Anda di halaman 1dari 7

JURNAL MEDIA SAINS 3 (1): 7 - 13

P-ISSN : 2549-7413
E-ISSN : 2620-3847

Pengendalian Jumlah Angka Mikroorganisme Pada Tangan Melalui


Proses Hand Hygiene

Control of the Number of Numbers of Microorganisms in the Hands


Through the Hand Hygiene Process
1*
Nadya Treesna Wulansari, 2Anselmus Aristo Parut
1,2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali, Jalan Tukad Balian No. 180 Renon Denpasar, Bali, Indonesia
*)
Email: nadyatreesna@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari proses hand hygiene terhadap
jumlah angka mikroorganisme pada tangan. Penelitian ini merupakan quasi exsperiment dengan
menggunakan rancangan pretest-posttest control group design. Subjek dalam penelitian ini
adalah telapak tangan mahasiswa Keperawatan Tingkat I STIKES Bali yang bersih dan sehat
jasmani. Penelitian dilakukan di Laboratorium Keperawatan STIKES Bali dan UPT. Balai
Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali. Pengambilan sampel dilakukan sebelum dan setelah
melakukan proses hand hygiene baik secara hand washing dan hand rubbing. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan uji Kruskal Wallis yang dilanjutkan dengan
analisis post hoc menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
persentase penurunan jumlah mikroorganisme tertinggi ditunjukkan dengan perlakuan mencuci
tangan menggunakan hand sanitizer cair dan persentase yang paling rendah menggunakan air
mengalir. Berdasarkan uji post hoc, adanya perbedaan antara perlakukan menggunakan sabun
antiseptik cair, hand sanitizer gel dan hand sanitizer cair dengan air mengalir. Hasil yang
signifikan ditunjukkan perlakuan sabun antiseptik cair, hand sanitizer gel dan hand sanitizer
cair terhadap air mengalir (p<0,05).
Kata kunci: hand hygiene, hand washing, hand rubbing

ABSTRACT
This study aims to determine the effectiveness of hand hygiene process in controlling
microorganisms on hands. This research is a quasi-experiment with a pretest-posttest control
group design. The subjects in this study were students’ palm of first grade nursing students in
STIKES Bali. The study was conducted at STIKES Bali Nursing Laboratory and UPT. Balai
Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali. The sampling was done before and after the hand
hygiene process both hand washing and hand rubbing. Data obtained in this study were
analyzed by Kruskal Wallis test followed by post hoc analysis using Mann Whitney test. The
results of this study showed that the highest percentage reduction number of microorganisms is
removed by hand sanitizer and the lowest percentage by flowing water. Based on the post hoc
test, there was different treatment among using liquid antiseptic soap, gel hand sanitizer and
liquid hand sanitizer with flowing water. The significant results were seen in liquid antiseptic
soap, gel hand sanitizer and liquid hand sanitizer toward flowing water (p <0.05).
Key words: hand hygiene, hand washing, hand rubbing

PENDAHULUAN lingkungan. Penyebaran infeksi dapat terjadi


Kesehatan merupakan faktor yang melalui transmisi mikroorganisme dari tangan
sangat penting bagi makhluk hidup. Kesehatan yang tidak steril dan bersih (Ardana, 2016).
dapat terwujud dengan menjaga kebersihan Tangan merupakan organ yang berfungsi
bagian tubuh agar terhindar dari infeksi yang dalam penyalur masuknya dan penyebaran
dapat ditransmisi baik dari orang lain ataupun mikroorganisme ke dalam tubuh. Tangan yang

7 J. Media Sains – Maret 2019


Wulansari, N.T., dan A. A. Parut / Media Sains 3 (1) (2019)

terkontaminasi dapat menyebabkan seseorang terjadinya infeksi nosokomial. Namun


terinfeksi penyakit nosokomial. kenyataannya, perawat hingga saat ini masih
Hal ini dapat menyebabkan mahasiswa banyak yang tingkat kepatuhan cuci tangan
keperawatan yang sedang praktik di rumah tergolong rendah (Prawira, 2015). Zuhriyah
sakit memiliki resiko yang tinggi terhadap (2014) menemukan bahwa 20% tangan
penularan infeksi nosokomial. Berdasarkan perawat positif mengandung bakteri
data WHO (2002) menunjukkan bahwa sekitar Staphylococcus epidermidis dan Enterobacter
55 rumah sakit dari Negara Eropa, Timur aerogenes.
Tengah, Pasifik dan Asia Tenggara khususnya Proses hand hygiene dapat dilakukan
terinfeksi sebesar 10%. Negara Indonesia dengan dua cara yaitu hand washing dan hand
tercatat dengan kasus infeksi nosokomial yang rub. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
cukup tinggi yaitu sebesar 6-16% di 10 Rumah oleh Burton, et al (2011) menyatakan bahwa
Sakit Umum Pendidikan pada tahun 2010 mencuci tangan dengan menggunakan sabun
(Nugraheni, 2012). antibakteri lebih efektif dalam menghilangkan
Proses infeksi diakibatkan karena bakteri dibandingkan dengan menggunakan air
adanya interaksi antara penjamu, lingkungan mengalir. Penggunaan hand sanitizer dengan
dan agen penyebab seperti bakteri, virus, kandungan alkohol 60% mampu menurunkan
jamur dan parasit. Bakteri, virus, jamur dan jumlah angka kuman dibandingkan dengan
parasit merupakan agen yang dapat sabun dan air mengalir (Desiyanto, 2013).
menyebabkan infeksi nosokomial. Bakteri Ramadhan (2013) meneliti bahwa dari 9 merk
patogen penyebab infeksi nosokomial yang hand sanitizer yang berada di pasaran, hanya 5
paling umum adalah Staphylococcus aureus, hand sanitizer mampu menghambat
Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, petumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Enterobacter spp, dan Klebsiella pneumonia Sabun cuci tangan pada restoran waralaba di
(Tennant dan Harding, 2005 ; Prabhu et al., Kota Padang mampu menghambat
2006). Escherichia coli dan Staphylococcus pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
aureus merupakan bakteri penyebab infeksi dan Escherichia coli (Fazlisia, dkk., 2014).
nosokomial yang paling sering ditemukan Berdasarkan latar belakang di atas,
(Zulkarnain, 2009 ; Bereket et al., 2012). penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pencegahan dan pengendalian infeksi efektivitas dari proses hand hygiene dengan
merupakan syarat yang harus dilakukan oleh menggunakan berbagai bahan terhadap jumlah
seluruh tenaga kesehatan dan keperawatan. angka mikroorganisme pada tangan
Salah satu upaya yang dilakukan adalah mahasiswa Keperawatan di Sekolah Tinggi
melakukan hand hygiene (cuci tangan). Ilmu Kesehatan Bali. Pengaplikasian proses
Kebiasaan mencuci tangan merupakan hand hygiene yang benar dan efektif sangat
perilaku yang mendasar dalam upaya penting dilakukan bagi mahasiswa
mencegah cross infection (infeksi silang) yang keperawatan, hal ini dapat membantu
terjadi di rumah sakit. Hand hygiene memperdalam pemahaman mahasiswa ketika
merupakan salah satu cara untuk mencegah praktek di rumah sakit sehingga dapat
dan mengurangi transmisi penyakit melalui mencegah terinfeksi penyakit nosokomial.
tangan seperti infeksi nosokomial (Depkes RI.,
2007). Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam METODE
melakukan proses hand hygiene dengan Penelitian ini merupakan quasi
menggunakan sabun masih sangat rendah dan exsperiment dengan menggunakan rancangan
tercatat rata-rata hanya 12% masyarakat yang pretest-posttest control group design. Subjek
melakukan cuci tangan dengan menggunakan dalam penelitian ini adalah telapak tangan
sabun (Kemenkes RI., 2010). Tenaga mahasiswa Keperawatan Tingkat I STIKES
kesehatan dan keperawatan yang notabene Bali yang bersih dan sehat jasmani. Penelitian
kontak langsung dengan pasien wajib dilakukan di Laboratorium Keperawatan
melakukan proses cuci tangan. Perilaku cuci STIKES Bali dan UPT. Balai Laboratorium
tangan perawat merupakan salah satu faktor Kesehatan Provinsi Bali. Pengambilan sampel
yang mempunyai pengaruh besar terhadap dilakukan sebelum dan setelah melakukan
kesehatan perawat dalam pencegahan proses hand hygiene baik secara hand washing

8 J. Media Sains – Maret 2019


Wulansari, N.T., dan A. A. Parut / Media Sains 3 (1) (2019)

dan hand rubbing enam langkah dengan Data yang diperoleh dianalisis dengan
metode swab (usapan) pada telapak tangan dan analisis sidik ragam (ANOVA) (Pallant,
sela-sela jari tangan (Lennette, 1985). Teknik 2010). Apabila data tidak terdistribusi secara
pengambilan swab menggunakan kapas lidi normal maka akan dianalisis dengan
steril yang telah dicelupkan ke dalam kaldu. menggunakan uji Kruskal Wallis. Apabila
Perlakuan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara perlakuan maka
menggunakan sabun antiseptik cair, Hand dilanjutkan dengan analisis post hoc dengan
sanitizer cair, Hand sanitizer gel dan air uji Mann Whitney.
mengalir (kontrol). Penghitungan angka
bakteri dilakukan dilakukan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
membiakkan sampel swab pada media Plate Proses hand hygiene yang dilakukan
Count Agar (PCA). Selanjutnya diinkubasi dengan 4 jenis perlakukan memberikan hasil
selama 1 x 24 jam. Bakteri yang tumbuh yang positif dalam penurunan jumlah angka
dihitung berdasarkan jumlah koloni dengan bakteri. Persentase penurunan jumlah angka
satuan Coloni Forming Unit (CFU) / cm2 dan bakteri sebelum dan sesudah proses hand
dilakukan identifikasi bakteri. hygiene ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Penurunan Jumlah Angka Bakteri Sebelum dan Sesudah Proses Hand
Hygiene
Rerata Jumlah Rerata Jumlah Persentase
Bakteri Sebelum Bakteri Setelah Penurunan
No. Perlakuan p value
Cuci Tangan Cuci Tangan Angka Bakteri
(Cfu/cm2) (Cfu/cm2) (%)
1 Sabun 223,19 28,22 87,3 ,218
antiseptik cair
2 Hand sanitizer 2327,16 15,00 99,3 ,002
cair
3 Hand sanitizer 27,32 5,12 61,0 ,000
gel
4 Air mengalir 3478,33 1444,08 58,4 ,111

Berdasarkan hasil di atas menunjukkan berdistribusi dengan normal. Berdasarkan hasil


bahwa dari keempat perlakuan yang uji kruskal wallis menunjukkan bahwa nilai
memberikan persentase penurunan angka signifikasi yaitu 0,002 < 0,05. Hal ini
bakteri yang paling tinggi adalah mencuci menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
tangan dengan menggunakan hand sanitizer jumlah bakteri setelah mencuci tangan dengan
cair (99,3%). Mencuci tangan dengan menggunakan sabun antiseptik cair, hand
menggunakan sabun antiseptik cair dan hand sanitizer gel, hand sanitizer cair dan air
sanitizer gel berturut-turut memberikan mengalir. Selanjutnya, dilakukan uji post hoc
persentase penurunan sebesar 87,3% dan dengan menggunakan uji Mann-Whitney yang
61,0%. Sedangkan mencuci tangan hanya bertujua untuk mengetahui perbedaan antar
dengan menggunakan air mengalir kelompok perlakuan. Hasil uji data post hoc
memberikan persentase sebesar 58,4%. dengan uji Mann-Whitney ditunjukkan pada
Selanjutnya dilakukan uji kruskal wallis Tabel 2.
karena data beberapa kelompok yang tidak

Tabel 2. Hasil Uji Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney


No Perbedaan Antar Perlakuan Signifikansi Keterangan
1 Sabun antiseptik cair Hand sanitizer gel 0,109 Tidak signifikan
2 Sabun antiseptik cair Hand sanitizer cair 0,245 Tidak signifikan
3 Sabun antiseptik cair Air mengalir 0,004 Signifikan
4 Hand sanitizer gel Hand sanitizer cair 0,254 Tidak signifikan
5 Hand sanitizer gel Air mengalir 0,004 Signifikan
6 Hand sanitizer cair Air mengalir 0,003 Signifikan

9 J. Media Sains – Maret 2019


Wulansari, N.T., dan A. A. Parut / Media Sains 3 (1) (2019)

Berdasarkan uji post hoc, adanya perbedaan penurunan jumlah angka mikroorganisme
antara perlakukan menggunakan sabun yang menunjukkan bahwa air mengalir
antiseptik cair, hand sanitizer gel dan hand memberikan persentase penurunan yang paling
sanitizer cair dengan air mengalir. Hasil yang rendah diantara perlakuan lainnya. Selanjutnya
signifikan ditunjukkan perlakuan sabun dilakukan identifikasi bakteri yang masih
antiseptik cair, hand sanitizer gel dan hand terdapat pada tangan setelah proses hand
sanitizer cair terhadap air mengalir (p<0,05). hygine. Hasil identifikasi ditunjukkan pada
Hal ini juga dapat dilihat dari persentase Gambar 1 dan 2 berikut.

Gambar 1. Koloni Bakteri Gambar 2. Bakteri Staphylococcus


Staphylococcus aureus aureus dengan Perbesaran 100x

Berdasarkan hasil identifikasi rubbing) membutuhkan waktu sekitar 20-30


menunjukkan bakteri yang ditemukan adalah detik (WHO, 2009).
Staphylococcus aureus. Staphylococcus Proses hand hygiene dilakukan dengan
aureus merupakan bakteri flora normal yang cara yang sederhana dan efektif dapat
terdapat pada kulit manusia. Bakteri ini mencegah pengendalian infeksi penyakit
banyak menyebabkan jenis infeksi pada seperti infeksi nosokomial (Salama, et al.,
manusia terutama infeksi kulit dan jaringan 2013). Selain itu, pengoptimalan proses hand
lunak (Kobayashi, et al., 2015). hygiene dapat mengurangi penyebaran
Hand hygiene adalah dasar pencegahan resistensi dari transmisi silang
dan pengendalian infeksi (Pittet, 2017). Hand mikroorganisme. Transmisi silang
hygiene adalah suatu upaya atau tindakan mikroorganisme dapat terjadi melalui tangan
membersihkan tangan, baik secara hand yang terkontaminasi. Jenis organisme, sumber
washing atau hand rubbing dengan langkah dan permukaan tujuan, tingkat kelembaban
yang sistematik sehingga mengurangi jumlah dan ukuran inokulum merupakan faktor yang
bakteri yang berada pada tangan (WHO, mempengaruhi proses terjadinya transmisi
2009). Hand washing adalah proses mencuci silang mikroorganisme khususnya yang
tangan dengan cara menggosok permukaan terdapat pada tangan (WHO, 2009).
tangan yang menggunakan sabun antiseptik Mikroorganisme yang tidak bersifat patogen
dengan menggunakan air guna menghilangkan dalam kondisi sehat yang terdapat pada
mikroorganisme. Hand rubbing merupakan permukaan kulit tangan disebut flora normal.
proses menggosok tangan dengan berbahan Mikroorganisme flora normal terdiri dari dua
alkohol tanpa menggunakan air (Widmer, jenis yaitu mikroorganisme tetap (resident
2000). Teknik hand hygiene dengan mencuci flora) dan mikroorganisme sementara
tangan yang efektif membutuhkan waktu (transient flora).
sekitar 40-60 detik sedangkan teknik hand Proses hand hygiene dengan
hygiene yang menggunakan alkohol (hand menggunakan sabun cair dapat membersihkan
permukaan telapak tangan dari kotoran yang

10 J. Media Sains – Maret 2019


Wulansari, N.T., dan A. A. Parut / Media Sains 3 (1) (2019)

terlihat oleh mata. Selain itu, proses ini dapat belum optimal dalam mengurangi jumlah
mengurangi lebih dari 90% transient flora mikroorganisme.
yang terdapat pada permukaan kulit tangan Pada hasil identifikasi, setelah proses
(Zuhriyah, 2004). Penggunaan sabun cair hand hygiene ditemukan bakteri
dapat mengurangi jumlah mikroorganisme Staphylococcus aureus. S. aureus merupakan
pada tangan akibat zat-zat yang bersifat salah satu bakteri patogen utama yang
bakterisidal dan bakteriostatik (Selvamohan menginfeksi manusia (Jawetz, 2008). Bakteri
dan Sandhya, 2012). Hasil penelitian ini memiliki karakteristik yaitu kokus gram
menunjukkan bahwa proses hand hygiene positif, tidak membentuk spora, nonmotil dan
dengan menggunakan sabun cair yang diujikan mampu menyebabkan rentang sindrom infeksi
memberikan persentase penurunan jumlah yang luas (Gillepsia & Bamford, 2007). S.
angka mikroorganisme sebesar 87,3%. Hal ini aureus merupakan mikroflora normal yang
didukung oleh penelitian Fazlisia, dkk (2014) terdapat pada kulit, mulut dan saluran respirasi
yang menyatakan bahwa sabun cair cuci bagian atas (Jawets, 2013).
tangan yang digunakan memiliki kemampuan Bakteri ditransmisikan dari satu orang
dalam menghambat pertumbuhan bakteri ke orang lain dengan menggunakan tangan.
Staphylococcus aureus. Banyak patogen oportunistik yang
Proses mencuci tangan dengan menyebabkan infeksi nosokomial ditularkan
menggunakan hand sanitizer cair dan gel yang dari satu pasien ke pasien lain di tangan
mengandung alkohol dapat mengurangi petugas di rumah sakit. Proses mencuci tangan
jumlah mikroorganisme yang terdapat pada merupakan komponen yang penting dalam
permukaan tangan. Berdasarkan hasil mengontrol infeksi suatu penyakit (Jawetz,
penelitian hand sanitizer cair yang diujikan 2013). Peningkatan edukasi dan penerapan
memiliki penurunan persentase mikrorganisme hand hygiene sangat penting dilakukan dan
tertinggi dari perlakuan yang lain yaitu sebesar sebaiknya diterapkan sejak dini. Hal ini sangat
99,3%. Sedangkan penurunan persentase penting dalam menjaga kesehatan seseorang
mikroorganisme dengan menggunakan hand khususnya dalam mengurangi penyebaran
sanitizer gel sebesar 61,0%. Hal ini infeksi penyakit.
menunjukkan bahwa hand sanitizer baik yang
berbentuk cair dan gel mengandung senyawa SIMPULAN
alkohol mampu menghambat pertumbuhan Persentase penurunan jumlah
mikroorganisme dengan mekanisme mikroorganisme tertinggi ditunjukkan dengan
mendenaturasi protein pada membran sel perlakuan mencuci tangan menggunakan hand
bakteri dan bersifat bakterisidal (Noviansari, sanitizer cair dan persentase yang paling
2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan rendah menggunakan air mengalir.
Srikartika, dkk (2016) yang menyatakan Berdasarkan uji post hoc, adanya perbedaan
bahwa hand sanitizer yang mengandung antara perlakukan menggunakan sabun
alkohol 70% dan triklosan 0,05% memiliki antiseptik cair, hand sanitizer gel dan hand
kemampuan daya hambat terhadap sanitizer cair dengan air mengalir. Hasil yang
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. signifikan ditunjukkan perlakuan sabun
Rini dan Nugraheni (2018) menyatakan bahwa antiseptik cair, hand sanitizer gel dan hand
hand sanitizer efektif dalam menghambat sanitizer cair terhadap air mengalir (p<0,05).
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus. REFERENSI
Persentase penurunan jumlah Ardana I.G.A.G.O. (2016). Program
miroorganisme yang paling rendah adalah Penyadaran Kepatuhan Cuci Tangan
mencuci tangan menggunakan air mengalir. Dapat Meningkatkan Pengetahuan
Proses hand hygiene yang hanya Cuci Tangan, Menurunkan Jumlah
menggunakan air mengalir mampu Koloni Dan Bakteri Staphylococcus
menurunkan persentase mikroorganisme hanya aureus Pada Tangan Co Ass FKG
sebesar 58,4%. Mencuci tangan menggunakan Unmas Denpasar. Tesis. Denpasar :
air mengalir mampu membersihkan tangan Program Pascasarjana Universitas
yang dalam kondisi tangan kotor namun untuk Udayana.

11 J. Media Sains – Maret 2019


Wulansari, N.T., dan A. A. Parut / Media Sains 3 (1) (2019)

Bereket, W., Hemalatha, K., Getenet, B., Microbiology Association Publ.


Wondwossen, T., Solomon, A., Washington.
Zeynudin, A., & Kannan, S. (2012).
Noviansari, R., Sudarmin, Siadi, K. (2013).
Update On Bacterial Nosocomial
Transformasi Metil Eugenol Menjadi
Infections. European Review for
3-(3,4 Dimetoksi Fenil)-1-Propanol
Medical and Pharmacological
Dan Uji Aktivitasnya Sebagai
Sciences. 16 : 1039-1044.
Antibakteri. Jurnal Jurusan Kimia
Burton, M., Cobb, E., Donachie, P., Judah, G., FMIPA Universitas Negeri
Curtis, V., and Schmidt, W.P. Semarang. Vol. 2 (2).
(2011). The effect of handwashing
Nugraheni, R., Suhartono., Winarni, S. (2012).
with water or soap on bacterial
Infeksi Nosokomial di RSUD
contamination of hands. Int. J.
Setjonegoro Kabupaten Wonosobo.
Environ. Res. Public Health. Vol 8 :
Media Kesehatan Masyarakat
97-104.
Indonesia.
Depkes. RI. (2007). Pedoman Manajerial
Jawets., Melnick., Adelberg’s. (2008).
Pencegahan Dan Pengendalian
Medical Microbiology. Edisi 23.
Infeksi Di Rumah Sakit Dan Fasilitas
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Kesehatan Lainnya, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Jawets. (2013). Medical Microbiology. New
Indonesia. York : Mc. Graw Hill.
Desiyanto, F.A., Djanaah, S. N. (2013). Pallant, Jullie. (2010). SPSS Survival Manual
Efektivitas Mencuci Tangan 4th Edition. New York : Mc Graw
Menggunakan Cairan Pembersih Hill.
Tangan Antiseptik (Hand Sanitizer) Pittet, D. (2017). Hand hygiene: From research
Terhadap Jumlah Angka Kuman. to action. Journal of Infection
Artikel Ilmiah Kesmas. Vol 7 (2) : Prevention 2017. Vol. 18 (3) 100-
75-82. 102.
Fazlisia, A., Bahar E., Yulistini. (2014). Uji Prabhu, N., Sangeetha, M., Chinnaswamy, P.,
Daya hambat Sabun Cair Cuci
and Joseph, P. L. (2006). A Rapid
Tangan pada Restoran Waralaba di Method of Evaluating Microbial
Kota Padang Terhadap Pertumbuhan Load in Health Care Industry and
Bakteri Escherichia coli dan Application of Alcohol to Reduce
Staphylococcus aureus secara In Noso- comial Infection. Journal of
Vitro. Jurnal Kesehatan Andalas : the Academy of Hospital
Vol. 3 (3) : 348 – 353. Administration. Vol. 18 (1) : 1-12.
Gillespie, S., Bamford, K. (2007). At a Glance Prawira, A. (2015). Deskripsi Kepatuhan Cuci
Mikrobiologi Medis dan Infeksi. Tangan Dokter, Perawat dan Coass
Penerbit Erlangga : Jakarta. di Rumah Sakit Atma Jaya Pada
Kemenkes. RI. (2010). Pedoman Perilaku Tahun 2012. Prosiding SNaPP2015
Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Kesehatan : 271 -274.
Kementrian Kesehatan Republik Ramadhan, I. (2013). Efek Antiseptik
Indonesia. Berbagai Merk Hand Sanitizer
Kobayashi, S.D., Malachowa, N., Deleo, F.R. Terhadap Bakteri Staphylococcus
(2015). Pathogenesis of aureus. Artikel ilmiah. Jakarta : FK
Staphylococcus aureus Abscesses. dan Ilmu Kesehatan Universitas
Am J Pathol. Vol. 185 (6) : 1518- Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
1527. Rini, E. P., Nugraheni, E.R. (2018). Uji Daya
Lennette, E. H. (1985). Manual of Clinical Hambat Berbagai Merek Hand
Microbiology. American Society for Sanitizer Gel terhadap Pertumbuhan

12 J. Media Sains – Maret 2019


Wulansari, N.T., dan A. A. Parut / Media Sains 3 (1) (2019)

Bakteri Escherichia coli dan Intensive Care Unit,and Associated


Staphylococcus aureus. Journal of Risk Factors. West Indian Medical
Pharmaceutical Science and Clinical Journal. Vol. 54 (4).
Research. Vol. 01 : 18-26.
Widmer, A. F. (2000). Replace Hand Washing
Salama, M.F., Jamal, W.Y., Mousa, H.A., Al- with Use of a Waterless Alcohol
Abdul Ghani, K. A., Rotimi, V.O. Hand Rub?. Journal Clinical
(2013). The effect of hand hygiene Infectious Disease. Vol. 31 : 136-
compliance on hospital-acquired 143.
infections in an ICU setting in a
World Health Organization. (2002).
Kuwaiti teaching hospital. Journal of
Prevention of hospital-acquired
Infecion and Public Health. Vol. 6
infections: A Practical guide 2nd
(1) : 27-34.
Edition. (Online) (http): //www.
Selvamohan, T., Sandhya, V. (2012). Studies who. int/csr/resources/publications/
on bactericidal activity of different whocdscsreph200212.pdf) Was
soaps against-bacterial strains. accessed on 1 June 2018.
Journal of Microbiology and
WHO. (2009). WHO Guidelines on Hand
Biotechnology Research. Vol. 2 (5) :
hygiene in Health Care. First Global
646-50.
Patient Safety Challenge Clean Care
Srikartika, P., Suharti, N., Anas, E. (2016). is Safer Care (Online) (http: //apps.
Kemampuan Daya Hambat Bahan who int/iris/bitstream/10665/
Aktif Beberapa Merek Dagang Hand 44102/1/ 9789241 597906_eng.pdf)
sanitizer terhadap Pertumbuhan Was accessed on 3 June 2018.
Staphylococcus aureus. Jurnal
Zulkarnain. (2009). Infeksi Nosokomial.
Kesehatan Andalas. Vol. 5 (3) : 540-
Jakarta : Interna Publishing.
545.
Zuhriyah, L. (2014). Gambaran Bakteriologis
Tennant, I. & Harding, H. (2005). Microbial
Tangan Perawat. Jurnal Kedokteran
Isolates from Patients in An
Brawijaya. Vol. XX (1) : 50 53.

13 J. Media Sains – Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai