Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA

Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingindisampaikan penuliskepada pembaca. Pesan itu
tentu disampaikan secara langsung lewat tokoh yang ada di dalam novel. Pesan yang
disampaikan oleh penulis kepada pembaca adalah sikap tawakal, berperasangka baik,
dan sikap pantang menyerah untuk mencapai sebuah cita-cita. Hal itu terlihat pada
kutipan di bawah ini.

Adakah kemudian Sabari membenturkan kepalanya ke pohon nangka? Tidak. Adakah


dia mengumpankan lehernya ke gergaji mesin? Tidak. Adakah dia mengikat tangan
dan kakinya sendiri lalu memplestermulutnya? Taka tahu bagaiman caranya, sebab
bukankah tadi tangannya terikat? Lalu, menceburkan diri ke Suangai Lenggang agar
ditelan buaya muara bulat-bulat? Tidak. Ataukah dia menggunakan cara-cara yang
picik, bahkan anarkis,untuk menarik perhatian Lena? Maaf, Sabari tak punya sifat-sifat
obsesif semacam itu. Halo? (Ayah:44)

Akan tetapi, Sabari tak surut semangat sebab dia selalu berpegang teguh pada pesan
ayahnya bahwa Tuhan selalu menhitung, dan suatu ketika, Tuhan akan berhenti
menghitung. (Ayah:77)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa amanat yang ingin disampaikan penulis adalah
berperasangka baik dan berusaha sekuat mungkin kemudian bertawakal merupakan hal
yang bijak. Berbuat baik untuk diri sendiri merupakan hal bijak untuk memaknai
kehidupan.

Nilai Moral yang Terdapat pada Novel Ayah Karya Andrea Hirata
Nilai moral pada novel terdapat wujud nilai yaitu: hubungan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain,
dan hubungan manusia dengan alam sekitar.

a. Hubungan Manusia dengan Tuhan


hubungan manusia dengan Tuhan adalah perasaan yang menghubungkan perasaan
manusia dengan Tuhan. Wujud nilai moral yang menghubungkan antara manusia
dengan Tuhan pada novel Ayah karya Andrea Hirata adalah hubungan tokoh dengan
Tuhan-Nya.

Tawakal merupakan nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan pada novel. Tawakal
adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan
menyerahkan keputusannya kepada Allah. Berikut kutipan mengenai sifat tawakal
tokoh pada novel Ayah karya Andrea Hirata.
Dipanjatkannya doa agar nilai rata-ratanya paling tidak 6,5. Itu batas minimum
kelulusan. (Ayah:33)

Lagi pula, ayahnya sering mengatakan bahwa Tuhan selalu menghitung, dan suatu
ketika, Tuhan akan berhenti menghitung.
(Ayah:48)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa hubungan manusia dengan Tuhan merupakan nilai
moral pada novel. Tawakal merupakan suatu bentuk pasrah kepada selain Tuhan,
setelah segala usaha dilakukan manusia.

b. Hubungan Manusia dengan Manusia


Hubungan manusia dengan manusia adalah perasaan yang menghubungkan perasaan
manusia dengan manusia di lingkungannya.

Wujud nilai moral yang menghubungkan antara manusia dengan manusia pada novel
Ayah karya Andrea Hirata adalah hubungan tokoh dengan manusia di lingkungannya.
Wujud nilai moral hubungan manusia dengan manusia antara lain: tolong menolong,
persahabatan, penyayang, pemberi motivasi, berbudi pekerti baik, dan pemberi nasihat.

1) Tolong menolong
Tolong menolong merupakan nilai moral pada novel. Hal itu dapat diketahui pada
kutipan di bawah ini.

Sabari senang mengajak ayahnya jalan-jalan. Dia senang mendorong kursi roda
ayahnya keliling kampung, ke pinngir padang bahkan sampai pasar, bntaran sungai
Lenggang, dan dermaga. Ayahnya gembira, daripada sepanjang hari hanya diam di
rumah.
(Ayah:64)

Tanpa diminta, bahkan guru belum begitu selesai mencatat, dan bukan giliran piketnya,
melihat papan tulis penuh, Sabari serta-merta bangkit untuk menghapusnya. (Ayah:77)
Rela dia mendatangi kampung yang jauh demi membantu seorang peternak.
Kanyataannya, setelah didatanginya, dia menyebutnya terapi puisi kambing, embek-
embek itu pada hamil. (Ayah:154)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa adanya nilai moral hubungan manusia dengan
manusia. Nilai moral hubungan manusia dengan manusia dilakukan para tokoh pada
novel Ayah karya Andrea Hirata.

2) Persahabatan
Persahabatan merupakan nilai moral pada novel. Hal itu dapat diketahui pada kutipan
di bawah ini.
Menyesal aku gara-gara harus bertengkar dengan kalian gara-gara Lena, gara-gara
huruf S dan L. Maafkan aku, Boi.” Keempat sahabt itu bersalaman dengan takzim.
Sabari terharu.
(Ayah:55)

“Kau akan tinggal di mana?” “Banyak kamar kontrakan. Aku akan tinggal dengan
Ukun dan Tamat. Semuanya Ayah kenal.”
(Ayah:112)

Ukun dan Tamat mendampingi Sabari. Ketiga sahabat itu ke pengadilan agama macam
orang mau kondangan.
(Ayah:208)

Tentu saja Ukun dan Tamat tahu keadaan Sabari. Mereka mencari-carinya, tetapi dia
sudah hilang. sabari sendiri tahu dia diacri kawan-kawannya. Dia merasa malu, dia tak
mau bertemu dengan siapa pun. (Ayah:286)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa adanya nilai moral persahabatan. Persahabatan
merupakan keakraban seorang teman yang dapat mengerti kehidupan teman satu sama
lain.

3) Penyayang
Penyayang merupakan nilai moral pada novel. Hal itu dapat diketahui pada kutipan di
bawah ini.
Biasanya Sabari menyitir puisi, sekadar menghibur kawankawannya, para kuli
tambang, usai seharian membanting tulang.
(Ayah:174)
Betapa Sabari menyayangi Zorro. ingin dia memeluknya sepanjang waktu.
(Ayah:183)

“Aku memerlukan daftar menunya.” “Untuk apa?” sabari berkisah apa adanya. Bahwa
dia memerlukan daftar menu itu untuk meninabobokan anaknya. Ternganga lebar
mulut kakak itu. Lama diamatinya Sabari. (Ayah:226)

Pada beberapa kutipan di atas terlihat bahwa nilai moral penyayang terdapat pada
novel. Nilai moral penyayang merupakan nilai moral hubungan manusia dengan
manusia yang dilakukan para tokoh kepada sesama secara tulus.

4) Pemberi motivasi
Pemberi motivasi merupakan nilai moral pada novel. Hal itu dapat diketahui pada
kutipan di bawah ini.

“Adakah yang ingin kau sampaikan?” Bu Norma menunjuk mik di podium. Izmi
menggeleng. Sebenarnya, dia ingin sekali mengatakan pada setiap orang bahwa Sabari
adalah pahlawannya, inspirasi terbesarnya. (Ayah:108)
“Ri, sebenarnya ada cara untuk melupakan perempuan,” kata Ukun.” “Yaitu?”
“Melalui gerak badan, olahraga.” “benarkah?” “Nah, sebentar lagi ada lomba maraton
Piala Kemerdekaan, ikuti.” (Ayah:115)

Pada kutipan di atas terlihat adanya nilai moral pemberi motivasi pada novel. Motivasi
diberikan kepada seseorang dengan tujuan seseorang itu dapat bersemangat dalam
berbagai hal yang dia lakukan. Menyemangati agar seseorang dapat lebih memaknai
hidup.

5) Berbudi pekerti baik


Nilai moral berbudi pekerti baik merupakan nilai moral pada novel. Hal itu dapat
diketahui pada kutipan di bawah ini.

Ditunggunya dengan sabar sampai wktu mau habis. Jika menyerahkan jawaban secara
mendadak, peserta lain bisa terintimidasi, lalu grogi, pecah konsentrasi lalu berantakan.
Betapa tampan budi pekerti anak itu. (Ayah:11)

Sabari senang bekerja di pabrik es. Juragan dan kawan-kawan sesama kuli sudah
seperti saudara baginya. Maka, secara bersungguh-sungguh, sebagai satu sikap hormat
dan sayang kepada mereka, dia membuat tiga lembar surat pengunduran diri, yang
bolehlah dikatakan amat puitis. (Ayah:141)

Sebagai pemimpin pabrik, merasa terhormat dia membaca bahwa Sabari sangat
mencintai pekerjaan dan rekan-rekan kerjanya, dan bahwa dia telah bertekad untuk
menjadi pegawai teladan paling tidak tujuh kali berturut-turut. (Ayah:185)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa pada novel terdapat nilai moral berbudi pekerti baik.
Seseorang yang bekerja selayaknya ada komunikasi antara pekerja dengan pemilik
ataupun pengelola pabrik. Sikap sopan santun juga perlu diutamakan oleh seorang
pekerja.

6) Pemeberi nasihat
Pemeberi nasihat merupakan nilai moral hubungan manusisa dengn manusia pada
novel. Hal itu dapat diketahui pada kutipan di bawah ini.

Adakanya Ukun mengancam, “jiwamu sudah dikecoh cinta. Waspada Ri, bisa-bisa kau
kena gangguan jiwa, masuk Panti Amanah pimpinan Doktoranda Ida Nuraini!”
(Ayah:121)

“Sikapmu itu merupakan kombinasi antara gizi buruk dan terlalu banyak membaca
novel, berbahaya, bisa berlarutlarut. Untuk menyelesaikannya harus ditempuh satu cara
yang ekstrem, yaitu berkenalan dengan perempuan lain.” (Ayah:125)
Dia tahu perkara gizi balita, vaksin, dan obat anak-anak. Bahkan, dia sering memberi
tahu ibu-ibu lainnya soal itu. Pesan Sabari, bayi jangan terlalu sering diminumi air tajin,
kalau terlalu sering, nanti jika besar tak bisa matematika macam Toharun, Ukun, dan
Tamat. (Ayah:184)

Dari beberapa ktuipan di atas terlihat bahwa pada novel terdapat nilai moral pemberi
nasihat. Nilai moral pemberi nasihat merupakan nilai moral hubungan manusia dengan
manusia. Memberi nasihat dianggap penting karena pengalaman seseorang mengenai
satu hal akan dapat memberi pertimbangan bagi orang
lain.

c. Hubungan Manusia Dengan Dirinya Sendiri


Hubungan manusia dengan manusia adalah perasaan yang menghubungkan perasaan
manusia dengan dirinya sendiri di lingkungannya sendiri. Wujud nilai moral hubungan
manusia dengan dirinya sendiri pada novel Ayah karya Andrea Hirata adalah pantang
menyerah.

1. Pantang Menyerah
Pantang menyerah merupakan nilai moral hubungan manusia dengan manusia yang
terdapat pada novel. Hal itu dapat diketahui pada kutipan di bawah ini.

Akan tetapi, Sabari tak patah semangat sebab dia selalu berpegang teguh pada pesan
ayahnya bahwa Tuhan selalu menghitung, dan suatu ketika, Tuhan akan berhenti
menghitung. (Ayah:77)

Akhirnya, dia sampai di dermaga. Laut, hanya laut yang dapat menghentikannya.
Demikian saban pagi dia latihan. Meski hujan lebat, meski ngin ribut, dia tak pernah
berhenti berlari. Karena Lena dan rencana manis dengan hadiahhadiah itu, Sabari
merasa tenaganya tak terbatas. (Ayah:117)

Tanpa dia benar-benar sempa menyelami spiritualitas lari jarak jauh itu. Namun, tak
sedikit pun surut semangatnya untuk melupakan Lena, sekuat semngatnya untuk
mendapatkannya. Cinta memang sangat membingungkan. (Ayah:120)

Berbagai upaya untuk menarik perhatian Lena soal medali itu telah gagal. Namun,
Sabari tak berkecil hati. Tahun depan dia ingin menjadi karyawan teladan lagi, begitu
pula tahun depannya, dan tahun depannya lagi. Kalau dia bisa menjadi karyawan
teladan selama tujuh tahun berturut-turut, tak mungkin Lena tak tahu. (Ayah:160)

Dengan ujumg paku yang tajam, ditulisnya pesan bahasa Inggris semampunya di
sekeping aluminium seukuran telapak tangan. Dilubanginya lempeng aluminium itu,
lalu diikatkannya ke kaki penyu dengan akar bahar yang tahan air laut. Penyu itu
dilepaskannya kembali ke laut. Dalam pikirannya yang sudah tak beres, seseorang tak
tahu di negeri mana akan menemukan penyu itu, menerima pesannya, lalu
menyampaikannya kepada Lena dan Zorro. (Ayah:281)

Dari beberapa kutipan di atas terlihat bahwa terdapat nilai moral pantang menyerah.
Dilakukannya beberapa usaha yang dianggapnya dapat menarik perhatian. Bila gagal
dia akan mencoba hal lain lagi sampai benar-benar dia kehilangan akal sehatnya.

Anda mungkin juga menyukai