Anda di halaman 1dari 6

EFEKTIVITAS HAND SANITIZER TERHADAP BAKTERI YANG

TERDAPAT PADA ABSENSI FINGERPRINT DI LINGKUNGAN


UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG TAHUN
2017

Disusun Oleh : Reja Insan Jungjunan


Npm : 13310331
Pembimbing I : Dwi Marlina, S.Si, M.Bsc
Pembimbing II: Debi Arivo, S.Si, M.Si

ABSTRAK ABSTRACT
Latar Belakang: Penyakit infeksi masih
merupakan jenis penyakit yang paling banyak Background: Infection disease is still one of most
diderita oleh penduduk di negara berkembang. kind disease which people suffered on developing
Penularan penyakit infeksi bisa terjadi melalui country. Infection disease can spread through
berbagai cara. Salah satu tempat yang many ways. One possible infectious place is a
memungkinkan terjadinya penularan atau place which usually touched regularly by many
penyebaran penyakit adalah tempat yang sering people, for example absence using fingerprint
disentuh secara bergantian oleh banyak orang, technology. Handwashing is a method to prevent
misalnya absensi menggunakan sidik jari atau contagion. Nowadays, there is handwasher without
sering disebut fingerprint. Cuci tangan adalah water called antiseptic handwash or hand
salah satu cara untuk menjaga higienitas dan sanitizer. This product contain antiseptic which
mencegah penularan. Seiring dengan used to kill bacteria on our hand. Objective: The
perkembangan, muncul pembersih tangan tanpa air aim of this research is to know the effectiveness of
yang dikenal dengan pembersih tangan antiseptik hand sanitizer against bacteria on fingerprint
atau hand sanitizer. Produk ini mengandung absence in Malahayati University Bandar
antiseptik yang digunakan untuk membunuh Lampung environment. Methods: This quality
kuman yang ada di tangan. examination of anti-microbe is using disc diffusion
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui method. There are 4 hand sanitizers which
keefektivitasan hand sanitizer terhadap bakteri examined in this research.
yang terdapat pada absensi fingerprint Results: The result of this research shows that
dilingkungan Universitas Malahayati Bandar hand sanitizer which contain triclosan is the most
Lampung. effective to prevent bacteria development with 20
Metode: Pengujian sifat antimikroba ini dilakukan mm average of inhibit zone diameters.
dengan metode disc difussion. Hand sanitizer yang Conclusion: Not all hand sanitizers tested have
diuji berjumlah 4 buah. inhibitory effects of bacterial development. Hand
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan hand sanitizer that has the effect to prevent bacteria
sanitizer yang mengandung triclosan paling efektif development is the hand sanitizer which contain
menghambat pertumbuhan bakteri dengan rata-rata the active ingredient of triclosan.
zona hambat yang terbentuk berdiameter 20 mm.
Kesimpulan: Tidak semua hand sanitizer yang Keyword : effectiveness, hand sanitizer, disc
diuji memiliki efek daya hambat pertumbuhan diffusion, fingerprint absence
bakteri. Hand sanitizer yang memiliki efek daya
hambat terhadap pertumbuhan bakteri yaitu hand
sanitizer dengan kandungan bahan aktif triclosan. Latar Belakang
Kata Kunci : Efektivitas, Hand Sanitizer, Disc Penyakit infeksi masih merupakan
Difussion, Absensi Fingerprint jenis penyakit yang paling banyak diderita
oleh penduduk di negara berkembang,
termasuk di Indonesia. Salah satu penyebab
penyakit infeksi adalah bakteri. Penularan
penyakit infeksi karena bakteri bisa terjadi

1
melalui berbagai cara antara lain melalui mungkin tidak sadar bahwa dirinya sedang
udara, makanan, minuman, tangan yang di tertular (Depkes RI, 2014).
masukkan ke dalam mulut atau menyentuh Pada penelitian di Ghana,
suatu media yang terkontaminasi bakteri menunjukkan bahwa 75% ibu rumah tangga
(Radji, 2015). Sampai saat ini orang-orang mengaku telah mencuci tangan dengan sabun.
telah banyak mengenal berbagai macam Namun setelah dilakukan penelitian secara
penularan penyakit serta kiat-kiat mengatasi terstruktur, ternyata hanya 3% yang benar-
penularan penyakit. Namun dalam beberapa benar melakukannya, sementara 32% hanya
hal mungkin tidak terduga oleh masyarakat mencuci tangan dengan air (Depkes RI 2014).
yaitu ada beberapa lokasi atau tempat dimana Di negara Swaziland pada tahun 2010, 50%
penularan penyakit kadang terabaikan oleh keluarga perkotaan cenderung mempraktikkan
mereka, salah satu tempat yang cuci tangan, dibandingkan dengan hanya 26%
memungkinkan terjadinya penularan atau di daerah pedesaan. Selain itu dinegara Afrika
penyebaran penyakit adalah tempat yang lainnya yaitu Rwanda, hanya 2% dari populasi
sering disentuh secara bergantian oleh banyak mencuci tangan. Pada saat yang sama, 96%
orang (Saputra, 2015). Alat yang sering dari rumah tangga terkaya di Mongolia
disentuh bergantian oleh banyak orang salah mencuci tangan mereka dengan benar,
satunya adalah mesin absensi fingerprint. dibandingkan dengan 10% dari yang termiskin
Mesin absensi fingerprint adalah mesin (UNICEF, 2012).
untuk memberikan data kehadiran pegawai Berdasarkan analisis kecendrungan
secara otomatis dan cepat yang menggunakan secara merata nasional, di Indonesia terdapat
sidik jari. Setiap pegawai mengabsen dengan peningkatan proporsi berprilaku cuci tangan
menempelkan salah satu jari tangan di alat secara benar pada tahun 2013 di banding pada
deteksi mesin fingerprint (Asmira, 2016). Hal tahun 2007 yang hanya 23,2%. Pada tahun
ini memungkinkan untuk penularan penyakit 2013 rerata nasional perilaku cuci tangan
atau agen penyebab penyakit dari satu individu secara benar sebesar 47,0% dan lima Provinsi
keindividu lain. terendah adalah Sumatra Barat (29,0%), Papua
Pada kulit tangan terdapat flora normal (29.0%), Kalimantan Barat (32,3%), Sumatra
yang merupakan mikrooganisme yang hidup Utara (32,9%) dan Aceh (33,6%). Untuk
di tubuh manusia. Mayoritas organisme yang Provinsi Lampung perilaku mencuci tangan
hidup pada kulit adalah organisme gram dengan benar pada tahun 2013 mengalami
positif seperti Staphylococcus epidermidis, peningkatan yang cukup besar. Mulanya hanya
Streptococcus alpha dan non Hemolyticcus, 15,4% di tahun 2007 dan mengalami
Micrococcus dan bakteri Coryneform misalnya peningkatan pada tahun 2013 menjadi sebesar
Corynebacterium dan Proprionibacterium 46,7% (Depkes RI, 2014).
(Jacquelyn, dkk, 2012).
Selain flora normal, pada tangan Namun, Seiring dengan bertambahnya
manusia juga bisa terdapat bakteri yang bisa kesibukan masyarakat terutama di perkotaan,
menjadi patogen karena tangan merupakan dan banyaknya produk-produk instan yang
bagian tubuh yang paling sering kontak serba cepat dan praktis, maka muncul produk
dengan dunia luar dan digunakan sehari-hari inovasi pembersih tangan tanpa air yang
untuk melakukan aktivitas, hal ini sangat dikenal dengan pembersih tangan antiseptik
memudahkan terjadinya kontak dengan atau hand sanitizer. Produk hand sanitizer ini
mikroorganisme dan mentransfernya ke objek mengandung antiseptik yang digunakan untuk
lain melalui tangan (Pratimi, dkk, 2013). membunuh kuman yang ada di tangan
Tangan yang bersentuhan langsung dengan (Desiyanto, dkk, 2013). Jenis produk hand
kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan sanitizer inipun juga semakin beragam, baik
tubuh, makanan atau minuman yang komposisinya, zat pembawanya, serta telah
terkontaminasi saat tidak dicuci dapat dipasarkan produk-produk baru yang
memindahkan bakteri pada orang lain yang digunakan secara meluas di masyarakat.

2
Universitas Malahayati merupakan institusi Hasil
besar yang memiliki lebih dari 200 tenaga
dosen dan tenaga administrasi, fingerprint Efek daya hambat hand sanitizer terhadap
merupakan metode yang dipakai oleh institusi pertumbuhan bakteri yang berasal dari
ini untuk mengevaluasi kehadiran tenaga kerja finger print
yang ada. Penggunaan metode FingerPrint ini
Berdasarkan penelitian yang telah
tentunya menyebabkan adanya penggunaan
dilakukan yaitu tentang efek daya hambat
hand sanitizer sebagai upaya untuk
hand sanitizer terhadap pertumbuhan bakteri
menstrerilkan tangan.
yang berasal dari absensi fingerprint. Telah
Metode:
Pengujian sifat antimikroba ini dilakukan dengan dilakukan 6 kali pengulangan dengan
metode disc difussion. Hand sanitizer yang diuji menggunakan metode disc difussion dan
berjumlah 4 buah. didapatkan hasil bahwa : tidak semua hand
sanitizer yang diuji memberikan efek daya
hambat terhadap pertumbuhan bakteri yang
berasal dari hasil swab finger print, hand
sanitizer yang memberikan efek daya hambat
terhadap pertumbuhan bakteri terbaik,
ditunjukkan pada gambar 4.1. Hand sanitizer
D yang mengandung triclosan dengan
terbentuk zona bening rata-rata sebesar 20 mm
(Tabel 4.1)

Tabel 4.1 Daya hambat yang terbentuk dari paparan hand sanitizer (mm)

Daya Hambat yang terbentuk dari paparan hand sanitizer (mm)


No Bahan yang diuji
1 2 3 4 5 6 Rata-rata
1 Hand sanitizer A 0 0 0 0 0 0 0
2 Hand sanitizer B 0 0 0 0 0 0 0
3 Hand sanitizer C 0 3 5 0 0 0 1
4 Hand sanitizer D 20 19 20 22 21 20 20
5 Kontrol ( + ) 32 30 27 30 30 30 30
6 Kontrol ( - ) 0 0 0 0 0 0 0

Hasil identifikasi terhadap bakteri yang bersifat Gram positif (bakteri berwarna ungu).
berasal dari swab di mesin absensi fingerprint Bakteri Gram positif berbentuk coccus yang
didapatkan bahwa bakteri dapat tumbuh dan sering ditemukan pada kulit adalah seperti
berkembang pada media uji. Media uji Stapylococcus sp. (Stapylococcus epidermidis,
tersebut berupa media Lempeng Agar Darah Stapylococcus aureus, Stapylococcus
(LAD). Serta dari hasil pewarnaan gram yang saprophyticus) dan Streptococcus sp.
dilihat pada mikroskop dengan perbesaran (Steptococcus pyogenes). Sedangkan bakteri
100x didapatkan hasil bakteri dengan dengan Gram negatif berbentuk batang pendek yang
ciri-ciri berbentuk kokobasil (batang pendek), bisa dijumpai pada kulit tangan adalah
susunan tunggal, berwarna merah dan bersifat Escherichia coli..
Gram negatif (bakteri berwarna merah).
Sedangkan bakteri dengan ciri-ciri bentuk
kokus, bergerombol, berwarna ungu dan

3
Pembahasan triclosan dengan konsentrasi 1% (Loho, dkk,
2007).
Efek daya hambat hand sanitizer Triclosan adalah biosida berasal dari
terhadap pertumbuhan bakteri tergantung bisfenol yang mempunyai efek spectrum luas
pada kandungan bahan aktif yang terdapat terhadap bakteri tetapi tidak terlalu sensitif
pada hand santizer yang diuji seperti alkohol, terhadap gram negatif. Triclosan bekerja
triclosan, iodine ataupun agen antimikroba dengan menghambat pembentukan asam
lainnya yang dapat digunakan untuk menjaga lemak yang dibentuk oleh bakteri. Triclosan
hygiene tangan. Namun kebanyakan hand menghambat biosintesis asam lemak pada
sanitizer yang dijual bebas di Indonesia bakteri dengan cara menghambat kerja enzim
mengandung triclosan atau alkohol. Dari hasil enoyl-acyl carrier protein reductase yang
penelitian ini, didapatkan bahwa dari 4 hand dikode oleh FabI atau homolognya, dengan
sanitizer yang diuji yang masing-masing cara menyerupai substrat naturahya (Loho,
mengandung alkohol 60%, alkohol 70%, dkk, 2007). Villalain, dkk pada tahun 2001
alkohol 57,5 % & isopropil alkohol 3% dan juga menemukan bahwa triclosan mempunyai
triclosan 0,1 % hanya hand sanitizer yang efek membranotropik, yaitu mengganggu
mengandung triclosan yang memberikan efek stabilitas struktur membran yang
daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri mengakibatkan penurunan integritas
yang berasal dari hasil swab pada alat deteksi fungsional membran sel tanpa menginduksi
absensi fingerprint, hand sanitizer tersebut terjadinya lisis sel tersebut. Pada konsentrasi
adalah hand sanitizer D atau hand sanitizer bakterisidal, triclosan menyebabkan
yang mengandung bahan aktif triclosan kebocoran kalium yang menandakan
dengan kadar konsentrasi 0,1%. terjadinya kerusakan membran.
Sedangkan pada penelitian ini, hand
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
sanitizer yang tidak memperlihatkan efek daya
yang dilakukan oleh loho, dkk (2007) yang
hambat pertumbuhan bakteri adalah hand
menemukan bahwa triclosan dengan
sanitizer A, B dan C. Hal ini bisa saja didasari
konsentrasi 1% mempunyai efek daya hambat
karena ketiga hand sanitizer tersebut hanya
terhadap pertumbuhan 4 bakteri yaitu
mengandung bahan aktif alkohol. Penelitian
Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Enterococcus faecalis, dan Pseudomonas
oleh Ramadhan pada tahun 2013, menemukan
aeruginosa. Triclosan merupakan antiseptik
bahwa hand sanitizer yang hanya mengandung
non ionik dari golongan bisphenol sintetis.
bahan aktif alkohol tidak terbentuk zona
Terdapat dua kelompok antiseptik yang sering
hambat terhadap pertumbuhan bakteri
digunakan pada golongan ini, yaitu triclosan
Staphylococcus aureus. Sedangkan hand
dan hexachlorophere. Namun karena
sanitizer yang paling kuat menghambat
toksisitasnya, maka saat ini penggunaan
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
hexachlorophene sangat terbatas. Triclosan
adalah hand sanitizer yang memiliki
tersusun dari 2 cincin benzen, tiap cincin
kandungan kombinasi dua bahan aktif yaitu
terdiri dari 6 atom karbon (Loho, dkk, 2007).
alkohol dan triclosan. Alkohol yang memiliki
Saat ini triclosan telah digunakan kadar 60%-90% menurut guideline CDC dapat
secara luas dalam berbagai produk, seperti dipakai sebagai bahan aktif antimikrobal suatu
hand sanitizer, sabun, obat kumur, pasta gigi, produk pembersih tangan. Cara kerja alkohol
kosmetik, mainan anak, peralatan dapur, dan adalah mendenaturasi protein dinding sel
lain sebagainya. Aktivitas antimikroba bakteri dan bersifat bakteriosidal. Namun
triclosan didapat pada konsentrasi 0,1–2%. alkohol bersifat short acting sehingga tidak
Pada konsentrasi tersebut triclosan dapat bersifat persisten (Ramadhan, 2013). Karena
bersifat bakteriosidal dan sporostatik. sifat alkohol yang short acting tersebutlah
Kebanyakan produk antiseptik mengandung maka bisa terjadi jika diinkubasi selama 24
jam efek daya hambat yang diberikan alkohol

4
telah berakhir sehingga zona hambat terhadap ejurnal ilmu pemerintahan, 4 (30):1009-
pertumbuhan bakteri tidak terbentuk. 1022 (2477-2458).

Bonang, G. (1992). Buku Ajar Mikrobiologi


Kesimpulan untuk profesi kesehatan Edisi 16 . Jakarta:
EGC.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dikerjakan oleh peneliti, dapat disimpulkan;
Departemen Mikrobiologi. (2012). Panduan
1. Terdapat efek daya hambat yang praktikum mikrobiologi. Jakarta : Fakultas
diberikan hand sanitizer terhadap Kedokteran Universitas Indonesia
pertumbuhan bakteri yang berasal dari
hasil swab pada alat deteksi absensi Desiyanto, F., Djannah, S. (2013). Efektivitas
finger print, tetapi tidak semua hand Mencuci Tangan Menggunakan Cairan
sanitizer yang diuji memiliki efek daya Pembersih Tangan Antiseptik (Hand
hambat pertumbuhan bakteri. Sanitizer) Terhadap Jumlah Angka Kuman.
2. Hand sanitizer yang memiliki efek KesMas , 7 (1978-0575).
daya hambat terhadap pertumbuhan
bakteri yaitu hand sanitizer dengan Depkes RI, Infodatin. (2014) . Perilaku
kandungan bahan aktif triclosan. Mencuci Tangan Pakai Sabun Di Indonesia.
Jakarta : Kemenkes RI
Saran
Greenwood, D., Slack, R., Peutherer, J.,
Peneliti menyarankan untuk dilakukan Barer, M. (2007). Medical Microbiology.
penelitian lebih lanjut terhadap hand Churchill Livingstone Elsevier. London.
sanitizer lain yang memiliki kandungan
agen antimikroba lainnya yang memiliki Irianto, K. (2006). Menguak Dunia
pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Mikroorganisme Jilid 1. Bandung : Yrama
yang belum diuji pada penelitian ini. Widya

Irianto, K. (2013). Mikrobiologi Medis.


Bandung : Alfabeta
DAFTAR PUSTAKA
Jacquelyn, B., Laura B., (2012). Microbiology
Ardianti, D. (2011). Perbandingan Efektivitas : International Student Version. Virginia :
Handsanitizer Dengan Cuci Tangan Pakai Marymount University
Sabun Dalam Membunuh Kuman Di
Tangan. Jawetz, Melnick, Adelberg. (2013). Medical
Microbiology 26th Edition. USA : Lange
Amy, P., Davis, J., Blum, A., Scalmanini, J., Medical Book
Oyier, B., Okoth, G., et all. (2013). Access to
Waterless Hand Sanitizer Improves Student Loho, T., Utami, L. (2007). Uji Efektivitas
Hand Hygiene Behavior in Primary Schools in Antiseptik Triclosan 1% terhadap
Nairobi, Kenya. The American Journal of Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
Tropical Medicine and Hygiene 89(3): 411– Enterococcus faecalis dan Pseudomonas
418 aeruginosa. Majalah Kedokteraan
Indonesia Volum 57 No 6
Asmira, A. (2016). Efektivitas Penerapan
Absensi Fingerprint dalam Meningkatkan Pratimi, H.A., Apriliana, E., Rukmono, P.
Disiplin Kerja Pegawai di Kecamatan (2013). Identifikasi Mikroorganisme Pada
Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara. Tangan Tenaga Medis dan Paramedis di

5
Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul
Moeloek Bandar Lampung. Majority :
Medical Journal Of Lampung University
(2337-3776)

Pratiwi, S. (2008). Mikrobiologi Farmasi.


Jakarta : Erlangga

Radji, M. (2015). Buku Ajar Mikrobiologi :


panduan mahasiswa farmasi & kedokteran.
Jakarta : EGC

Ramadhan, I. (2013). Efek Anti Septik


Berbagai Merk Handsanitizer Terhadap
Bakteri Staphylococcus Aureus. Skripsi
Fakultas Kedokteran UIN SH Jakarta.

Saputra, T. (2015). Gambaran Bakteri Yang


Terdapat Di Toilet Umum Di Dua Pusat
Perbelanjaan Modern Di Kota Medan dan
Pola Kepekaan Terhadap Antibiotik.
(Skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatra Utara

Sutarman. (2000). Kultur Media Bakteri. Balai


Penelitian Veternier : Bogor.

Tietjen, L., Bossemeyer D., Melntosh, N.


(2010). Panduan pencegahan infeksi untuk
fasilitas pelayanan kesehatan dengan
sumber daya terbatas. Yayasan bina
pustaka sarwono prawirihardjo : Jakarta

Trampuz, A., Widmer, A.F. (2004). Hand


Hygiene : A frequently missed lifesaving
opportunity during patient care. Mayo Clin
Proc.,79, 109-166.

Turnidge, J., (2008). Susceptibibility Test


Methods : Dilution And Diffusion Methods,
18 Th Edition. American Society For
Mikrobiologi Press: Wasington DC

UNICEF. (2012). Hari Cuci Tangan Sedunia.


Dipetik November 20, 2016, dari UNICEF
Indonesia:
https://www.unicef.org/indonesia/id/media
_19772.html

Anda mungkin juga menyukai