Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Armia Husni Hidayati (219053)
2. Firda Yunisa (219061)
3. Fitri Ramalia (219062)
4. Indri Ramadanti (219067)
5. Musopi Nuriyah (219070)
6. Novianti Isnaeni (219073)
7. Novita Anggie (219075)
8. Riska Aditia (219080)
9. Siti Nurbaeti (219084)
10. Tini Aprilia Lesmana (219088)
11. Zaki Arief Soleh (219094)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada bapak/ibu guru serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya,
baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada bapak/ibu guru serta
teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar
harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-
makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang
kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini (Sistem
Pemerintahan Di Indonesia) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Daftar isi.................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan
tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang
mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak).
Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang –tulang yang
memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem muskuloskeletal
memberi bentuk bagi tubuh. Sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting,
misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada
rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja organ dalam sistem muskuloskeletal?
2. Bagaimana pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal?
3. Apa perbedaan pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal yang sehat dan tidak
sehat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui organ sistem muskuloskeletal.
2. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal.
3. Untuk mengetahui perbedaam pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal yang sehat
dan tidak sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
2) Tulang Spons
Matriks berongga tersusun atas anyaman trabeculae (semacam pecahan
genting) yangpipih dan mengandung serabut kolagen. Ronggarongga yang ada
pada tulang spons diisi oleh jaringan.Tulang spons terdapat pada tulang pipih.
2.1.2 Otot
Otot merupakan jaringan peka rangsang (eksitabel) yang dapat dirangsang secara
kimia, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu aksi potensial. Ada tiga jenis otot
yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Fungsi otot sebagai berikut :
a. Penggerakan
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak
dalam bagian organ internal tubuh.
b. Membentuk postur tubuh
Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi
berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
c. Produksi panas karna adanya kontraksi dan relaksasi
Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan
suhu tubuh normal.
Fungsi Otot Lainnya antara lain sebagai berikut :
a. Otot Punggung
Diskus Merupakan bantalan tulan rawan yang berfungsi sebagai penahan
goncangan.Terdapat diantara vertebrae sehingga memungkinkan sendi-sendi
untuk bergerak secara halus. Tiap diskus mengandung cairan yang mengalir kedalam
dan keluar diskus. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas sehinggamemungkinkan punggung
bergerak bebas. Diskus bersifat elastis, mudahkembali ke bentuk semula jika tertekan
diantara kedua vertebra.
b. Otot leher
1) Muskulus plastima yang terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini menuju
ketulang selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik sudut-sudut mulut ke
bawahdan melebarkan mulut seperti sewaktu mengekspresikan perasaan sedih
dantakut, juga untuk menarik kulit leher ke atas.
2) Muskulus sternokleidomastoideus terdapat pada permukaan lateralproc.Fungsinya
memiringkan kepala ke satu sisi, misalnya ke lateral (samping). fleksidan rotasi
leher, sehingga wajah menghadap ke atas pada sisi yang lain; kontraksikedua sisi
menyebabkan fleksi leher.
3) Muskulus longisimus kapitis terdiri dari splenius dan semispinalis
kapitis.Fungsinya adalah laterofleksi dan eksorositas kepala dan leher ke sisi yang
sama.
c. Otot bahu
1) Muskulus deltoid (otot segi tiga) Otot ini membentuk lengkung bahu
danberpangkal di bagian lateral clavicula (ujung bahu), scapula, dan tulang
2) Muskulus subkapularis (otot depan scapula) ini dimulai dari bagiandepan scapula,
menuju tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalahmenengahkan dan
memutar humerus (tulang lengan atas) ke dalam.
3) Muskulus suprapinatus (otot atas scapula) berpangkal di lekuk sebelah atas
menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini adalah untuk mengangkat
lengan.
4) Muskulus infraspinatus (otot bawah scapula) Otot ini berpangkal di lekuk sebelah
bawah scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinyamemutar lengan keluar.
5) Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar) Otot ini berpangkal di sikubawah
scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya bisa memutarlengan ke
dalam.
6) Muskulus teres minor (otot lengsn bulst kecil) Otot ini berpangkal di sikusebelah
luar scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya memutarlengan ke
luar.
2.1.3 Sendi
Sendi adalah struktur khusus pada tubuh yang berfungsi sebagai penggerak
hubungan antartulang. Jadi, sendi adalah daerah tempat dua tulang menyatu.
Hubungan antartulang itu selanjutnya disebut dengan artikulasi. Agar artikulasi
dapat bergerak, maka diperlukan sendi. Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago di
daerah sendi. Kartilago akan membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan
ikat. Kemudian kedua ujung kartilago membentuk sel – sel tulang, keduanya
diselaputi oleh selaput sendi (membran sinovial) yang liat dan menghasilkan minyak
pelumas tulang yang disebut cairan sinovial.
a. Fungsi Sendi
1) Menghubungkan tulang yang satu dengan yang lainnya.
2) Membuat tulang yang bersatu tersebut dapat digerakkan.
3) Membuat tubuh leluasa untuk bergerak
4) Klasifikasi Struktural Persendian
b. Klasifikasi persendian secara struktural terbagi menjadi :
1) Persendian fibrosa (sendi mati), yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan,
diimana letak tulang-tulangnya sangat berdekatan dan hanya dipisahkan oleh
selapis jaringan ikat fibrosa. Contohnya : sutura diantara tulang-tulang tengkorak.
2) Persendian kartilago (sendi yang bergerak sedikit), yaitu persendian yang tidak
memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan kartilago. Pergerakan dari
sendi ini terbatas, dimana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin,
contohnya tulang iga.
3) Persendian sinovial (sendi yang bergerak bebas), yaitu persendian yang memiliki
rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligamen artikular yang
membungkusnya. Pergerakannya bebas, contohnya sendi bahu dan panggul, siku
dan lutut, sendi pada tulang-tulang jari tangan dan kaki, pergelangan tangan dan
kaki.
c. Klasifikasi Fungsional Persendian
1) Sendi sinartosis (sendi mati)
Sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
Sendi jenis ini antara lain adalah :
a) Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat yang
hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh : sutura sagital dan parietal.
b) Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago
hialin. Contoh : lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada
tulang panjang anak.
2) Sendi amfiartosis (sendi dengan pergerakan terbatas)
Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon terhadap torsi dan
kompresi. Sendi jenis ini antara lain adalah :
a) Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus
kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya sedikit
gerakan. Contoh : simpisis pubis.
b) Sindesmosis, terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan
serat-serat jaringan ikat kolagen. Contoh : ditemukan pada tulang yang
bersisihan eperti radius dan ulna, serta tibia dan fibula.
c) Gomposis, adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas
dalan kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada tulang rahang.
3) Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan tulang kedua
dan dapat berputar kesemua arah. Contoh : tulang atlas, persendian bagian
kepala.
4) Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan kedua
arah disudut kanan setiap tulang. Permukaan sendi berbentuk konveks dan
bersendi dengan permukaan yang konkaf seperti sendi engsel tapi bergerak
dengan dua bidang dan empat empat arah (fleksekstensi, abduksi, dan adduksi).
Contoh : sendi antara tulang radius dan tulang karpal.
5) Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf pada sisi
lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti dua pelana yang saling
menyatu. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah
persendian antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari.
6) Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang berartikulasi
7. Pemeriksaan Siku
Palpasi siku untuk mengetahui adanya pembengkakan, massa, nyeri tekan atau
nodulus. Untuk memeriksa pronasi dan supinasi siku harus difleksikan 90 0 dan diletakan
diatas meja. Tennis elbow, yang dikenal sebagai epikondilitis lateral, merupakan penyakit
yang lazim dijumpai dan ditandai dengan nyeri di daerah epikondilus lateral humerus.
8. Pemeriksaan Pergelangan Tangan
Palpasi sendi pergelangan tangan di antar ibu jari dan jari telunjuk, dengan
memperhatikan adanya nyeri tekan, bengkak, atau kemerahan.
Kalau mencurigai diagnosis carpal tunnel syndrome, ketukan tajam atau tekanan
langsung diatas nervus medianus dapat menyebabkan timbulnya parestesi seperti pada
carpal tunnel syndrome. Tanda ini disebut tanda Tinel.
9. Pemeriksaan Tangan
Palpasi sendi metakarpofalangeal dan perhatikan setiap pembengkokan, kemerahan,
nyeri tekan.
10. Pemeriksaan Pinggul
Pemeriksaan dilakukan dengan pasien berdiri dan berbaring telentang.
Inspeksi puinggul dan gaya berjalan telah diuraikan diatas. Pasien diminta untuk
berdiri di atas tungkai yang baik, maka akan memperlihatkan pelvis pada sisi yang
berlawanan terangkat naik, dan jika buruk maka pelvis sisi yang berlawanan akan turun.
11. Pemeriksaan Lutut
Pemeriksaan lutut dilakukan pada pasien dalam posisi berdiri dan berbaring
telentang.
Ketika berdiri, perhatikan adanya deformitas varus atau valgus. Apakah ada
pembengkakan lutut? Tanda dini pembengkakan sendi lutut adalah hilangnya cekungan
ringan pada sisi lateral patella.
Pasien kemudian diminta berbaring telentang, patella dipalpasi dengan posisi
ekstensi untuk melihat adanya nyeri tekan. Dengan menekan ke kvndilus femoralis,
mungkin akan timbul nyeri. Pemeriksaan efusi sendi lutut dilakukan dengan menekan
cairan tadi keluar dari kantng suprapatela kebawah dan dibelakang patella.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung
jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah
jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan
jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
3.2 Saran
1. Saat melakukan pengkajian muskuloskeletal harus secara sistematos teliti
dam terarah
2. Saat akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu harus mengetahui
tentang anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal dan integrasinya dengan
sistem neurology dan intergrumen