Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPRIBADIAN DASAR

“ KONSEP DIRI”

OLEH

KELOMPOK 4:

1. Meli Andani (20190010)


2. Tifa Hanafiah (20190020)
3. Iswandi Saputra (20190028)
4. Nola Marzalina (20190034)

Dosen Pengampu :

Elsi Susanti, S.E,. M.M

PROGRAM STUDI D-III ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

BUKITTINGGI 2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhânahû wa Ta`âlâ yang telah


memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada penulis, hingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah dengan judul "KONSEP DIRI DAN
EMOSI".

Penulis menyadari, bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat


dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dan
dukungan dalam penulisan makalah ini.

Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia
ini. Demikian pula dengan penulisan makalah ini. Kritik dan saran
sangatlah penulis harapkan dan dapat disampaikan secara langsung
maupun tidak langsung. Semoga makalah ini menjadi tambahan
pengetahuan dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Bukittinggi, 25 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

C
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1. Latar Belakang.......................................................................................................1
2.Rumusan Masalah.......................................................................................................1
3.Tujuan Masalah...........................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A.PENGERTIAN KONSEP DIRI.................................................................................2
B.FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI............................4
C.PEMBAGIAN KONSEP DIRI...................................................................................5
D..KARAKTER DALAM KONSEP DIRI....................................................................7
E.MENGEMBANGKAN PERKEMBANGAN KONSEP DIRI....................................8
F.PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP PRESTASI..........................................10
BAB III...........................................................................................................................13
PENUTUP......................................................................................................................13
1.Kesimpulan...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada umumnya setiap peserta didik ingin meraih keberhasilan dan kesuksesan
dimasa yang akan datang setelah mereka tamat dari bangku sekolah. Untuk
meraih keberhasilan itu maka dibutuhkan konsep diri yang baik, sebab tanpa
adanya tujuan dan pembentukan konsep diri yang tepat maka siswa akan
mengalami kesulitan dalam memilih bakat dan minat yang ada sesuai dengan
kemampuannya.

Dengan kemampuan berpikir dan menilai, peserta didik suka menilai yang
macam-macam terhadap diri sendiri maupun sesuatu atau orang lain dan bahkan
meyakini persepsinya yang belum tentu obyektif. Dari situlah muncul problem
seperti inferioritas, kurang percaya diri, dan hobi mengkritik diri sendiri.

2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep diri?
2. Apa saja pembagian konsep diri?
3. Apa saja upaya mengembangkan perkembangan konsep diri?
4. Bagaimanakah pengaruh konsep diri terhadap presatasi?

3.Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian konsep diri.
2. Untuk mengetahui pembagian konsep diri.
3. Untuk mengetahui upaya mengembangkan perkembanagan konsep diri.
4. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap presatasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN KONSEP DIRI


1.Pengertian Konsep diri

Konsep diri di dalam Islam, Allah SWT berfirman dalam Q.S. At-
Taghabun ayat 16 yang artinya “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut
kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik
untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka
mereka itulah orang-orang yang beruntung.”Dari uraian di atas dapat disimpulkan
pengertian konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik
fisikal, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual terhadap masyarakat,
lingkungan maupun terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Pengertian tentang konsep
diri menurut ilmuan lainya yaitu:

a) Menurut William D. Broks mendefinisikan konsep diri adalah


pandangan dan perasaan tentang kita, yang bersifat psikologi,
sosial, dan fisis.
b) Menurut Sulaeman, konsep diri adalah kesluruhan ide-ide dan
sikap-sikap seseorang sebagai apa dan siapa dia.
c) Suryabrata menyatakan konsep diri mempunyai empat aspek, yaitu
bagaimana orang mengamati dirinya sendiri, bagaimana orang
berpikir tentang dirinya sendiri, bagaimana orang menilai dirinya
sendiri, bagaimana berusaha dengan berbagai cara untuk
menyampaikan dan mempertahankan diri.

2. . Aspek Konsep diri terbagi atas beberapa bagian.

a. Pola pandangan diri subjektif (Subjective self)

Cara pengenalan diri yang terbentuk dari bagaimana individu melihat


dirinya sendiri. Biasanya secara umum diri yang dipikirkan itu terdiri dari
gambaran-gambaran diri (self image) baik itu potongan visual (seperti bentuk

2
wajahdan tubuh yang diamati ketika bercermin), persepsi diri (umumnya
didapati melalui bentuk komunikasi terhadap diri sendiri ataupun pengalaman
bersosialisasi dengan orang lain).

b. Bentuk dan Bayangan Tubuh (Body Image)

Berbeda dengan mekanisme yang sebelumnya, bahwa bayangan


tubuh dicermin mempengaruhi persepsinya, sebaliknya yang kedua ini adalah
kondisi emosional dapat memberi pengaruh terhadap bagaimana seseorang
mengenali bentuk fisiknya.

c. Perbandingan Ideal

Salah satu proses pengenalan diri adalah dengan membandingkan diri


dengan sosok ideal yang diharapkan. Proses pembentukan diri ideal ini melalui
proses-proses seperti adanya bentukan harapan diri seperti ingin menjadi
cantik atau lebih pandai, persyaratan moral, seperti kejujuran, ketaatan beribadah
dan tingkah laku terhadap orangtua.

d. Pembentukan Diri Secara Sosial (The Social Self)

Proses ini merupakan proses melihat diri seperti yang dirasakan orang
lain. Seseorangmencoba untuk memahami persepsi orang lain terhadap dirinya.
Pembentukan konsep diri inimelibatkan penilaian sekelompok terhadap suatu
individu. Penilaian sekelompok orang inilah yang merupakan proses
labelisasi terhadap karakteristik konsep diri seseorang.

e. Skala-skala Konsep Diri

Konsep diri melalui sejarah perkembangan yang cukup panjang, yang


meliputi:

1) model terdahulu yang berisikan riset tentang konsep diri sebagai sesuatu yang
terdiri dari banyak segi (multifaceted) .

2) Model Shalvelson yang berisikan tentang model konsep diri yang bersifat
terorganisasi atau terstruktur, terdiri dari banyak segi (multi-faceted), bersifat

3
hirarkis (dalam hirarki terdapat puncak yang stabil, namun untuk hirarki di
bawahnya menjadi kurang stabil sebagai konsekuensi adanya konsep diri
pada suatu situasi yang spesifik), bersifat evaluatif maupun deskriptif dan
berbeda dari konstruk yang lain.

3) model Shalvelson dan Marsh ), konsep diri ini sangat multi dimensi dan bergerak
secara hirarki. Dimulai dari konsep diri akademik (matematika dan membaca) dan
kemudian ke konsep diri secara umum.

B.FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI


1. Teori perkembangan konsep diri

Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara


bertahap mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.
Kesadaran dirinya baru muncul pada tahun kedua kehidupannya. Pada usia 18
bulan anak mulai mengenai wajah mereka sendiri dan menunjukkan gambar
mereka sendiri ketika disebutkan namanya (Damon & Hart dalam Mussen dkk.,
1979).

2. Significant Other (orang-orang yang penting atau yang terdekat)

Significant other yaitu suatu kondisidimana individu belajar untuk


memahami penilaian orang lain terhadap dirinya (Puspasari,2007). Seperti yang
dikatakan diatas, bahwa konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman
dengan orang lain, belajar dirisendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan
cara pandangan bahwa diri merupakaninterpretasi diri pandangan orang
lain terhadap diri.

3.Self Perception (persepsi diri sendiri)

Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaian, serta


persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri
dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif,
sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari perilaku
individu.

4
Hal senada dikemukakan Burns (1979), namun Burns membedakannya
dalam 4 sumber pembentukan konsep diri, yaitu diri fisik dan citra tubuh,
bahasa, umpan balik dari lingkungan dan pola asuh.

a) Diri fisik dan citra diri

Merupakan evaluasi terhadap kondisi fisiknya. Bagi Burns (1979)


bentuk tubuh, penampilan dan ukuran tubuh merupakan hal yang penting
dalam menjelaskan perubahankonsep diri seseorang. Stuart dan Sudden
(dalam Salbiah, 2003) mendefenisikan citra diri sebagai sikap seseorang
terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar

b) Bahasa

Menurut Burns (1979), kepentingan bahasa adalah sebagai alat yang


mempermudah hubungan antar individu. Perasaan-perasaan seseorang
disampaikan lewat bahasa. Konsep diri yang benar mungkin timbul pada saat
bayi sadar bahwa dia punya nama, yang di permudah evaluasi-evaluasi
tentang diri, misalnya sedang sedih, merasa bahagia.

c) Umpan balik dari orang-orang yang dekat

Teori umpan balik ini dikemukan oleh Cooley sebagai “ the looking glass
self “ yaitu persepsi orang dekat mengenai diri kita (Puspasari, 2007). Orang-
orang dekat ini adalah orangtua, saudara kandung, teman sebaya dan guru-guru.,

d) Praktek-praktek membesarkan anak

Menurut Hurlock (1978) pola asuh dapat dimaknai sebagai suatu sistem
yang diterima dan dipakai sebagai pedoman oleh orang tua dalam merawat,
mendidik, melatih, membantu, dan memimpin anak

C.PEMBAGIAN KONSEP DIRI

Untuk konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian konsep


diri tersebut dikemukakan oleh stuart dan sundeen (1991), yang terdiri dari 7:

5
1) Pola Gambaran Diri (Body Image)
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan
tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk,
dan fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara
berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart
and Sundeen, 1991)[8

2) Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya


bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan
tipe orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang
diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan
norma-norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut melahirkan
penyesuaian diri. Menurut Anna Keliat (2005), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi ideal diri, yaitu:

a) Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya.


b) Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri.
c) Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang
realistis, keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasaan
cemas dan rendah diri.
d) Kebutuhan yang realistis.
e) Keinginan untuk menghidari kegagalan.
f) Perasaan cemas dan rendah diri.

3.Harga Diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, yaitu dicintai, dihormati dan
dihargai. Mereka yang menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil
dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negatif,

6
relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak
diterima di lingkungannya.

4. Identitas

Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung


jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu.
5,Peran (Role Performance)

Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan


sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran
yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran
yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu

D..KARAKTER DALAM KONSEP DIRI


1. Konsep Diri Positif

Konsep diri positif kepada penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggaan
yang besar tentang diri. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi.
Individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul tentang
dirinya. Individu dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat
bermacam-macam tentang dirinya sendiri, evaluasi terhadap dirinya sendiri
menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain. Individu yang
memiliki Seseorang yang memiliki konsep diri positif memiliki karakterikstik
seperti berikut:

a. Merasa sanggup menyelesaikan masalah yang terjadi.


b. Merasa sepadan dengan orang lain.
c. Tidak malu saat dipuji.
d. Merasa mampu memperbaiki diri.
2. Konsep Diri Negatif

Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri negatif terdiri dari 2 tipe,
tipe pertama yaitu individu yang tidak tahu siapa dirinya dan tidak mengetahui
kekurangan dan kelebihannya, sedangkan tipe kedua adalah individu yang

7
memandang dirinya dengan sangat teratur dan stabil. Seseorang dengan konsep
diri negatif akan menunjukkan karakteristik seperti berikut ini:

a. Sensitif terhadap kritik. Pemilik konsep diri negatif biasanya


kurang bisa menerima kritik dari orang lain sebagai upaya refleksi
diri.
b. Senang dengan pujian. Sikap berlebihan terhadap tindakan yang
dilakukan sehingga merasa perlu mendapat penghargaan terhadap
segala tindakannya.
c. Merasa tidak disukai orang lain. Selalu muncul anggapan bahwa
orang lain disekitarnya akan memandang negatif terhadap dirinya.
d. Suka mengkritik orang lain. Meski tidak suka dikritik namun
pribadi ini senang sekali menghujani kritikan negatif kepada orang
lain.
e. Bermasalah dengan lingkungan sosialnya. Pribadi yang memiliki
konsep diri negatif merasa kurang mampu berinteraksi dengan
orang lain.

E.MENGEMBANGKAN PERKEMBANGAN KONSEP DIRI


Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan
seseorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan dan pengalaman orang
tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang
terbentuk. Sikap orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi
anak untuk tumbuh menilai siapa dirinya. Lingkungan yang kurang mendukung
akan membentuk konsep diri yang negatif. Jika lingkungan dan orang tua
mendukung dan memberikan sifat baik akan membentuk konsep diri siswa yang
positif.

a) Menurut Charles Horton Cooley konsep diri dapat dimunculkan dengan


melakukan pembayangan diri sendiri sebagai orang lain, yang disebutnya
sebagai looking-glass self (diri-cermin) seakan-akan kita menaruh cermin
dihadapan kita sendiri. Prosesnya dimulai dengan membayangkan bagaimana

8
kita tampak pada orang lain, kita melihat sekilas diri kita seperti dalam
cermin. Misalnya, kita merasa wajah kita menarik atau tidak menarik. Proses
kedua, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita.
Apakah orang lain menjadi kita menarik, cerdas atau tidak menarik. Proses
ketiga, kita kemudian mengalami perasaan bangga atau kecewa atas
percampuran penilaian diri kita sendiri dan penilaian orang lain. Jika
penilaian kita terhadap diri sendiri positif, dan orang lain pun menilai kita
positif, maka kita kemudian mengembangkan konsep diri yang positif. Begitu
sebaliknya, penilaian orang lain terhadap diri kita negatif, dan kita pun
menilai diri kita negatif, maka kemudian kita mengembangkan konsep diri
yang negatif.

b) Menurut Verderber, upaya mengembangkan perkembangan konsip diri


individu dapat dilakukan dengan cara:
1. Self-appraisal
Istilah ini menunjukkan suatu pandangan yang menjadikan diri sendiri
sebagai objek dalam komunikasi atau dengan kata lain adanya kesan kita
terhadap diri kita sendiri.
2. Reaction and Response of Others
Konsep diri itu tidak saja berkembang melalui pandangan kita terhadap
diri sendiri, namun berkembang dalam rangka interaksi kita dengan
masyarakat. Dengan demikian apa yang ada pada diri kita dievaluasi oleh
orang lain melalui interaksi kita dengan orang tersebut, dan pada gilirannya
evaluasi masing-masing individu mempengaruhi perkembangan konsep diri
kita.
3. Roles You Play-Role Taking
Peran memiliki pengaruh terhadap konsep diri, adanya aspek peran
yang kita mainkan sedikit banyak akan mempengaruhi konsep diri individu.
Peran yang individu mainkan itu adalah hasil dari sistem nilai individu.
Individu dapat memotret diri sebagai individu yang bermain sesuai persepsi

9
yang didasarkan pada pengalaman diri sendiri, yang di dalamnya terdapat
unsur selektivitas dari keinginan individu untuk memainkan peran.
4. Reference Groups

Konsep diri individu juga terbentuk dari adanya kelompok yang


bercirikan individu itu terkumpul dalam suatu kelompok atau komunitas yang
diiinginkan. Setiap kelompok tersebut mempunyai ikatan enosional yang pada
akhirnya dapat berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri individu.
Dalam kelompok tersebut individu akan mengarahkan perilakunya dan
menyesuaikan dirinya sesuai dengan ciri-ciri dan karakteristik kelompoknya
itu. Artinya jika kelompok ini kita anggap penting dalam arti mereka dapat
menilai dan bereaksi pada kita, hal ini akan menjadi kekuatan untuk
menentukan konsep diri. Jadi cara kita menilai diri kita merupakan bagian dari
fungsi kita dievaluasi oleh kelompok rujukan.

5. Berpikir positif

Segala sesuatu tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu


baik terhadap persoalan maupun terhadap seseorang, artinya kendalikan pikiran
jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga.

6. Jangan memusuhi diri sendiri

Sikap menyalahkan diri sendiri yang berlebihan merupakan pertanda


bahwa ada permusuhan dengan kenyataan diri akan menimbulkan konsep diri
yang negatif.

F.PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP PRESTASI


1. Pengertian Prestasi
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia
melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Webster’s New International Dictionary mengungkapkan bahwa prestasi
adalah : “Achievement test a standardised test for measuring the skill or
knowledge by person in one more lines of work a sudy”.[18] Prestasi adalah tes
standar untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang dalam satu

10
atau lebih garis-garis pekerjaan atau belajar. Prestasi belajar yang dicapai
seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri
(faktor eksternal) individu.
Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan,
penghargaan) dan dapat secara intrinsik (kegairahan untuk menyelidiki,
mengartikan situasi). Prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang
menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai. Siswa harus memiliki prestasi
belajar yang baik demi terciptanya manusia yang berkualitas dan berprestasi
tinggi. Prestasi belajar merupakan tolak ukur maksimal yang telah dicapai siswa
setelah melakukan proses belajar selama waktu yang ditentukan. Prestasi belajar
siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dalam dirinya
(internal) maupun dari luar dirinya (eksternal).
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang dikhusukan
ke konsep diri, adalah adanya konsep diri yang tinggi. Konsep diri yang tinggi
akan memudahkan siswa belajar secara teratur dan terarah. Sedangkan konsep
diri rendah akan menjadikan seseorang memiliki perasaan tidak mampu
memahami diri sendiri, rendah diri, sehingga siswa tersebut menjadi minder
bergaul dan mengurangi interaksi di sekolah. Selain itu konsep diri yang tinggi
menjadikan seeorang menjadi percaya diri atas apa yang dimilikinya sehingga
menjadikan seseorang agar selalu berpikir positif terhadap dirinya sendiri.
3. Hubungan Konsep Diri terhadap Prestasi Belajar
Konsep diri menjadikan seseorang melakukan suatu perbuatan
tertentu sehingga konsep diri sangat dibutuhkan dalam membentuk kepribadian
seseorang. Prestasi belajar dapat ditentukan oleh berbagai aspek salah satunya
adalah konsep diri. Ketika seorang individu mempunyai konsep diri yang baik
sehingga dapat melahirkan suatu pola berpikir yang positif, maka hal itu akan
memudahkan seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang terarah. Hubungan
konsep diri dengan prestasi diantaranya:
a) Meningkatkan Motivasi

11
Motivasi yang tumbuh dari dalam diri seseorang (internal) maupun
dari luar diri seseorang (eksternal) dapat mempengaruhi konsep diri yang akan
dibentuk dan dibangun sehingga hal itu menjadi salah satu pemicu pembentukan
kepribadian. Jika seseorang mempunyai konsep diri yang positif, maka hal itu
dapat meningkatakan motivasi seseorang dan mendorongnya untuk melakukan
suatu dalam meningkatkan prestasi belajar.
b) Meningkatkan rasa percaya diri
Ketika seseorang sudah memiliki konsep diri yang positif, maka
akan melahirkan rasa percaya diri di dalam diriya. Sehingga memudahkan
seseorang untuk berinteraksi dan melakukan berbagai macam kegiatan yang
dapat menunjang prestasi belajar seseorang.
c) Menjadikan seseorang memahami dirinya, baik kelebihan
dan kekurangannya
Konsep diri yang positif menjadikan seseorang lebih memahami
siapa dirinya, kemampuannya dan kekurangannya. Jika seseorang telah
mengetahui kelebihan dan kekuranagnnya, maka ia akan mengetahui hal-hal apa
saja yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu seperti hal nya prestasi
belajar.
d) Menjadikan seseorang untuk berpikir positif
Pikiran positif yang ada pada diri seseorang berasal dari
pengkonsepan seseorang mengenai dirinya sendiri. Hal itu terbentuk dari faktor
internal maupun eksternal. Ketika seseorang dapat berpikir positif mengenai
berbagai hal termasuk mengenal diri sendiri maka itu akan memudahkannya
untuk mencapai prestasi belajar yang baik.
e) Memudahkan seseorang dalam belajar
Konsep diri yang positif akan melahirkan berbagai hal yang positif
seperti berpikir positif, motivasi, pemahaman terhadap diri sendiri,
meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya. Dengan adanya
pengkonsepan diri yang positif, maka akan memudahkan seseorang dalam
mencapai tujuannya. Memudahkan seseorang dalam proes belajar, sehingga
dapat menunjang prestasi belajar yang baik.

12
BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan
Konsep diri adalah cara pandang menyeluruh tentang dirinya yang
merupakan penilaian tentang diri, bagaimana individu memandang dan
menilai diri dalam bersikap dan berperilaku sehingga akan mempengaruhi
tindakan dan pandangan yang berdasarkan pada penilaian tentang diri
siswa baik kondisi fisik maupun lingkungan terdekatnya. Konsep diri
merupakan gambaran seorang individu tentang dirinya secara fisk, sosial,
dan psikologis yang diperoleh melalui interaksi dengan orang lain.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia


melakukan perubahan belajar. Prestasi belajar seseorang juga ditentukan
oleh konsep diri yang bentuk oleh diri seseorang. Sehingga, konsep diri
yang positif akan menumbuhkan prestasi belajar yang baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad, Muhammad Asrori. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta:


Bumi Aksara.

Corey, Gerald. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.


Bandung: Refika Aditama.

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Panuju, Panut, Ida Umami. (1999). Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara


Wacana.

Setyoningtyas, Emila. (2009). Kamus Trendy Bahasa Indonesia. Surabaya:


Apollo.

Yuliarti, Nurheti. (2008). Menjadi Penulis Profesional Kiat Jitu Menembus


Media Massa dan Penerbitan. Yogyakarta: Media Pressindo.

Yustimah, Ahmad Iskak. (2010). BAHASA INDONESIA TATARAN


MADIA untuk SMK dan MAK Kelas IX. Jakarta: Erlangga.

Wiranto, Asul. (2010). PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA untuk SMA & MA KELAS X. Jakarta: Grasindo.

14

Anda mungkin juga menyukai