PEMERIKSAAN NADI
Dosen pengajar :
Disusun Oleh :
1. Fitriyani (11620558)
2. Sutiono
3. Widya Febriani
UNIVERSITAS KADIRI
2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
Petugas kesehatan pada masa kini ditutut untuk menggunakan metode pendekatan pemecahan
masalah (problem seving aproach) didalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Metode
ini dilaksanakan dengan cara mengguanakan proses keperawatan kesemua aspek layanan keperawatan.
Untuk dapat menerapkan proses keperawatan maka petugas kesehatan harus mempunyai pengetahuan
dan ketrampilan mengkaji, merumuskan diagnosa keperawatan, mempormulasikan rencana dan
melaksanakan tindakan dan mambuat evaluasi.
Pengkajian, utamanya pengkajian nadi merupakan tahap pertama dalam proses pemeriksaan fisik
terhadap nadi. Pengkajian fisik nadi pada dasarnya menggunakan cara yaitu, dengan tekhnik palpasi
saja. Tujuan akhir dari pengkajian fisik nadi adalah untuk menentukan penyakit dan penyakit pasien.
Pemerikasaan nadi sangat penting dilakukan agar petugas kesehatan yang melakukan pemerikasaan
nadi dapat mengetahui keadaan nadi (frekuensi, irama, dan kuat lemah nadi). Agar pemeriksaan nadi
hasilnya akurat, maka petugas kesehatan yang memeriksa denyut nadi harus paham akan prosedur kerja
dalam pemeriksaan.
Rumusan masalah
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang cara pemeriksaan fisik denyut nadi yang benar
menurut prosedur kesehatan, sehingga hasil yang diperoleh dari pemeriksaan tersebut dapat dihasilkan
data yang akurat.
Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
sekaligus sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai pada mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan V (KDM).
BAB II
PEMBAHASAN
Nadi
Adalah gerakan / aliran darah pada pembuluh darah arteri yang dihasilkan oleh kontraksi dari ventrikel
kiri jantung.
Denyut Nadi
Adalah rangsangan kontraksi jantung dimulai dari NODES SINDAURI TULAR / NODUS SINOATRIAL yang
merupakan bagian atas serambi kanan jantung:
Volume strok yaitu banyaknya darah yang dipompa keluar dari bilik jantung dari setiap kontraksi.
A. Pengertian
Mengukur denyut jantung yang terasa pada pembuluh darah arteri yang disebabkan oleh gelombang
darah yang mengalir didalamnya sewaktu jantung memompa darah kedalam aorta / arteri.
B. Tujuan
Untuk mengetahui denyut nadi rata – rata pada bayi baru lahir, anak usia 2-3 tahun dan orang dewasa
dengan denyut nadi perifer dan ileguler.
Untuk menentukan apakah denyut nadi rata – rata normal atau tidak
Untuk memonitor pasien dengan penyakit jantung dan reaksi dari pengobatan yang diterima.
C Pengukuran
ex : apek jantung.
1. Frekuensi
ex : 70 – 80 x/menit
2. Volume
Kekuatan darah yang dialirkan dalam setiap kekuatan biasanya volume denyutnya sama setiap ketukan
volume normal dapat dirasakan pada tekanan bila deraba oleh jari tangan.
1 : Tak teraba
3 : Mudah teraba
4 : Ada kelainan
1. Umur
2. Sex
Pada umur yang sama laki – laki dan wanita, denyut nadi sangat bervariasi setelah pubertas, denyut nadi
laki – laki lebih lembat wanita.
3. Irama
Ex : Begimmy rhitme
a. Frekuensi
b. Irama atau volume nadi tetapi mempengaruhi keadaan sitem vaskuler klien.
Untuk mengetahui adekuat aliran darah perlu memeriksa denyut nadi satu dengan sisi tubuh yang lain.
Ukuran Menurut Denyut Nadi
Umur, ketentuan atau maut, rata – rata, irama, volume atau amplitude.
a. Mengidentivikasi Pasien :
3. Pasien Posi op
b. Persiapan Alat :
c. persiapan pasien :
2. Pada waktu pengukuran nadi pasien dalam posisi berbaring atau duduk.
d. Pelaksanaan :
3. Pada waktu pengukuran denyut nadi pasien benar – benar istirahat dalam posisi berbaring atau
duduk.
4. Perhitungan dilakukan dengan menempelkan jari telunjuk dan jari tengah diatas arteri selama
setengah menit dan hasilnya dikalikan dua.
6. Hasil penghitungan dicatat pada buku suhu / nadi atau lembar observasi.
Perhatian :
Perhatian isi (volume), denyut nadi iramanya teratur atau tidak dan tekanya keras atau tidak.
Memegang denyut nadi tidak boleh dilakukan jika tangan petugas baru saja memegang es.
bila keadaan pasien payah atau bila diperlukan sewaktu – waktu terntu, perhitungan harus dilakukan
lebih sering dicatat pada lembar khusus.
bila terjadi perubahan pada denyut nadi pada pasien segera laporkan pada penanggung jawab ruangan /
dokter yang bertanggung jawab.
bila terjadi pada iramanya (irama tak teratur) sebiknya dihitung dengan satu menit.
2.4 Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi, yaitu :
1. Temporalis.
2. Karotid.
3. Apikal.
- Rutin dilaksanakan pada bayi dan anak sampai pada umur 3 tahun.
4. Brankialis.
5. Femoralis.
6. Radialis.
7. Poplitea.
- Menentukan sirkulasi dibawah kaki.
A. Arelis Radialis
- Terletak tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada sisi ibu jari, relatif mudah
dan sering dipakai secara rutin.
Persiapan Alat :
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)
3. Alat Tulis
Persiapan pasien :
2. Bila pasien baru selesai beraktifitas, tunggu 5 – 10 menit sebelum memeriksa denyut nadi.
Cara pemeriksaan :
2. Mentalah pasien untuk menyingsikan baju yang menutupi pergelangan tangan kanan.
3. Bila posisi pasien duduk : tangan diletakan pada paha dan lengan lurus sejajar badan (ekstensi). Bila
posisi pasien berbaring : kedua tangan lurus sejajar badan dan menghadap atas.
4. Lakukan palpasi ringan arteri radialis dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah (jari ke 2,3)
diosepanjang lekuk radial pada pergelangan tangan sisi Ibu jari.
7. Apabila denyut teratur cukup dihitung selama 30 detik, kemudian hasilnya dikalikan dua (2). Apabila
denyut tidak teratur dihitung selama satu menit.
8. Catat hasil pengukuran jumlah denyut dan keteraturan iramanya pada kartu status pasien.
9. Informasikan kepasien.
10. Tanyakan pada penderita apakah ada yang ditanyakan tentang hasil pengukuran denyut nadinya.
B. Arteri Brakralis
- Terletak didalam otot biceps dari lengan atau medial diliputan siku (fossa antekubital, digunakan untuk
mengukur tekanan darah dan kasus henti jantung (radial arrest) pada bayi.
- Persiapan alat
3. Alat tulis
- Persiapan Pasien :
2. Bila pasien baru selesai beraktifitas, tunggu 5 – 10 menit sebelum pemeriksaan frekuensi denyut.
- Cara pemeriksaan :
2. Mintalah pasien untuk menyingsingkan baju yang menutupi fossa cubiti atau lipatan siku sebelah
dalam.
3. Bila posisi pasien duduk : tangan diletakan pada paha dan lengan lurus sejajar badan (ekstensi). Bila
posisi pasien berbaring : kedua lengan lurus sejajar badan dan menghadap ke atas.
4. Lakukan palpasi ringan arteri dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah (jari ke2,3) pada fossa
cubiti atau lipatan siku sebelah kanan.
7. Apabila denyut teratur cukup dihitung selama 30 detik, kemudian hasilnya dikalikan dua. Apabila
denyut tidak teratur dihitung selama satu menit.
8. Catat hasil pengukuran jumalah denyut dan keteraturan iramanya pada kartu status pasien.
9. Informasikan kepasien.
10. Tanyakan pada penderita apakah ada yang ditanyakan tentang hasil pengukuran denyut nadinya.
C. Arteri Karotid
- terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan diatara trakea dan otot
sternoklerdo mastordius, sering digunakan untuk dewasa, kasus cardiac arrest dan untuk memantau
sirkulasi darah keotak.
- Persiapan alat :
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch).
3. Alat tulis.
- Pemeriksaan Pasien :
2. Mintalah pasien untuk melepaskan bajunya sehingga bagian leher terlihat jelas.
3. Bila posisi pasien duduk: tangan diistihatkan pada paha. Bila posisi pasien berbaring : kedua tangan
lurus sejajar badan dan menghadap atas.
4. Inspeksi kedua sisi leher untuk melihat denyut Arteri Karotid mintalah pasien untuk memalingkan
kepalanya pada sisi arah yang berlawanan dengan yang akan diperiksa.
5. Kemudian lakukan palpasi dengan lembut, jangan terlalu keras untuk menghindari rangsangan sinus
karotid.
6. Rabalah antara trachea dan otot sternocledo mastoideus bagian media yang menggunakan jari tangan
dan telunjuk.
8. Apabila denyut teratur cukup dihitung selama 30 detik, kemudian hasilnya dikalikan dua. Apabila
denyut tidak teratur dihitung selama satu menit.
9. Kemudian dengan menggunakan sisi bel dari stetoskop, aoskultasi denyut Arteri Karotid diujung
lateral tulang klaulkula dan tepi posterior otot sternocledo mastoideus pada saat penderita menahan
napas.
10. Normal denyut arteri karotid bersifat lokal, kuat, menghentak dan tidak terpengaruh pada saat
bernapas, atau perubahan posisi tubuh. Kedua arteri sebanding dalam frekuensi baik kuatnya,
elastisitas, keteraturan, irama dan tidak ada bunyi yang terdengar diatas arteri karotid
11. Catat hasil pengukuran jumlah denyut dan keteraturan iramanya pada kartu status pasien.
13. Tanya pada penderita apakah ada yang ditanyakan tentang hasil pengukuran denyut nadinya.
INDIKASI
KONRAINDIKASI
5. Saat pemeriksaan nadi, kita tidak boleh mengukur tekanan darah secara bersamaan
PERALATAN
1. Persiapan alat
a. Jam tangan
b. Sarung tangan
c. Alat tulis
d. Buku catatan
BAB III
PENUTUP
Untuk memperoleh gambaran yang jelas uraian dalam Bab I dan Bab II dan maka dengan ini akan
dikemukakan.
Kesimpulan
Saran
3.1 Kesimpulan
Nadi adalah gerakan alliran darah pada pembuluh darah arteri yang dihasilkan oleh kontraksi dari
ventrikel kiri jantung.
Denyut Nadi adalah rangsangan kontraksi jantung yang dimulai dari NODES SINOAURI atau NODUS SINO
ATRIAL yang merupakan bagian atas serambi kanan jantung.
Sebagai petugas kesehatan yang perlu diberikan dalam denyut nadi adalah: