Teks Anekdot
Pada pelajaran Bahasa Indonesia, Rafi
sedang mempelajari materi teks anekdot.
Disimpulkan bahwa teks anekdot yang sering
kita temui adalah bentuk dari kritik keadaan
saat ini.
Di akhir pertemuan seluruh siswa
ditugaskan untuk membuat teks anekdot dari
proses interaksi dan kejadian yang mereka
temukan sehari-hari di lingkungan.
Ide pokok
membuat teks
anekdot
Tema kritik
sosial
untuk
kondisi
sosial yang
terjadi
2
Mengidentifikasi Teks
Anekdot
4
Analisis Teks
Anekdot
3
Kebahasaan Teks
Anekdot
0 Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Ciri
Teks Anekdot
1
Pengertian Teks Anekdot
1. Fungsi Primer
Sebagai sarana atau wahana ekspresi yang
berhubungan dengan ketidakpuasan, kejengkelan,
kemarahan, dan sebagainya.
2. Fungsi Sekunder
Sebagai bahan hiburan, analogi, penarik perhatian,
atau contoh dalam menjelaskan sesuatu.
Tujuan Teks Anekdot
1. Mengkritik
Untuk menyampaikan kritikan secara tidak
langsung dengan cara menyindir, nisalnya tentang
layanan publik di bidang hukum, politik, dan sosial.
2. Menghibur
Teks anekdot juga bertujuan membangkitkan tawa,
menggairahkan, atau untuk menghibur pembaca.
3. Menyampaikan Pesan
Dalam menyampaikan pesan, teks ini bertujuan
menggunakan suatu kebenaran dengan sebuah
kisah singkat yang dikemas secara ringan.
Ciri-ciri Teks Anekdot
1. Menghibur
cerita atau teks anekdot adalah teks yang berisi
pengalaman lucu sehingga dapat menghibur pembaca.
2. Bermakna
walaupun anekdot merupakan cerita lucu, namun teks ini
juga harus memiliki makna yang dapat diambil oleh
pembaca.
3. Sindiran
teks anekdot juga dapat digunakan untuk menyindir,
tetapi tidak menyinggung perasaan seseorang atau
golongan tertentu.
4. Nyata
teks anekdot merupakan teks yang bercerita tentang
pengalaman seseorang sehingga kisah yang
diceritakan merupakan kisah nyata atau benar-benar
terjadi.
5. Pengalaman
tek anekdot adalah teks yang berisi pengalaman seseorang,
namun pengalaman tersebut lebih bersifat sesuatu yang
lucu dan dapat menghibur seseorang.
0 Kebahasaan, Struktur, dan Analisis
Teks Anekdot
2
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Menggunakan kalimat retoris kalimat pertanyaan yang Mengapa tidak kau buang
tidak membutuhkan saja sampahnya di tempat
jawaban sampah?
Menggunakan konjungsi/kata Konjungsi yang menyatakan kemudian ,lalu, selanjutnya, dll
penghubung waktu hubungan waktu
Menggunakan kata kata yang Membuatkan, memasakkan,
kerja (verba aktif menggambarkan proses, menanami dll
perbuatan, atau keadaan
Menggunakan kalimat kalimat perintah atau Janganlah kau sengaja
imperatif kalimat seru membuang sampah
sembarangan!
Menggunakan kata keterangan kata yang menunjukan kemarin, pekan lalu, waktu
waktu lampau peristiwa yang telah itu, dl
terjadi
Stuktur Teks Anekdot
B. Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis,
konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya
krisis.
C. Krisis merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian krisis itulah
terdapat kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa.
Tukang Roti
Suatu hari ada tukang roti yang lewat depan rumah, terus teman gue si Enggar manggil. Tidak
lama kemudian tukang roti tersebut datang menghampiri kami yang lagi duduk santai di taman
depan rumah.
Enggar : “Roti apa aja yang ada bang ?”
Tukang Roti : “Macam-macam, dek.”
Enggar : “Yang ini roti rasa apa yah
bang ?” Tukang Roti : “Yang ini coklat.”
Enggar : “Kalau yang ini rasa apa
bang ?” Tukang Roti : “Ini rasa
strawberry dek.” Enggar : “Kalau ini
rasa apa bang ?”
Tukang Roti : “Kalau yang ini rasa
nanas dek.”
Enggar : “Terus rotinya mana bang ? dari tadi kok ngomongnya buah-buahan terus ?
emangnya abang jual buah apa jual roti ? Kalo kaya gini caranya gue enggak jadi beli bang.”
Tukang Roti : *Hening*
Seketika itu tukang roti mendadak pingsan.
Contoh Analisis Stuktur Teks Anekdot
Pertama bagian abstrak. Abstrak merupakan bagian awal paragraf yang berfungsi
memberikan gambaran tentang isi teks. Berdasarkan teks anekdot di atas, abstrak terdapat
pada kalimat pertama, yaitu :
“Suatu hari ada tukang roti yang lewat depan rumah...”
Kalimat di atas merupakan pembuka teks yang menjadi pengantar teks anekdot. Pada
kalimat ini juga terlihat menggambarkan isi teks. Sudah jelas teks akan menceritakan tukang
roti.
Kedua bagian orientasi. Orientasi merupakan bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita
atau latar belakang terjadinya peristiwa. Orientasi masih terdapat pada kalimat pertama
sampai dialog tukang roti, yaitu :
“...temen gue Enggar manggil. Tidak lama kemudian tukang roti tersebut datang menghampiri
kami yang lagi duduk santai di taman depan rumah.
Enggar : “Roti apa aja yang ada
bang ?” Tukang Roti : “Macam-macam,
dek.”
Kalimat di atas menunjukkan awal kejadian cerita. Pada kalimat ini juga penulis mulai
mengenalkan tokoh dalam cerita yaitu “Enggar”. Dalam orientasi, penulis menulis secara rinci
sebelum kejadian unik atau lucu muncul. Terlihat pada percakapan antara Enggar dan
tukang roti.
Contoh Analisis Stuktur Teks Anekdot
Ketiga bagian krisis. Krisis merupakan bagian yang menjadi hal atau masalah unik atau tidak biasa yang
terjadi pada orang yang diceritakan. Krisis terdapat pada dialog Enggar yang bertanya pada tukang roti, yaitu
: “Terus rotinya mana bang ? dari tadi kok ngomongnya buah-buahan terus ? emangnya abang jual buah apa jual
roti ? Kalo kaya gini caranya gue enggak jadi beli bang.”
Kalimat di atas sudah masuk pada masalah yang unik atau tidak biasa, yaitu Enggar protes kepada tukang
roti yang membicarakan buah-buahan bukan roti sebagai produk yang dijualnya.
Keempat bagian reaksi. Reaksi merupakan bagian penyelesaian penulis terhadap masalah yang timbul.
Reaksi terdapat pada dialog tukang roti terakhir, yaitu :
“Tukang Roti : *Hening*”
Pada dialog di atas, terlihat bahwa itu adalah tanggapan dari tukang roti terhadap Enggar. Tukang roti itu
tidak bisa berkata apa-apa akhirnya lebih memilih diam.
Kelima bagian koda. Koda merupakan bagian akhir cerita. Koda terdapat pada kalimat terakhir, yaitu :
“Seketika itu tukang roti mendadak pingsan.”
Kalimat di atas merupakan koda yaitu penutup dari teks tersebut. Koda tidak selalu penjelasan berupa
kesimpulan teks tersebut. Memang ada beberapa teks yang tidak terdapat kesimpulan seperti pada teks
anekdot “Tukang Roti” ini.
0 Membuat Teks Anekdot
3
Langkah Membuat Teks Anekdot
1. Tentukan tema
2. Menentukan judul yang tepat
3. Pilihlah humor yang sesuai dengan tema
4. Pilihlah tokoh, tokoh dapat nama sendiri atau menggunakan
nama lain.
5. Membuat kerangka penulisan, kerangka penulisan dapat
menyesuaikan dengan struktur teks anekdot.
6. Menentukan alur, alur adalah kronologi kejadian pada cerita.
Kamu dapat mengguanakan alur sesuai dengan keinginan
kalian.
7. Menentukan pola penyajian, pola penyajian yang dimaksud
adalah dengan dialog atau cerita.
8. Membuat teks anekdot, setelah kamu melakukan langkah-
langkah di atas, langkah selanjutnya adalah membuat teks
anekdot semenarik mungkin.
Perhatikanlah kalimat yang diambil dari kutipan teks anekdot berikut.
Ia pun berpikir, ”Aku yang baru kehilangan satu lengan saja sudah
berpikir ingin bunuh diri, sedangkan ada orang tanpa lengan sama sekali
dan ia menari penuh suka cita! Apaan sih yang kulakukan sampai ingin
bunuh diri segala?”
Kaidah kebahasaan yang tampak pada kalimat tersebut adalah penggunaan kalimat
retoris. Kalimat itu ditandai oleh pertanyaan yang diajukan tokoh kepada dirinyasendiri.
Pertanyaan itu bersifat retoris karena tidak memerlukan jawaban. Oleh sebab itu,
jawaban yang tepat adalah pilihan A.
1. Di bawah ini yang merupakan maksud dari krisis pada struktur teks anekdot,
yaitu ....
Di suatu hari yang sedikit mendung, tibalah seorang laki-laki kekar di sebuah rumah
sakit. Tetapi ada yang aneh, kedua telinganya melepuh seperti bekas terbakar. Lalu
lelaki kekar itu masuk ke ruang dokter.
Dokter: “Apa yang bisa saya bantu, pak?”
Kekar: “Ini telinga saya, dok.”
Dokter: “Kenapa telinganya, pak? Bisa dijelaskan?”
Kekar: “Jadi begini, pak dokter. Kekar-kekar begini saya itu takut istri. Jadi kemarin itu istri
saya sedang ke luar rumah dan nyuruh saya nyetrika baju. Nah, ada telpon masuk. Lantaran
takut itu dari istri saya … saya spontan menempelkan setrika ke telinga kanan saya, dok.”
Dokter: “Waah, saya paham rasanya takut istri. Terus telinga kiri bapak kenapa?”
Kekar: “Itu dia, dok. Telpon yang pertama gak jadi keangkat karena saya jejeritan. Eh, ada
yang nelpon lagi. Jadi dua-duanya kena.”
Seketika itu dokter mengambil setrika lalu menempelkannya di muka lelaki kekar itu.
3. Dari kutipan teks di atas bagian koda terdapat
pada...
A. Kalimat pertama
B. Kalimat kedua dan seluruh dialog
C. Kalimat terakhir
D. Kalimat pertama dan kalimat kedua
E. Kalimat kedua sampai kalimat terakhir
4. Di bawah ini yang termasuk dalam ciri-ciri teks anekdot,
yaitu ....
A. Bersifat memihak
B. Cerita berasal dari imajinasi penulis
C. Bersifat serius
D. Tidak mengandung makna
E. Bersifat menghibur
Perhatikan kutipan teks berikut!
Suatu hari di bulan puasa, seseorang kakek tinggal bersama cucunya yang sedang asik menonton televisi.
Seperti biasa sang kakek sedang menonton acara favoritnya, yaitu “Ganteng Ganteng Serigala”. Pada setiap dua
puluh menit sekali muncul iklan, salah satu iklan yang muncul adalah iklan obat sakit kepala. Iklan tersebut
menjelaskan bahwa obat tersebut dapat diminum kapan saja. Sedang asik-asiknya menonton televisi, tiba-tiba
kepala kakek itu merasa sakit. Sang kakek langsung memanggil cucunya yang sedang bermain di dalam kamar
untuk membeli obat sakit kepala. Setelah cucunya sampai di rumah, dengan segera kakek meminum obat
tersebut. Sang cucu yang melihat kejadian itu langsung bertanya “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat ?”
Tanpa ragu-ragu dan dengan tampak tidak berdosa, si kakek pun menjawab “Itulah okenya bodrex cu, bisa
diminum kapan saja !!!”
A. Kalimat pertama
B. Kalimat ketiga
C. Kalimat kedelapan
D. Kalimat kelima
E. Kalimat kedua
Perhatikan teks anekdot berikut!
1)Suatu hari yang cerah, datanglah seorang laki-laki ke rumah sakit dengan kedua telinganya yang
terkena luka bakar.
2) Dokter : “Loh, kenapa telinga anda pak ?”
Pasien : “Begini dok, tadi saya sedang menyetrika baju, nah pada saat saya sedang menyetrika,
tiba-tiba telpon saya berdering.
3) Karena reflek, pada saat itu sektrika yang saya pegang saya tempelkan ke telinga kiri saya dok.
4)Dokter : “Oh jadi begitu pak, saya paham keluhan anda, terus kalau telinga bapak yang kanan
kenapa ?
5) Pasien : “Nah itu dia dok, si bego itu nelpon lagi.”
1) Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya;
jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang
selanjutnya, yakni Pasar Pancasila.
2) Tetapi kebetulan hari itu, dagangannya sudah habis. Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta.
Sesudah pembeli terakhir itu selesai, tukang kupat tahu itu membersihkan piringnya yang berwarna merah lalu
mengeringkannya dengan cara dikibas-kibaskan.
3) Kebetulan lagi, saat itu ada kereta yang melintas. Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh,
masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras. Sangkanya ada hal darurat yang membahayakan. Lalu
kereta berhenti tepat di samping tukang kupat tahu tadi.
4) Masinis: “Ada apa, pak?”
Tukang Kupat Tahu: “Gak ada apa-apa, pak, tinggal bumbunya saja.”
1) Di suatu hari yang sedikit mendung, tibalah seorang laki-laki kekar di sebuah
rumah sakit. Tetapi ada yang aneh, kedua telinganya melepuh seperti bekas terbakar.
2) Lalu lelaki kekar itu masuk ke ruang dokter.
Dokter: “Apa yang bisa saya bantu,
pak?” Kekar: “Ini telinga saya, dok.”
Dokter: “Kenapa telinganya, pak? Bisa
dijelaskan?”
3) Kekar: “Jadi begini, pak dokter. Kekar-kekar begini saya itu takut istri. Jadi kemarin itu istri saya
sedang ke luar rumah dan nyuruh saya nyetrika baju. Nah, ada telpon masuk. Lantaran takut itu
dari istri saya … saya spontan menempelkan setrika ke telinga kanan saya, dok.”
4) Dokter: “Waah, saya paham rasanya takut istri. Terus telinga kiri bapak kenapa?”
Kekar: “Itu dia, dok. Telpon yang pertama gak jadi keangkat karena saya jejeritan. Eh, ada
yang nelpon lagi. Jadi dua-duanya kena.”
5) Seketika itu dokter mengambil setrika lalu menempelkannya di muka lelaki kekar itu.
9. Teks anekdot di atas memiliki salah struktur teks anekdot, yaitu reaksi
yang terdapat pada nomor ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
10. Berdasarkan teks anekdot tersebut kaidah yang terdapat pada teks anekdot
nomor (2), yaitu ....
Guru : “Anak-anak, bapak punya kabar gembira untuk kita semua. Sekolah kita
sebentar lagi akan menjadi sekolah yang bertaraf Internasional. Nah untuk
mengapresiasi berita gembira ini, bapak mau bertanya kepada kalian. Apa yang sudah
kalian siapkan untuk kabar sekolah bertaraf Internasional ini ? Coba Shafira, apa yang
akan kamu persiapkan ?”
Shafira : “Saya akan belajar bahasa Inggris supaya mahir pak.”
Guru : “Wah bagus sekali Shafira. Bagaimana dengan kamu
Muiz ?” Muiz : “Harus siap uang pak !”
Mendengar jawaban dari Muiz tadi, pak guru spontan kembali bertanya kepada
Muiz. Guru : “Loh kenapa ?”
Muiz : “Ya jelas lah pak. Soalnya kalau sekolah kita berstatus SBI pasti biayanya lebih
mahal. Masa iya sama aja ? Udah gitu nanti pasti bakalan diminta iuran untuk ini dan itu.”
Guru :“Kamu kok jawabnya seperti itu ? Begini loh, sekolah kita ini nantinya akan
bertaraf
Internasional yang artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah yang ada di luar negeri
sana.” Muiz : “Tapi menurut saya tidak seperti itu pak. Sekolah kita bukan bertaraf
Internasional melainkan sekolah bertarif Internasional.”
1. Alasan teks di atas dinamakan teks anekdot ....
a. Teks di atas berisi cerita lucu tentang sekolah bertaraf internasional.
b. Teks di atas berisi suatu informasi yang menarik tentang sekolah
bertaraf internasional.
c. Teks di atas berupa ajakan untuk bersekolah di sekolah yang
bertaraf internasional.
d. Teks di atas berisi sindiran terhadap sekolah bertaraf internasional
yang dikemas dengan cerita lucu.
e. Teks di atas berisi Muiz dan gurunya yang tidak ingin sekolahnya
berganti status menjadi sekolah bertaraf internasional.
2. Tujuan dituliskannya teks anekdot berdasarkan isi dari teks di atas adalah ....
a. Menyampaikan kritikan secara tidak langsung dengan cara menyindir
sekolah bertaraf internasional.
b. Menghibur para pembaca dengan kelucuan yang terdapat dalam teks
anekdot tersebut.
c. Menjelaskan informasi yang tentang sekolah bertaraf internasional.
d. Menggambarkan sekolah bertaraf internasional dengan cara yang
menghibur pembacanya.
e. Menggambarkan sebuah percakapan antara Muiz dan Guru yang
sangat menghibur pembaca.
Perhatikan kutipan teks berikut.
3. Kutipan teks di atas merupakan bagian krisis tek anekdot karena ....
a. Kutipan di atas berisi gambaran tentang masalah utama yang dibahas
b. Kutipan di atas berisi suasana awal dalam dialog tersebut
c. Kutipan di atas berisi masalah utama yang dibahas dalam
dialog tersebut
d. Kutipan di atas berisi perubahan yang terjadi dalam diri tokoh
e. Kutipan di atas berisi percakapan antara Muiz dan Guru
Teks berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 4 dan 5.
Pak Jayadi : “Iya benar pak, Bapak ini mencuri ember bekas untuk dijual dan dibelikan
Buatlah analisis struktur beras untuk keluarganya. Lagi pula ember tersebut sudah tidak digunakan lagi.
teks anekdot dari teks Bagaimana dengan pencuri kayu di Sumatra dan Kalimantan yang mencuri kayu sampai
disamping, sesuai dengan merusak habitat orang utan dan macan Sumatra?”
analisis struktur yang
dijelaskan dalam modul! Pak Hakim : “Tenang dulu bapak-bapak, biar saya jelaskan dan luruskan masalah ini.
Hukuman yang saya berikan kepada pemulung ini sudah sangat tepat”
Pak Hakim : “Begini, perusahaan besar mencuri kayu-kayu di hutan Sumatra dan
Kalimantan tidak dihukum karena kayu yang mereka curi nantinya bisa ditanam lagi.
Lagi pula tumbuhnya juga liar kan , jadi tidak perlu biaya perawatan. Nah berbeda
dengan pencuri ember. Mengolah ember kan susah, belum mencari mikro plastik, di
lebur menggunakan mesin, kemudian dicetak menjadi ember baru bisa digunakan.
Apakah penjelasan saya sudah jelas bapak-bapak?”
Seorang pemuda baru saja mewarisi kekayaan orang tuanya. Ia langsung terkenal sebagai
orang kaya dan banyak orang yang menjadi kawannya. Namun, dikarenakan ia tidak cakap
mengelola uang, tidak lama seluruh uangnya habis. Satu per satu kawan-kawannya pun
menjauhinya akibat musibah yang menimpa dirinya. Akhirnya, karena sudah terlalu miskin,
ia mendatangi salah satu temannya untuk meminta petunjuk.