Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH


KETIDAKEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI DINI PADA IBU
POST PARTUM DENGAN SC
Dosen Pembimbing :
Sri Hardi Wuryaningsih, S.Kep, Ns., M. Kes
Oleh :
1. Ittaqin Nufus (P27820118008)
2. Dhea Kusuma Sari (P27820118029)
3. Dwi Wahyuningati (P27820118034)
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Studi Kasus

Manfaat Studi Kasus


*Latar Belakang

Sectio Caesarea (SC) adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus
melalui dinding depan perut (Amru sofian, 2012). Adanya luka sayatan membuat ibu mengalami rasa nyeri.
Rasa nyeri tersebut membuat ibu mengalami kesulitan bergerak atau merubah posisi untuk menyusui dan rasa
nyeri tersebut juga menghambat produksi oksitosin yang akan mempengaruhi pengaliran ASI.

Prevalensi sectio caesarea terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama di kota besar. Angka tindakan
sectio caesarea di Indonesia sudah melewati batas maksimal standar WHO dengan sectio caesarea rate
sebesar 6% (Fridawaty, 2013). Angka kejadian sectio caesarea Provinsi Jawa Timur pada tahun 2009
berjumlah 3.401 operasi dari 170.000 persalinan atau sekitar 20% dari seluruh persalinan (Dinkes Provinsi
Jawa Timur, 2009). Berdasarkan data Dinkes kabupaten Jombang pada tahun 2013 menyebutkan bahwa
persalinan secara sectio caesarea sebanyak 3.404, sedangkan pada tahun 2014 terjadi peningkatan yaitu 3.870
persalinan sectio caesarea tetapi tidak ada satu pun yang melakukan Inisiasi Menyusu Dini.
*Latar Belakang

Tindakan sectio caesarea dapat menyebabkan ketegangan (stress). Ibu yang akan dilakukan tindakan sectio
caesarea umumnya mengalami ansietas (kecemasan) yang bervariasi dari tingkat ringan sampai berat (Ibrahim,
2012). Ibu post sectio caesarea mengalami nyeri luka setelah operasi, semakin tinggi tingkat nyeri yang dialami oleh
pasien maka semakin tinggi tingkat kecemasan pasien tersebut yang dapat mengganggu pengeluaran oksitosin dalam
merangsang reflek aliran ASI dan efek anastesi (Desmawati, 2010). Pada ibu post sectio caesarea juga dapat
ditemukan masalah ketidakefektifan pemberian ASI, dikarenakan ibu yang melahirkan dengan sectio caesarea tidak
di lakukan inisiasi menyusui dini dan terjadi keterlambatan pemberian ASI. Bayi yang lahir melalui sectio caesarea
mempunyai risiko lebih tinggi untuk tidak disusui oleh ibunya dibandingkan persalinan pervaginan. karena kondisi
post sectio caesarea membuat ibu merasa nyeri dan menjadi sulit untuk menyusui bayinya, dan keterlambatan untuk
melakukan inisiasi menyusui dini dapat menurunkan sekresi prolaktin.
Dalam masalah ini upaya yang dilakukan yaitu dengan mengedukasi ibu post partum mengenai bagaimana
cara meningkatkan produksi ASI ibu pasca operasi, keuntungan pemberian ASI, teknik menyusui yang benar dan
penatalaksanaan ketidakefektifan pemberian ASI difokuskan untuk mengatasi agar pemberian ASI menjadi efektif.
*Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan dengan Masalah ketidakefektifan


pemberian asi dini pada ibu post partum dengan sc ?
* Tujuan Studi Kasus
Diketahuinya asuhan keperawatan dengan Masalah ketidakefektifan
pemberian asi dini pada ibu post partum dengan sc.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Asuhan Keperawatan

Konsep Dasar Ketidakefektifan


Pemberian ASI

Konsep Dasar Ibu Post Partum


Dengan SC
Pengkajian Keperawatan

1. Identitas
Pada pengkajian ibu post partum dengan sectio caesarea meliputi distress janin, kegagalan
untuk melanjutkan persalinan, malposisi janin, prolaps tali pusat, abrupsio plasenta dan plasenta
previa.
Pada ibu dengan usia 35 atau lebih tidak dapat menyusui bayinya dengan ASI yang cukup. Ibu
post partum yang bekerja memiliki peluang yang lebih besar mengalami bendungan ASI
dibanding yang tidak bekerja.
2. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama ibu dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI adalah ASI
tidak menetes atau memancar, bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, bayi menolak
untuk menghisap, bayi rewel dan menangis terus menerus saat disusui dan setelah disusui ibu.
3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat kesehatan sebelumnya
Meliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang, maksudnya
apakah ibu pernah mengalami penyakit yang sama.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi keluhan yang dirasakan setelah ibu di operasi. Biasanya pada klien dengan
masalah ketidakefektifan pemberian ASI didapatkan payudaranya terasa tegang dan
nyeri dengan berbagai derajat nyeri tekan karena tidak adanya pengisapan awal dan
sering oleh bayi dikarenakan kelemahan fisik pasca partum.
c. Riwayat keluarga
Meliputi penyakit yang diderita ibu dan apakah keluarga ibu ada juga yang mempunyai riawayat
persalinan sectio caesarea. Atau adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT,
TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada ibu.
d. Riwayat kesehatan lingkungan
Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, akan tetapi kemungkinanan dapat lebih sering terjadi pada
penderita malnutrisi dengan sosial ekonomi rendah.
e. Riwayat psikososial
Biasanya pada ibu post partum terjadi gangguan psikologi seperti merasa cemas, rasa marah,
kekecewaan dan harga diri terganggu sehingga menyebabkan berkurangnya produksi dan pengeluaran
ASI.
f. Latar belakang budaya
Berisi tentang kepercayaan atau keyakinan yang dimiliki ibu maupun keluarga beruhubungan
dengan perawatan post partum. Biasanya ada pantangan akan pemenuhan nutrisi pada ibu post
partum yang bisa memperberat kondisi ibu dan memperlambat proses penyembuhan ibu dan
menyebabkan ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya,
yang akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi selama
menyusui.
g. Dukungan keluarga
Berisi tentang sikap dan perilaku anggota keluarga ibu berhubungan dengan post partum.
Dukungan dari suami dan keluarga dapat berpengaruh dalam produksi ASI pada ibu post
partum, perhatian suami dibutuhkan dalam proses produksi ASI yang reflek oksitosin.
h. Riwayat kebidanan
Riwayat haid. Mengetahui tentang keadaan malnutrisi yang dulu, waktu menarche terjadi pada ibu,
disminore, lama menstruasi, siklusnya dan ditanyakan pula frekuensi terakhir menstruasi.
i. Riwayat perkawinan
Biasanya dicantumkan umur ibu saat menikah, lama pernikahan, berapa kali ibu menikah.
j. Riwayat kehamilan dan persalinan
Biasanya dicantumkan keluhan saat masa kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu normal atau
melalui sectio caesarea, hamil ke berapa, keluhan saat hamil, lahit pada usia berapa, cara
persalinan, penolong persalinan. Dan untuk riwayat anak biasanya berisi tentang jenis kelamin,
berat badan lahir, usia anak, dan penggunaan KB. Jumlah kehamilan tinggi cenderung memberikan
ASI pada bayi dibandingkan dengan paritas rendah, ASI lebih cepat keluar pada multipara daripada
primapara.
k. Data persalinan
Berisi kondisi ibu dan janin mulai dari skala I–IV. Biasanya masalah yang timbul pada anak dengan
kelahiran sectio caesarea adalah risiko terjadinya hipoksia dan perdarahan jaringan saat masa
intrapartum yang dapat menyebabkan gangguan yang permanen pada organ penglihatan.
l. Keadaan bayi
Berisi gambaran kondisi bayi, berat badan bayi baru lahir, adakah kelainan atau tidak, cacat
kongenital atau tidak. Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah dalam hal menyusui karena
refleks mengisapnya masih lemah. Perhatikan pemeriksaan mulut bayi apakah terdapat labio
palato kissis, hipersaliva, perhatikan juga hipoplasia otot depresoranguli oris yang mungkin
menyebabkan tidak mampu untuk menempel atau menghisap pada payudara ibu.
Pola-pola Fungsi Kesehatan

1. Pola persepsi-pemeliharaan kesehatan


Pada ibu post sectio caesarea dalam waktu ±24 jam persepsi terhadap kesehatan belum mampu melaksanakan karena masih adanya
pengaruh anestesi. Ibu merasa kesulitan dalam dalam menyusui bayi dan merawat payudara.
2. Pola nutrisi-metabolisme
Pada ibu post sectio caesarea biasanya tidak ada masalah dalam nutrisi, namun pada beberapa ibu terjadi peningkatan nafsu makan,
merasa lapar dan haus karena sebelum pembedahan tindakan sectio caesarea ibu dipuasakan dan pengaruh dari keinginan ibu dalam
menyusui bayinya, seorang ibu menyusui akan merasa mudah lapar.
3. Pola tidur-istirahat
Pada ibu post sectio caesarea terjadi perubahan pada pola tidur-istirahat kerena adanya kehadiran bayi (disaat 48 jam pertama setelah
melahirkan, saat bayi rewel biasanya ibu terjaga dan berusaha menyusui bayi) dan pada ibu yang sedang menjalani pemulihan dari
persalinan sectio caesarea.
4. Pola toleransi-koping stress
Biasanya ibu post sectio caesarea cemas dan ketakutan atas bendungan ASI dan cara menyusui yang benar. Ibu menunjukkan labilitas
emosional dari gembira sampai takut,marah dan menarik diri ibu. Biasanya mengekspresikan ketidakmampuan untuk menghadapi
situasi baru.
Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah
Pada ibu post sectio caesarea biasanya tekanan darahnya tinggi, >120-180 mmHg, akibat dari kehilangan
darah 600-800 ml.
2. Nadi
Biasanya brakikardi terjadi selama 6 sampai 10 hari pasca partum dengan frekuensi nadi 40-70 kali/menit.
3. Suhu tubuh
Terjadi peningkatan suhu tubuh 38˚C disebabkan oleh dehidrasi pada 24 jam pertama setelah persalinan
atau karena awal laktasi dalam 2 sampai 4 hari.
4. Pernapasan
Terjadi peningkatan frekuensi pernapasan dan kembali normal pada satu jam post sectio caesarea.
b. Pemeriksaan fisik head to toe
1. Payudara
Terdapat kolostrum, bentuk puting pada hari pertama utuh dan pada hari kedua puting susu dapat mengalami luka yang
memerah. Konsisten payudara pada hari pertama post SC teraba lunak dan pada hari kedua payudara teraba mengeras,
membesar, hangat karena adanya pembengkakan payudara. Tanda-tanda bendungan ASI teraba nyeri pada payudara.
  2. Abdomen
a. Tinggi fundus uteri
b. Kontraksi uterus
c. Bekas/luka pembedahan
d. Diastasis recti
e. Bising usus
3. Genetalia
Terpasang kateter, adanya edema pada perineum dan bersih. Terdapat Loehea yang umunya pada hari pertama muncul lokia
rubra dengan jumlah sedang dan berbau amis. Pada hari kedua dapat ditemukan lokia rubra hingga serosa dengan jumlah
sedang tidak berbau.
Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang muncul adalah “Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan


suplai ASI d.d bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, ASI tidak menetes
atau memancar, bayi menangis saat disusui, bayi rewel dan menangis terus dalam
jam-jam pertama setelah menyusui, dan bayi menolak untuk menghisap “ (SDKI
D.0029).
Perencanaan Keperawatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam maka status menyusui membaik dengan kriteria
hasil :
Perlekatan bayi pada payudara ibu meningkat, kemampuan ibi memposisikan bayi dengan benar, suplai
ASI adekuat, menggendong bayi untuk menyusui, bayi tidur setelah menyusu, dan payudara kosong
setelah menyusui (SLKI, 2019).
 Perencanaan : (SIKI, 2018)
1. Memberikan kesempatan ibu untuk memposisikan dan menggendong bayi dengan benar.
Rasional : agar ibu bisa memilih posisi yang nyaman saat menggendong dan menyusui bayinya.
2. Meletakkan bayi dengan posisi tengkurap langsung diantara payudara ibu.
Rasional : agar bayi lebih menempel pada payudara ibu.
3. Memfasilitasi ibu menemukan posisi yang nyaman.
Rasional : untuk memberikan posisi yang nyaman untuk ibu dan bayi saat kegiatan menyusui.
4. Meletakkan bayi disamping ibu atau tempat tidur bayi disamping tempat tidur ibu, sehingga
memudahkan memulai lagi kegiatan menyusui.
Rasional : untuk memudahkan memulai lagi kegiatan menyusui.
5. Menganjurkan untuk memberi kesempatan bayi sampai lebih dari satu jam atau sampai bayi
menunjukkan tanda-tanda siap menyusu.
Rasional : untuk mengetahui bayi siap untuk menyusui.
Pelaksanaan Keperawatan

Pada pelaksanaan keperawatan dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang


telah dilakukan dengan tujuan untuk membantu ibu memenuhi kriteria hasil. Adapun
pelaksanaan keperawatan dengan diagnosa menyusui tidak efektif adalah memberikan
kesempatan ibu untuk memposisikan dan menggendong bayi dengan benar, meletakkan bayi
dengan posisi tengkurap langsung diantara payudara ibu, memfasilitasi ibu menemukan posisi
yang nyaman, meletakkan bayi disamping ibu atau tempat tidur bayi disamping tempat tidur
ibu, sehingga memudahkan memulai lagi kegiatan menyusui dan menganjurkan untuk
memberi kesempatan bayi sampai lebih dari satu jam atau sampai bayi menunjukkan tanda-
tanda siap menyusu.
Evaluasi Keperawatan

Dalam evaluasi pada ibu post partum dengan masalah ketidakefektifan pembrian ASI,
hasil yang diharapkan adalah ketidakefektifan pemberian ASI menjadi keefektifan
pemberian ASI, yang dibuktikan dengan indikator pemberian ASI efektif, ibu
mengungkapkan puas dengan kebutuhan untuk menyusui, dan ibu akan
mempertahankan keefektifan pemberian ASI selama yang diinginkan bayinya.
BAB III
METODE STUDI KASUS

 Rancangan Studi Kasus


 Subyek Studi Kasus
 Fokus Studi
 Definisi Operasional Fokus Studi
 Instrumen Studi Kasus
 Metode Pengumpulan Data
 Lokasi dan Waktu Studi Kasus
 Analisis Data dan Penyajian Data
 Etika Studi Kasus
Rancangan Studi Kasus

Studi kasus ini, menggunakan metode penelitian deskriptif dalam bentuk studi
kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan dengan masalah
ketidakefektifan pemberian asi dini pada ibu post partum dengan sc.
Studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Subyek Studi Kasus

Fokus penelitian dalam studi kasus ini merupakan orang yang dijadikan sebagai
responden untuk mengambil kasus. Subjek studi kasus ini adalah ibu post partum dengan
sc yang mengalami ketidakefektifan pemberian ASI dini.
Fokus Studi

Fokus studi identik dengan variable pengambilan masalah, yaitu perilaku terhadap
karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu. Fokus penulisan
dalam studi kasus ini difokuskan pada masalah ketidakefektifan pemberian asi dini
pada ibu post partum dengan sc.
Definisi Operasional Fokus Studi

Definisi Operasional adalah uraian tentang batasan istilah atau variabel yang di maksud atau
tentang apa yang di ukur oleh istilah atau variabel yang bersangkutan.
Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel Ketidakefektifan pemberian asi dini pada ibu post
partum dengan sc
Istilah Batasan / Definisi Operasional

Asuhan Keperawatan Rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang meliputi


pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evalusi.

Ketidakefektifan Pemberian ASI Ketidakefektifan Pemberian ASI merupakan keadaan dimana


ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau kesulitan pada proses
pemberian ASI.
Batasan karakteristik:
1. Pengosongan masing-masing payudara setiap kali menyusui tidak sempurna
dan payudara masih teraba keras setelah menyusui
2. Suplai ASI yang tidak adekuat
3. Bayi menangis dalam waktu satu jam setelah menyusui
4. Ketidakmampuan bayi untuk menempel pada payudara ibu degan benar
5. Kesempatan untuk mengisap pada payudara yang tidak mencukupi
6. Tidak tampak tanda pelepasan oksitosin
7. Bayi mengisap payudara tidak secara terus-menerus
8. Puting ibu terus lecet dalam minggu pertama menyusui
9. Bayi menolak untuk latch on

Sestio Caesarea Sestio Caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan saraf
rahim dalam keadaan utuh serta berat diatas 500 gr (Mitayani, 2009).
Instrumen Studi Kasus
Instrumen studi kasus adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen
yang akan dipakai dalam pengambilan data klien ibu post partum menggunakan format asuhan
keperawatan. Setelah mempelajari data yang didapat oleh peneliti baik dari catatan medis maupun
tim kesehatan lain yang berhubungan dengan kasus, sebagai bahan untuk menunjang tindakan
keperawatan dan perkembangan klien.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Lembar observasi dan format pengkajian asuhan keparawatan maternitas
2. Alat tulis
3. Alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker
4. Alat pengulas tanda-tanda vital, meliputi : jam tangan, termometer, stetoskop, dan
spignomanometer.
Metode Pengumpulan Data

Data penelitian studi kasus ini dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara
pada pasien dan keluarga mengenai keluhan utama dan riwayat keperawatan, observasi
dengan pengkajian tentang pengetahuan klien tentang menyusui dan pengkajian fisik
pada payudara klien yang meliputi inspeksi, palpasi, dan perkusi, serta menggunakan
studi dokumentasi yang bersumber pada lembar observasi dan rekam medis pasien.
Lokasi dan Waktu Studi Kasus

Studi kasus dilaksanakan di Ruang Nifas RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian
dilaksanakan pada bulan September 2019, mulai dari penyusunan proposal sampai
penyusunan hasil penelitian sesuai dengan kalender akademik program studi DIII
Keperawatan Kampus Soetomo Surabaya.
Analisis Data dan Penyajian Data

Data yang dikumpulan yakni data tentang proses asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, penetapan diagnosis, penyusunan rencana keperawatan, pelaksanaan, dan
penentuan evaluasi terhadap klien dengan ketidakefektifan pemberian ASI dini pada ibu post
partum dengan sc. Selanjutnya, data penelitian asuhan keperawatan yang dilakukan pada
klien disajikan dalam bentuk tabel atau narasi pada tahap penelitian asuhan keperawatan.
Kemudian, membandingkan asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap dua klien tersebut
dengan teori yang digunakan.
Etika Studi Kasus
Norman dkk (2009) dalamsugiono (2013), memberikan penjelasan tentang kode etik
penelitian studi kasus bahwa peneliti harus benar – benar mengkomunikasikan maksud dan
tujuannya secara intens dengan sudut pandang dan situasi subyek., misalnya, jika hasil
penelitian diekspose, subyek akan kehilangan harga diri, kehilangan pekerjaan, dan
kehilangan rasa percaya diri, isu-isu seputar observasi dan repotasi harus benar-benar di
komunikasikan dengan subyek penulisan secara serius.Perlu juga penulis tuk menjelaskan
desain awal ke pada partisipan yang membuat tentang bagaimana sebaiknya mereka
ditampilkan, dakutif, dan ditafsirkan. Sedangkan bagi penulis sendiri harus mendengar
keluhan atau problem dari partisipan. Jaminan keamanan juga harus menjadi bagian yang
diperhitungkan oleh peniliti dalam melakukan penelitian.
Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari:

Informed consent (Persetujuan Merupakan masalah yang Confidentiality


Menjadi Klien) memberikan jaminan dalam (Kerahasiaan)
penggunaan subjek penelitian dengan
cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada
lembar alatukur dan hanya
Merupakan bentuk persetujuan menuliskan kodeA pada lembar
Merupakan masalah etika dengan

antara peneliti dengan responden memberikan jaminan kerahasiaan


pengumpulan data atau hasil
penelitian dengan memberikan hasil penelitian, baikin formasi
penelitian yang akan disajikan.
maupun masalah-masalah lainnya.
lembar persetujuan. Tujuan
Semua informasi yang telah
informed consent adalah agar
dikumpulkan dijamin
subjek mengerti maksud dan kerahasiaannya oleh peneliti, hanya
tujuan penelitian, mengetahui kelompok data tertentu yang akan
Anonymity (TanpaNama)
dampaknya. dilaporkan pada hasilriset.
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai