Anda di halaman 1dari 32

YAYASAN WIDYA BHAKTI

SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA


TERAKREDITASI A
Jl. Merdeka No. 24 Bandung  022. 4214714 – Fax.022. 4222587 043
URS is member of Registar of Standards (Holding)
http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id Ltd.
ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En

MODUL BAHASA INDONESIA


KELAS X

Disusun oleh:
Cicilia Ingga Kusuma, S. Pd.

Bahasa Indonesia 1
ANEKDOT
 Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan

 Kompetensi Dasar
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, eksposisi, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan
maupun tulisan

Bahasa Indonesia 2
3.2 Membandingkan struktur dan kaidah teks anekdot, eksposisi, laporan
hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan
maupun tulisan
3.3 Menganalisis teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi,
prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan
4.2 Memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi,
prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan

 Indikator
1. Siswa mampu mengemukakan pengertian anekdot
2. Siswa mampu menemukan struktur anekdot
3. Siswa mampu mengemukakan fungsi anekdot
4. Siswa mampu menyebutkan ciri-ciri anekdot
5. Siswa mampu mengidentifikasi perbedaan anekdot dengan cerpen
6. Siswa mampu membuat anekdot dengan benar

Tahukah
kalian..??

1. Pengertian Anekdot
Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan,
biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian
yang sebenarnya.

2. Struktur Anekdot
Ada 5 struktur anekdot :

Bahasa Indonesia 3
Abstraksi Bagian pembuka cerita
Orientasi Bagian pembangun konteks
Krisis Bagian yang dianggap menarik/kritikan dalam cerita
Reaksi Tanggapan terhadap hal yang menarik/kritikan dalam cerita
Koda Penutup/akhir dari cerita

3. Fungsi Anekdot
 Fungsi primer
Sebagai sarana ekspresi yang berhubungan dengan ketidaksukaan,
ketidakpuasan, kejengkelan, kebencian, dan sebagainya.
 Fungsi sekunder
Sebagai bahan hiburan

4. Ciri-ciri Teks Anekdot


 Bersifat humor
 Bersifat menyindir
 Mengenai orang penting

Bahasa Indonesia 4
5. Contoh Teks Anekdot

Empat Kali Tujuh


“Empat kali tujuh adalah dua puluh delapan,” kata orang yang
satunya.
“Empat kali tujuh adalah dua puluh tujuh,” kata seorang yang
satunya lagi.
Dua orang itu pada akhirnya bertengkar hebat. Warga yang
menyaksikan menjadi jengkel. Keduanya akhirnya dibawa menemui
hakim setempat.
Hakim memerintahkan agar orang pertama dipenjara. Orang itu
berteriak memprotes, “Loh, kok saya? Omongan saya kan benar Pak
Hakim. Empat kali tujuh itu dua puluh delapan. Iya, kan?”
“Kamu itu justru sangat bodoh,” kata hakim itu dengan tenangnya,
“Sampai mau-maunya bertengkar dengan seseorang yang tolol, yang
mengatakan bahwa empat kali tujuh adalah dua puluh tujuh. Bukankah
kamu yang seharusnya dihukum?”
Orang itu akhirnya mengangguk setuju dan mengaku bahwa
hakim benar.

6. Contoh dan Analisis Struktur Anekdot

KUHP dalam Anekdot


1. Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan
kuliah hukum pidana. Suasana kelas biasa-biasa saja.

Bahasa Indonesia 5
2. Saat sesi tanya jawab tiba, Ali bertanya kepada pak dosen, “Apa
kepanjangan KUHP, Pak?” Pak dosen tidak menjawab sendiri,
melainkan melemparkannya kepada Ahmad. “Saudara Ahmad, coba
dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta pak dosen. Dengan tegas
Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak..!”

3. Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan pak dosen hanya menggeleng-


nggeleng kepala seraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad,
“Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban itu?”
Dasar Ahmad, pertanyaan dosen dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa
Inggris yang mengatakan pengalaman adalah guru terbaik, Pak..!”
Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka berpandang-
pandangan. Lalu mereka tertawa terbahak-bahak.

4. Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal

Bahasa Indonesia 6
• Seorang dosen memberikan kuliah
Abstraksi Hukum Pidana

Orientasi • Suasana kelas biasa-biasa saja

• KUHP dipelesetkan menjadi ‘Kasih


Kritik Uang Habis Perkara

• Mahasiswa tercengang dan tertawa,


Reaksi sedangkan dosen
menggelengnggelengkan kepala

Koda • Kelas kembali berlangsung normal

7. Mari Berlatih
Cari dan analisislah struktur teks anekdot di bawah ini!

Siapa yang Paling Berani


Di atas geladak kapal perang US Army tiga pmimpin negara sedang
berdiskusi tentang prajurit siapa yang paling berani. Eh..kebetulan di
sekitar kapal ada hiu-hiu yang sedang kelaparan lagi berenang mencari
makan.

Bahasa Indonesia 7
Bill Clinton : Kalau Anda tahu ... prajurit kami adalah yang terberani di
seluruh dunia. Mayor! Sini deh, coba kamu berenang
mengelilingi kapal ini sebanyak 10 kali.
Mayor : (walau tahu ada hiu) Siap pak, demi “The Star Spangled
Banner” saya siap! (akhirnya dia terjun dan mengelilingi
kapal 10 kali sambil dikejar hiu)
Mayor : (naik kapal dan menghadap) Selesai pak! Long Live
America!!
Bill Clinton : Hebat kamu, kembali ke pasukan!
Koizumi : (tidak mau ketinggalan, dia panggil sang sersan) Sersan!
Menghadap sebentar! (sang sersan datang) Coba kamu
kelilingi kapal ini 50 kali!
Sersan : (sedikit takut karena melihat hiu) For the queen i’m ready
to serve! (pekik sang sersan, membuka baju, lalu terjun ke
laut dan berenang 50 kali sambil dikejar hiu juga)
Sersan : (menghadap sang perdana mentri) God save the queen!
Koizumi : Hebat kamu, kembali ke tempat, Anda lihat Pak Clinton?
Prajurit saya lebih berani dari prajurit Anda. (tersenyum
dengan hebat)
Gus Dur : Kopral ke sini kamu! (kopral pun datang) Saya perintahkan
kamu untuk terjun ke laut lalu berenang mengelilingi
kapal perang ini sebanyak 100 kali, ok?
Kopral : Hah?? Anda gila ya?? Presiden enggak punya otak, nyuruh
berenang bersama hiu, kurang ajar!! (sang kopral pun
pergi meninggalkan sang presiden)
Gus Dur : (dengan sangat bangga) Anda lihat Pak Clinton dan Pak
Zumi? Kira-kira prajurit siapa yang paling BERANI?
HIDUP INDONESIA!!

LEMBAR JAWAB

Bahasa Indonesia 8
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
........................
...........................................................................................................................
........................
ZONA ILMU
...........................................................................................................................
........................

Bahasa Indonesia 9
Ada beberapa kaidah pemakaian huruf miring, yaitu sebagai berikut.

1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan.
Contoh:
 Tadi pagi saya membaca koran Kompas.
 Cerpen beberapa sastrawan dimuat di majalah Horison.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata.
 Huruf terakhir kata alam adalah m.
 Hanif tidak ingin mendengar jika ia tidak didengar.
 Saya tidak membuang sampah di kelas ini.
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
 Politik pemecah belah devide et impera tidak menyurutkan perjuangan
para pahlawan.
 Mimosa pudica akan mengatupkan daunnya jika disentuh.
4. Jika kata-kata yang harus ditulis memakai huruf miring itu dalam bentuk
tulisan tangan atau hasil ketikan dari mesin tik, kata yang harus ditulis miring
itu diberi tanda berupa satu garis di bawahnya.

MAJAS || MATERI TAMBAHAN

Bahasa Indonesia 10
Majas adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul
dalam hati penulis, sehingga menimbulkan suatu hal yang mengesankan bagi
pembaca. Majas terbagi menjadi 4, yaitu:

1. Majas perbandingan
2. Majas penegasan
3. Majas sindiran
4. Majas pertentangan

1. MAJAS PERBANDINGAN
Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang berusaha membuat ungkapan
dengan cara memperbandingkan suatu hal dengan hal lain.
a. Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa yang menganggap benda-benda tak
bernyawa/bernyawa (tumbuhan & hewan) mempunyai kegiatan seperti
manusia.
Contoh:
Angin topan mengamuk dan merobohkan puluhan rumah
penduduk Desa Suluh.
Kami duduk di tepi pantai sambil melihat ombak yang berkejaran.
b. Metafora (perbandingan langsung)
Metafora adalah gaya bahasa yang memperbandingkan sesuatu hal
dengan hal lain yang memiliki sifat sama.
Contoh:
Dewi malam mulai memancarkan sinarnya. (bulan)
Pada revolusi fisik dulu banyak pemuda gugur sebagai kusuma
bangsa. (pahlawan)
c. Asosiasi (perbandingan tak langsung)
Asosiasi adalah gaya bahasa yang dinyatakan dengan kata bagai, seperti,
laksana, bak, dan sebagainya.
Contoh:
Hidupnya seperti biduk kehilangan kemudi.
Bahasa Indonesia 11
Dia hadir laksana lilin bagi masyarakat di sana.
d. Metonimia
Metonimia adalah gaya bahasa yang menyamakan kata dengan sesuatu
benda lain yang merupakan merk perusahaan.
Contoh:
Setiap hari dia pasti mengisap Jarum.
Saya menulis menggunakan Pilot.
e. Litotes
Litotes adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata berlawanan arti
dengan maksud merendahkan diri.
Contoh:
Singgahlah ke gubug kami kalau ada waktu.
Maaf, adanya hanya air kendi.
f. Hiperbola
Hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu hal secara
berlebihan.
Contoh:
Keringatnya menganak sungai.
Orang itu benar-benar mandi uang.
g. Sinekdok
Gaya bahasa ini dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Pars pro toto
Pars pro toto adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian untuk
seluruh.
Contoh:
Setiap kepala dikenakan biaya.
Sudah beberapa hari ini saya tidak melihat batang hidungnya.
2. Totem pro parte
Totem pro parte adalah gaya bahasa yang menyebutkan
keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:

Bahasa Indonesia 12
Semoga Indonesia dapat memboyong kembali Piala Thomas.
Kecamatan Ting-ting menjadi juara gerak jalan.
h. Alusio
Alusio adalah gaya bahasa yang memakai ungkapan, kiasan, atau
peribahasa yang sudah lazim dipakai orang.
Contoh:
Hidupnya seperti telur di ujung tanduk. (berada dalam situasi
yang membahayakan)
Kau ini sukanya kura-kura dalam perahu. (Orang yang pura-
pura tidak tahu padahal tahu.
i. Antonomasia
Antonomasi adalah gaya bahasa yang menyebutkan nama orang dengan
sebutan lain yang sesuai dengan ciri atau watak orang tersebut.
Contoh:
Ke mana pergi si Bungsu tadi?
Baju merah itu tersenyum kepadaku.
j. Alegori
Alegori adalah gaya bahasa yang dipakai dalam rangkaian tuturan secara
keseluruhan. Artinya hampir semua kalimat dalam tuturan itu memakai
gaya bahasa secara utuh dan padu.
Contoh:
Semoga Tuhan senantiasa menolong Ananda berdua dalam
mengayuh biduk ini, untuk mengarungi lautan yang penuh
gelombang, topan, dan badai, serta tidak sedikit batu karang.
Nasib manusia tidak ada bedanya dengan roda pedati, suatu waktu
ia akan jatuh, merasa sakit, dan menderita, pada saat yang lain
ia akan tertawa dan berbahagia.
2. MAJAS PENEGASAN
Majas penegasan adalah gaya bahasa yang berusaha menekan pengertian
suatu ata atau ungkapan. Gaya penegasan ini dapat dilakukan dengan cara

Bahasa Indonesia 13
mengulang sepatah kata berkali-kali dan mengulanginya dengan kata lain
yang memiliki arti yang sama.
a. Pleonasme
Pleonasme adalah gaya bahasa yang menjelaskan sebuah kata yang
sebenarnya tak perlu dijelaskan lagi karena sudah jelas pengertiannya.
Contoh:
Mereka mundur ke belakang.
Para pelaut itu sedang mengarungi samudra luas.
b. Pararelisme
Majas pararelisme terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Pararelisme anafora
Pararelisme anafora adalah gaya bahasa yang menempatkan kata atau
kelompok kata yang sama secara berulang-ulang di depan setiap
baris puisi.
Contoh:
Langkah Ketujuh II
Cakar bumi
Cakar langit
Cakar luka sendiri
Cari pusat bumi ketujuh
Cari pusat langit ketujuh
Cari pusat perih luka ketujuh
Mungkin di sana batu-batu cair
Jadi danau. Reguklah
Berkaca di wajahnya.
...................................

2. Pararelisme epifora
Pararelisme epifora adalah gaya bahasa yang menempatkan kata atau
kelompok kata yang sama secara berulang-ulang di akhir setiap baris
puisi.

Bahasa Indonesia 14
Contoh:
Bunga
Bunga tumbuh mekar mewangi aroma dalam segala suasana kau
dan aku
Bunga dari senyum adalah luka yang redam dalam cakrawala kau
dan aku
Bunga dari luka adalah luka yang terpendam dalam mata kau dan
aku
Bunga dari duka adalah rindu yang menyelam dalam upaya kau dan
aku
.....................................
c. Tautologi
Tautologi adalah gaya bahasa yang mengulang sepatah kata atau
sekelompok kata beberapa kali dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Disuruhnya aku bersabar, bersabar, dan terus bersabar.
Sudah kuduga, sudah kuduga segalanya akan menjadi begini.
d. Repetisi
Repetisi adalah gaya bahasa yang mengulang sepatah kata atau
kelompok kata beberapa kali dalam kalimat yang berbeda.
Contoh:
Kita tidak bisa menderita. Kita tidak mau dijajah. Kita tak sudi
ditindas. Kita harus merdeka.
Mengapa harus berputus asa anakku? Mengapa harus berputus
asa? Tak ada alasan bagimu mengapa harus berputus asa.
e. Klimaks
Klimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-
turut makin lama makin hebat atau makin memuncak.
Contoh:
Rakyat di kampung, di desa, dan di kota mengibarkan Sang
Merah Putih.

Bahasa Indonesia 15
Sejak menyebar benih, tumbuh, dan menuai dia sendiri yang
mengerjakannya.
f. Antiklimaks
Antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-
turut, makin lama makin melemah artinya.
Contoh:
Jangankan berdiri, duduk, bergerak pun aku tak bisa.
Bukan setahun, atau sebulan, tetapi hanya seminggu.
g. Retoris
Retoris adalah gaya bahasa yang menggunakan kalimat tanya yang tidak
memerlukan jawaban.
Contoh:
Mungkinkah kita pandai tanpa belajar?
Siapa tak percaya bahwa Tuhan itu ada?
h. Koreksio
Koreksio adalah gaya bahasa yang berisi pembetulan terhadap apa yang
diucapkan sebelumnya.
Contoh:
Dia sakit ingatan, eh maaf, dia sakit demam.
Itu dia istriku, oh bukan, dia temanku.

3. MAJAS SINDIRAN
Majas sindiran adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyindir orang lain,
dari sindiran halus untuk bersendau gurau sampai pada sindiran kasar
sebagai ungkapan perasaan tak senang.
a. Ironi
Dalam majas ironi dipakai kata-kata yang berlawanan dengan maksud
sebenarnya.
Contoh:
Aduh..bagus benar tulisanmu mirip cakar ayam.
Cepat benar kau pulang, ini masih jam dua malam.

Bahasa Indonesia 16
b. Sinisme
Sinisme hampir mirip dengan ironi, tetapi kata-kata yang dipergunakan
sudah terdengar kasar.
Mual perutku meliha tampangmu.
Lebih baik mengupah orang daripada bicara denganmu.
c. Sarkasme
Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang paling kasar. Kata-kata yang
dipakainya kadangkala kata-kata yang tidak sopan.
Contoh:
Mampus sajalah kau di sana nanti!
Bangsat, berani benar kau menantangku!

4. MAJAS PERTENTANGAN
Majas pertentangan adalah gaya bahasa yang diungkapkan dengan jalan
mempertentangkan suatu hal.
a. Paradoks
Paradoks adalah gaya bahasa yang tampaknya mengandung
pertentangan, karena objeknya memang berbeda.
Contoh:
Daerah ini tandus, tapi penduduknya hidup makmur.
Dengan kelemahannya wanita menundukkan lelaki.
b. Kontradiksi in Terminis
Kontradiksi in terminis adalah gaya bahasa yang berisi ungkapan yang
bertentangan dengan apa yang disebutkan sebelumnya.
Contoh:
Tahun ini semua anaknya naik kelas, kecuali si Bungsu.
Malam itu hening sekali, hanya gonggong anjing terdengar di
kejauhan.
c. Antitesis
Antitesis adalah gaya bahasa yang mengadung paduan kata yang
berlawanan.

Bahasa Indonesia 17
Contoh:
Gagal atau berhasil, kalah-menang, itu sudah merupakan hukum
dalam hidup di dunia ini.
Tua-muda, besar-kecil, lelaki-perempuan, berkumpul di tanah
lapang itu.
d. Anakhronisme
Anakhronisme adalah ungkapan yang bertentangan dengan
sejarahkarena kurang cermatnya pengarang.
Contoh:
Bila seorng pengarang menceritakan keadaan tahun 1950. Karena
kurang cermat tiba-tiba ada tokoh dalam tulisannya itu yang
mengendarai colt ketika bepergian.

IDIOM || MATERI TAMBAHAN


Bahasa Indonesia 18
Idiom atau ungkapan adalah kelompok kata atau gabungan kata yang
menyatakan makna khusus sehingga makna unsur-unsurnya sering kali menjadi
kabur. Ada beberapa macam idiom berdasarkan unsur kata yang membentuknya,
yaitu idiom dengan bagian tubuh, kata indra, nama warna, nama benda alam,
nama binatang, kata bilangan, dan sebagainya.

IDIOM DENGAN BAGIAN TUBUH

 Bibir
Idiom Makna
buah bibir yang selalu menjadi pebicaraan
panjang bibir suka mengadu

 Bulu
Idiom Makna
pandang bulu memilih-milih kedudukan
seseorang
berbulu hatinya suka mendengki

 Darah
Idiom Makna
darah daging anak kandung; keluarga
mendarah daging sudah menjadi kebiasaan
darah panas pemarah
darah biru keturunan bangsawan
menghisap darah terlalu banyak mengambil dari
orang lain
naik darah marah
tumpah darah tanah air

Bahasa Indonesia 19
 Hati
Idiom Makna
hati kecil maksud yang sebenarnya
kecil hati penakut
besar hati sombong
hati terbuka senang
berat hati kurang suka melakukan
rendah hati tidak angkuh
lapang hati sabar
tinggi hati sombong
setengah hati segan-segan
berkeras hati menurut kemauannya sendiri
jatuh hati menjadi cinta
mendua hati bimbang
sampai hati tega
Berhati jantung Berperasaan halus
Berhati batu Tidak menaruh belas kasihan
Mengandung hati Menaruh dendam

 Kaki
Idiom Makna
kaki lima lantai di muka pintu/di tepi jalan
kaki seribu berlari ketakutan
kaki tangan orang kepercayaan

 Kepala
Idiom Makna
kepala batu tidak mau menurut
kepala dingin tenang; sabar
kepala udang sangat bodoh
berkepala dua memihak ke berbagai pihak

 Lidah
lidah api ujung nyala api
Bahasa Indonesia 20
lidah bercabang perkataan selalu berubah
panjang lidah suka mengadu
tergigit lidah tidak memiliki rasa malu
berlidah dua tidak teguh dalam pendirian
mengerat lidah menyela perkataan orang

 Mata
Idiom Makna
dengan mata kepala secara langsung
terbuka mata mulai tahu
mata hati perasaan yang dalam

 Muka
Idiom Makna
buang muka tidak mau melihat
muka masam kecewa
tebal muka tidak memiliki rasa malu
kehilangan muka mendapat malu
mencari muka berbuat sesuatu agar dipuji orang
tarik muka dua belas sangat kecewa
tatap muka berhadapan

 Mulut
Idiom Makna
mulut manis tutur yang lemah lembut dan
menarik
besar mulut menyombongkan diri
buah mulut yang selalu diperbincangkan
tutup mulut diam
perang mulut berbantahan

Bahasa Indonesia 21
 Tangan Tangan
Idiom Makna
tangan besi tindakan keras
tangan kanan pembantu (asisten) yang utama
tangan dingin segala yang dikerjakan selalu
berhasil
berat tangan malas bekerja
buah tangan oleh-oleh
ringan tangan suka memukul
berpangku tangan tidak bekerja/bermalas-malasan
panjang tangan pencuri

 Telinga
Idiom Makna
Memberi telinga Suka mendengar
Memasang telinga Mendengar kabar

IDIOM DENGAN KATA INDRA

Idiom Makna
dingin hati tidak bergembira
perang dingin perang tanpa senjata
uang panas uang yang tidak halal
tertangkap basah susah mencari rezeki
kurus kering sangat kurus
kabar hangat kabar yang baru saja tejadi dan
menarik perhatian khalayak
asam garam kehidupan pengalaman hidup
besar kepala sombong
besar perut rakus

Bahasa Indonesia 22
besar cakap suka membual
pakaian kebesaran kehormatan
rendah hati tidak angkuh
rendah budi hina

IDIOM DENGAN NAMA BENDA ALAM

Idiom Makna
dibumihanguskan dimusnahkan
kejatuhan bulan mendapat keuntung besar
menjadi bulan-bulanan menjadi sasaran
bintang lapangan pemain terbaik

IDIOM DENGAN NAMA BINATANG

Bahasa Indonesia 23
Idiom Makna
kambing hitam orang yang dipersalahkan
kuda hitam pemenang yang tidak diduga-duga
mengadu domba mempertentangkan orang dalam
kelompok sendiri
akal kancil tipu muslihat yang sangat licik;
sangat cerdik
buaya darat pria yang gemar mempermainkan
wanita
membabi buta melakukan sesuatu dengan hanya
bermodal nekad
kabar burung kabar yang tidak boleh dipercaya
kebenarannya
otak udang sangat bodoh

IDIOM DENGAN BAGIAN TUMBUHAN

Idiom Makna
sebatang kara hidup seorang diri
naik daun selalu menang; berutung; nasib baik
bunga rampai kumpulan karangan yang terpilih
bunga desa gadis tercantik di desa
buah pena karangan
buah pembicaraan hasil pembicaraan
buah tangan oleh-oleh
buah bibir sesuatu yang selalu dibicarakan

Bahasa Indonesia 24
IDIOM DENGAN KATA BILANGAN
Idiom Makna
Berbadan dua hamil
Mendua hati bimbang
Setengah hati Tidak bersungguh-sungguh
Empat mata Pertemuan hanya dua orang
Kaki lima Lantai di muka pintu
Tujuh keliling Nama penyakit kepala yang sangat keras
Diam seribu bahasa Diam sama sekali

EKSPOSISI

 Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia

Bahasa Indonesia 25
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan

 Kompetensi Dasar
3.1 : Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, eksposisi, laporan
hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui
lisan maupun tulisan
3.3 : Menganalisis teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi,
prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun
tulisan
4.4 : Mengabstraksi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi,
prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun
tulisan
4.2 : Memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi,
prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun
tulisan
4.3 : Menyunting teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi,
prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun
tulisan
4.5 : Mengonversi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi,
prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun
tulisan

Bahasa Indonesia 26
 Indikator
1. Siswa mampu mengemukakan pengertian teks eksposisi
2. Siswa mampu menyebutkan ciri-ciri teks eksposisi
3. Siswa mampu membandingkan teks eksposisi dengan teks deskriptif,
argumentatif, naratif, dan eksplanasi
4. Siswa mampu membuat teks eksposisi
5. Siswa mampu mengubah teks eksposisi menjadi teks deskriptif,
argumentatif, naratif, dan eksplanasi

Tahukah
kalian..??

1. Pengertian Teks Eksposisi


Teks eksposisi adalah karangan yang berisi pemaparan atau penginformasian
mengenai sesuatu tanpa harus memberikan kesimpulan. Tujuan teks
eksposisi yaitu menjelaskan maksud dan tujuan suatu karangan.
Contoh:
Pasar Beringharjo adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat
puluhan kios penjual baju batik, tas, dan beraneka ragam sepatu ataupun
sandal. Setiap hari rata-rata penjual mampu menjual lima hingga sepuluh

Bahasa Indonesia 27
barang dagangannya. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya
pendapatan daerah yang diperoleh Pemda DIY dari Pasar Beringharjo.

2. Ciri-ciri Teks Eksposisi


a. Karangan eksposisi bersifat nonfiksi atau ilmiah
b. Karangan eksposisi bertujuan menjelaskan atau memaparkan sesuatu
c. Karangan eksposisi berdasarkan fakta
d. Karangan eksposisi tidak bermaksud mempengaruhi pembaca

3. Pola Pengembangan Karangan Eksposisi


Berdasarkan cara dalam pengembangannya, teks eksposisi terbagi ke dalam
beberapa bentuk atau pola. Di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Pola Definisi
Suatu bentuk pemaparan yang berisi pembatasan pengertian mengenai
suatu benda atau hal.

Istilah asing demokrasi biasanya diterjemahkan dengan ‘kedaulatan


rakyat’, yang diartikan sebagai pemerintahan oeh rakyat, dari rakyat, dan
untuk rakyat. Demokrasi dalam arti ini hanya menggambarkan satu segi,
sedangkan demokrasi dalam arti yang sebenarnya mempunyai makna yang
luas. Demokrasi pada hakikatnya merupakan suatu mentalitas untuk
membina suatu kehidupan dalam masyarakat; mentalitas dalam arti cara
berpikir, bersikap, dan berbuat.

b. Pola Proses
Merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-
perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan
dari suatu kejadian.

Pohon anggur, di samping buahnya


Bahasayang digunakan untuk pembuatan
Indonesia 28
minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih
wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya, lalu, tumbuk sampai
halus. Masaklah hasil tumbukan itu denga air secukupnya dan tunggu sampai
c. Pola Ilustrasi
Suatu bentuk pemaparan yang membutuhkan ilustrasi-ilustrasi konkret
guna menjelaskan gagasan utama pada tiap paragraf.

Sebelas tahun yang lalu Indonesia mengimpor gerbong-gerbong


kereta api dari Perancis. Rupanya cukup mentereng karena dilengkapi
dengan alat-alat conditioning. Manakah sekarang gerbong-gerbong itu?
Sudah rusak, dalam keadaan tak terpelihara. Gerbong-gerbong itu kini
hanya layak dipakai dalam trayek-trayek tingkat tiga guna mengangkut
anak-anak sekolah dan kaum petani dari pedusunan ke kota. Siapa yang
salah? Para pemakainya atau para pegawai PT KAI-nya? Itulah sebagai
contoh bahwa penggunaan hasil teknologi modern perlu disertai dengan
mentalitas dan sumber daya manusia yang memadai. Sayangnya, hal itu
tidak bisa dibentuk dalam satu atau dua bulan. Penggunaan teknologi
modern menuntut sumber daya manusia yang mampu dalam penanganan
dan pemeliharaannya, di samping pula mentalitas para penggunanya yang
bertanggung jawab.

Bahasa Indonesia 29
d. Pola Perbandingan
Suatu bentuk bentuk pemaparan yang menunjukkan berbagai kesamaan
dan perbedaan antara dua objek atau lebih dengan menggunakan dasar-
dasar tertentu

Pemerintah telah menyediakan listrik dengan tarif yang murah.


Setiap orang dapat menjadi pelanggan listrik dengan tidak banyak
mengeluarkan biaya. Sementara itu, petromaks memerlukan perawatan
yang lebih cermat dan banyak menggunakan bahan bakar bila
dibandingkan dengan sebuah tenaga pembangkit listrik. Petromaks
hanya dapat menghasilkan sebuah sumber terang dan hanya bermanfaat
untuk penerangan. Dengan sebuah pembangkit tenaga listrik dapat
dihasilkan ribuan bahkan jutaan watt listrik; dan bukan hanya

dipergunakan untuk penerangan, tetapi juga untuk keperluan-keperluan lain.


Listrik terdapat di kota-kota. Petromaks biasanya dipergunakan di tempat-
tempat yang tidak ada listrik atau di desa-desa.

e. Pola Sebab-Akibat
Suatu bentuk pemaparan dengan pengembangan tema yang disusun
dengan mencari hubungan antarbagian dan bersifat kausal.

Beberapa pohon di kebun tidak mau berbunga seperti tanaman lainnya.


Padahal pohon tersebut selain disiram dan tak ketinggalan diberi pupuk. Apa
yang menyebabkannya? Ternyata pohon tersebut tidak mendapat cahaya
matahari, karena terhalang oleh pohon besar yang ada di pinggirnya.

Bahasa Indonesia 30
Menyunting Cerpen

Menyunting adalah dilakukan oleh para cerpenis setelah selesai menulis cerpen.
Menyunting merupakan sebuah kegiatan yang difungsikan sebagai cara
memperbaiki sebuah teks dengan cara memperhatikan unsur-unsur isi dan
kebahasaannya.

Unsur kebahasaan yang digunakan untuk menyunting cerpen, di antaranya,


1. Keefektifan Kalimat
2. Kepaduan Kalimat atau Koherensi
3. Ketepatan Diksi
4. Ketepatan Ejaan (meliputi penulisan kata, penulisan huruf, dan tanda baca)

Langkah Menyusun Cerpen

1. Menentukan Tema
2. Menentukan Sudut Pandang
3. Menentukan Perwatakan yang berkaitan dengan sifat-sifat tokoh

Penggambaran tokoh-tokoh dalam suatu cerita dapat menggunakan dua metode,


yaitu metode analitik dan dramatik. Teman-teman dapat memilih salah satu
metodenya atau mengombinasikan keduanya.
Bahasa Indonesia 31
4. Menentukan Latar,
Hal ini juga termasuk keterangan tempat, waktu, dan suasana yang terjadi dalam
cerita.

5. Menyajikan Peristiwa yang Ditentukan dalam Alur Cerita, yaitu tahap


 Awal cerita
 Pemunculan Konflik
 Peningkatan Konflik
 Puncak konflik atau Klimaks
 Tahap Penyelesaian

Bahasa Indonesia 32

Anda mungkin juga menyukai