Anda di halaman 1dari 5

Nama Kelompok :

•Rizqa Amalia

•Nurul Khamidah

•Raudah

BAB 3 ANEKDOT
1. Pengertian Anekdot

Teks anekdot merupakan teks singkat yang berisi tentang kritikan mengenai politik, sosial,
ekonomi atau hal lainnya yang dibalut dengan guyonan atau humor.

Teks anekdot sering dijumpai dalam bentuk percakapan atau dialog atau gambar cerita. Pada
umumnya teks anekdot bermaksud untuk menghibur pembacanya dengan guyonan sekaligus sindiran
untuk pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu, teks anekdot juga memiliki pesan moral yang ditujukan
kepada pembacanya.

2. Unsur - Unsur Anekdot

Selain struktur, karena teks anekdot adalah suatu cerita, maka teks anekdot mempunyai unsur
pembangun ceritanya. Menurut Kosasih (2017, hlm. 19) unsur-unsur di dalam cerita anekdot ada
tokoh, alur, dan latar. Berikut ini adalah penjabarannya.

▪︎Tokoh

Tokoh adalah partisipan yang terlibat dalam cerita yang berada dalam teks anekdot. Tokoh dalam
teks anekdot bersifat faktual, biasanya orang-orang terkenal.

▪︎Alur

Alur adalah jalan cerita berupa rangkaian peristiwa yang benar-benar terjadi atau pun sudah
mendapat polesan maupun tambahan-tambahan dari pembuat anekdot itu sendiri.

▪︎Latar

Latar berupa waktu, tempat, ataupun suasana dalam anekdot diharapkan bersifat faktual. Artinya
benar-benar ada di dalam kehidupan yang sesungguhnya.
3. Kaidah Anekdot

•Memakai pertanyaan dengan keterampilan bahasa yang kreatif dan efektif atau retorik.

•Menulis sesuai struktur yaitu diawali dengan bagian abstrak dan diakhir dengan bagian koda.

•Menyatakan peristiwa serta bagian dari peristiwa menggunakan konjungsi.

•Memakai kata keterangan waktu lampau.

•Memakai kata predikat atau kata kerja.

•Memakai kalimat yang berbau peritah.

•Dibuat secara berurut dan kronologis.

4. Ciri Kebahasaan Anekdot

Teks anekdot dimanfaatkan masyarakat sebagai media untuk menyindir layanan publik di
bidang politik, sosial, dan lingkungan. Sindiran atau kritikan yang dikemas dengan cerita yang lucu
dan menggelitik membuat orang mudah menerima kritikan sambil tertawa. Untuk memperoleh
sindiran yang halus, bahasa teks anekdot menggunakan kata kias atau konotasi, pengandaian,
perbandingan, antonim, pertanyaan retoris, ungkapan, dan konjungsi. Bahasa yang digunakan
dalam teks anekdot sebagai berikut.

a. Kata kias atau konotasi adalah kata yang tidak memiliki makna sebenarnya

Kata kias bisa berupa ungkapan dan peribahasa. Ungkapan adalah kelompok kata yang
khusus digunakan untuk menyatakan sesuatu sedangkan peribahasa adalah kalimat yang
memiliki makna kias.

Contoh : daun muda yang bermakna gadis (ungkapan).

b. Kalimat sindiran yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata
atau antonim.

Contoh :

•Peristiwa yang terjadi di Indonesia diandaikan jika terjadi di negeri orang (sindiran dengan
pengandaian)

•Badannya semakin lama semakin kurus seperti es lilin (perbandingan)

•Orang pintar dikatakan bodoh dan orang bodoh dikatakan pintar (antonim)
c. Pertanyaan retoris

Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.

Contoh : Apakah kamu mau meninggal hari ini?

d. Kalimat yang menyatakan ajaran moral/pesan kebaikan

e. Konjungsi

Konjungsi adalah kata hubung. Kata hubung yang sering digunakan dalam teks anekdot
adalah kata hubung waktu (konjungsi temporal) yaitu, setelah, lalu, kemudian dan sebab-
akibat yaitu, maka, karena, oleh sebab itu. Kalimat pengandaian digunakan penulis untuk
berandai-andai.

5. Struktur Anekdot

Fungsi dari adanya struktur teks anekdot ialah untuk membuat teks menjadi lebih rapi dan
sesuai, juga benar-benar berbentuk.

Struktur tersebut ada lima macam dan wajib dimasukan dalam sebuah teks dengan
bentuk anekdot. Struktur teks anekdot antara lain abstraksi, orientasi, event, krisis, reaksi,
koda. Penjelasanya sebagai berikut :

a. Abstraksi

Abstraksi menjadi struktur teks humor paling awal yang ada dalam sebuah teks bernama
anekdot.

Abstrak ditaruh di awal paragraf dengan fungsi untuk menggambarkan mengenai teks
tersebut secara umum agar pembaca dapat membayangkan.

b. Orientasi

Orientasi merupakan awal kejadian pada cerita atau juga bagian yang menjelaskan latar
belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi.

c. Krisis

Krisis merupakan bagian yang menjelaskan mengenai pokok masalah utama dengan
warna unik juga tidak biasa. Atau bahkan terjadi pasa penulisnya sendiri.
d. Reaksi

Reaksi berhubungan besar dengan struktur krisis.

Reaksi adalah bagian yang akan melengkapi berupa penyelasaian masalah menggunakna cara-
cara yang juga unik dan berbeda.

e. Koda

Seperti penutup, struktur teks anekdot yang terakhir ialah Koda. Koda merupakan bagian yang
menutup cerita dalam teks tersebut.

6. Contoh - Contoh Anekdot

▪︎Anekdot Gambar

▪︎Anekdot Dialog

Suatu hari, ada seorang guru yang sedang menegur muridnya karena tidak mengerjakan
pekerjaan rumah. Keduanya terlibat percakapan panjang. Guru menuntut muridnya untuk
mengerjakan tugas sekolah di rumah.

Guru : “Jono, tahukah kesalahan Anda hari ini apa?”

Jono : “Saya tidak tahu pak.”

Guru : “Kesalahan hari ini adalah Anda belum mengerjakan pekerjaan rumah yang saya tugaskan
minggu lalu”

Jono : “Saya tidak paham, pak.”

Guru : “Anda itu bodoh atau ingin membangkang saya, hah?”

Jono : “Salah saya apa pak? Minggu kemarin bukannya bapak berkata kepada saya bahwa saat di
sekolah tidak baik jika memikirkan sesuatu di luar sekolah atau mengerjakan sesuatu yang tidak ada
hubungannya dengan pelajaran.”
Guru : “Ya memang tidak baik.”

Jono : “Itulah yang saya lakukan, pak. Apabila di sekolah tidak baik mengerjakan pekerjaan selain
mata pelajaran sekolah maka tidak baik pula mengerjakan pekerjaan sekolah di rumah. Di rumah
saya harus mencari nafkah untuk membantu orang tua. Kalau saya mengerjakan pekerjaan dari
sekolah maka saya tidak dapat mencari nafkah. Padahal ayah saya sedang sakit keras dan adik-adik
saya masih kecil. Oleh karena itu, saya tidak paham di mana letak kesalahan saya.”

Guru : (Tertegun dan tidak dapat berkata apa-apa)

▪︎Anekdot Narasi

LARANGAN MEROKOK

Lina merupakan wanita kecil yang berada dalam satu keluarga. Pada sesuatu hari, Lina
memandang bapaknya lagi merokok di depan rumahnya.

Lina yang mengenali kalau merokok itu sangat beresiko untuk kesehatan, maka langsung
menegur bapaknya.” Bapak, jangan merokok, rokok itu bahaya buat badan bapak.” Ucap Lina
wanita kecil yang masih lugu.

Bapaknya juga merasa malu, lantaran anaknya yang sangat pintar. Bapak Lina juga cuma
tersenyum sambil mengusap rambut gadis kecilnya.

“Bapak, cepat matikan rokoknya.” Ucap Lina sekali lagi memerintahkan kebaikan buat Bapaknya.

Demi mencari jawaban yang pas, bapaknya juga berkata“ Nak, kamu benar sekali. Ini Bapak lagi
memusnahkan rokok dengan membakarnya satu- persatu. Soalnya jika bakar pabriknya sekalian ya
ga boleh dong.” Sang anak jitak pala ayahnya.

Anda mungkin juga menyukai