Melahirkan?
Setelah hamil biasanya kita lebih fokus pada persiapan sebelum melahirkan saja terutama di
trimester ketiga atau tiga bulan terakhir masa kehamilan. Padahal setelah melahirkan seorang
ibu juga membutuhkan persiapan yang matang. Masa-masa panjang pasca melahirkan ini
harus didukung dengan kondisi fisik dan mental yang prima. Yuk, cari tahu! Apa saja
perawatan yang perlu ibu lakukan setelah melahirkan? Cek, panduannya di sini!
Perasaan kewalahan, lelah, atau menangis selama beberapa hari disebut dengan “baby
blues”.
Melahirkan menjadi momen yang menegangkan sekaligus membahagiakan untuk kita semua.
Setelah melahirkan tubuh ibu akan mengalami berbagai perubahan. Terutama pada organ-
organ tubuh yang berperan pada masa kehamilan dan melahirkan. Oleh karena itu, ibu
membutuhkan perawatan yang mendukung agar pulih dengan baik secara fisik dan mental.
Beberapa perawatan pasca melahirkan ini dapat ibu coba.
Perawatan pertama yang penting ibu lakukan setelah melahirkan ialah perawatan nyeri
vagina. Ketika melahirkan normal ibu mengalami perubahan pada vagina. Selama persalinan
dokter dapat memotong untuk memungkinkan bayi keluar disebut episiotomi. Anda mungkin
mengalami sedikit nyeri selama beberapa minggu sampai vagina benar-benar pulih. Namun
jangan khawatir, Anda dapat meredakan nyeri pasca persalinan dengan beberapa cara berikut:
Jika Anda mengalami rasa sakit yang parah atau terus-menerus bisa jadi mengalami infeksi.
Konsultasikan segera dengan petugas medis untuk penanganan yang tepat.
Pendarahan terjadi selama beberapa minggu setelah melahirkan. Kondisi ini normal dan kita
biasa mengenalnya dengan masa nifas. Beberapa hari pertama setelah persalinan volume
darah yang keluar biasanya lebih pekat dan banyak. Kemudian, berangsur sedikit hingga
terakhir sampai benar-benar berhenti.
Ibu hanya perlu rutin mengganti pembalut dan menjaga kebersihan area intim. Namun, bila
pendarahan vagina terus terjadi dan memenuhi pembalut dalam kurun waktu kurang dari 1
jam. Segera kunjungi petugas medis untuk penanganan lebih lanjut. Apalagi disertai dengan
gejala lain, seperti demam, nyeri panggul dan rahim.
Kontraksi pasca melahirkan merupakan hal yang alami terjadi . Tujuannya untuk
mengembalikan kondisi/ukuran rahim ke ukuran normal. Saat menyusui (karena adanya
pelepasan hormon oksitoksin) juga dapat membantu ukuran rahim menjadi kembali seperti
semula. Jika kontraksi dirasa terlalu sakit, sebaiknya kontrol ke dokter , dokter akan
memberikan obat pereda nyeri.
Jika takut BAB keras karena khawatir melukai perineum atau wasir sebaiknya makanlah
makanan berserat tinggi, seperti sayur, biji-bijian, buah-buahan serta minum banyak air untuk
memperlancar pencernaan dan BAB tidak keras.
Jika ibu mengalami depresi pasca persalinan konsultasikan segera dengan ahlinya untuk
memperoleh penanganan.
5. Perawatan Payudara
Setelah melahirkan, proses menyusui menjadi momen yang tidak terlewatkan. Beberapa hari
setelah kelahiran, Anda mengalami payudara yang kencang dan penuh. Pembengkakan pada
payudara membuat ibu merasa tidak nyaman. Ibu dapat meredakan ketidaknyamanan dengan
mengompres payudara menggunakan air hangat dan melakukan pijat payudara. Jika sudah
relaks, segera susui bayi Anda sesering atau sesuai permintaan bayi. Menyusui atau
memompa ASI menjadi jalan keluar yang tepat untuk mengurangi pembengkakan.
Istirahat yang cukup pada ibu dilakukan demi kewarasan fisik dan mental ibu. Ketika bayi
lahir dan Anda mulai merawatnya kadang terasa melelahkan bukan? Oleh karena itu, penting
untuk memperhatikan pola tidur bayi sehingga ibu juga dapat beristirahat. Cobalah untuk
beristirahat saat bayi Anda tidur.
Meskipun Anda akan tergoda untuk mengerjakan pekerjaan rumah lainnya, tetapi istirahat
jauh lebih penting. Pastikan memasang alaram bila Anda khawatir tidur terlalu lama. Jika
tidak bisa, Anda perlu menemukan cara lain untuk mendapatkan tidur atau setidaknya lebih
banyak waktu beristirahat.
Selain itu, cukupi juga kebutuhan gizi bagi ibu dengan mengonsumsi makanan bergizi,
seperti sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Zat gizi dari berbagai makanan ini
sangat dibutuhkan untuk fase menysusi. Anda juga bisa konsultasi dengan dokter spesialis
gizi untuk mengetahui asupan mana yang baik bagi ibu dan bayi.
Perasaan kewalahan, lelah, atau menangis selama beberapa hari atau biasa disebut dengan
“baby blues”. Kondisi ini dapat terjadi karena banyak faktor. Mulai dari kecemasan saat
merawat bayi, kurang tidur, hormon yang berubah dan semua itu memengaruhi emosi Anda.
Kondisi ini wajar dialami dan biasanya akan hilang dengan cepat. Namun, bila kesedihan
berlangsung berlarut-larut atau lebih dari 2 minggu. Konsultasikan dengan ahlinya, cari
perawatan dan jangan menunggu hingga kondisinya serius. Hindari menyimpan perasaan
sendiri sebaiknya ceritakan pada orang terdekat bila Anda merasa sendiri. Beberapa orang
tidak menceritakan gejala mereka karena merasa malu atau bersalah memiliki perasaan
tersebut. Tanda-tanda depresi pasca persalinan meliputi:
Sedih
Tertekan
Gelisah
Kelelahan atau tidak memiliki energi
Gelisah
Mudah tersinggung
Merasa tidak berharga
Sulit fokus, tidak bisa tidur
Terlalu khawatir dengan bayinya
Pikiran untuk menyakiti bayi atau diri sendiri
Depresi pasca persalinan yang membawa dampak negatif bagi ibu dan bayi. Bayi dengan
ibu yang mememiliki masalah depresi pasca persalinan dapat mengalami keterlambatan
dalam belajar cara berbicara. Kondisi ini dapat diobati dengan obat-obatan dan terapi atau
konseling pada ahlinya. Dokter akan membantu Anda merasa lebih baik dam kembali
bersemangat merawat bayi Anda.
Ketika ibu mengandung hingga melahirkan bayi ternyata semua prosesnya membutuhkan
banyak perawatan. Jika ibu merasa terbebani dalam merawat bayi mintalah pasangan atau
keluarga untuk membantu. Kelola emosi dan cari tahu lebih lanjut tentang mengatasi stres
pasca melahirkan dan waspadai gejalanya. Jika Anda merasa tertekan, bicarakan dengan
dokter umum atau pengunjung kesehatan Anda sesegera mungkin sehingga Anda bisa
mendapatkan bantuan yang Anda butuhkan untuk membuat pemulihan yang cepat.
Kesimpulan
Perawatan setelah melahirkan tidak hanya berfokus pada kondisi fisik ibu, tapi juga
mentalnya.
Perawatan ini bisa mencakup pemulihan diri, pengaturan waktu istirahat, sampai
pengelolaan suasana hati (mood).
Kurangnya perawatan usai melahirkan bisa meningkatkan risiko infeksi, perdarahan
postpartum, hingga depresi postpartum pada ibu.
Jika Anda terus merasa kelelahan atau kesulitan mengelola emosi usai melahirkan, sebaiknya
kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.