Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR LAKTASI

No. Dokumen :18/Gizi/2016


No. Revisi :-
SOP Tanggal :2-1-2016
Terbit
Halaman :1-2
UPT
Puskesmas I dr. Ni Komang Yulia Restu A.N
Melaya NIP. 19830710 200902 2 007
1. Pengertian periode setelah kelahiran anak ketika susu diproduksi oleh
payudara ibu akibat pengaruh hormon yang disebut oksitosin yang
juga membantu dalam menginduksi kontraksi selama persalinan.
2. Tujuan Sebagai acuan agar memproduksi ASI yang bermutu sehingga Bayi
dapat menyusui secara maksimal
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas I Melaya no 173/Pusk I Melaya tahun 2016
tentang pelayanan gizi
4. Referensi Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI
tahun 2008 tentang Inisiasi Dini (IMD) dan ASI Eksklusif 6 bulan
5. Prosedur Alat : Leaflet, lembar balik, poster

6. Langkah- Beberapa langkah yang dapat menuntun ibu agar sukses menyusui
langkah antara lain :

1. Apakah petugas menyuruh menyusui bayi sesuai


kebutuhannya sampai puas. Bila bayi puas, maka ia akan
melepaskan puting dengan sendirinya.
2. Apakah petugas meyakinkan bahwa hanya ASI makanan
pertama dan satu-satunya bagi bayi anda. Tidak ada
makanan atau cairan lain (seperti gula, air, susu formula)
yang diberikan, karena akan menghambat keberhasilan
proses menyusui. Makanan atau cairan lain akan
mengganggu produksi dan suplai ASI, menciptakan “bingung
puting”, serta meningkatkan risiko infeksi
3. Apakah petugas mebiarkan bayi menyusu sesegera mungkin
setelah bayi lahir terutama dalam 1 jam pertama (inisiasi dini),
karena bayi baru lahir sangat aktif dan tanggap dalam 1 jam
pertama dan setelah itu akan mengantuk dan tertidur. Bayi
mempunyai refleks menghisap (sucking reflex) sangat kuat
pada saat itu. Jika ibu melahirkan dengan operasi kaisar juga
dapat melakukan hal ini (bila kondisi ibu sadar, atau bila ibu
telah bebas dari efek anestesi umum). Proses menyusui
dimulai segera setelah lahir dengan membiarkan bayi
diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit kulit. Bayi
akan mulai merangkak untuk mencari puting ibu dan
menghisapnya. Kontak kulit dengan kulit ini akan merangsang

1
aliran ASI, membantu ikatan batin (bonding) ibu dan bayi
serta perkembangan bayi.
4. Apakah petugas member sarana pelayanan kesehatan
mempunyai kebijakan tentang penerapan 13 langkah menuju
keberhasilan menyusui dan melarang promosi PASI
5. Apakah petugas sarana pelayanan kesehatan melakukan
pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya
6. Apakah petugas menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui
manfaat ASI dan langkah keberhasilan menyusui.
Memberikan konseling apabila ibu penderita infeksi HIV positif
7. Apakah petugas melakukan kontak dan menyusui dini bayi
baru lahir (1/2 – 1 jam setelah lahir)
8. Apkah petugas membantu ibu melakukan teknik menyusui
yang benar (posisi peletakan tubuh bayi dan pelekatan mulut
bayi pada payudara)
9. Apakah petugas hanya memberikan ASI saja tanpa minuman
pralaktal sejak bayi lahir
10. Apakah petugas melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi
11. Apakah petugas melaksanakan pemberian ASI sesering dan
semau bayi
12. Apakah petugas tidak memberikan dot/ kempeng.
13. Apakah petugas menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari
sarana pelayanan kesehatan

7. Bagan Alir

Konseling Praktek menyusui Membantu ibu


Laktasi menyusui

Konseling
Tindal lanjut
setelah pulang laktasi

8. Hal-hal yang Bayi setelah lahir agar segera diberikan ASI dan jangan diberikan
perlu susu formula
diperhatika
n
9. Unit Terkait Dokter, bidan, instalasi gizi
10.. Dokumen Catatan nama persalinan
Terkait
11. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai
historis diberlakukan

2
perubahan

Beberapa langkah yang dapat menuntun ibu agar sukses menyusui antara lain :

1. Susui bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Bila bayi puas, maka ia akan
melepaskan puting dengan sendirinya.
2. Yakinkan bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu-satunya bagi bayi anda.
Tidak ada makanan atau cairan lain (seperti gula, air, susu formula) yang
diberikan, karena akan menghambat keberhasilan proses menyusui. Makanan
atau cairan lain akan mengganggu produksi dan suplai ASI, menciptakan
“bingung puting”, serta meningkatkan risiko infeksi
3. Biarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir terutama dalam 1
jam pertama (inisiasi dini), karena bayi baru lahir sangat aktif dan tanggap dalam
1 jam pertama dan setelah itu akan mengantuk dan tertidur. Bayi mempunyai
refleks menghisap (sucking reflex) sangat kuat pada saat itu. Jika ibu melahirkan
dengan operasi kaisar juga dapat melakukan hal ini (bila kondisi ibu sadar, atau
bila ibu telah bebas dari efek anestesi umum). Proses menyusui dimulai segera
setelah lahir dengan membiarkan bayi diletakkan di dada ibu sehingga terjadi
kontak kulit kulit. Bayi akan mulai merangkak untuk mencari puting ibu dan
menghisapnya. Kontak kulit dengan kulit ini akan merangsang aliran ASI,
membantu ikatan batin (bonding) ibu dan bayi serta perkembangan bayi.
4. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan 13
langkah menuju keberhasilan menyusui dan melarang promosi PASI
5. Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya
6. Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui manfaat ASI dan langkah keberhasilan
menyusui. Memberikan konseling apabila ibu penderita infeksi HIV positif
7. Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir (1/2 – 1 jam setelah lahir)
8. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi peletakan tubuh
bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara)
9. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman pralaktal sejak bayi lahir
10. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi
11. Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi
12. Tidak memberikan dot/ kempeng.
13. Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai