sudut pandang orang pertama, kata ganti yang digunakan
adalah saya, aku, atau sejenisnya, sehingga disebut juga gaya akuan.
Sudut pandang orang ketiga juga dibagi dua, yaitu:
a)      Orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang memberi tahu atau melaporkan semua sifat, ciri
dan tindak-tanduk pelaku.
b)      Orang ketiga terarah, dalam hal ini perhatian pengarang terpusat pada satu tokoh. Dalam
sudut pandang ini, kata ganti yang dipakai adalah dia, ia, mereka, atau nama orang, sehingga
disebut juga gaya diam.

6.      Gaya bahasa
Style atau gaya (Bahasa), yaitu unsur-unsur bahasa yang dapat membangun atau
menciptakan tehnik bercerita yang khas. Gaya bahasa dalam cerita digunakan pengarang
untuk membangun jalinan cerita dengan pemilihan diksi, ungkapan, majas (kiasan), dan
sebagainya yang menimbulkan kesan estetik dalam karya tersebut. Namun, dalam aspek yang
lebih luas unsur yang terlibat dalam gaya bahasa ini bukan hanya diksi, juga sifat/ciri imaji
yang khas, sintaksi, irama, perbandingan, dalam teknik bercerita si pengarang. Dalam cerpen
atau karya sastra lainya, gaya bahasa mempunyai dua fungsi.
a)      Memberi warna pada karangan sehingga gaya bahasa menceminkan ekspresi individual.
b)      Alat melikiskan suasana cerita dan mengintensifikasi penceritaan.

7.      Amanat
Amanat atau  pesan merupakan ajaran (moral, etika, estetika, dan sebagainya)  atau pesa
didaktis/kependidikan lainya yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui
karyanya.
Selain tema, suatu cerita fiksi tentunya, mengandung amanat bagi para pembaca atau para
penikmatnya. Amanat pengarang ini terdapat secara implisit atau eksplisit di dalam karya
sastra. Implisit, misalnya disiratkan dalam tingkah laku tokoh-tokoh cerita. Eksplisit, jika
pada tengah atau akhir cerita pengarang  menyampaikan pesan-pesan, saran, nasihat,
pemikiran, dan sebagainya. Sesungguhnya, unsur amanat inilah yang  paling penting bagi kita
sebagai pelajaran dalam kehidupan. Hal-hal yang baik kita aambil untuk dijadikan contoh,
sesuatu yang jelek kita pegang untuk dijadikan cermin.

b. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik cerpen/novel adalh unsur atau faktor yang berada di luar cerpen, namun
berkaitan dengan cerpen tersebut.
a)      Latar belakang pengarang, seperti pendidikan, kondisi, keluarga, jenis kelamin, usia dan
sebagainya.
b)      Waktu tempat penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya ipoleksosbudhankam (idiologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan) ketika cerpen diciptakan.
D.  Nilai-Nilai Dalam Cerpen

Segala sesuatu yang berguna bagi manusia disebut nilai. Dalam karya sastra, cerpen
misalnya, nilai-nilai itu mencakup nilai-nilai budaya,  nilai-nilai sosial, nilai-nilai moral, nilai-
nilai agama, dan nilai-nilai estetika.
a)      Nilai-nilai budaya
Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan
hasil kayra cipta manusia. Termasuk  ke dalamny adalah adat dan istiadat,dan  kesenian,
kepercayaan,  dan upacara adat.
b)      Nilai-nilai sosial
Nilai-nilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan tata laku hubungan antara sesama
manusia (kemasyarakatan). Misalnya,saling menolong, saling memberi, dan saling
menghargai atau tenggang rasa.
c)      Nilai-nilai moral
Nilai-nilai moral yakni nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang
menjadi dasar kehidupan manusia dan masyarakatnya. Nilai ini berkaitan dengan etika,
akhlak, atau budi pekerti’
d)      Nilai-nilai agama
Nilai-nilai agama berkaitan dengan ketuhanan serta keimanan seseorang. Dengan nilai ini
penikmat sastra hendaknya dapat mengokohkan eksistensi ketuhanan dan keimananya.
e)      Nilai-nilai estetika
Nilai-nilai estetika adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan seni dan keindahan. Nilai
estetika ini berpadu dengan unsur pembangun suatu cerita.

E. Jenis-Jenis Cerpen

Dilihat  dari panjang pendeknya cerita, sebuah cerpen dapat diklasifikasi menjadi tiga
jenis.
a)      Cerpen pendek
Cerpen pendek (short story), yakni cerpen yang panjangnya berkisar antara lima ratus sampai
dengan tujuh ratus kata.
b)      Cerpen sedang
Cerpen sedang (middle short story), yaitu cerpen yang panjangnya berkisar dia atas tujuh
ratus kata sampai dengan seribu kata.
c)      Cerpen panjang
Cerpen panjang (long short story), adalah cerpen yang panjangnya diatas seribu kata.
Selain mempunyai nilai-nilai yang bermakna bagi kehidupan, cerpen juga mempunyai
daya tarik tersendiri. Daya tarik sebuah cerpen bisa dipengaruhi oleh berbagai hal. Seperti
halnya ketertarikan pada seseorang yang bisa disebabkan oleh penapilan, tutur kata,
kepintaran, keluarga, atau kekayaannya.
F. Contoh Cerita Pendek

Sahabat Iri Hati

Namaku Sinta putri, aku sangat senang dengan pelajaran bahasa indonesia dan biologi. Aku
mempunyai sahabat yang unik yang bernama Aulia, dan aku bingung dengannya.
Dikarenakan sahabatku orang yang sangat sensitif. Menurut dia, aku tidak boleh suka dengan
kedua pelajaran tersebut. Padahal itu adalah hakku.
Suatu waktu disaat pelajaran bahasa inggris, tidak tahu mengapa tiba-tiba aku suka dengan
pelajaran tersebut. Mungkin juga karena guru yang mengajarkan mempunyai cara
penyampaian yang baik. Otomatis aku juga mulai aktif di kelas saat pelajaran bahasa inggris.
Teng teng, bunyi bel sekolah waktu istrahat tiba.
Saat itu aku langsung mengampiri aulia untuk mengajaknya ke kantin.
“Aul, ke kantin yuk?”ajakku.
“Nggak, aku nggak mau lagi sahabatan sama kamu!” jawabnya sembari buang muka.
Awalnya kejadian seperti itu hanya sekali dan kita berdua balikan seperti semula. Tetapi lam-
kelamaan terjadi hal yang serupa. Sangat aneh.
Aulia bukanya mengerti perasaanku, justru bikin aku kesal. Ceritanya begini, waktu ujian
tengan semester (UTS) dia kesusahan menjawab soal pelajaran biologi, di saat itu dia melihat
ke arahku. Aku dan aulia tidak satu bangku, aulia  tepat di depan tempat aku duduk.
“Sin, kamu tahu nggak nom 5 essay? Minta jawabannya dong satu aja!”tanya aulia sembari
memohon.
“Udah si, ini kan bukan ulangan biasa! “ jawabanku.
“Yah kamu..”sembari jengkel.
Aku cuek saja akan ha itu dan berharap bahwa dia akan intropeksi diri. Coba bayangkan, dia
sudah membuat sakit hati dan dia ingin meminta jawaban UTS.
Beberapa hari kemudian hasil nilai UTS Biologi dibagikan dan diumumkan. Aku mendapat
nilai 90 sedangkan Aulia mendapat nilai 75. Aku bisa melihat tatapan iri dari sahabatku itu,
dan aku sadar bahwa bersahabat dengan orang yang iri hati adalah hal yang susah.

G. Cara Menulis Cerpen

a.       Menentukan tema, sebelum menulis cerpen harus di tentukan dulu tema apa yang akan di
tulis. Bisa tentang persahabatan, cinta atau keluarga.
b.      Tokoh, tentukan siapa saja tokoh dalam cerpen. Peran atau karakter apa yang ada pada
tokoh tersebut.
c.       Alur, buat bagaimana alur ceritanya, klimaksnya dan endingnya.
d.      Latar, latar di sini bisa berupa kapan dan dimana kejadian ceritanya
e.       Editing, ssetelah tulisan menjadi cerita, hendaknya tulisan dibaca ulang. Bisa meminta
bantuan teman, orang tua, atau guru untuk membaca tulisan tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menulis adalah merupakan salah satu media untuk berkomunikasi, tempat anak
menyampaikan makna, ide, pikiran, dan perasaanya melalui untaian kata-kata yang
bermakna. Cerita pendek atau yang serimg kita dengar dengan sebutan cerpen adalah kisahan
yang memberikan kesan tunggal dominan tentang suatu tokoan satu situasih dalam satu latar
yang dramatik.  Dalam menulis cerpen harus ada beberapa unsur yang harus diperhatikan
yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik, unsur instrinsik terdiri dari tema, alur, setting,
penokohan, sudut pandamg, gaya bahasa dan amanat sedangkan unsur ekstrinsik terdiri dari 
latar belakang pengarang dan waktu  tempat penulisan karya sastra.
Dalam menulis cerita pendek tidak hanya memperhatikan kemenarikan dari isi cerita
akan tetapi dalam menulis atau membaca cerita pendek ada beberapa nilai-nilai yang berguna
yang bisa diambil dan dijadikan acuan dalam kehidupan, adapun nilai-nilai yang terkandung
dalam cerita pendek adalah nilai budaya, nilai sosial, nilai moral, nilai agama, dan nilai
estetika. Cerita pendek memiliki beberapa jenis, diantaranya adalah cerpen pendek, cerpen
sedang, cerpen panjang.

B. Saran

Menulis adalah kegiatan menyampaikan ide atau gagasan lewat tulisan. Cerita pendek
adalah salah satu contoh dari kegiatan menulis, dengan menulis pengetahuan seseorang akan
bertambah dan dengan menulis juga daya ingat seseorang akan bertambah dengan sendirinya.
DAFTAR PUSATAKA

Dhieni Nurbiana.2018.Metode Pengembangan Bahasa.Tangerang:Universitas


Terbuka.   

Sukino.2010.Menulis itu Mudah.Yogyakarta:Pustaka Populer Lkis Yogyakarta.

Endraswara,S.2005.Teori pengajaran sastra.Buana pusaka.


           
Ibrahim.2008.Sastra anak.Bandung:Rosda.

Zulela.2013.Apresiasi Sastra Anak.Bandung:Rosda.

Anda mungkin juga menyukai