melahirkan
Kamis, 13 Desember 2012 13:27Reporter : Destriyana
2. Istirahat
Bagi Anda yang menjalani operasi caesar, Anda harus lebih berhati-hati dalam menjaga
kesehatan tubuh. Mereka yang menjalani operasi harus beristirahat setidaknya 1-2
bulan. Sedangkan untuk persalinan normal, Anda harus mengambil waktu istirahat
minimal 2 minggu.
3. Menyusui
asi adalah makanan utama untuk bayi yang baru lahir. Kebanyakan wanita biasanya
menghindari untuk menyusui karena dianggap dapat merusak bentuk payudara. Ada
banyak masalah yang akan timbul, jika Anda berusaha menghindari kodrat tersebut.
Bayi yang tidak menerima ASI lebih berisiko terkena penyakit kuning dan si ibu juga
dapat mengembangkan benjolan pada jaringan payudara. Hal tersebut secara bertahap
bisa menyebabkan kanker payudara.
4. Berlatih meditasi
Setelah melahirkan, ibu kembali disibukkan dengan kegiatan mengurus bayi. Bangun di
tengah malam dan merawat bayi. Sebagian wanita akhirnya mengeluh stres karena
rutinitas yang cukup tinggi. Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan meditasi di
rumah.
Apa yang Anda untuk menjaga kesehatan setelah melahirkan? Yuk bagi pengalaman
Anda bersama sahabat Merdeka
Apa saja perawatan yang bisa dilakukan setelah melahirkan?
Daftar
Hal ini bisa terjadi karena adanya luka bekas persalinan sehingga butuh waktu
beberapa minggu sampai vagina benar-benar pulih.
Biasanya, vagina akan terasa kering usai melahirkan. Ibu tidak perlu khawatir
karena kondisi ini wajar terjadi.
Penyebab vagina yang kering pasca melahirkan yakni karena adanya
penurunan kadar hormon estrogen di dalam tubuh.
Selain itu, kandung kemih biasanya juga lebih cepat terisi oleh cairan dari
ginjal.
Itulah mengapa penting untuk segera buang air kecil sebagai salah satu upaya
perawatan ibu setelah (pasca) melahirkan normal.
Sebab bila ditunda, kateter mungkin akan dipasang pada tubuh Anda untuk
membantu mengalirkan urine dari kandung kemih.
Jika vagina yang kering tidak membaik hingga lebih dari 12 minggu, sebaiknya
bicarakan lebih lanjut dengan dokter.
2. Perawatan darah nifas setelah melahirkan normal
Masa nifas merupakan fase lanjutan yang harus dilalui ibu usai melahirkan.
Di masa ini biasanya ibu mengalami perdarahan nifas atau yang biasa dikenal
dengan nama lokia.
Berbeda dengan perdarahan postpartum, lokia atau darah nifas tergolong hal
yang normal terjadi pada ibu pasca melahirkan.
Lokia biasanya terjadi selama kurang lebih 40 hari atau sekitar 6 minggu
dengan warna darah nifas yang berbeda-beda dari hari pertama hingga
terakhir.
Melansir dari laman Mayo Clinic, lokia berisikan darah dan membran sisa
persalinan.
3. Perawatan nyeri vagina setelah melahirkan
Merawat bayi baru lahir memang bisa sangat melelahkan. Jika tak pandai
mengatur waktu, Anda mungkin akan sering mengalami kurang tidur.
Maka dari itu, salah satu perawatan ibu setelah (pasca) melahirkan normal
yang bisa ibu lakukan di rumah yakni istirahat yang cukup
Meski di sisi lain Anda tergoda untuk melakukan berbagai pekerjaan rumah
tangga lainnya yang tak kalah penting, mengistirahatkan diri selama beberapa
waktu jauh lebih bermanfaat.
Oh iya, jangan sampai Anda termakan mitos yang menyatakan bahwa ibu
setelah melahirkan tidak boleh tidur siang. Pasalnya, tidur siang setelah
melahirkan boleh boleh saja.
Bahkan sangat dianjurkan jika bayi Anda juga terlelap di jam-jam tersebut.
Fase ketika bayi Anda bangun beberapa kali semalam tidak akan bertahan
selamanya.
Saat bayi bertambah usia, durasi tidur mereka biasanya akan lebih lama.
Cari tahu lebih banyak tentang berapa idealnya waktu tidur bayi guna
membantu Anda agar bisa mengatur jam tidur.
Tidur lebih awal
Cobalah untuk biasakan tidur lebih awal, misalnya selama satu minggu setelah
melahirkan.
Jika Anda tak kunjung bisa memejamkan mata padahal sudah bersiap untuk
tidur, lakukan segala sesuatu yang dapat menenangkan tubuh dan pikiran.
Dengan begitu, Anda bisa lebih mudah untuk tidur lebih awal.
Beberapa hal yang bisa Anda lakukan seperti berendam dalam air panas
beberapa jam sebelum tidur atau mendengarkan musik kesukaan Anda.
Anda dapat berbagi tugas dengan suami, misalnya siapa yang akan
mengganti popok bayi atau menggendongnya ketika bayi menangis di malam
hari.
Selain itu, Anda juga bisa meminta bantuan kerabat terdekat untuk
membereskan rumah supaya dapat berisitirahat lebih lama.
5. Terapkan posisi tidur yang nyaman
Setelah melahirkan, bagian tubuh tertentu akan terasa sakit dan tidak nyaman,
entah itu sekitar vagina, payudara, dan juga perut.
Bila Anda tidur dengan posisi tengkurap, keluhan nyeri dan sakit bisa semakin
terasa.
Posisi tidur yang paling baik setelah melahirkan yaitu yang tidak
meningkatkan tekanan dan tidak menimbulkan ketegangan otot.
Jadi sebaiknya, kenali posisi tidur yang baik sebagai bentuk perawatan ibu
setelah melahirkan.
Beberapa posisi tidur setelah melahirkan baik normal maupun caesar yang
bisa Anda coba, antara lain:
Tidur telentang
Tidur telentang selama beberapa hari atau minggu pertama setelah proses
melahirkan adalah posisi tidur yang paling nyaman.
Bagian perut, vagina, atau sayatan perut bekas operasi tidak mendapat
tekanan lebih sehingga rasa nyeri akan berkurang.
Jika perdarahan masih terjadi, Anda bisa meletakkan bantal di bawah lutut.
Sayangnya posisi ini sedikit menyulitkan Anda untuk bangun dari tempat tidur
atau duduk.
Bila Anda melahirkan secara caesar, bagian perut akan mendapat tekanan saat
bangun.
Untuk menghindari adanya tekanan pada perut saat bangun atau duduk,
ambil dulu bantal yang Anda letakkan di bawah lutut.
Tidur menyamping
Selain tidur telentang, Anda juga bisa tidur menyamping. Namun, posisi
punggung dan bokong harus tetap lurus.
Tangan yang Anda gunakan sebagai bantalan kepala atau diletakkan di depan
dada dapat memudahkan Anda untuk bangun.
Posisi yang nyaris seperti orang duduk ini bisa membuat Anda tidur lebih baik
dan pernapasan jadi lebih lancar.
Supaya tidak pegal, Anda juga bisa mengganjal punggung bawah dengan
bantal tipis.
Ketimbang posisi yang lain, posisi tidur ini lebih memudahkan Anda untuk
bangun.
Perawatan setelah melahirkan normal tak hanya mencakup kesehatan fisik ibu
semata.
Kondisi mental Anda juga perlu diperhatikan pascamelahirkan.
Hal ini dikarenakan ibu bisa mengalami perubahan emosional pascapersalinan.
Bahkan, banyak ibu baru yang mengalami baby blues setelah melahirkan.
Kondisi tersebut dapat memengaruhi hormon, kecemasan saat merawat bayi,
dan juga waktu tidur.
Jika dibiarkan berlarut-larut hingga mengalami kesedihan hingga lebih dari 2
minggu yang berkepanjangan, kondisi ini bisa membuat seorang ibu
mengalami depresi postpartum.
Segera konsultasikan ke dokter jika ini terjadi.
8. Pijat setelah melahirkan
Kabar baik bagi para ibu yang baru melahirkan, cara merawat tubuh atau
badan setelah melahirkan bisa dilakukan dengan pijat.
Jika Anda baru saja melahirkan secara caesar, sebaiknya tunggu dulu sampai
bekas luka Anda kering dan sembuh sebelum mulai melakukan pijat.
Hindari memijat area di sekitar bekas luka pada perut untuk mencegah infeksi.
Sebaiknya, arahkan saja pada kaki, kepala, lengan, dan punggung Anda yang
juga rentan mengalami pegal-pegal setelah melahirkan.
Perawatan Setelah Melahirkan yang Harus Ibu
Lakukan
Setelah melahirkan, ada perawatan yang harus ibu lakukan demi menjaga kesehatan. Yuk, simak berbagai
perawatan pascamelahirkan di sini.
Selain mengetahui seluk-beluk perawatan bayi, ibu juga perlu pengetahuan dasar perawatan
pascamelahirkan. Perawatan ini tak hanya spesifik untuk ibu yang melahirkan secara normal,
melainkan juga persalinan caesar. Setelah hamil, ibu akan mengalami perubahan fisik di bagian kulit
maupun alat reproduksi.
Untuk itu, ibu perlu perawatan setelah melahirkan selama masa nifas (sekitar 6 minggu atau 40
hari). Perawatan ini bisa dilakukan oleh ibu sesegera mungkin.
Tujuan perawatan pascamelahirkan adalah membantu mempercepat pemulihan ibu. Tak hanya
mempercepat penyembuhan luka dan pengecilan rahim. Namun juga, mencegah komplikasi setelah
melahirkan.
1 dari 6 halaman
Setelah melahirkan, hal utama yang menjadi perhatian tentunya luka persalinan. Bila Anda
melahirkan secara normal, mungkin terjadi robekan pada jalan lahir atau ada tindakan episiotomi
yang menyebabkan adanya jahitan.
Luka ini perlu dijaga kebersihannya agar tidak mudah terinfeksi. Untuk itu, jangan lupa
membersihkan vagina dan area anus setelah BAK atau BAB.
Apabila nyeri muncul, Anda bisa mengompresnya dengan air dingin di sekitar luka. Selain itu,
hindari duduk terlalu lama pada alas yang keras. Sebaiknya gunakan bantal atau alas duduk.
Biasanya dokter akan memberikan obat antinyeri. Bila ada obat tersebut, Anda bisa
mengonsumsinya sesuai anjuran dokter.
Kalau Anda melahirkan secara caesar, luka sayatan di perut biasanya sudah tertutup kasa steril
yang sifatnya kedap air. Biasanya, kasa akan dibuka sekitar seminggu setelah melahirkan.
Anda bisa mandi seperti biasa. Namun, hindari menggosok terlalu keras area sekitar kasa. Ini
karena cara itu bisa saja menyebabkan pembentukan celah sehingga air bisa masuk.
Kondisi ini bisa ditandai dengan luka persalinan yang tidak kunjung sembuh (bahkan muncul
nanah), demam, sakit pada perut bagian bawah, dan muncul bau atau cairan yang tidak sedap dari
vagina.
Apabila ibu mengeluhkan salah satu tanda tersebut, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan
pemeriksaan dan pengobatan.
2 dari 6 halaman
3. Perawatan Payudara
Perawatan Payudara
Beberapa hari setelah proses melahirkan, payudara yang awalnya lembut akan berubah menjadi
lebih padat, kencang, bahkan mulai nyeri. Hal ini menandakan kelenjar ASI mulai berproduksi.
Untuk menghindari pembengkakan payudara pascamelahirkan, sebaiknya rutinkan untuk menyusui
si kecil. Anda juga bisa memompa payudara untuk membantu mengeluarkan ASI apabila bayi belum
mau menyusu.
Kalau payudara mulai nyeri dan bengkak, kompres payudara dengan air hangat sebelum menyusui.
Anda juga bisa memijat payudara yang sakit menggunakan breast oil.
Cara ini membantu “membuka” kelenjar-kelenjar payudara, sehingga ASI bisa lancar. Apabila
sedang tidak menyusui, usahakan tidak memakai bra yang menekan atau terlalu sempit.
Kondisi ini bisa menyebabkan inkontinensia urine, yaitu kondisi tidak bisa menahan kencing.
Umumnya, hal ini bisa membaik dalam beberapa waktu. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk
menetap.
Untuk membantu mempercepat pemulihan ini, Anda bisa melakukan senam kegel agar otot dasar
panggul terlatih dan kandung kemih terkontrol.
3 dari 6 halaman
5. Perawatan untuk Kontraksi yang Muncul
Kontraksi yang muncul setelah melahirkan wajar terjadi. Rasanya mirip dengan nyeri saat haid.
Kontraksi setelah melahirkan merupakan tanda dari penciutan rahim untuk mencegah terjadinya
perdarahan.
Penciutan rahim terjadi pada hari pertama sampai hari ke-9 setelah melahirkan. Hal ini dapat
diketahui dengan cara meraba bagian bulat agak keras di bawah pusat.
Pada hari ke-10 sampai 14, rahim tidak teraba lagi namun tetap terjadi proses pengecilan rahim ke
ukuran semula.
Penciutan rahim dibantu oleh oksitosin, yaitu hormon yang mengontraksikan otot-otot rahim yang
keluar saat menyusui.
Jadi, tak heran apabila sedang menyusui bayi, ibu mengeluhkan rasa sakit atau tak nyaman di perut
bawah.
Selulit adalah penumpukan sel-sel lemak yang berlebihan pada jaringan kulit. Permukaan kulit pun
jadi tampak tidak rata. Penumpukan ini terjadi akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan
progesteron secara drastis.
Sementara, stretch mark adalah garis-garis putih vertikal yang timbul akibat rusaknya jaringan pada
lapisan dermis kulit. Hal ini disebabkan oleh peregangan kulit secara drastis dan mendadak.
Untuk membantu menyamarkan selulit atau stretch mark, lakukan olahraga secara teratur, seperti
senam, berenang, atau bersepeda.
Selain itu, ibu dapat menggunakan krim khusus untuk membantu mengembalikan elastisitas dan
mengencangkan kulit setelah melahirkan. Pilihlah krim yang mengandung minyak zaitun agar kulit
lebih halus.
4 dari 6 halaman
Untuk membantu meringankan keluhan nyeri akibat hemoroid, upaya yang bisa dilakukan adalah
mengompresnya dengan air hangat selama 10-15 menit sebanyak 2-3 kali dalam sehari.
Lalu, salep atau obat hemoroid yang dijual bebas bisa digunakan untuk mengurangi bengkak dan
nyeri. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Untuk membantu meringankan keluhan ini, konsumsi makanan kaya serat seperti buah dan
sayuran. Jangan lupa cukupi kebutuhan cairan setiap harinya.
Hindari terlalu lama berbaring atau duduk. Sebaiknya tetaplah aktif misalnya berjalan-jalan di dalam
rumah. Dengan bergerak aktif, pergerakan usus juga ikut aktif sehingga sembelit dapat dicegah.
5 dari 6 halaman
Jika kondisi ini berlanjut lebih dari dua minggu dan muncul gejala lebih parah seperti tidak nafsu
makan hingga muncul keinginan bunuh diri, hal ini disebut depresi pascamelahirkan.
Kesehatan mental ibu sangat perlu diperhatikan. Apabila mulai merasa lelah, jangan ragu untuk
meminta bantuan kepada orang sekitar dan istirahatlah sejenak.
Yakinlah, setiap ibu pasti berusaha semaksimal mungkin untuk merawat anaknya. Meminta bantuan
orang lain bukan berarti Anda menelantarkan anak.
Biasanya, dokter akan menyarankan untuk datang 1 atau 2 minggu setelah persalinan dan seusai
masa nifas.
Namun, tidak menutup kemungkinan apabila saat masa nifas ibu mengalami masalah dan jadi
datang lebih sering.
Selain berbagai perawatan pascamelahirkan di atas, ibu juga perlu mengonsumsi makanan dan
minuman yang dapat memulihkan kondisi.
“Melahirkan normal adalah istilah untuk menyebutkan persalinan melalui vagina.
Persalinan jenis ini nyatanya memiliki sedikit perbedaan dengan persalinan melalui operasi
caesar karena vagina pasti mengalami luka dan perlu dirawat dengan benar. Perawatan juga
termasuk banyak hal, seperti perawatan kesehatan mental, menjaga asupan makan, dan
pemeriksaan dokter.”
Halodoc, Jakarta - Ada dua jenis persalinan yang sudah dikenal, yaitu persalinan melalui vagina
dan persalinan melalui operasi caesar. Persalinan vagina atau biasa disebut juga dengan
persalinan normal dilakukan secara alami tanpa proses operasi. Sementara itu persalinan
caesar adalah kelahiran dengan prosedur operasi pada bagian bawah perut yang dilakukan untuk
menolong bayi yang sulit dilahirkan secara normal. Namun perlu diingat, melalui vagina atau
operasi, dua metode ini adalah persalinan yang normal untuk dilakukan.
Jika ibu dinilai mampu untuk melakukan persalinan melalui vagina atau persalinan normal, maka
ada beberapa tahap yang akan ibu lalui. Mulai dari tahap pembukaan jalan lahir, pengeluaran
bayi, pengeluaran plasenta, dan observasi atau pemantauan kondisi ibu selama dua jam setelah
plasenta keluar.
Untuk persalinan melalui vagina atau melahirkan normal, berikut ini adalah perawatan yang
perlu dilakukan:
Istirahat
Fase persalinan adalah proses yang panjang. Itu sebabnya, setelah proses persalinan selesai, ibu
perlu beristirahat untuk menghindari kelelahan yang berlebihan. Ibu bisa mencuri waktu untuk
beristirahat saat anak tidur. Dekatkan posisi tempat tidur anak dengan kasur ibu agar
memudahkan proses menyusui. Jangan lupa juga untuk berbagi tugas dengan suami agar ibu
tidak kewalahan dalam mengurus rumah tangga dan bayi baru lahir.
Hal penting yang perlu dijaga setelah melahirkan adalah asupan makan. Sebab setelah
melahirkan, ibu membutuhkan nutrisi yang tepat untuk menunjang proses menyusui dan
mendukung tumbuh kembang bayi. Berikut adalah rekomendasi asupan makanan bagi ibu
menyusui sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013:
Baca juga: Pembukaan Lengkap Saat Melahirkan, Ketahui Lebar Jalan Lahir Bayi
Perawatan Vagina
Setelah melahirkan, vagina akan mengalami luka dan butuh waktu untuk bisa pulih. Oleh karena
itu, ibu perlu memberikan perawatan khusus untuk vagina setelah melahirkan. Perawatan
tersebut meliputi:
Jika ibu merasakan sakit yang tak biasa, seperti vagina bengkak dan ada cairan berbau, ibu perlu
segera bicara pada dokter. Sebab bisa jadi, ini adalah tanda terjadinya infeksi. Ibu juga bisa
bicara dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Aktivitas Fisik
Jika dilakukan secara rutin, aktivitas fisik atau olahraga bisa membantu mempercepat pemulihan
bentuk tubuh setelah melahirkan. Ibu bisa melakukannya secara bertahap, mulai dari jalan santai
selama 20 hingga 30 menit setiap hari.
Setelah ibu merasa cukup siap, ibu bisa mulai untuk melakukan olahraga yang lebih berat seperti
latihan otot dasar panggul dan perut. Tentunya, kemampuan olahraga bergantung pada kondisi
dan kesanggupan ibu. Selama ibu merasa mampu, ibu boleh-boleh saja berolahraga. Namun jika
ibu ragu, ibu bisa bicara dulu ke dokter sebelum berolahraga.
Kesehatan Mental
Setelah melahirkan, ibu mungkin saja mengalami perubahan emosional. Itu sebabnya, beberapa
ibu mengalami baby blues, yaitu kondisi gangguan suasana hati setelah melahirkan yang dapat
memengaruhi kemampuan ibu dalam merawat bayi dan mengganggu waktu tidur. Kondisi ini
tentu tidak boleh diabaikan. Ibu harus segera bicara pada dokter apabila setelah melahirkan ibu
mengalami perasaan sedih berkepanjangan atau lebih dari 2 minggu.
Baca juga: Kelelahan Mengasuh Bayi Picu Baby Blues Syndrome, Ini Faktanya!
Pemeriksaan Dokter
Selama janji temu ini, dokter akan memeriksa suasana hati dan kesejahteraan emosional,
mendiskusikan kontrasepsi dan jarak kelahiran, meninjau informasi tentang perawatan dan
pemberian makan bayi, membicarakan kebiasaan tidur dan masalah yang berkaitan dengan
kelelahan, dan melakukan pemeriksaan fisik. Ini mungkin termasuk pemeriksaan perut, vagina,
leher rahim, dan rahim untuk memastikan ibu sembuh dengan baik.
Ini adalah waktu yang tepat untuk membicarakan segala kekhawatiran yang mungkin ibu miliki,
termasuk melanjutkan aktivitas seksual dan bagaimana ibu menyesuaikan diri dengan kehidupan
dengan bayi baru.
Pasca persalinan, tubuh ibu harus benar-benar pulih sebelum menjalani diet. Melansir dari Baby
Centre, setidaknya ibu harus menunggu sampai enam minggu sebelum mencoba menurunkan
berat badan. Bagi ibu yang menyusui disarankan untuk menunggu sampai bayi berusia minimal 2
bulan sebelum mencoba menurunkan berat badan. Hindari melakukan diet terlalu cepat setelah
melahirkan.
Memulai diet terlalu cepat setelah melahirkan dapat menunda pemulihan dan membuat ibu
merasa lebih lelah. Pasalnya, ibu harus mengumpulkan semua energi untuk menyesuaikan diri
dengan kehidupan dengan Si Kecil yang baru lahir ke dunia. Selain itu, diet memengaruhi
pasokan ASI pada ibu yang menyusui.
Itulah yang perlu ibu ketahui perihal yang harus diperhatikan setelah melahirkan normal.
Pastikan tubuh ibu benar-benar pulih sebelum melakukan aktivitas yang berat.
Perawatan setelah melahirkan secara umum
Baik untuk proses persalinan normal maupun dengan operasi Caesar, ada
beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mempercepat proses pemulihan,
yaitu dengan melakukan perawatan pascamelahirkan berikut:
4. Mulai berolahraga
Tentu, olahraga yang dapat dilakukan oleh ibu yang baru melahirkan bukanlah
olahraga berat, seperti latihan kardio. Jika dokter sudah mengizinkan Anda
untuk mulai beraktivitas fisik, lakukanlah latihan ringan seperti berjalan di area
sekitar rumah.Melihat pemandangan sekitar setelah beberapa lama hanya
berada di dalam rumah, dapat membuat Anda lebih segar dan berenergi.
7. Menstabilkan emosi
Bagi ibu yang mengalami sindrom baby blues atau depresi postpartum,
dukungan dari suami, teman, dan keluarga sangatlah berarti. Selain itu, jangan
ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog maupun psikiater jika kondisi ini
tidak juga reda.Baca juga: Waspadai, Ini Penyakit Setelah Melahirkan
Normal yang Mungkin Terjadi
Dikutip dari Cleveland Clinic, baik pada ibu yang melahirkan secara vaginal
maupun Caesar, kondisi mental sangatlah penting untuk diperhatikan. Apabila
ada perkataan kerabat atau teman yang dirasa menyinggung, bicarakan pada
suami atau orangtua, untuk mengurangi beban pikiran.Jangan ragu untuk
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, untuk mengetahui lebih rinci
cara menghadapi masa-masa awal menjadi seorang ibu, dari sisi kesiapan
mental.
Perawatan Diri Pasca Melahirkan
Sempatkan waktu untuk beristirahat
Selamat ya, Ma. Proses yang sudah Mama lalui—mulai dari mengandung hingga melahirkan si Kecil—
pastinya bukanlah hal yang mudah. Tapi Mama berhasil melewati segala rintangan dan halangan, baik fisik
maupun psikis, hingga akhirnya si Kecil lahir dan berada di tengah-tengah kalian.
Tentu perjuangan Mama tidak selesai sampai di sana. Kini Mama perlu menjaga dan merawat si Kecil yang
tengah beradaptasi dengan dunia barunya. Mama bisa jadi lebih sibuk untuk memenuhi kebutuhan si Kecil
sehingga lupa untuk merawat diri Mama sendiri. Padahal, salah satu cara terbaik dalam merawat si Kecil
adalah dengan memperhatikan dan merawat diri setelah melahirkan, loh.
Memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat pasca melahirkan si Kecil merupakan hal yang penting, karena
di masa tersebut Mama rentan merasa lelah. Jika tidak dijaga dengan baik, fisik yang terlalu lelah akan
memengaruhi emosi Mama sehingga berisiko memicu gangguan emosi pasca melahirkan, seperti di bawah ini:
Baby blues
Mama dapat merasakan perubahan emosi mendadak dalam beberapa hari setelah melahirkan si Kecil. Kondisi
yang dikenal dengan sebutan baby blues ini merupakan reaksi alami tubuh setelah mengalami peristiwa
penting dalam hidup dan bisa dialami Mama pasca melahirkan karena terjadi penurunan kadar hormon
oksitoksin atau hormon bahagia dalam tubuh, sehingga Mama dapat tiba-tiba merasa sedih tanpa sebab. Untuk
mengatasi baby blues, Mama hanya perlu pengertian dan support dari orang-orang terdekat baik Papa, keluarga
di rumah maupun teman-teman Mama. Jika baby blues tak kunjung membaik dalam beberapa hari, jangan
segan untuk berkonsultasi dengan dokter Mama, ya.
Depresi pasca-melahirkan
Depresi pasca melahirkan atau PND (postnatal depression) merupakan gangguan emosi yang bisa menyerang
1 dari 10 Mama di dunia. Biasanya kondisi ini terjadi beberapa bulan setelah proses melahirkan, yang dapat
dipicu oleh rasa trauma saat melahirkan, kurang tidur ataupun rasa kelelahan Mama dalam mengemban
tanggung jawab atau tugas baru sebagai seorang ibu. Gejala yang dapat dirasakan berbeda-beda pada tiap
Mama, tapi umumnya, Mama dapat merasakan perasaan cemas atau panik yang datang tiba-tiba, merasa tidak
percaya diri, atau merasa hampa.
Untuk mengatasi depresi pasca melahirkan, Mama dapat melakukan talking therapy, yakni salah satu jenis
psikoterapi di mana Mama dapat membicarakan hal yang Mama rasakan dan pikirkan pada psikolog ataupun
orang yang Mama percaya. Jika gejala depresi tidak mereda, hubungi dokter untuk mendapat pengobatan lebih
lanjut ya, Ma.
Meskipun proses melahirkan si Kecil dapat berlangsung cepat dan tanpa kendala, tubuh Mama tidak bisa serta
merta kembali ke bentuk semula seperti sebelum hamil. Bahkan, setelah melahirkan si Kecil Mama akan
mendapati rasa nyeri, sakit dan beberapa memar di beberapa bagian tubuh yang akan terus ada selama
beberapa minggu, bahkan beberapa bulan lamanya. Agar Mama dapat pulih dengan cepat, jangan lupa untuk
menjaga waktu istirahat dan tidur Mama, ya.
Memar
Memar bisa muncul di area tubuh bekas suntikan epidural diberikan atau pada bagian di mana selang kanul dipasang.
Kram di perut
Mama bisa merasakan kram di bagian rahim karena otot rahim akan mengencang dan kembali ke kondisi saat sebelum
masa kehamilan.
Pendarahan
Apapun jenis persalinannya, Mama dapat mengalami pendarahan setelah melahirkan. Sisa darah pasca persalinan ini
dapat keluar selama 2-6 minggu dengan kadar darah yang berangsur-angsur menipis. Namun jika pendarahan justru
semakin banyak, segera hubungi dokter Mama, ya.
Rasa gatal
Mama yang pada saat persalinan mendapat suntik anestesi dapat merasakan gatal selama beberapa hari. Gatal ini juga
bisa dirasakan Mama sebagai efek samping penggunaan obat pereda nyeri dalam epidural.
Dalam waktu tujuh hari pasca melahirkan, dokter dapat memberikan Mama resep obat injeksi antikoagulan
untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah di tubuh. Obat injeksi ini dapat Mama suntikkan sendiri di
rumah: dokter akan memberikan dosis obat injeksi yang sesuai untuk sekali suntik, lengkap dengan pena suntik
(injection pen) beserta instruksi penggunaannya.
Masa pemulihan setelah melahirkan si Kecil sangat bergantung pada jenis persalinan Mama dan juga istirahat
yang Mama dapatkan. Nah, sebelum Mama mulai bergerak dan beraktivitas kembali, perhatikan hal-hal
berikut ini ya, Ma!
Seringlah beristirahat dan minum air, regangkan kaki atau lakukan sit up di tempat tidur jika Mama sanggup.
Jika Mama ingin bangun dari tempat tidur, mintalah bantuan dari Papa atau perawat.
Cobalah untuk buang air.
Duduklah di tepi tempat tidur untuk memulihkan otot dasar panggul Mama. Berhati-hatilah dalam bergerak jika Mama
punya jahitan setelah melahirkan.
Regangkan tangan atau putar bahu Mama untuk meredakan pegal setelah menggendong atau menyusui si Kecil.
Previous
Next
1
2
Beraktivitas dengan perlahan
Setelah beberapa hari, Mama dapat meningkatkan frekuensi maupun intensitas gerak otot dasar panggul
dengan cara berjalan-jalan di sekitar rumah. Tidak perlu jauh-jauh ya, Ma, cukup di sekitar rumah saja agar
Mama juga dapat menghirup udara segar. Jangan lupa, konsumsi makanan berprotein seperti daging, ikan,
kacang-kacangan dan produk susu untuk mempercepat proses pemulihan. Minum dua liter air putih setiap hari
dan buang airlah setiap dua-tiga jam ya, Ma.
Waktu tercepat bagi Mama untuk dapat berolahraga kembali adalah pada 6 atau 8 minggu setelah waktu
persalinan. Namun, jangan memaksakan untuk berolahraga jika tubuh Mama belum siap, ya. Berkonsultasilah
lebih dulu dengan dokter Mama sebelum Mama memutuskan untuk berlari atau senam pagi.
Sebelum Mama dan si Kecil keluar dari rumah sakit dan kembali ke rumah, dokter akan melakukan
pemeriksaan kesehatan si Kecil secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan heel prick (pemeriksaan kesehatan
dengan cara mengambil sampel darah melalui tumit). Selain si Kecil, kesehatan Mama pun akan diperiksa.
Pemeriksaan pasca persalinan
Setelah melahirkan, Mama harus kembali ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan pasca persalinan. Pada
sesi yang biasanya dilakukan di usia 6-8 minggu setelah persalinan tersebut, dokter akan memeriksa kesehatan
Mama dan juga perkembangan si Kecil. Jangan sungkan juga untuk berkonsultasi terkait kondisi emosional
Mama, ya, karena kesehatan psikis Mama juga tidak kalah pentingnya dari kesehatan fisik.
Setelah tahu si Kecil sudah lahir, keluarga dan teman-teman Mama tentu turut berbahagia dan ingin
mengunjungi si Kecil. Namun, jangan sampai kelelahan saat menerima tamu ya, Ma. Jika Mama sudah merasa
terlalu lelah dan ingin beristirahat, tidak ada salahnya untuk menolak kedatangan tamu untuk sementara.
Ingatlah bahwa Mama juga memiliki prioritas untuk bonding dengan si Kecil dan beristirahat agar segera
pulih.
Mencari bantuan
Di masa pemulihan yang sekaligus jadi masa menyusui si Kecil, jangan sampai Mama kelelahan hingga jatuh
sakit, ya. Jangan ragu untuk meminta bantuan Papa, keluarga atau orang lain untuk melakukan beberapa
pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, belanja bulanan, atau menggendong si Kecil saat Mama harus
mandi dan beristirahat.
Mama, waktu yang Mama miliki bersama si Kecil yang baru lahir akan berlalu dengan cepat. Jadi, nikmatilah
momen-momen spesial Mama berdua dengan si Kecil di masa menyusui ini dengan baik. Selain itu,
manfaatkan waktu ini untuk Mama beristirahat. Tak perlu merasa bersalah jika Mama hanya bersantai sambil
menjaga si Kecil seharian.
Jika Mama ingin memasak atau melakukan aktivitas lain tanpa meninggalkan si Kecil, gunakan kain gendong
agar si Kecil tetap dapat terlelap di pelukan Mama. Selain si Kecil yang tetap nyaman dan aman, Mama pun
akan merasa tenang.
Saat Mama merasa lelah, Mama bisa memanfaatkan waktu tidur si Kecil untuk ikut bersantai. Atau mintalah
Papa untuk bergantian menjaga si Kecil agar Mama bisa me time; entah untuk mandi, tidur siang, atau sekedar
berjalan-jalan di sekitar rumah.
Masa menyusui juga tak kalah penting dari masa kehamilan Ma, yang berarti Mama harus menjaga asupan
nutrisi Mama. Konsumsilah makanan sehat dan bergizi seimbang setiap harinya. Hal itu tidak hanya
bermanfaat untuk mempercepat proses pemulihan Mama, tapi juga bermanfaat agar ASI yang Mama berikan
untuk si Kecil selalu bernutrisi.
Langkah selanjutnya
Sebelum berangkat ke rumah sakit, siapkan makanan sehat yang dapat Mama simpan di kulkas seperti saus pasta atau
sup agar saat Mama kembali ke rumah, makanan tersebut bisa disiapkan dengan mudah.
Mintalah ‘kado’ unik dari teman dan keluarga Mama, berupa bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau
memasakk masakan rumah yang lezat untuk Mama dan Papa.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Mama merasa lelah atau sedih tanpa sebab.
Jangan memaksakan diri Mama saat beraktivitas.
Sesekali, pergilah makan siang atau makan malam di restoran bersama Papa dan si Kecil (selagi ia masih di
usia dengan waktu tidur yang panjang). Pilih restoran dengan suasana tenang, nyaman, juga baby friendly ya,
Ma.
Berbagai Manfaat Berhubungan Intim di Usia Lanjut
Selain menjadikan ikatan pasangan lebih kuat, berhubungan intim di usia lanjut juga
memberikan berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh. Studi menunjukkan bahwa
pasangan lanjut usia yang masih melakukan hubungan intim memiliki risiko untuk
terserang penyakit jantung koroner yang lebih kecil dibandingkan dengan pasangan
yang tidak lagi berhubungan intim.
Tak hanya kesehatan fisik, masih melakukan hubungan intim meski usia tak lagi muda
juga baik untuk kesehatan mental pasangan. Terbukti, berhubungan intim di usia
lanjut mampu menurunkan kadar stres dan depresi pasangan, sekaligus meningkatkan
rasa percaya diri masing-masing.
Tentunya, berhubungan intim di usia muda dan bagi para lansia berbeda. Jika di usia
muda, kenikmatan hubungan intim didasarkan pada kuantitas atau sesering apa seks
dilakukan, tapi tidak untuk para lansia. Di usia yang sudah terbilang senja, stamina
pastinya tak lagi sempurna. Maka, kualitas lah yang menjadi penentu kenikmatannya.
Pasalnya, sering melakukan hubungan intim di usia yang tak lagi muda justru akan
menimbulkan dampak yang tidak baik bagi masing-masing. Pun dalam studi yang telah
dilakukan oleh para peneliti asal Michigan State University dikatakan bahwa kualitas
dalam berhubungan intim begitu diperlukan untuk membantu pengelolaan emosi serta
meningkatkan kepercayaan diri.
Jawabannya adalah tidak, selama dilakukan dalam cara dan frekuensi yang tepat, serta
tidak berlebihan. Pada dasarnya, hubungan intim bagi lansia memang bermanfaat
untuk menurunkan risiko terserang penyakit jantung koroner. Namun, sekali lagi, itu
hanya didapatkan jika pasangan berhubungan intim pada frekuensi yang benar.
Seiring usia yang terus bertambah, stamina pria tentu akan mengalami penurunan,
membuatnya akan lebih sulit untuk mencapai puncak kenikmatan. Demi bisa
mendapatkan kepuasan dalam berhubungan intim, tak jarang laki-laki akan
mengonsumsi suplemen atau obat kuat. Konsumsi suplemen dan obat kuat dalam
jumlah yang berlebihan akibat terlalu sering berhubungan intim inilah yang memicu
munculnya dampak negatif pada tubuh.
Mengonsumsi suplemen atau obat kuat ketika berhubungan intim agar stamina tetap
terjaga memang tidak salah, selama jumlahnya tidak melebihi dosis yang dianjurkan.
Oleh karena itu, ada baiknya jika bertanya terlebih dahulu langsung pada dokter ahli
melalui aplikasi Halodoc. Aplikasi ini bisa di-donwload langsung melalui App Store atau
Play Store. Selain bertanya pada dokter, Halodoc juga bisa digunakan untuk membeli
obat, vitamin, atau melakukan cek lab rutin tanpa perlu keluar rumah.
Baca juga:
Dari sisi positif, orang yang berusia lanjut sudah lebih bijaksana dan
mengetahui apa yang terbaik untuk dirinya, termasuk dalam kehidupan seks.
Anak-anak dari para lansia pun rata-rata sudah besar dan mungkin telah
hidup masing-masing, sehingga pasangan usia tua dapat menikmati
hubungan seksual tanpa ada gangguan.
Namun, sisi negatif yang mungkin terjadi adalah faktor penuaan dan
perubahan tubuh pada lansia kerap membuatnya tidak nyaman untuk
melakukan seks. Beberapa dari lansia mungkin merasa malu berhubungan
seks karena tubuhnya yang menua atau kemampuan dan gairahnya yang
menurun. Adapun sebagian lainnya mungkin khawatir seks akan memengaruhi
penyakit lansia.
Manfaat dan risiko hubungan seksual bagi pasangan usia tua
Ingin Tetap Aktif di Masa Senja?
Daftar
Selain secara umum, melakukan hubungan seksual usia tua juga bisa memberi
manfaat dan risiko yang berkaitan dengan jantung. Studi yagn dimuat Journal
of Health and Social Behaviour pada 2016 menemukan fakta bahwa penyakit
jantung dan seks saling berhubungan.
Temuan pada studi tersebut menguatkan bahwa hubungan seksual yang
berkualitas pada lansia wanita dapat menurunkan tekanan darah dan risiko
penyakit jantung. Hal ini disebabkan karena dukungan emosi wanita dari
hubungan seksual, sehingga membuatnya terhindar dari stres.
Namun sayangnya, pria tua yang melakukan seks lebih dari satu kali dalam
seminggu justru lebih berisiko terkena penyakit jantung pada masa
mendatang. Para peneliti menilai, risiko ini bisa terjadi karena pria tua kerap
menggunakan obat kuat kimia atau obat kuat alami untuk meningkatkan
performa seksnya.
Tak bisa dipungkiri, kemampuan seksual pria memang cenderung menurun
seiring dengan bertambahnya usia. Pria berusia lanjut lebih sulit untuk
mencapai ‘klimaks’ saat seks karena alasan medis atau kondisi mentalnya
ketimbang yang berusia muda.
Selain itu, pria usia tua juga berupaya untuk mencapai orgasme, sehingga
seringkali merasa stres hingga kelelahan. Adapun hal tersebut dapat
memengaruhi kerja jantungnya.
Hal yang harus diperhatikan untuk melakukan hubungan seksual usia tua
Pastikan pula tubuh Anda dan pasangan sehat dan dalam kondisi prima. Bila
memiliki masalah kesehatan yang memengaruhi kehidupan seks, jangan
sungkan untuk bicara dengan dokter. Dokter mungkin akan menyarankan
pengobatan atau penanganan yang terbaik.
Selain itu, Anda juga bisa mencoba berbagai tips berhubungan seks usia tua
agar lebih mendapat manfaatnya, seperti menggunakan pelumas bila
mengalami vagina kering dan sebagainya.
Seiring dengan bertambahnya usia, kegiatan seks tidak lagi sama seperti saat
Anda masih muda. Ada banyak perubahan yang terjadi, baik secara fisik
maupun mental. Namun, hal itu tidak menghalangi Anda dan pasangan untuk
dapat menikmati kepuasan seperti saat muda dulu. Banyak orang lanjut usia
(lansia) yang terus bisa menikmati kehidupan seksual mereka hingga usia 80-
an bahkan seterusnya. Melakukan seks saat tua dapat menjaga keintiman
Anda dengan pasangan.
Seks dan keintiman menjadi bagian berharga dari hidup Anda. Salah satu cara
mencapai keintiman ini ialah dengan berhubungan seks. Melakukan seks saat
tua akan tetap menyenangkan asalkan Anda tahu cara menyiasatinya. Jangan
takut akan perubahan pada diri Anda. Berikut ini beberapa tips untuk menjaga
kehidupan seks Anda agar tetap sehat dan menyenangkan di usia senja:
1. Berbicara dari hati ke hati pada pasangan
Seks yang baik bergantung pada komunikasi yang terbuka dari pasangan
Anda. Seiring bertambahnya usia Anda dan pasangan, maka segalanya akan
berubah, termasuk kehidupan seksual. Perubahan ini tentu membutuhkan
pengertian serta kesabaran dari kedua belah pihak.
Dengan menjaga komunikasi dengan berbicara secara terbuka dan dari hati ke
hati, maka keintiman pun agar tetap terjaga dengan baik. Dengan begitu Anda
dan pasangan akan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi
tanpa perdebatan yang dapat memicu konflik.
Menghindari alkohol dan rokok bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk
menjaga kesehatan tubuh yang akan berdampak pada kehidupan seks Anda.
Alkohol dan rokok dapat dapat menghalangi kemampuan seseorang untuk
mencapai ereksi. Kedua zat ini mengubah aliran darah di tubuh Anda dan bisa
membatasi jumlah darah yang masuk ke penis. Hal inilah yang menyebabkan
ketidakmampuan pria untuk mengalami ereksi, sulit mempertahankan ereksi
atau ereksi yang tidak sekuat biasanya.
Selain itu, penting bagi Anda untuk mengonsumsi makanan sehat dan
menjaga berat tubuh agar tidak terjadi obesitas. Kelebihan berat badan
membuat tekanan pada tubuh Anda yang dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan yang pada akhirnya mengganggu kehidupan seks normal.
Dengan mengonsumsi makanan sehat dan menurunkan kelebihan berat
badan Anda bisa mencegah masalah seksual.
3. Bereksperimen dengan waktu dan posisi seks
Berganti posisi seksual juga bisa membantu mengurangi rasa sakit ketika
berhubungan seksual, terutama yang berhubungan dengan radang sendi.
Sehingga, melakukan seks saat tua tetap terasa menyenangkan.
4. Usahakan untuk tetap aktif secara seksual
Intensitas seks yang rutin bisa meningkatkan performa seksual Anda. Bahkan
membantu Anda untuk hidup lebih lama. Mengurangi seks atau bahkan tidak
melakukan seks sama sekali dalam jangka waktu yang lama akan membuat
Anda lebih sulit secara seksual nantinya. Untuk itu, jangan biarkan perubahan
fisik dan hormon menghalangi Anda dan pasangan untuk melakukan seks.
Semua orang yang aktif secara seksual harus memerhatikan cara seks mereka,
apakah dilakukan dengan aman atau tidak. Penyakit menular seksual dan HIV
meningkat pada orang dewasa yang lebih tua. Anda tidak bisa berasumsi
bahwa hubungan seks Anda dan pasangan bebas risiko hanya karena Anda
dan pasangan Anda menjadi semakin tua.
Tanamkan dalam pikiran bahwa seiring bertambahnya usia, wajar jika banyak
terjadi perubahan kemampuan dan kebutuhan seksual Anda dan pasangan.
Anda tetap perlu terbuka untuk menemukan cara baru menikmati seks saat
tua.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tips Berhubungan Seks di Usia Tua
Semakin tua usia kita, frekuensi bercinta jadi menurun. Agar kehidupan seksual
tetap on fire di usia yang tidak muda lagi, coba beberapa tips di bawah ini.
Seberapa sering pasangan suami istri melakukan hubungan seksual tentu dipengaruhi
oleh berbagai faktor, salah satunya adalah usia. Tidak hanya itu, faktor lain yang tidak
kalah penting terkait kemampuan suami istri dalam melakukan hubungan intim
adalah gairah seksual, gaya hidup, dan kesehatan tubuh keduanya.
antaranya:
Berhubungan seksual di usia tua dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Berhubungan
seks dapat membakar lemak dan kalori sekaligus menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
2. Memperpanjang usia
Studi menunjukkan manfaat kesehatan yang besar dari berhubungan seksual yakni dapat
berhubungan seksual memiliki usia yang lebih lama dibandingkan pasangan yang jarang
berhubungan seksual.
Kasandra menyebut hubungan seks juga baik untuk kesehatan mental karena dapat meredakan
Saat berhubungan seksual, kata Kasandra, otak mengeluarkan hormon endorfin yang dapat
Hubungan seksual merupakan ekspresi cinta dan kasih sayang sehingga dapat mempererat
"Hubungan seksual tidak hanya bertujuan untuk reproduksi tapi merupakan ekspresi kasih sayang.
Berhubungan seksual pada usia di atas 50 tahun juga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dikutip
dari Psychology Today, berhubungan seksual dapat menimbulkan rasa percaya diri dan lebih
Di samping itu, hubungan seksual juga dapat menghilangkan rasa kesepian dan terisolasi yang
Baca artikel CNN Indonesia "5 Manfaat Hubungan Seks di Usia Tua" selengkapnya di
sini: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201102154720-255-564979/5-manfaat-hubungan-
seks-di-usia-tua.
Hasil survei kami menemukan bahwa 85% laki-laki berusia 60-69 tahun
masih aktif secara seksual - seperti halnya 60% dari kelompok usia 70-79
tahun, dan 32% dari kelompok usia 80 tahun dan di atasnya. Perempuan
ditemukan kurang aktif secara seksual ketika mereka menua,
tapi penelitian menunjukkan bahwa, seperti halnya laki-laki, banyak
perempuan juga ingin terus berhubungan seks seiring bertambahnya usia.
Studi di Amerika Serikat melaporkan tingkat aktivitas seksual yang serupa di
semua kelompok umur.
Baca juga: The secret sex lives of older people that can make us
rethink our idea of intimacy
Kami juga menemukan bahwa laki-laki yang aktif secara seksual pada masa
tuanya, memiliki kinerja kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan
mereka yang tidak.
Hormon kebahagiaan
Bukan rahasia lagi bahwa seks dapat membantu kita menghasilkan “perasaan
menyenangkan”. Sebagian besar disebabkan oleh adanya
pelepasan endorfin saat berhubungan seks, yang menghasilkan perasaan
bahagia atau gembira. Ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental kita,
karena semakin tinggi kadar endorfin erat kaitannya dengan aktivasi sistem
kekebalan yang semakin besar - yang dapat mengurangi risiko kanker dan
penyakit jantung.
Penting juga untuk diingat bahwa seks adalah bentuk aktivitas fisik - kerap
dilakukan dengan intensitas sedang - yang membakar hampir empat
kalori per menit. Semua olahraga disertai dengan manfaat kesehatan - dan
begitu juga seks. Jadi, sangat mungkin Anda memperoleh manfaat kesehatan
mental dan fisik dari aktivitas seksual yang teratur.
Tapi diskusi semacam itu mungkin dapat membantu dalam menantang norma
dan ekspektasi tentang aktivitas seksual. Dan seperti yang ditunjukkan oleh
penelitian kami, hubungan seks juga dapat membantu orang untuk hidup
lebih sejahtera dan lebih sehat - hingga lanjut usia.
Manfaat Berhubungan Intim pada Usia Tua
Berhubungan intim pada usia lanjut, selain bermanfaat bagi kesehatan secara fisik,
juga bermanfaat bagi psikologis kedua belah pihak. Salah satu manfaat bagi kesehatan
secara fisik yang dimaksud adalah potensi menurunnya risiko terkena penyakit jantung
koroner jika dibandingkan dengan mereka di usia lanjut yang tidak lagi melakukan
hubungan intim.
Tak hanya bermanfaat bagi kesehatan secara fisik, manfaat secara psikologis yang
didapat dari berhubungan intim pada usia lanjut adalah menurunkan kadar stres dan
depresi, serta dapat meningkatkan rasa percaya diri kedua belah pihak.
Penelitian bahkan menunjukkan, berhubungan intim pada usia lanjut juga dapat
membuat hubungan di antara keduanya menjadi lebih dekat. Kedekatan hubungan
secara emosional ini juga dapat memicu kesehatan mental yang lebih baik.
Berhubungan intim pada usia lanjut juga dapat memicu pelepasan hormon endorfin
yang memunculkan perasaan bahagia atau gembira. Selain berdampak pada kondisi
psikologis, kadar endorfin berbanding lurus dengan aktivasi sistem kekebalan tubuh.
Semakin tinggi kadar endorfin, semakin tinggi pula sistem kekebalan tubuh yang dapat
mengurangi risiko kanker dan penyakit jantung.
Pada usia lanjut, hubungan intim pada dasarnya tidak berbahaya selama dilakukan
dalam cara dan frekuensi yang tepat dan tidak berlebihan. Frekuensi berhubungan
intim yang dianjurkan pada usia lanjut adalah maksimal dua kali dalam satu minggu.
Hal tersebut disebabkan karena stamina yang menurun seiring bertambahnya usia.
Seringkali, laki-laki akan mengonsumsi suplemen penambah stamina atau obat kuat.
Konsumsi suplemen dan obat kuat jika dikonsumsi secara berlebihan akibat terlalu
sering berhubungan intim ini yang dapat menjadi bumerang dan memunculkan
dampak negatif pada tubuh.
Tantangan Berhubungan Intim pada Usia Tua
Perubahan fungsi seksual
Seiring bertambahnya usia, perubahan fungsi seksual umumnya terjadi baik secara
perlahan atau secara tiba-tiba tanpa gejala sebelumnya. Perubahan fungsi seksual
yang dimaksud adalah:
Gairah seks tergolong kuat pada usia 20-an. Hal ini dapat disebabkan karena
rentang usia ini merupakan tahap permulaan hubungan yang baru. Selain itu,
secara alamiah dorongan untuk bereproduksi juga cukup tinggi.
Gairah seks sedikit menurun secara alami pada usia 30-an. Pada rentang
usia ini, hormon testosteron cenderung berkurang sehingga berujung pada
penurunan gairah seks secara alami. Pada rentang usia ini, umumnya juga
menjadi waktu tersibuk khususnya bagi perempuan yang sedang berfokus
untuk mengembangkan karier atau mengurus anak. Keduanya membutuhkan
perhatian dan energi tinggi sehingga perempuan merasa lebih butuh istirahat
pada malam hari.
Gairah seks menurun drastis pada usia 40-an. Tidak hanya gairah seks yang
menurun pada rentang usia ini, melainkan juga suasana hati dan sensasi yang
dirasakan ketika bersentuhan. Rentang usia ini juga merupakan masa
perempuan memasuki masa pramenopause yang berkaitan dengan fluktuasi
hormon dan gairah seks.
Disfungsi ereksi
Risiko disfungsi ereksi semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, ada
beberapa faktor yang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya disfungsi ereksi.
Faktor tersebut meliputi kondisi kesehatan seperti kebiasaan merokok, kebiasaan
konsumsi alkohol tinggi, konsumsi narkotika dan obat-obatan berbahaya, obesitas,
pemakaian obat-obatan, diabetes dan penyakit jantung.
Dalam menghadapi tantangan-tantangan di atas, ada beberapa cara yang dapat
dilakukan. Agar mengetahui cara yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda,
konsultasikan ke dokter spesialis.
Jika dilakukan secara rutin, olahraga dapat menjaga bentuk badan sehingga juga dapat
meningkatkan kepercayaan diri sehingga Anda tidak menutup diri dari berhubungan
intim bersama pasangan.
Jaga komunikasi
Utamakan kejujuran dalam hubungan seksual Anda dan cobalah terbuka mengenai
pikiran dan perasaan Anda terkait hubungan seksual bersama pasangan. Semakin
bertambahnya usia, tentu ada beberapa hal yang berbeda jika dibandingkan dengan
hubungan seksual waktu usia muda. Gairah seks, misalnya.
Jika diperlukan, dedikasikan waktu tersendiri untuk membahas topik yang perlu
komunikasi mendalam seperti disfungsi ereksi atau mengatasi libido rendah. Cari
waktu yang tepat dan ketika posisi kedua pihak sedang santai. Hindari
membicarakannya pada saat hubungan seks sedang akan berlangsung.