Anda di halaman 1dari 22

MAKALA INOVASI JEMPUT BOLA

GERAKAN JEMPUT IBU MELAHIRKAN (GEMILAN)

MENURUNKAN AKI DAN AKB DI WILAYA KERJA PUSKESMAS


PERAWATAN NAMROLE

Disusun Oleh :

KALSUM SOLISSA, A.Md.Keb

NIP. 198605062010012036

DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA


BERENCANA KABUPATEN BURU SELATAN

PUSKESMAS PERAWATAN NAMROLE

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau
dengan kekuatan ibu sendiri.
Tempat yang paling ideal untuk persalinan adalah fasilitas kesehatan
dengan perlengkapan dan tenaga yang siap menolong sewaktu-waktu
terjadi komplikasi persalinan. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah
segala sarana dan prasarana alat atau tempat yang dapat menunjang
kesehatan atau dapat digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat,
(Kemenkes RI,2016).
Melahirkan di fasilitas kesehatan merupakan anjuran dari pemerintah
untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). Landasan hukumnya tertuang dalam Permenkes No. 97 Tahun
2014 pasal 14 ayat (1) yang berbunyi “persalinan harus dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)”. Juga tertuang dalam
permenkes No. 39 Tahun2016tentang 12 indikator keluarga sehat. Pada
indikator nomor 2 yaitu “ Ibu melakukan prose spersalinan di fasilitas
kesehatan”.
Pemilihan tempat bersalin di luar dari fasilitas kesehatan dan penolong
persalinan yang tidak tepat akan berdampak secara langsung pada
kesehatan ibu. Yakni meningkatnya angka kematian ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB). Karena Kesehatan Ibu dan Anak
merupakan hal yang sangat mempengaruhi peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
Adapun hambatan ibu hamil dalam melakukan persalinan di Puskesmas
Namrole adalah masi adanya ibu hamil percaya pada dukun untuk
melakukan persalinan, Jarak dan transportasi karena kondisi geografis
yang sangat beragam, serta kurangnya kesadaran untuk melakuka
persalinan di Puskesma.
Oleh karena itu,dengan adanya masalah-masalah tersebut maka
lahirlah “INOVASI JEMPUT BOLA” Yang diberi nama GEMILAN
(Gerakan Jemput Ibu Melahirkan).
Diharpakan dengan adanya inovasi ini Angka Kematian Ibu (AKI) Dan
Angka Kematian Bayi (AKB) dapat di tekan khusunya di wilayah
Puskesmas Namrole.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut yaitu ibu hamil percaya pada dukun untuk
melakukan persalinan dirumah, kendala jarak dan transportasi karena
kondisi geografis yang yang sangat beragam, serta kurangnya
kesadaran untuk melakuka persalinan di Pelayanan kesehatan.

C. TUJUAN
Tujuan umum
Untuk mengetahui adanya Inovasi Gerakan Jemput Ibu Melahirka
(GEMILAN) dalam rangka menurunkan angka kematian Ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB) di wilaya kerja Puskesmas Namrole.
Tujuan khusus
1. Untuk meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di
wilaya kerja Puskesmas Namrole.
2. Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di wilaya kerja
Puskesmas Namrole.
D. MANFAAT

1. Maanfaat teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapakan dapat memberikan
dan menambah kajian baru dalam ilmu pengetahuan khususnya
tenaga kesehatan. Dalam melakukan inovasi gerakan jemput ibu
melahirkan.

2. Tujuan khusus
a. Bagi puskesmas
Dapat memberikan acuan dan masukan dalam pelaksaan inovasi
Gerakan Jemput Ibu Melahirkan sehingga dapat menurunkan
angka kematian ibu dan bayi di wilaya kerja puskemas.
b. bagi ibu melahirkan
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga
mampu menjalani persalinannya dengan selamat dan melahirkan
bayi yang sehat.
c. Bagi peneliti
Dapat mengembangka wawasan penelitian dan merupakan
pengalaman berharga dalam melakukan inovasi Gerakan Jemput
Ibu Melahirkan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI VARIABEL

1. Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban


keluar dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan / setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih
tanpa penyulit.
Ketentuan persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan kebijakan Pemerintah dalam menjaga kesehatan ibu dan
mengurangi angka kematian ibu (KEMENKES, 2017).
Selain itu, pada Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3) menjelaskan adanya 5 aspek
dasar dalam persalinan yang merupakan bagian dari standar Asuhan
Persalinan Normal (APN), yakni, membuat keputusan klinik, asuhan sayang
ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan (rekam medis)
asuhan persalinan, dan rujukan pada kasus komplikasi ibu dan bayi baru
lahir. Semua aspek tersebut hanya dapat dilakukan di Fasyankes.
Adapun perilaku ibu bersalin dalam memilih pertolongan persalinan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor langsung dari dalam diri
ibu itu sendiri maupun dari luar, Faktor-faktor tersebut dintaranya meliputi
karakteristik ibu (umur, pendidikan, pekerjaan, paritas), riwayat
pemeriksaan kehamilan, pengetahuan, sikap, persepsi terhadap pemilihan
pertolongan persalinan dan biaya persalinan, riwayat penolong persalinan
dalam keluarga dan dukungan atau pengaruh orang-orang terdekat seperti
suami maupun keluarga.
Factor-faktor yang mempengaruhi persalinan adalah :
a. Factor Power
Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar.
Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi
diafragma dan aksi ligament, dengan kerjasama yang baik dan
sempurna dan tenaga mengejan.
b. Factor passage
Passage yaitu factor janin, yang meliputi sikap janin, letak, presentasi,
bagian terbawah, dan posisi janin.
c. Factor passage
Passage yaitu jalan lahir, dibagi menjadi bagian keras yaitu tulang-
tulang panggul (rangka panggul) dan bagian lunak yaitu otot-otot,
jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.
d. Factor psikologi
Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Dukungan
mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang mempengaruhi
pada kelancaran proses persalinan.
e. Factor penolong
Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik yang dimiliki penolong,
diharapkan kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan tidak
terjadi sehingga memperlancar proses persalinan.

2. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat


a. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi
sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering
diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.
b. Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium
kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan
kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul.
Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga
merangsang ibuuntuk sering kencing yang disebut Pollakisuria.

c. False labor
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu
diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan
peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini
bersifat:
Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah Tidak teratu
Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu
dan bila dibawa jalan malah sering berkurang Tidak ada pengaruh
pada pendataran atau pembukaan cervix
d. Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan
bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak,
kemudian menjadi lebih lembut, dan beberapa menunjukkan telah
terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk
masing- masing ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi
pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar masih
dalam keadaan tertutup.
e. Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28
jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya
merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu
mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energi yang penuh.
Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya
seperti membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah,
dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga
menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan
sulit.
f. Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,
obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon
terhadap sistem pencernaan.

3. Tanda-tanda persalinan
Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah
a. Timbulnya kontraksi uterus Biasa juga disebut dengan his persalinan
yaitu his pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut :
1) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian
depan.
2) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
3) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan
kekuatannya makin besar
4) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan
cervix.
5) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi
dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan pembukaan
serviks.
b. Penipisan dan pembukaan servix Penipisan dan pembukaan servix
ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda
pemula.
c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir) Dengan
pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar
disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini
disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah
segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.
d. Premature Rupture of Membrane Adalah keluarnya cairan banyak
dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat
ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah
kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini
keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi
kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan
kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun
demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air
ketuban keluar.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE / DESAIN

Puskesma Namrole bermitra dengan bidan desa, dukun beranak, dan


aparat desa untuk turut mendukung implementasi inovasi jemput bola.
Semua berjalan melalui alur yang sudah terencana dengan matang.
Inovasi jemput bola ini berjalan melalui mekanisme kemitraan (pra
kelahiran) dan pengaduan (waktu kelahiran). Kemitraan adalah langkah
dasar dalam pengumpulan informasi tentang jumlah ibu hamil di
Puskesmas Namrole dengan bantuan bidan desa dan dukun bayi
setempat. Pengaduan merupakan langkah yang dilakukan setelah
mendapat informasi jumlah ibu yang akan melahirkan. Gunanya adalah
memperkirakan kapan salah satu pasien akan melahirkan untuk
mempersiapkan fasilitas (mobil ambulance) dan sopirnya. Di bawah ini
mekanisme kerja dari layanan antar jemput persalinan gratis. Alur
tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaduan dari pasien yang akan melahirkan atau dari bidan desa
bisa dilakukan dengan menghubungi nomor bidkor,sopir atau kapus
2. Sebelum mobil ambulance datang untuk menjemput ibu yang mau
melahirkan maka bidan desa pastikan sudah melakukuan
pemiriksaan dalam(vt),apabila sudah pembukaan 4 cm ke atas maka
bisa menghubungi bidkor,sopir atau kapus
3. Setelah aduan diterima oleh pihak Puskesmas, maka ambulance
akan menjemput pasien dengan membawa bidan.
4. Setelah dijemput oleh ambulance dan tiba di Puskesmas Namrole
pasien akan dibawa ke ruang bersalin untuk melakukan persalinan
aman.
5. Setelah selesai melakukan persalinan, ibu dan bayi di pantau selama
2 jam apabila tidak ada masalah maka akan diantar pulang ke
rumahnya lagi dengan mobil ambulance.

Layanan antar jemput ini bersifat gratis, sehingga tidak membebani


warga dalam masalah biaya transportasi menuju puskesmas.

B. LANGKAH PENELITIAN IVONASI

Dalam menghadapi permasalan kurangnya kesadaran ibu melahirkan


difasilitas kesehatan oleh factor ibu hamil percaya pada dukun beranak
untuk melakukan persalinan dirumah, jarak dan transportasi karena
kondisi geografis yang yang sangat beragam, saya sebagai bidan
kordinator di wilayah kerja puskesmas Namrole di hadapkan dengan
krakteristik kesadran masyarakat yang masih kurang tentang persalinan
di faskes. Namun hal ini tidak menurunkan semangat saya untuk
bergerak membentuk program yang mampu menekan AKI dan AKB
dengan menjalankan Langkah-langkah Inovasi Sebagai berikut :
1. Penulis melihat masih banyaknya jumlah ibu bersalin yang
melahirkan di rumah.
2. Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi yang tidak terlaporkan
akibat persalinan dirumah.
3. Melakukan koordinasi dan Advokasi dengan Pimpinan puskesmas
Namrole terkait dengan dukungan Inovasi GEMILAN (Gerakan
Jemput Ibu Bersalin)
4. Melakukan rapat dengan kepala puskesmas dan seluruh bidan di
wilaya kerja Puskesmas Namrole untuk menindak lanjuti program
INOVASI JEMPUT BOLA yang diberi nama GEMILAN (Gerakan
Jemput Ibu Melahirkan) di wilayah kerja Puskemas Namrole.
5. Selanjutnya koordinator, bidan desa dan petugas puskesmas
melakukan pertemuan lintas sektor di masing-masing Desa untuk
melakukan sosialisasi GEMILAN
6. melakukan kegiatan kelas ibu di masing-masing posyandu
7. Melakukan pembinaan/kemitraan dengan dukun bayi.
8. Bidan Desa mencatat dan melaporkan jumlah bumil yang ada di
wilayah Desa masing- masing.
9. Menghubungi Supir Ambulan Puskesmas Namrole Siaga bila ada
ibu yang akan bersalin di Puskesmas Namrole
10. Ambulan Desa Siaga mengantar pasien yang akan bersalin ke
Puskesmas Namrole
11. Mencatat dan merekap ibu bersalin di Puskesmas Namrole
12. Hasil kegiatan dilaporkan ke Bidan Koordinator Puskesmas
13. Evaluasi capaian Inovasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Jemput Bola yang diberi nama GEMILAN (Gerakan Jemput Ibu
Melahirkan) merupakan salah kegiatan Inovasi dibidang kesehatan yang
dilakukan oleh Puskesmas Namrole. Tujuan dari kegitan ini adalah untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi yang melakukan persalinan di
rumah.

A. Hasil
1. Terbentuknya kerjasama bidan dan dukun
2. Sebagian masyarakat sudah melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan
3. Mengatasi jarak dan transportasi untuk melakukan persalinan
4. Penurunan angka kematian ibu dan bayi

B. Pembahasan

Kepercayaan masyarakat dalam memilih dukun tentu tidak tumbuh dengan


sendirinya, melainkan dibangun oleh masyarakat itu sendiri dengan
mempertahankan nilai-nilai dan tradisi yang berlaku secara turun temurun.
Sehingga masyarakat menggap Dukung beranak merupakan seseorang
yang dapat di percaya untuk melakukan pertolongan persalinan.

Berdasarkan latar belakang ibu bersalin lebih percaya pada dukun tentu
perlu kesabaran untuk memberikan informasi dan dampak yang bisa terjadi
bila melakukan persalinan pada dukun beranak, informasi yang
disampaikan tidak mudah untuk cepat dimengerti dan dipahami oleh ibu
bersalin dan dukun, hal ini disebabkan karena faktor yang dipercaya secara
turun temurun kerena berdasarkan penuturan responden pemilihan
persalinan sudah dilakukan dari awal kehamilan, karena faktor kebiasaan
keluarga. Jadi memilih dukun bukan hanya sebatas tiba-tiba mau bersalin,
melainkan sudah direncanakan sejak kehamilan. terutama ibu hamil yang
sudah mempunyai anak lebih dari 1. Bahkan mereka tidak terlalu
menganggap dampak terhadap kesehatan ibu dan anak karena mereka
menganggap kehamilan sebelumnya pernah ditolong oleh dukun.

Dengan adanya pendekatan terhapa ibu demikian diharapakan secara


perlahan-lahan ibu hamil yang akan melakukan persalinan memiliki kesaran
pentingnya melakukan persalinan di fasilitas kesehatan. namun ada ibu
hamil dan dukun yang masih sulit menerima informasi dan masukan yang
di sampaikan, tetapi penulis terus berupaya agar ibu hamil dapat
melahirkan di fasilitas kesehatan.

Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB, penulis juga melakukan


pendekatan dengan dukun beranak jadi salah satu kegiatan yg di lakukan
yaitu kemitraan bidan dan dukun . Dengan adanya kegiatan kemitraan
bidan dan dukun,sudah ada sebagain dukun yang mau bekerja sama dalam
hal ini dukun menganjurkan sampai mengantar ibu ke fasilitas kesehatan
untuk melakukan persalinan.

Adapun Jarak dan Transportasi Kondisi geografis yang sangat beragam,


mengakibatkan Keterbatasan ibu hamil dalam mengakses pelayanan
kesehatan akan berdampak pada penurunan jumlah ibu yang akan
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan dan secara tidak langsung
akan memberikan dampak dalam pemilihan penolong persalinan.

Namun demikian adapun upaya penulis dalam meningkatkan pelayanan


kesehatan yaitu dengan melakukan koordinasi dengan pimpinan
puskesmas untuk mengfungsikan mobil ambulan sehingga pasien yang
akan melakukan persalinan dijemput dan diantar kembali ke rumah setalah
melahirkan dan diijinkan dokter untuk pulang.

Dengan melakukan Inovasi GEMILAN angka kematian ibu dan bayi Pada
Puskesmas Namrole mengalami penurunan dimana pada tahun 2021
terdapat kematian ibu sebanyak 3 orang dan 4 kematian bayi. pada tahun
2022 tidak terdapat kematian ibu melahirkan namun adanya kematian bayi
yang berjumlah 3 orang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Kegiatan JEMPUT BOLA yang diberi nama GEMILAN (Gerakan Jemput
Ibu Melahirkan) adalah kegiatan jemput ibu melahirkan di fasilitas
kesehatan, yang bertujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
1. kegiatan GEMILAN kepercayan ibu untuk melakukan persalinan di
rumah yang dilakukan oleh dukun mulai berubah, menjadi persalinan
di fasilitas kesehatan yang di tolong oleh tenaga kesehatan yang
trampil.
2. Masalah jarak dan transportasi dengan adanya kegiatan GEMILAN
dilakukan penjemputan dan mengantar kembali ibu yang telah
melakukan persalinan dengan menggunakan mobil ambulans.
3. Penurunan AKI dan AKB dimana pada tahun 2021 terdapat kematian
ibu sebanyak 3 orang dan 4 kematian bayi. pada tahun 2022 tidak
terdapat kematian ibu melahirkan namun adanya kematian bayi
yang berjumlah 3 orang.

B. Saran
Adapum saran yag dapat penulis sampaikan adalah :
1. Institusi pelayanana kesehatan
Diharapakan kepada Institusi pelayanana kesehatan khususnya
Dinas Kesehatan dapat memaberikan dukungan penuh untuk
menciptakan pelayanan yang bermutu dan berkualitas sesuai
dengan strandar
2. Bagi masyarakat
Diharapkan kepada masyarakat terutama ibu hamil hendaknya
dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin dan sedini mungkin,
sehingga dapat mendeteksi dini kelainan komplikasi pada kehamilan
maupun persalinan yang mungkin dapat terjadi sehingga dapat
dilakukan tindakan, dalam mencegah Angka Kematian Ibu dan Bayi
(AKIB).
Daftar Pustaka

Siregar, W. W., Wulan, S., & Ginting, D. Y. (2012). Modul Teori Asuhan
Kebidanan Persalinan Dan Bbl. Institusi Kesehatan Medistra Lubuk
Pakan.
Kemenkes. (2017). Aturan Kemenkes Soal Persalinan. Retrieved From
Https://Www.Kemkes.Go.Id/Article/Print/17072400010/-Ini-Aturan-
Kemenkes-Soal-Persalinan.Html
Legawati. (2018). Asuhan Persalinan Bayi Baru Lahir. Malang: Wineka
Media.
Selina, Rahman, G., & Wahyuni, R. (2023). Pengaruh Pengetahuan Dan
Sosial Budaya Dalam Keluargaterhadap Pemilihan Tempat
Persalinan Di Wilayah Kerjapuskesmaslongikis. Jurnal Of
Comprehensive Science, 2(1), 2. Retrieved From
Https://Jcs.Greenpublisher.Id/Index.Php/Jcs/Article/View/213/222
Syukaisih, Alhidayati, & Kursani, E. (2022). Penyebab Rendahnya Cakupan
Persalinan Di Fasilitas Kesehatandiwilayah Kerja Upt Puskesmas
Benteng. Menara Ilmu.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

KEGIATAN PERTEMUAN DENGAN KEPALA PUSKESMAS


KEGIATAN LINTAS SEKTOR
MUSYAWARAH MAYARAKAT DESA (MMD)
KEGIATAN MITRA BIDAN DAN DUKUN
KEGIATAN JEMPUT DAN PERSALINAN AMAN

Anda mungkin juga menyukai