0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
125 tayangan2 halaman
(1) Tabel analisis unsur kebahasaan dalam novel Sejarah mencakup penggunaan kalimat bermakna lampau, konjungsi yang menyatakan urutan waktu, kata kerja material dan mental, dialog, serta kata sifat. (2) Unsur-unsur tersebut digunakan untuk mendeskripsikan hubungan antara tokoh-tokoh, urutan peristiwa, tindakan, pikiran, percakapan, serta karakteristik tokoh dalam novel tersebut.
(1) Tabel analisis unsur kebahasaan dalam novel Sejarah mencakup penggunaan kalimat bermakna lampau, konjungsi yang menyatakan urutan waktu, kata kerja material dan mental, dialog, serta kata sifat. (2) Unsur-unsur tersebut digunakan untuk mendeskripsikan hubungan antara tokoh-tokoh, urutan peristiwa, tindakan, pikiran, percakapan, serta karakteristik tokoh dalam novel tersebut.
(1) Tabel analisis unsur kebahasaan dalam novel Sejarah mencakup penggunaan kalimat bermakna lampau, konjungsi yang menyatakan urutan waktu, kata kerja material dan mental, dialog, serta kata sifat. (2) Unsur-unsur tersebut digunakan untuk mendeskripsikan hubungan antara tokoh-tokoh, urutan peristiwa, tindakan, pikiran, percakapan, serta karakteristik tokoh dalam novel tersebut.
Tabel Analisis Unsur Kebahasaan dalam Novel Sejarah
Nama : Daniel Alfred Wibowo Kelas : XII MIPA 1/09
NO KAIDAH KUTIPAN TEKS
KEBAHASAAN 1 Kalimat bermakna - Tentu saja Ronggo Lawe, sebagai seorang yang lampau amat setia sejak zaman Prabu Kertanegara, berpihak kepada Dyah Gayatri. - Dan hubungan antara junjungan ini dengan para pembantunya, sejak perjuangan pertama sampai Raden Wijaya menjadi Raja, amatlah erat dan baik. - Akan tetapi, datanglah pasukan yang beberapa tahun lalu diutus oleh mendiang Sang Prabu kertanegara ke negeri Malayu.
2 Penggunaan - Kemudian terdengar bunyi berkerotok dan ujung
Konjungsi yang meja diremasnya menjadi hancur Menyatakan Urutan - Pada waktu itu, Sang Prabu sedang dihadap oleh Waktu para senopati dan punggawa - Tak lama kemudian, hanya suara derap kaki Mego Lamat yang berlari congkalah yang memecah kesunyian gedung kadipaten itu, mengiris perasaan........ 3 Penggunaan Kata - Akan tetapi, Adipati Ronggo Lawe bangkit berdiri, Kerja Material membiarkan kedua tangannya dicuci oleh istrinya yang berusaha menghiburnya. - Kalau sang prabu sendiri kurang menyadari akan persaingan ini, pengaruh persaingan itu teras benar oleh para senopati dan terjadi perpecahan diam-diam.... - Di dalam kemarahan dan kekecewaan, Adipati Ronggo Lawe masih ingat untuk menghaturkan sembahnya, tetapi setelah semua salam tata susila ini selesai, serta merta Ronggo Lawe menyembah dan berkata dengan suara lantang, "Hamba sengaja datang menghadap paduka untuk mengingatkan Paduka dari kekhilafan yang paduka lakukan di luar kesadaran Paduka!" 4 Penggunaan Kalimat - Tirtowati juga memperingatkan karena melempar tidak Langsung nasi ke atas lantai seperti itu penghinaan terhdap Dewi Sri dan dapat menjadi kualat. - Menurut Sang Patih, Galeng telah periksa seluruh kamar Syahbandar dan ia telah melihat banyak botol dan benda-benda yang ia tak tahu nama dan gunanya - Riung Samudera menyatakan bahwa ia masih bingung dengan semua penjelasan Kendit Galih tentang masalah itu. 5 Penggunaan Kata - Sang Prabu sangat mencintai istri termuda ini Kerja Mental yang telah diperistri oleh Sang Baginda, lalu diberi nama Sri Indraswari - Sang Prabu sendiri juga memandang dengan alis berkerut tanda tidak berkenan di hatinya. - Akan tetapi, Adipati Ronggo Lawe bangkit berdiri, membiarkan kedua tangannya dicuci oleh kedua orang istrinya yang berusaha menghiburnya. 6 Penggunaan Dialog - "Kakangmas Adipati...harap paduka tentang...." - "Kakang Ronggo Lawe, apakah maksudmu dengan ucapan itu?" - "Aku harus pergi sekarang juga!"
7 Penggunaan Kata - Dyah Gayatri yang bungsu ini memang cantik
Sifat jelita seperti seorang dewi kahyangan - "..Dia seorang bodoh, lemah, rendah budi, penakut, sama sekali tidak memiliki wibawa..." - Namun karena segan kepada Sang Prabu Kertarajasa yang bijaksana, persaingan dan kebencian yang dilakukan secara diam-diam itu tidak sampai menjalar menjadi permusuhan terbuka.