Anda di halaman 1dari 8

B.

INDONESIA
ADINDA K.R
x-PPLG 1

Remedial
Pengertian Teks Anekdot
Menurut Para Ahli
Berikut adalah pengertian anekdot menurut para ahli:

Cuddon JA mendefinisikan anekdot sebagai sebuah cerita singkat atau lucu atau menarik yang mungkin
menggambarkan kejadian atau peristiwa orang sebenarnya.
Dananjaja mendefinisikan anekdot sebagai kisah fiktif lucu mengenai pribadi seorang tokoh atau beberapa
tokoh yang benar-benar ada.
Gerot dan Wignell menyebutkan bahwa teks anekdot pada umumnya terdiri dari lima bagian atau struktur.
Lima bagian tersebut adalah abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
Graham menyebutkan bahwa kata anekdot digunakan untuk memaknai kata “joke” dalam bahasa Inggris,
yang memiliki makna suatu narasi atau percakapan yang lucu atau “humoris”.
Husen mendefinisikan anekdot sebagai istilah untuk menamai humor atau lelucon dalam pengertian umum.
Mutiah mendefinisikan anekdot sebagai teks yang berisi mengenai pengalaman seseorang yang tidak biasa.
Pengalaman tersebut disampaikan kepada orang lain dengan tujuan menghibur pembaca atau pendengar.
teks isi
Prasetyo mendefinisikan anekdot sebagai cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada
kenyataan yang terjadi di masyarakat, yang menjadi pelaku atau partisipan di dalamnya pun
tidak harus orang penting.
Setiawan menyebutkan bahwa teks anekdot merupakan cerita narasi ataupun dialog yang lucu
dengan berbagai tujuan, baik hanya sekadar untuk hiburan atau senda gurau, sindiran atau
kritik secara tidak langsung. Hal-hal yang aneh dan nyeleneh dapat dijadikan humor, sehingga
tidak menutup kemungkinan segala hal yang ada di dunia ini bisa dijadikan bahan lelucon.
Wachdiah menyebutkan bahwa teks anekdot jika dilihat dari tujuannya untuk memaparkan
suatu kejadian atau peristiwa yang telah lewat, anekdot mirip dengan teks recount.
Wijana menyebutkan bahwa teks anekdot merupakan teks atau wacana yang bermuatan humor
untuk menyindir, bersenda gurau atau mengkritik secara tidak langsung segala macam
kepincangan atau ketidakberesan yang tengah terjadi di kalangan masyarakat penciptanya.an
sedikit teks isi
Ciri-Ciri Teks Anekdot
Berikut adalah ciri-ciri yang biasa terdapat dalam sebuah teks anekdot:

Teks anekdot bersifat lucu dan menghibur.


Teks anekdot ditujukan untuk mengkritik atau menyindir.
Teks anekdot bisa berdasarkan kejadian nyata atau sebenarnya, tetapi juga bisa
sepenuhnya hasil rekaan (imajinasi).
Teks anekdot biasanya menceritakan kejadian mengenai orang terkenal atau
orang penting, tetapi juga bisa mengenai kejadian sehari-hari di sekitar kita.
Teks anekdot memiliki pesan berupa kritik atau sindiran.
Struktur Teks Anekdot

Teks anekdot memiliki struktur sebagai berikut:

Abstrak, bagian pendahuluan teks anekdot yang memberikan gambaran umum mengenai cerita
singkat tersebut.
Orientasi, bagian teks anekdot yang memberikan gambaran mengenai latar belakang alasan cerita
singkat tersebut terjadi, yang menjadi penyebab utama terjadinya krisis. Pada bagian ini, cerita
mengarah pada krisis, konflik, atau peristiwa utama yang terjadi pada tokoh-tokoh di dalam cerita.
Krisis, bagian teks anekdot yang mengungkapkan pokok masalah atau inti masalah dalam cerita
singkat tersebut. Pada bagian dalam teks anekdot inilah yang mengandung humor atau kekonyolan
yang mengundang tawa pembaca atau pendengar cerita singkat tersebut.
Reaksi, bagian teks anekdot yang mengungkapkan penyelesaian masalah dalam cerita teks anekdot.
Reaksi ini dapat berupa sikap menertawakan atau mencela.
Koda, bagian penutup teks anekdot, yang dapat dapat berbentuk komentar, persetujuan, ataupun
penjelasan dari cerita tersebut. Keberadaan koda dalam teks anekdot merupakan opsional, jadi bisa
ada ataupun tidak ada.
Kaid ah B aha sa Teks Anekdot

Kaidah bahasa dalam teks anekdot meliputi:


Teks anekdot mengandung kata atau frasa yang menyatakan peristiwa masa lalu,
misalnya “kemarin”, “beberapa saat yang lalu”, “tahun lalu”, “dua tahun yang lalu”,
dan lain sebagainya.
Teks anekdot mengandung kalimat retoris, misalnya “Bagaimana bisa aku
mengabaikan kamu?”. “Apakah kamu tidak memiliki hati nurani?”, atau “Mana
mungkin aku melakukan itu?”.
Teks anekdot menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu, misalnya
”setelah”, “sementara”, “sesudah”, “sejak”, “tatkala”, “apabila”, “bila”, “hingga”, dan
lain sebagainya.
Teks anekdot mengandung kata kerja aksi, misalnya “memakan”, “mengambil”,
“menaiki”, “mencemari”, “membaca”, dan lain sebagainya.
Teks anekdot mengandung kalimat perintah, misalnya “Tolong ambilkan berkas itu!”,
“Tolong tutup pintunya!”, “Cepat kemari!”, dan lain sebagainya.
Teks anekdot mengandung kalimat seru, misalnya “Cantiknya gadis itu!”, “Bejat
sekali koruptor itu!”, “Wah banyak sekali uangmu!”, dan lain sebagainya.
Cara Penyajian Teks Anekdot

berbentuk narasi:
Berikut adalah contoh teks anekdot

Pada suatu malam, seorang anggota DPR sedang makan di sebuah rumah makan Padang. Tanpa
sengaja, seorang pelayan yang sedang membawa piring lauk tersandung kaki meja di belakang meja
anggota DPR tersebut sehingga kuah tunjang yang dibawanya tumpah ke baju anggota DPR tersebut.
Sambil melotot, anggota DPR itu memaki pelayan tersebut, “Heh! Kamu enggak punya otak?! Lihat
kemeja saya jadi kotor begini!” Sambil menundukkan kepalanya, pelayan tersebut menjawab, “Maaf,
Pak. Kebetulan otaknya sudah habis dari tadi sore.”
Contoh teks anekdot berbentuk dialog berdasarkan bentuk narasi tadi adalah sebagai berikut:
Pada suatu malam, seorang anggota DPR sedang makan di sebuah rumah makan Padang. Tanpa
sengaja, seorang pelayan yang sedang membawa piring lauk tersandung kaki meja di belakang meja
anggota DPR tersebut sehingga kuah tunjang yang dibawanya tumpah ke baju anggota DPR tersebut.
Anggota DPR: “Heh! Kamu enggak punya otak?! Lihat kemeja saya jadi kotor begini!”
Pelayan: “Maaf, Pak. Kebetulan otaknya sudah habis dari tadi sore.”
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai