PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selama belum ada Rawat Gabung (RG) kita mengenal Rawat Pisah (RP). Ibu
dan anak tidur di ruang yang berbeda. Hanya pada jam tertentu untuk menyusu, bayi
diantar kepada ibunya sekitar 20 – 30 menit. Sebelum dan sesudah menyusu bayi
ditimbang dulu, bila timbangan tidak naik sesuai dengan kebutuhan bayi, otomatis
ditambah dengan susu formula pakai botol dan dot. Hal ini membuat bayi malas untuk
mengisap pada buah dada ibu karena bayi harus kerja lebih keras. Akibatnya pada
waktu menyusu bayi sering kali malah tidur. Demikian seterusnya sehingga produksi
ASI semakin berkurang karena tidak ada rangsangan. Pada malam hari biasanya bayi
tidak disusui. Kalau menangis, diberi susu formula maka buah dada juga sering
bengkak dan panas. Hal ini menambah problem tersendiri. Lama kelamaan ibu jadi
yakin bahwa ASI-nya tidak mencukupi, maka memberi susu formula dengan segala
akibat yang kurang menguntungkan daripada pemberian ASI.
Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus.
Pada rawat gabung / rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat
ranjang ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in, yaitu bayi
dan ibu berada bersama-sama di ranjang ibu
Pelayanan yang ini berupa peletakan bayi pada box bayi yang berada di dekat
ranjang ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain dari rooming
in yakni, bedding in, yaitu bayi dan ibu berada bersama-sama diranjang ibu.
Rawat gabung penuh. Prosedur ini dilakukan jika ibu dan bayi bersama terus
menerus selama 24 jam sehari.
Rawat gabung parsial. Pelayanan ini dijalankan saat ibu dan bayi kadang perlu
dipisahkan untuk alasan tertentu.
Selama lebih dari 30 tahun, RS Bunda Jakarta tidak mengenal istilah rawat gabung
(rooming in) untuk ibu dan bayi. Dahulu, ruang bayi (tempat berkumpulnya semua bayi)
diadakan untuk membantu agar ibu dapat beristirahat dengan baik selama dalam
perawatan pasca melahirkan di rumah-sakit.
Pemikiran banyaknya pengunjung saat besuk, juga menjadi kekhawatiran bayi tertular
penyakit yang berasal dari pengunjung. Sesuai perkembangan tentang fisiologi bayi baru
lahir, para dokter dan paker anak mengubah tata laksana bayi baru lahir yang sehat.
Pemisahan bayi dan ibu justru merugikan bayi dan ibu. Proses pemisahan ini akan
mempersulit ibu dalam menyusui, dan reflex primitive bayi. Misalnya rooting (sucking
reflex) bayi. Kolostrum (ASI awal yang dikeluarkan ibu) menjadi tertunda didapatkan
bayi.
Rawat Gabung
Rawat gabung merupakan pilihan terbaik untuk merawat bayi dan ibu yang sehat
karena dapat meningkatkan pemberian ASI, mengurangi risiko infeksi, meningkatkan
ikatan antara ibu dan bayi, dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan rumah
B. TUJUAN PEDOMAN
a. Tujuan Umum
RG bertujuan untuk penggalakan ASI. Agar berhasil perlu didukung oleh
usaha – usaha lainnya, yang telah dimulai sejak perawatan pre – natal, selama
nifas dan dilanjutkan di bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada
penimbangan bayi.
b. Tujuan Khusus
2. Di kamar bersalin
3. Di ruang perawatan : RG
Bagi ibu yang melahirkan anak pertama, masih perlu bantuan dan
bimbingan.
Pelayanan kesehatan yang komprehensif berbasis perlindungan anak bagi bayi baru
lahir dan ibu bersalin di puskesmas dan jaringannya.
Setelah selesai proses IMD bayi ditimbang, diukur, dicap/diberi tanda identitas,
diberi salep mata dan penyuntikan vitamin K1 pada paha kiri. Satu jam
kemudian diberikan imunisasi Hepatitis B (HB 0) pada paha kanan.
Lihat postur, tonus dan aktivitas • Posisi tungkai dan lengan fleksi.
• Bayi sehat akan bergerak aktif.
Lihat punggung dan raba tulang kulit terlihat utuh, tidak terdapat
belakang lubang dan benjolan pada tulang
belakang
Lihat dan raba alat kelamin luar • Tanyakan pada ibu apakah
bayi sudah buang air kecil
• Bayi perempuan kadang
terlihat cairan vagina berwarna
putih atau kemerahan.
• Bayi laki-laki terdapat lubang
uretra pada ujung penis.
Teraba testis di skrotum.
• Pastikan bayi sudah buang air
kecil dalam 24 jam setelah
lahir.
• Yakinkan tidak ada kelainan
alat kelamin, misalnya
hipospadia, rudimenter,
kelamin ganda.
Timbang bayi
• Timbang bayi dengan • Berat lahir 2,5-4 kg.
menggunakan selimut, hasil • Dalam minggu pertama, berat
penimbangan dikurangi bayi mungkin turun dahulu
berat selimut (tidak melebihi 10% dalam
waktu 3-7 hari) baru kemudian
naik kembali
.
Mengukur panjang dan lingkar • Panjang lahir normal 48-52 cm.
Kepala bayi • Lingkar kepala normal 33-37
cm.
Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, berada dalam jangkauan ibu selama 24
jam.Berikan hanya ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas
indikasi medis.Tidak diberi dot atau kempeng.
8. Kunjungan Neonatal
Adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:
• Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam
sampai dengan 48 jam setelah lahir
• Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari
• Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari
Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat dilaksanakan di
puskesmas atau melalui kunjungan rumah. Pelayanan yang diberikan mengacu pada
pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada algoritma bayi muda
(Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM) termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi
berupa perawatan mata, perawatan tali pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi
HB-0 diberikan pada saat kunjungan rumah sampai bayi berumur 7 hari (bila tidak
diberikan pada saat lahir).