Anda di halaman 1dari 14

BIN – 3.9 / 4.9 / 3 / 1.

UNSUR-UNSUR PEMBANGUN
CERITA PENDEK
1. Identitas
a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia XI
b. Semester : 3 / Ganjil
c. Kompetensi Dasar :
3.9 Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan cerita
pendek
4.9 Mengkonstruksi sebuah cerita pendek dengan memerhatikan unsur-unsur
pembangun cerpen.

d. Materi Pokok : Unsur Intrinsik cerpen


e. Alokasi Waktu : 4 JP X 2 (4 Pertemuan)
f. Tujuan Pembelajaran:
Melalui kegiatan pembelajaran dengan metode diskusi, tanya jawab, analisis, penugasan,
dan presentasi dengan model discovery learning dan pendekatan saintifik, peserta didik
dapat menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan cerita
pendek, terampil mengkonstruksi sebuah cerita pendek dengan memerhatikan unsur-unsur
pembangun cerpen sehingga peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya melalui belajar bahasa Indonesia, mengembangkan sikap/ karakter
jujur, peduli, dan bertanggung jawab serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, berkreasi (4C) dan berliterasi.

g. Materi Pembelajaran
 Bacalah bacaan pada buku teks pelajaran (BTP): Bahasa Indonesia SMA/ MA/
SMK/MAK Kelas XI . Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, edisi revisi
2017 hal. 118 s.d. 138.

2. Peta Konsep
UNSUR-UNSUR PEMBANGUN CERPEN

Menganalisis unsur-unsur Mengkonstruksi sebuah cerita pendek


pembangun cerita pendek dalam dengan memerhatikan unsur-unsur
buku kumpulan cerita pendek pembangun cerpen.

Menentukan unsur- Menelaah teks


Menentukan topik Menulis cerita pendek
cerita pendek
unsur pembangun berdasarkan tentang kehidupan dengan memperhatikan
cerita pendek dalam cerita pendek unsur-unsur dan struktur
struktur dan kaidah

Bahasa Indonesia Wajib XI-3 MAN 1 Blitar Sri Wahyuni, S.Pd. 89


BIN – 3.9 / 4.9 / 3 / 1.1

3. Konsep Belajar
a. Pendahuluan
Sebelum mempelajari materi ini, silakan Anda membaca dan memahami teks di bawah ini.

Anda telah mempelajari unsur-unsur pembangun cerita pendek. Cerita pendek memiliki unsur-
unsur pembangun di dalamnya sehingga membentuk kesatuan cerita. Pada kegiatan kali ini Anda
akan berlatih menganalisis unsur-unsur pembangun dalam cerita pendek. Untuk memahami unsur
pembangun cerpen, Anda harus menguasai teori sastra dalam hal ini unsur intrinsik dan ekstrinsik
cerpen.
Untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut, silakan Anda lanjutkan ke kegiatan berikut dan
ikuti petunjuk yang ada dalam UKBM ini.

b. Kegiatan Inti

1. Petunjuk Umum UKBM


a. Baca dan pahami materi pada Buku Siswa Bahasa Indonesia XI Wajib yang diterbitkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, halaman 118 s.d. 138.
b. Telusur dan pelajari materi di https://dosenbahasa.com/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik
c. Setelah memahami isi materi dalam bacaan berlatihlah untuk berpikir tinggi melalui
tugas-tugas yang terdapat pada UKBM ini baik bekerja sendiri maupun bersama teman
sebangku atau teman lainnya.
d. Kerjakan UKBM ini di buku kerja atau langsung mengisikan pada bagian yang telah
disediakan.
e. Anda dapat belajar bertahap dan berlanjut melalui kegitan ayo berlatih, apabila Anda
yakin sudah paham dan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam
kegiatan belajar 1 dan 2. Anda boleh sendiri atau mengajak teman lain yang sudah siap
untuk mengikuti tes formatif agar Anda dapat belajar ke UKBM berikutnya.
2. Kegiatan Belajar
Ayo … … ikuti kegiatan belajar berikut dengan penuh kesabaran dan konsentrasi!!!

Kegiatan Belajar 1
Menentukan Unsur-Unsur Pembangun Cerita Pendek
Baca dan pelajari unsur intrinsik dan ekstrinsik cerita pendek pada BTP hal. 118-120.
Kemudian jawab pertanyaan berikut:
1. Jelaskan yang dimaksud unsur intrinsik dan ekstrinsik!
2. Deskripsikan apa saja yang termasuk dalam unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Tugas

1. Bacalah contoh teks cerpen “Sepotong Kayu untuk Tuhan” pada UKBM 3.8!
2. Bagaimana keberadaan unsur-unsur intrinsik dari cerpen ”Sepotong Kayu untuk Tuhan ”?

Bahasa Indonesia Wajib XI-3 MAN 1 Blitar Sri Wahyuni, S.Pd. 90


BIN – 3.9 / 4.9 / 3 / 1.1
Paparkanlah dengan berdiskusi kelompok!
No Unsur Intrinsik Penjelasan
1 Tema
2 Alur
3 Latar
4 Penokohan
5 Sudut Pandang
6 Amanat

Setelah selesai melakukan analisis, presentasikan hasil diskusi Anda secara klasikal agar
teman-teman Anda dapat memberikan masukan.

Kegiatan Belajar 2

Menelaah Teks Cerita Pendek Berdasarkan Struktur dan Kaidah


Stuktur cerpen merupakan rangkaian cerita yang membentuk cerpen itu sendiri. Dengan
demikian, struktur cerpen tidak lain berupa unsur yang berupa alur, yakni berupa jalinan
cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun secara kronologis.

Baca materi di buku paket halaman 125-127. Kemudian jawab pertanyaan berikut:
1. Apa saja bagian-bagian yang membentuk jalan cerita?
2. Dilihat dari struktur ada berapa macam jenis jalan cerita atau alur?
3. Ciri-ciri kebahasaan apa saja yang terdapat dalam teks cerita pendek?

Ayo berlatih!
Kerjakan di buku kerja Anda.
1. Jawablah dengan berdiskusi!
1) Apa yang dikenalkan pada bagian awal cerpen?
2) Pengungkapan peristiwa di dalam cerpen biasanya berupa apa?
3) Puncak konflik dalam suatu cerpen ditandai oleh apa?
4) Apakah setiap cerpen selalu mengandung koda?
5) Dalam cerpen, koda itu berfungsi sebagai apa?

2. Kerjakan latihan berikut sesuai dengan instruksinya


1) Bacalah kembali cerpen “Robohnya Surau Kami”!
2) Dengan 3-4 orang teman, diskusikanlah struktur cerpen tersebut!
Gunakan format berikut!
No Struktur Penjelasan
1 Pengenalan Cerita
2 Pengungkapan Peristiwa
3 Menuju Konflik
4 Puncak konflik
5 Penyelesaian
3) Presentasikanlah hasil diskusi kelompokmu itu, dan mintakan teman-teman dari
kelompok lain untuk memberi tanggapan.

Bahasa Indonesia Wajib XI-3 MAN 1 Blitar Sri Wahyuni, S.Pd. 91


BIN – 3.9 / 4.9 / 3 / 1.1
3. Analisislah aspek kebahasaan dalam cerpen “Matahari Tak Terbit Pagi Ini” berikut ini!
Matahari Tak terbit Pagi ini
Karya: Fakhrunnas MA Jabbar

Pernahkah kau merasakan sesuatu yang biasa hadir mengisi hari-harimu, tiba-tiba
lenyap begitu saja. Hari-harimu pasti berubah jadi pucat pasi tanpa gairah. Saat kau
hendak mengembalikan sesuatu yang hilang itu dengan sekuat daya, namun tak kunjung
tergapai. Kau pasti jadi kecewa seraya menengadahkan tangan penuh harap lewat
kalimat doa yang tak putus-putusnya.
Bukankah kau jadi kehilangan kehangatan karena tak ada helai-helai sinar
ultraviolet yang membuat senyumnya begitu ranum selama ini. Matahari bagimu tentu
tak sekadar benda langit yang memburaikan kemilau cahaya, tetapi sudah menjadi
sebuah peristiwa yang menyatu dengan ragamu. Bayangkanlah bila matahari tak terbit
lagi. Tidak hanya kau tapi jutaan orang kebingungan dan menebar tanya sambil
merangkak hati-hati mencari liang langit, tempat matahari menyembul secara perkasa
dan penuh cahaya.
Kaulah matahari itu, bidadariku. Berhari-hari kau merekat kasih hingga tak
terkoyak oleh waktu, tiba-tiba kita harus berpencar di bawah langit menuja sudut-sudut
yang kosong. Kekosongan itu kita bawa melewati jejalan kesedihan. Kita harus terpisah
jauh menjalani kodrat diri yang termaktub di singgasana luhl mahfudz. Semula kita
begitu dekat. Lantas terpisah jauh oleh lempengan waktu.
Kita mengisi halaman-halaman kosong kehidupan kita dengan denyut nadi.
Sesudahnya, kita bertemu bagai angin mengecup pucuk-pucuk daun dan berlalu begitu
mudah. Dan kita pun bertemu lagi dengan perasaan yang asing hingga kita begitu sulit
memahami siapa diri kita sebenarnya.
Di ruang kosong yang semula dipenuhi pernik cahaya matahari, kita bertatap muka
penuh gairah. Di penjuru ruang kosong itu bergantungan bola-bola rindu penuh warna
dan aroma. Bola-bola itu bergesekan satu dengan lain mengalirkan irama-irama lembut
Beethoven atau Papavarotti. Irama itu menyayat-nyayat hati kita hingga mengukir
potongan sejarah baru. Bagaikan sepasang angsa putih yang menari-nari di bawah
gemerlapan cahaya langit, sejarah itu terus ditulisi berkepanjangan. Lewat ratusan kitab,
laksa aksara. Namun, setiap perjalanan pasti ada ujungnya. Setiap pelayaran ada
pelabuhan singgahnya. Setiap cuaca benderang niscaya ditingkahi temaram bahkan
kegelapan.
Andai sejarah boleh terus diperpanjang membawa mitos dan legendanya, maka
dirimu boleh jadi termaktub pada pohon ranji sejarah itu. Boleh jadi, kau akan tampil
sebagai permaisuri ataupun Tuanku Putri yang molek. Mungkin, berada di bawah
bayang-bayang Engku Putri Hamidah, Puan Bulang Cahaya atau pun siapa saja yang
pernah mengusung regalia kerajaan yang membesarkan marwah perempuan.
Aku tiba-tiba jadi kehilangan sesuatu yang begitu akrab diantara kutub kosong itu.
Kusebut saja kutub rindu. Aku tak mungkin menuangkan tumpukan warna di kanvas
yang penuh garis dan kata ibarat lukisan agung ini tak kunjuung selesai. Masih
diperlukan banyak sentuhan kuas dan cat warna –warni sehingga lukisan ini mendekati
sempurna. Kita telah menggoreskan kain kanvas kosong itu sejak mula hingga waktu
jeda yang tanpa batas. Masih ingatkah kau bagaimana langit-langit kamar itu penuh
getar dan kabar. Tiap pintu dan tingkap dipenuhi ikrar kita. Dan bola lampu temaram
memburaikan janji-janji. Sebuah percintaan agung sedang dipentaskan di bawah arahan
sutradara semesta Kau membilang percik air yang beriatuhan di danau kecil di sudat
pekarangan jiwa dalam kecup dan harum mawar.
Bahkan, tubuh kita terguyuri embun yang terbang menembus kisi-kisi tingkap
hingga tubuh kita jadi dingin. Malam malam penuh mimpi dan keceriaan bagaikan
sepasang angsa yang mengibas-ngibaskan bulu beningnya. Kau redupkan cahaya lampu
di tiap penjuru hingga sejarah dapat dituliskan secara khidmat dan penuh makna. Kau

Bahasa Indonesia Wajib XI-3 MAN 1 Blitar Sri Wahyuni, S.Pd. 92


BIN – 3.9 / 4.9 / 3 / 1.1

menatap langit langit kamar sambil membisikkan untaian puisi yang kau tulis dengan
desah napasmu. Kita merecup semua getar irama percintaan itu tiada batas.
Malam itu siapa pan tak butuh matahari. Sebab, ada bulan yang bersaksi. Kita
banya butuh setitik cahaya guna penentu arah belaka. Selebihnya sunyi menyebat kita
dan tiupan angin yang melompat lewat kisi-kisi jendela yang agak terdedah. Dengan
apakah kulukiskan pertemuan kita, Kekasih? Chairil sempat bertanya seketika.
Ah, tak cukup kata memberi makna, katamu. Dan isyarat sepasang angsa yang
saling menggosokkan paruh paruhnya. Bagaikan peladang kita pun sudah pula bertanam
dan menebar benih. Kelak, katamu, akan ada buah yang bakal dipetik sebagai kebulatan
hati yang begitu mudah terjadi tanpa paksa dan janji
Dan kita pun terus saja bertanam agar daun-daun yang bertumbuh kelak dapat
menangkap fotosintesa matahari. Di tiap helai daun itu bermunculan nama kita sebagai
sebuah keabadian. Andai matahari tak terbit lagi saat pagi merona, kita masih
menyimpan sedikit cahaya di helai-helai daun yang berguncang dihembus angin
sepanjang hari.
Sungguh, matahari tak terbit pagi ini, Bagai aku kehilangan dirimu yang berhari-
hari menangkap cahaya hingga memekarkan kelopak bunga di jiwa. Percintaan ini penuh
wangi dan warna. Penuh hijau daun dan kupu kupu yang menyemai spora di mahkota
bunga
Begitulah saat kau berada jauh kembali ke garis hidupmu, aku begitu ternganga
sebab cahaya tak ada. Memang tak pernah matahari terbit memeluk bumi. Tapi, bagi
kita, kala berada jauh, keadaan begitu gelap dan sunyi tiba-tiba. Kita merasa begitu
kehilangan. Kita merasa ada yang terenggut tanpa sengaja. Serasa ada yang tercerabut
dari akar yang semula menghujam jauh di tanah.
Kita bagaikan orang tak punya pilihan di persimpangan tak bertanda. Syukurlah,
kita tak pernah kehilangan arah tempat bertuju di perjalanan berikutnya. Hidup ini
penuh gurindam dan bidal Melayu yang memagari ruang dan langkah kita menuju titik
terjauh yang harus dilompati. Kata-kata yang berdesakan di hait puisi dan lirik lagu
menebar wangi hari-hari.
takkan kutemui wanita seperti dirimu
takkan kudapatkan rasa cinta
kubayangkan bila enckau datang
kupeluk bahagia kan daku
kuserahkan seluruh hidupku
menjadi penjaga hatiku
Suara Ari Lasso lewat "Penjaga Hati" itu mengalir pelan-pelan daritembok-tembok
kegelapan yang mengepungku. Benar kata emak dulu, kita harus tahu akan makna
sesuatu ketika ia telah berlalu. Apalagi berada jauh yang tak tersentuh.
Matahari tak terbit pagi ini. Begitulah kita merasakan saat diri kita berada di kutub
yang berjauhan. Diperlukan garis waktu untuk mempertemukan kedua tebing kutub itu.
Atau, kita harus kuat merenangi laut salju yang kental atau menyelam di bawah
bongkahan es yang dingin menyengat tubuh. Begitu diperlukan segala daya untuk
menemukan sesuatu yang lenyap begitu cepat saat diri memerlukan setitik cahaya.
Apa perasaanmu kini? Kau telan kesendirian itu di kejauhan sambil berharap
matahari akan bercahaya segera menerangi kisi-kisi hati yang tersaput luka rindu kita.
Andai kita bisa menolak gumpal awan dan menyeruakkan matahari kembali, begitulah
takdir yang hendak kita bentangkan di kitab sejarah sepanjang masa. Tapi, kita akan
cepat lelah. Menyeruakkan awan untuk menyembulkan garang matahari bukanlah hal
yang mudah. Kita butuh sejuta tangan dan cakar untuk menaklukkan segenap awan dan
matahari itu
Kau ingat kan, kisah Qays dan Laila atau Romeo dan Juliet yang memburaikan
banyak kenangan bagi jutaan orang. Kau pun ada dalam bagian kisah yang tak pernah
lekang di panas dan lapuk di hujan itu. Selalu ada manik-manik kasih mengalir di

Bahasa Indonesia Wajib XI-3 MAN 1 Blitar Sri Wahyuni, S.Pd. 93


BIN – 3.9 / 4.9 / 3 / 1.1

samudra kehidupan yang mahaluas ini. Meski kadangkala suaramu tersekat melempar
tanya kala anugrah kasih ini terbit di ujung usia. Tak bolehkah kita mereguk kebahagiaan
di sisa waktu yang masih tersedia meski semua jalan yang terbuka bagai tak berujung
jua. "Aku takut bila aku berubah. Tapi tak akan pernah , pangeranku,” ucapmu pelan.
Garis panjang waktu itu mendedahkan kemungkinan-kemungkinan yang sulit
diraba. Banyak ancaman yang siap mengepung kita hingga merobek tabir setia. Ya,
kesetiaan tak kasat-mata. Hanya ada di bilik hati. Ingin aku menjenguk bilik hatimu setiap
saat, tapi tak bisa. Pintu hati itu tak setiap waktu bisa terbuka.
Andai engkau bangun esok pagi, nankan selalu matahari akan terbit seperti janji
yang diucapkannya pada semesta. Di helai cahaya matahari itu selalu ada kehangatan
yang meresap di keping-keping jiwamu .
(Sumber Republika)

No Aspek Kebahasaan Bukti/Penjelasan


1 Kata ganti orang pertama/ ketiga
2 Kalimat bermakna lampau
3 Konjungsi kronologis
4 Kata kerja yang menggambarkan peristiwa
5 Kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung
6 Menggunakan kata kerja yang menyatakan pikiran/
perasaan
7 Menggunakan dialog

Kegiatan Belajar 3

Menentukan Topik Tentang Kehidupan dalam Cerita Pendek


Topik cerpen dapat diambil dari kehidupan diri sendiri ataupun pengalaman orang lain.
Tugas seorang penulis cerpen adalah memperlakukan pengalaman itu sesuai dengan emosi
dan nuraninya sendiri. Unsur emosi memang penting dalam menulis cerpen. Kata-kata yang
tidak mampu membangkitkan suasana ”emosi”, sering membuat karangan itu terasa hambar
dan tidak menarik. Namun demikian, katakata tersebut tidak harus dibuat-buat. Kata-kata atau
ungkapan yang kita pilih adalah kata-kata yang mempribadi. Kata-kata itu dibiarkan mengalir
apa adanya. Dengan cara demikian, akan terciptalah sebuah karya yang segar, menarik, dan
alamiah.

Ayo Berlatih!

1. Buatlah sebuah cerita pendek berdasarkan pengalaman hidup yang kamu alami sendiri
ataupun pengalaman orang lain.
2. Tentukanlah topiknya yang menarik dan dianggap khas atau langka.
3. Catatlah kata-kata kunci yang berkaitan dengan topik; lalu susunlah menjadi kerangka
cerpen secara krologis.
4. Kembangkanlah kerangka itu menjadi cerpen yang utuh dengan menggunakan kekuataan
emosi.
5. Lakukanlah silang baca dengan teman sebangku untuk saling memberikan koreksi
berkaitan dengan pilihan kata, ejaan, dan tada bacanya.
6. Mintalah temanmu untuk memberi masukan terhadap karanganmu itu, berdasarkan unsur-unsur
pembangun

Bahasa Indonesia Wajib XI-3 MAN 1 Blitar Sri Wahyuni, S.Pd. 94


BIN – 3.9 / 4.9 / 3 / 1.1

Kegiatan Belajar 4

Ayo Berlatih Menyunting Teks Cerita Pendek dengan Memperhatikan


Unsur-Unsur!
Menulis karangan, baik itu berupa cerita ataupun jenis karangan yang lain jarang yang
bisa sekali jadi. Akan ada saja kesalahan atau kekeliruan yang harus diperbaiki. Mungkin hal
itu berkaitan dengan isi tulisan, sistematikanya, keefektifan kalimat, kebakuan kata, ataupun
ejaan/tanda bacanya. Oleh karena itu. peninjauan ulang atau langkah penyuntingan atas
rangan yang telah kita buat, merupakan sesuatu yang penting dilakukan .

Pelajari hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyunting teks cerita pendek dalam
BTP hal. 135!
Buku ejaan, tata bahasa, dan kamus, perlu dijadikan pendamping, Buku- buku tersebut dapat
dijadikan rujukan, terutama ketika ingin memastikan kebenaran atau ketepatan penggunaan
bahasa.

Tugas

Marilah berlatih menyunting penggalan cerita berikut!


a. Perhatikanlah isi, struktur, dan aspek kebahasaan dari cerpen yang Anda buat!
b. Dengan berdiskusi, perbaikilah beberapa kesalahan yang ada di dalamnya berdasarkan
petunjuk-petunjuk berikut.
1) Ada kata yang harus dimiringkan penulisannya karena kata itu masih berupa kata asing.
Tunjukkanlah kata itu dan perbaikilah.
2) Ada kalimat yang salah di dalam penggunaan tanda baca akhirnya. Tunjukkan kalimat
yang dimaksud dan perbaikilah
3) Ada kalimat yang tidak efektif karena tidak mengandung subjek.
Tunjukkan kalimat yang dimaksud dan perbaikilah
4) Ada tanda koma yang harus dibubuhkan setelah kata seru
5) Ada penulisan nama orang yang salah ejaannya.
Tunjukkanlah nama itu dan perbaikilah.

c. Penutup

Bagaimana Anda sekarang?


Setelah Anda belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 1,2, 3, dan 4 berikut
diberikan tabel untuk mengukur diri Anda terhadap materi yang sudah dipelajari. Jawablah
sejujurnya terkait dengan penguasaan materi pada UKBM ini di tabel berikut!

Bahasa Indonesia Wajib XI-3 MAN 1 Blitar Sri Wahyuni, S.Pd. 95


BIN – 3.9 / 4.9 / 3 / 1.1
Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi
No Pertanyaan Ya Tidak

1. Dapatkah Anda menentukan nilai kehidupan dalam teks cerita pendek.?


2. Dapatkah Anda menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan
kaidah.
3. Dapatkah Anda menentukan topik tentang kehidupan dalam cerita pendek..
4. Dapatkah Anda menulis cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur
pembangun
Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali materi
tersebut dalam buku teks pelajaran (BTP) dan pelajari ulang kegiatan belajar 1, 2, 3, dan 4 yang
sekiranya perlu Anda ulang dengan bimbingan guru atau teman sejawat. Jangan putus asa
untuk mengulang lagi!. Apabila Anda menjawab “YA” pada semua pertanyaan, lanjutkanlah ke
UKBM berikutnya.

Di mana posisi Anda?


Ukurlah diri Anda dalam menguasai materi Menganalisis Unsur Pembangun Cerita Pendek
dalam rentang 0 – 100, tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.

Setelah Anda menuliskan penguasaan terhadap materi Menganalisis Unsur Pembangun


Cerita Pendek, lanjutkan kegiatan berikut untuk mengevaluasi penguasaan Anda!
Yuk Cek Penguasaan Anda terhadap Materi Menganalisis Unsur Pembangun Cerita
Pendek!

Pilihlah jawaban yang tepat!


Kutipan cerpen berikut untuk soal nomor 1-3
Surau kecil itu berada di salah satu sudut tambak yang lumayan lebar. Seperti balai
kambang. Disangga empat batang kelapa yang terpancang ke dasar tambak. Ssurau itu
kadang tampak seperti panggung kecil di atas air. Dan siapa yang mau salat di sana akan
berjalan melewati titian bambu sepanjang belasan langkah. Ada tempat di pangkal titian
berupa pancuran yang berbilik anyaman daun kelapa. Pancuran itu mamasok air segar dari
lereng bukit ke dalam kolam. Di dalam bilik itu orang berwudu, biasanya sesudah
membuang hajat’
Karena agak jauh dari permukiman, surau itu hanya dipergunakan orang untuk salat
zuhur dan asar di siang hari. Setelah matahari terbenam, surau itu gelap dan merana.
Burung hantu yang sedang mengintai ikan suka bertengger di atapnya. Hanya beberapa
orang yang biasa salat di sana. Di antaranya dua orang penyadap nira. Sering juga ada
pedagang keliling singgah untuk menunaikan ibadah. Selebihnya hanya kadang-kadang
adalah saya dan Kang Nurya.
Dikutip dark: Ahmad Tohar. Harta Gantungan" dalam Mata yang Enak
Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2013

Bahasa Indonesia Wajib XI-3 MAN 1 Blitar Sri Wahyuni, S.Pd. 96


BIN – 3.9 / 4.9 / 3 / 1.1
1. Latar yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah..
A. di surau, malam hari, suasana ramai
B. di surau, siang hari, suasana sepi
C. di lereng bukit, malam hari, suasana sepi
D. di lereng bukit, siang hari, suasana ramai
E. di tambak, malam hari, suasana ramai

2. Nilai kehidupan yang terkandung dalam kutipan cerpen tersebut adalah....


A. Sosial B. Politik C. religi D. moral E. budaya

3. Keterkaitan isi cerpen dengan kehidupan saat ini adalah


A. Seseorang membangun rumah di atas tambak menyerupai balai kambang
B. Seorang pencari nira di lereng bukit beristirahat di bangunan dekat tambak
C. Seseorang mencari ikan di tambak yang terletak di sekitar lereng gunung
D. Seseorang memberi makan burung hantu dengan ikan-ikan dari tambak.
E. Seorang pedagang keliling singgah di surau untuk menunaikan salat.

Kutipan cerpen berikut untuk soal nomor 4-8


Kami sekeluarga berkumpul di ruang tengah. Ruang tengah bagi keluarga kami,
semacam ruang sidang keluarga di atas bentangan tikar. Jika ada ajakan ayah atau ibu untuk
berkumpul di ruang tengah selepas makan malam, berarti ada hal penting yang ingin
diutarakan ayah. Hal penting itu, jelas mesti disepakati bersama karena mengundang
anggota keluarga, termasuk paman, bibi-bibi kami, dan para menantu
Aku sudah dapat menduga-duga, gerangan apa yang akan disampaikan selepas makan
malam oleh ayah yang dalam hal ini sebagai si pangkal, pengundang kami. Apalagi kalau
bukan soal Ratih yang beberapa hari terakhir ini disebut-sebut ayah, dikoarkannya sebagai
suatu yang teramat penting, menjadi gunjingan menarik di antara kami bersaudara.
Ratih adalah anak almarhum Aman Saka yang mati disambar petir saat membajak sawah
di kala hujan setahun lalu. Sejak Pak Aman tiada, Ratih hidup bersama ibunya yang sehari-
hari mencari makan dengan berjualan sayur ke Pasar Rabunan. Kami sering dengar dari
Ayah, bahwa siapa pun orangnya perlu kasihan kepada Bu Nyali yang hidup menderita;
susah cari makan dan kadang mesti minta ke tetangga atau ke ayah kami.
“Sebagaimana yang sudah dibayang-bayangkan olehku, untuk jelasnya kini, bagaimana
kalau kita mengangkat Ratih menjadi anggota keluarga kita. Kebetulan kita tak punya anak
atau saudara perempuan. Padahal kalau kita mengangkat anak seperti Ratih,
menyelamatkan hidup hari-harinya, meringankan beban ibunya dan ajaran agama
menganjurkan itu, suatu kebaikan ...”
Demikian kata ayah setelah cerita ke sana kemari soal saling menyayangi, mencintai
orang tak mampu, mengasihi orang-orang yang melarat hidupnya. Lalu Ayah
membayangkan, Ratih anak yang cerdas, putus Ssekolah sejak kelas ll SMU lantaran
ayahnya mati dan ibunya tak mampu carikan biaya. Selain cantik, ia menguasai ilmu bela
diri yang diturunkan ayahnya.
Dikutip dari: Yusrizal KW, "Ratih dalam Kembali ke Pangkat Jalan
Jakarta, Kompas, 2014

4. Latar dalam kutipan cerpen tersebut adalah


A. di ruang tengah, pagi hari, suasana tegang
B. di ruang tengah, malam hari, suasana serius
C. di sawah, siang hari, suasana sunyi
Bahasa Indonesia Wajib XI-3 MAN 1 Blitar Sri Wahyuni, S.Pd. 97
BIN – 3.9 / 4.9 / 3 / 1.1
D. di sawah, malam hari. suasana serius
E. di pasar, malam hari, suasana tegang

5. Watak tokoh Ayah dalam kutipan cerpen tersebut adalah


A. suka menolong dan bekerja keras
B. suka menolong dan penurut
C. suka menolong dan bijaksana
D. suka meminta dan penurut
E. suka meminta dan suka menasihati

6. Amanat yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah.


A. Kita harus sering makan malam bersama keluarga.
B. Kita harus rutin berkumpul di ruang tengah keluarga
C. Kita harus peculi dan menolong orang lain yang menderita
D. Kita sebagai anak harus mematuhi semua perintah orang tua
E. Kita harus membantu ibu bekerja untuk mencukupi kebutuhan.

7. Nilai kehidupan yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah...


A. nilai sosial dan politik
B. nilai budaya dan religi
C. nilai religi dan politik
D. nilai moral dan politik
E. nilai moral dan sosial

8. Keterkaitan isi cerpen tersebut dengan kehidupan saat ini adalah..


A. Seseorang yang memiliki banyak saudara cenderung tidak menyukai kehadiran orang
asing di rumahnya
B. Seorang anak menginginkan orang lain perhatian dan menolongnya untuk membayar
uang sekolah.
C. Seorang ayah yang bekerja giat di sawah untuk membayar biaya sekolah anaknya.
D. Seseorang yang memiliki materi lebih senantiasa menolong dan meringankan beban
orang lain
E. Seseorang yang ingin memiliki anak ahli dalam bela diri agar bisa menjaga dirinya
Sendiri

Kutipan cerpen berikut untuk soal nomor 9 dan 10!


Di hari-hari menjelang lebaran itulah, Nak, kota akan terlihat penuh tukang jahit yang
berkeliling menjahitkan pakaian. Mereka menngelar dasaran di trotoar, di pojokan jalan, di
keteduhan pepohonan, dan di emper pertokoan. Mereka mengeluarkan mesin jahit lipat
dari kotak yang dibawanya; menata bundelan-bundekan benang, jarum pentul, gunting,
silet, mangkuk-mangkuk berisi kancing warna-warni, dan meletakkan di atas kotak kayu
yang digunakan sebagai meja. Para penduduk antre menjahitkan pakaian dan hiruk dalam
keramaian menyambut lebaran. Anak-anak berceloteh riang tentang baju baru yang akan
mereka kenakan.

Bahasa Indonesia Wajib XI-3 MAN 1 Blitar Sri Wahyuni, S.Pd. 98


BIN – 3.9 / 4.9 / 3 / 1.1
9. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan cerpen tersebut adalah....
A. orang pertama terbatas
B. orang pertama serbatahu
C. orang kedua serbatahu
D. orang ketiga terbatas
E. orang ketiga serbatahu

10. Nilai kehidupan yang tordapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah
A. sosial
B. moral
C. budaya
D. religi
E. politik

Kutipan cerpen berikut untuk soal nomor 11 dan 12.


Ah, betull ltu dia. Dari tadi aku mau bilang begitu Tarsa, kamu betul. Mata oräng yang
suka memberi tidak galak. Mata orang yang suka memberi, kata teman-teman yang melek,
enak dipandang. Ya, kukira betul, mata orang yang suka memberi memang enak dipandang.
Tarsa nyengir. Ada suara gemuruh dan bunyi rem logam yang menggurat telinga. Kereta
masuk.
“Akan kucari porumpang penumpang yang matanya enak dipandang . Ayo, Kang Mirta,
kita jalan. Mirta tidak sedikit pun bergerak
“Sudals kublang kali ini aku malas. Apa kamu lupa kereta yang baru datang? Kereta
utama, bukan? Kita tidak akan bisa masuk kereia seperti itu. Ngemis lewat jendela pun
payah. Tunggu saja nanti kereta kelas tiga.”
“Tapi kita belam makan, Kang.”
"Percuma mongemis di kereta api utama. Aku sudah berpengalaman. Jadi, turutilah apa
yang kubilang Tunggu saja kereta kelas tiga"

11. Watak tokoh Mirta dalam kuitipan cerpen tersebut


A. Suka memaksa
B. Suka memberi
C. Galak
D. Pemalas
E. Penurut

12. Keterkaitan isi cerpen tersebut dengan kehidupan saat ini adalah
A. Orang yang suka memberi uang kepada pengemis akan memilki mata indah
B. Seorang pengemis merasa jengkel kalau mengemis di kereta kelas tiga.
C. Pengemis lebih suka mengemis di kereta kelas tiga dari pada kelas utama.
D. Pengemis berdesak-desakan berebut masuk kereta yang baru tiba di stasiun.
E. Dua orang bekerja sama untuk mengemis di sebuah kereta kelas utama

Bahasa Indonesia Wajib XI-3 MAN 1 Blitar Sri Wahyuni, S.Pd. 99


BIN – 3.9 / 4.9 / 3 / 1.1
Kutipan cerpen benkut untuk soal nomor 13 dan 14
Sejak masuk ormas, Bontoan kerap keluar rumah tanpa kenal waktu. Kadang pamit
kadang pergi begitu saja. Apalagi menjelang pemilu. Bontoan selalu keluar rumah
membawa senjata tajam. Alasannya macam macam, tetapi lebih sering berhubungan dengan
partai. Ini karena ormas Bontoan memang disewa oleh sebuah partai politik dengan tugas
mengawal tokoh-tokoh partai, mengamankan kegiatan partai atribu-atributnya. Lelaki itu
bersemangat dan selalu terkesan terburu-buru karena ormas yang dulu pernah
mengeroyoknya kini disewa oleh partai politik lain, sebuah partai yang menjadi saingan
dari partai yang dibela Bontoan.
Dikutip dart: Made Adryana Ole, "Darah Pembasuh Luka"dalam dl Tubuh Tara
daiam Rahin Pohon Jakarta. Kompas 2015

13. Keterkaitan isi cerpen tersebut dengan kehidupan saat ini adalah
A. Orang-orang berpindah partai apabila partai yang ia ikuti akan gagal dalam pemilu
B. Banyak partai politik menggunakan bantuan ormas untuk menjaga dan melancarkan
urusan partai.
C. Orang-orang menjadi fanatik dengan partai yang mereka dukung menjelang
dilaksanakan pemilu
D. Orang yang pernah dikeroyok massa akan cenderung bergabung dengan ormas dan balas
dendam.
E. Seseorang marah karena atribut pemilu partai yang mereka dukung dirusak oleh
ormas partai lain.

14. Nilai kehidupan yang terkandung dalam kutipan cerpen tersebut adalah..
A. Religi
B. Budaya
C. Politik
D. Sosial
E. moral

Kutipan cerpen berikut untuk soal nomor 15-17


Ratib berpaling dan berjalan menuju pintu. Setelah pintu dibuka, Ratib berhadapan
dengan seorang kakek yang sangat lusuh dan lemah. Ayah Jebris . Wajahnya sangat pasi,
kedua kakinya bengkak dan bibirnya gemetar. Ratib menyilakan ayah Jebris masuk, tetapi
lelaki tua itu menolak. Dia memilih berdiri di samping pintu bertelekan pada tongkatnya.
Napasnya masih sangat tersengal ketika dia mulai bicara.
“Nak Ratib, sudah dua hari Jebris tidak pulang. Pagi tadi ada orang melihat Jebris di
kantor polisi. Dihukum
“Dihukum?”
"Ya. Kalau tidak dihukum, mengapa Jebris ada di kantor polisi? Nak Ratib, kasihan si
Mendol. Dia tak mau makan dan menangis minta menyusul emaknya.”
“Jadi?”
“Nak Ratib, aku tidak tahu harus berbuat apa."
"Ya. Kakek sudah terlalu lemah. Kakek tinggal saja di rumah. Biar aku yang menyusu!
Jebris dan bila mungkin membawanya pulang," kata Ratib.

Bahasa Indonesia Wajib XI-3 MAN 1 Blitar Sri Wahyuni, S.Pd. 100
BIN – 3.9 / 4.9 / 3 / 1.1
Bibir ayah Jebris bergerak-gerak. Jakunnya turun-naik. Matanya berkaca-kaca. Tanpa
sepatah kata pun yang bisa terucap, ayah Jebris pulang menyeret kedua kakinya yang sudah
bengkak
Dikutip dari: Ahmad Tohari, "Bila Jetris Ada di Rumah Kami dalam Mata
yang enak dipandang. Jakarta:Gramedia
15. Watak tokoh Ratib dalam kutipan cerpen tersebut adalah....
A. suka merengek
B. suka menasihat
C. suka bercanda
D. suka mencemooh
E. suka menolong

16. Amanat yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah.


A. Sebaiknya kita memberi makan kepada anak tetangga yang kekurangan.
B. Kita tidak boleh membuat anak kecil menangis karena berpisah dengan ibunya
C. Sebaiknya kita membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan
D. Kita harus merawat orang tua yang sedang sakit dan sudah tidak berdaya
E. Kita harus selalu berbuat baik agar tidak ditahan di kantor polisi

17. Nilai kehidupan yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah
A. Merawat orang tua dengan penuh kasih sayang
B. Mendidik anak agar menjadi anak tegar
C. Menerima perbuatan atas kesalahan yang
D. Memberi makan kepada orang tidak mampu.
E. Memberikan pertolongan antarsesama manusia

Kutipan cerpen berikut untuk soal nomor 18-20.


Jam sepuluh lebih seperempat saat itu. Warung sudah buka sejam lebih, tetapi baru ada
satu orang yang berkunjung. Itu pun cuma datang membawa rantang membeli gule
kambing untuk dibawa pulang. Pada masa sebelum ibu datang, sekitar jam begini Murti dan
Pardi biasanya sudah sibuk mencuci piring kotor, sementara Asih mulai memilah-milah
uang yang memenuhi laci dan menghitungnya
Dari balik kaca kasir Asih memandang ke teras depan. Ya, Tuhan, ibu tidak ada di situ!
“Murti! Pardi! lin! Ibu di mana?"
Tidak ada yang tahu. Semua sibuk mencari. Di semua kamar. Di WC. Di gudang belakang.
Di warung sebelah. Ibu raib Entah ke mana.
“Waktu menggoreng jeroan setahu saya ibu masih di kamar mandi, kata Murti. Itu
kurang lebih jam setengah sembilan. Berarti kalau ibu keluar berjalan kaki segera setelah
itu ,jarak yang ditempuhnya belum jauh benar. Tapi kalau nekat menumpang taksi?
Dikutip dari: Jujur Prananta, "ibu Senang Duduk di Depan Warung" dalam
Parmin, Jakarta, Kompas, 2002
18. Latar yang tercapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah.
A. di warung, malam hari, suasana sepi
B. di warung, pagi hari, suasana tegang
C. di teras warung, sore hari, suasana ramal
D. di kamar mandi, pagi hari, suasana ramai
E. di dalam taksi, pagi hari, suasana sepi

Bahasa Indonesia Wajib XI-3 MAN 1 Blitar Sri Wahyuni, S.Pd. 101
BIN – 3.9 / 4.9 / 3 / 1.1
19. Keterkaitan isi kutipan cerpen tersebut dengan kehidupan saat ini adalah...
A. Seseorang menutup warung makannya
B. Seorang karyawan warung makan mem bantu pemilik warung mencari pelanggan baru
C. Seorang ibu meninggalkan anaknya karena tiba-tiba warung anaknya sepi pembeli,
D. Seorang anak akan panik dan berusaha mencari ibunya yang menghilang tanpa pamit.
E. Sebuah warung makan mendadak ramai karena kehadiran seorang ibu di warungnya.

20. Perhatikan kutipan cerpen berikut!


Sesudah tahlilan bubar, aku duduk di samping Wak Misnah. Sambil membantunya
membagikan besek makanan, aku dipaksanya mendengar petuah lama. Petuah ini tidak
masuk akal dikatakannya saat ini, tetapi tampaknya bibiku sedang ingin mengoceh tak
karuan agar pikirannya tidak dipusingkan persoalan.
Dikutip darl: Ugoran Prasad, "Perempuan Sinting di Dapur" dalam
Smokol, Jakarta, Kompas, 2009
Nilai kehidupan yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah
A. politik dan religi
B. religi dan sosial
C. sosial dan politik
D. religi dan moral
E. moral dan politik

Setelah menyelesaikan soal di atas dan mengikuti kegiatan belajar 1, 2, 3, dan 4, silakan Anda
berdiskusi dengan teman sebangku atau teman lain jika memang masih ada beberapa hal yang
perlu dikaji ulang.

Ini adalah bagian akhir dari UKBM materi Menganalisis Unsur Pembangun Cerita Pendek,
mintalah tes formatif kepada Guru Anda sebelum belajar ke UKBM berikutnya.

Jangan berharap semuannya jadi


lebih mudah, berharaplah agar
dirimu bisa jadi lebih baik !!!

Anda Pasti Bisa.!

Bahasa Indonesia Wajib XI-3 MAN 1 Blitar Sri Wahyuni, S.Pd. 102

Anda mungkin juga menyukai