Anda di halaman 1dari 7

KALA PAYUDARA IBU SAKIT

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization / WHO) dan Badan PBB untuk anak-anak
(United Nations Childrens Fund / UNICEF) telah menetapkan strategi global tentang pemberian
makanan pada bayi dan anak, sehingga mencapai kesehatan dan tumbuh kembang anak yang
optimal. Strategi global tersebut menggunakan pendekatan Hak Anak untuk menikmati dan
mendapatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan Hak Ibu untuk mendapatkan gizi yang
cukup untuk dirinya dan memilih cara pemberian makan pada bayi dan anak, serta mempunyai akses
terhadap informasi yang tepat dan benar dalam melaksanakan pilihannya.

Cara pemberian makan pada bayi yang baik dan benar adalah :
1.

2.
3.

4.

Segera menyusui bayi sesaat setelah bayi lahir sampai sekurang-kurangnya 1 jam pertama
kelahiran
Hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) sejak lahir sampai umur 6 bulan
Mulai usia 6 bulan memberikan makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan
kebutuhan tumbuh kembangnya
Meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan.

Menyusui merupakan suatu hal yang bersifat alamiah yang dilakukan oleh setiap makhluk yang
melahirkan anaknya atau hewan mamalia. Perilaku menyusui sendiri telah ada sejak jaman Adam Hawa dan terus dilakukan sampai sekarang. Perilaku ini pada masa sekarang mulai tergerus oleh
gencarnya promosi susu formula yang sering dinyatakan sebagai pengganti ASI dan bahkan
dianggap lebih baik dari ASI. Beberapa kondisi payudara membuat ibu sulit untuk menyusui,
dimanfaatkan agar dapat mempengaruhi ibu untuk memberikan susu formula kepada bayinya.

Ketidak-tahuan ibu bahwa meskipun payudara ibu dalam keadaan sakit masih tetap diperbolehkan
menyusui bayinya menyebabkan seorang ibu memutuskan untuk berhenti menyusui dan memberikan
susu formula kepada bayinya. Dorongan keluarga, terutama nenek dan suami serta tenaga
kesehatan juga kadang-kadang turut memberikan pengaruh, sehingga akhirnya ibu berhenti
menyusui. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang kuat, termasuk juga tenaga kesehatan agar ibu
terus menyusui meskipun payudaranya dalam kondisi sakit.

1.

Beberapa Kondisi Sakit pada Payudara Ibu

1.

Puting Susu Nyeri


Pada beberapa orang ibu, pada awal menyusui, payudara terasa nyeri. Meskipun demikian, perasaan
nyeri itu akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan posisi bayi menyusu benar,
perasaan nyeri akan segera menghilang. Rasa nyeri dapat disebabkan oleh adanya lecet, atau
payudara bengkak.

Cara menanganinya :
1.

Pastikan posisi menyusui sudah benar

2.

Mulailah menyusui pada payudara yang tidak sakit

3.

Segera setelah bayi menyusu, keluarkan sedikit ASI, oleskan di puting susu dan biarkan
payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai mengering

4.

Jangan membersihkan payudara menggunakan sabun

5.

Hindarkan payudara menjadi lembab

6.

Upayakan ibu dalam posisi tenang / relaks dan nyaman pada saat menyusui

2. Puting Susu Lecet / Retak


Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang kurang tepat, atau dapat pula
disebabkan oleh jamur (candidiasis) atau dermatitis. Puting akan terasa nyeri dan bila tidak ditangani
dengan benar akan menjadi lecet. Umumnya menyusui akan terasa menyakitkan dan kadang-kadang
mengeluarkan darah.

Penyebab paling umum puting lecet adalah posisi menyusui yang kurang benar. Bila bayi kurang
benar posisi menyusui, bayi akan menarik puting keluar masuk sambil mengisap, dan menggesekgesek kulit payudara dengan mulutnya. Ini sangat menyakitkan ibunya. Awalnya tidak ada retakan.
Puting tersebut mungkin tampak normal, atau puting tersebut mungkin terlihat seperti habis diremas
dengan adanya sebuah garis yang membelah ujungnya ketika bayi melepaskan payudara. Bila bayi
terus mengisap seperti itu, akan merusak kulit puting dan menjadi lecet atau retak.

Cara menanganinya adalah :


1.

Pastikan posisi dan pelekatan menyusui yang benar

2.

Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak sakit

3.

Segera setelah menyusui, keluarkan sedikit ASI, oleskan di puting susu dan biarkan payudara
terbuka untuk beberapa waktu sampai kering

4.

Jangan membersihkan puting susu menggunakan sabun

5.

Hindarkan puting susu menjadi lembab

6.

Bila sangat menyakitkan, sementara berhenti menyusui dari payudara yang sakit untuk
memberi kesempatan lukanya sembuh

7.

Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan untuk tetap mempertahankan
kelancaran pembentukan ASI dan agar payudara tidak bengkak

8.

Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali dengan posisi dan pelekatan yang baik

3. Payudara Bengkak
Air Susu Ibu (ASI) kadang-kadang baru keluar setelah beberapa hari kelahiran. Payudara akan
mengeluarkan ASI dan mungkin pada beberapa ibu, ASI terlihat menetes keluar dari payudaranya.
Payudara terasa panas dan berat yang menunjukkan bahwa payudara mengalami kepenuhan yang
kadang-kadang terasa seperti ada yang mengumpal. Satu-satunya perawatan yang ibu perlukan
adalah lebih sering menyusui, untuk mengosongkan ASI. Rasa berat, keras atau menggumpal
berkurang setelah disusui, dan payudara terasa lebih lunak dan nyaman. Dalam beberapa hari,
payudara akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi dan akan terasa tidak begitu penuh.

Payudara bengkak berarti payudara terlalu penuh, sebagian karena ASI, sebagian karena
peningkatan cairan jaringan dan darah, yang mengganggu aliran ASI. Payudara bengkak kadang
terlihat mengkilat, karena adanya penumpukan cairan (edema). Payudara terasa nyeri, dan ASI tidak
mengalir dengan baik. Pada waktu payudara bengkak, kulit terliat merah, dan wanita ini mengalami
demam yang biasanya membaik (demam hilang) dalam 24 jam.

Ada beberapa penyebab pembengkakan, yaitu :


1.

ASI banyak

2.

Terlambat memulai menyusui

3.

Pelekatan yang kurang baik, sehingga ASI tidak dikosongkan secara efektif

4.

Pengosongan ASI tidak sering

5.

Pembatasan lama menyusui

Tiga cara paling penting untuk mencegah pembengkakan, yaitu :


1.

Membiarkan bayi mulai menyusui segera setelah persalinan

2.

Memastikan pelekatan bayi yang baik pada payudara

3.

Menganjurkan menyusui tanpa dijadwal

Mengeluarkan ASI sangat penting untuk mengatasi pembengkakan. Bila ASI tidak dikeluarkan, akan
terjadi matitis, abses dan produksi ASI berkurang. Bila bayi mampu menyusu, bayi sebaiknya
menyusu lebih sering dan hal ini cara terbaik untuk mengeluarkan ASI. Bila bayi tidak mampu
menyusu, ibu dapat memerah ASI-nya menggunakan tangan atau memerlukan pompa payudara dan
dapat membuat payudara cukup lunak untuk bayi menyusu.

Sebelum menyusui atau memerah, disarankan ibu untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.

Letakkan kompres hangat pada payudara ibu, atau mandi air hangat
Mandi pancuran dengan air hangat atau mandi berendam air hangat membuat ASI mengalir dari
payudara, sehingga kedua payudara akan cukup lunak untuk bayi menyusu. Setelah menyusui,
letakkan kompres dingin pada payudara guna membantu mengurangi edema.

1.

Pijat tengkuk dan punggung ibu

2.

Pijat payudara dengan ringan

3.

Rangsang payudara dan kulit puting

4.

Bantu ibu untuk rileks / santai

4. Payudara Mastitis
Mastitis sering disamakan dengan payudara bengkak, padahal, payudara bengkak terjadi pada
seluruh bagian payudara, dan seringkali pada kedua-duanya. Mastitis terjadi pad sebagian payudara,
dan biasanya hanya di satu payudara. Namun, jika payudara bengkak tidak diatasi, maka akan
memicu terjadinya mastitis, karena saluran ASI tersumbat. Saluran tersumbat terjadi saat ASI tidak
dikosongkan dari salah satu bagian payudara. Kadang ini terjadi karena saluran menuju bagian
payudara tersumbat oleh ASI yang menebal. Gejalanya adalah gumpalan dan lembek, seringkali
terdapat kemerahan pada kulitdi daerah yang bengkak. Ibu tidak demam dan merasa sehat.

Mastitis dimulai sebagai suatu inflamasi atau peradangan pada jaringan payudara. Tanda-tanda
mastitis adalah :
1.

Nyeri, kemerahan dan panas

2.

Goresan atau tanda merah di payudara

3.

Demam dan gejala seperti flu

4.

Merasakan sakit pada payudara yang menjalar ke bawah

5.

Merasa mual

Penyebab mastitis antara lain adalah :


1.

Stasis ASI

Tekanan dari pakaian, biasanya BH, terutama bila dikenakan malam hari, atau berbaring
tengkurap, yang dapat menyumbat salah satu saluran

Tekanan jari selama menyusui (kebiasaan jari dalam posisi menggunting)

Payudara besar yang menyebabkan bagian bawah payudara yang besar kurang baik
mengalirkan ASI, karena cara bergantung payudara ibu itu sendiri.

1.

Trauma pada payudara


Trauma yang merusak jaringan payudara kadang menyebabkan mastitis, misalnya pukulan tiba-tiba,
atau tendangan tak sengaja dari anak yang lebih tua.

1.

Menyusui kurang sering atau singkat


Menyusui yang kurang sering, seperti bayi yang tidur sepanjang malam, atau menyusu yang tidak
teratur sering menjadi penyebab payudara penuh dan berakibat pada tersumbatnya saluran ASI. Pola
menyusui yang berubah karena alasan lain, seperti dalam perjalanan, atau kegiatan tertentu yang
diluar kebiasaan atau karena ibu yang terlalu sibu juga dapat menjadi penyebab. Penyebab lain
adalah tidak efektifnya menyusu, karena bayi tidak melekat dengan benar pada satu payudara atau
memindahkan menyusu pada payudara lain sebelum payudara benar-benar kosong.

1.

Kemasukan bakteri
Bila ada puting retak, maka itu kemungkinan bakteri masuk ke jaringan payudara.

Cara menanganinya adalah :


1.

Cari penyebab aliran yang kurang baik dan perbaiki

2.

Anjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin, pijat perlahan payudara sementara bayi
menyusu dan tempelkan kompres hangat di antara waktu-waktu menyusui

3.

Mulailah menyusui pada bagian payudara yang tidak sakit dan pindahlah ke payudara yang
sakit setelah refleks oksitosin bekerja

4.

Menyusui dengan posisi berbeda pada tiap kali menyusui dan terus menyusui hingga
paydara terasa kosong.

5.

Bila ibu tidak senang menyusui dari payudara yang sakit dan bayi menolak menyusui karena
rasa ASI berubah, maka lakukan perah ASI

6.

Bila gejala semakin parah atau adanya retakan yang menyebabkan bakteri dapat masuk atau
tidak ada kemajuan setelah 24 jam aliran diperbaiki, maka rujuk ibu ke Puskesmas atau tenaga
kesehatan profesional.

Menyusui adalah suatu rahmat tak terhingga dari Tuhan Yang Maha Esa, karena tidak semua wanita
dapat merasakan kebahagiaan mempunyai seorang bayi dan menyusuinya. Beberapa kondisi
payudara seorang ibu secara umum tidak mempengaruhi kemampuan seorang ibu untuk dapat
menyusu. Bayi sebaiknya menyusui dengan cara sebagian besar areola atau bagian berwarna gelap
pada payudara masuk ke dalam mulutnya. Pada kondisi payudara yang sakit, ibu tetap bisa terus
menyusui bayinya. Semakin sering menyusui dengan pelekatan bayi dan ibu yang baik akan
mengurangi kemungkinan terjadinya payudara sakit pada ibu.
Bayi disusui dalam waktu yang cukup lama sampai dia melepaskan sendiri payudara atau payudara
terasa telah kosong. Menyusui adalah hak seorang anak untuk mendapatkan yang terbaik bagi
pertumbuhan dan perkembangannya. Menyusui tidak hanya sekedar kegiatan memberi makan saja,
tetapi dengan sentuhan dan pelukan saat menyusui telah terjadi kontak kulit dan timbulnya kasih
sayang antara bayi dan ibunya. Ayo terus memberikan ASI dan kita dukung ibu yang menyusui
anaknya demi masa depan bangsa yang cemerlang.

Sumber:
1. Government of Ontario, Breast Infection (mastitis), http:// www.beststart.org 2. Direktorat Bina Gizi,
Pelatihan Konseling Menyusui Panduan Pelatih, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, 2012 3.
Direktorat Bina Gizi, Pelatihan Konseling Menyusui Pand
Penulis:
Wiwin Efrizal, SST Gizi, M.Si.Med

Anda mungkin juga menyukai