OLEH :
EVA RISTIQOMAH
KETERAMPILAN MENYUSUI
Agar Proses Menyusui Dapat Berjalan Lancar, Maka Seorang Ibu Harus Mempunyai
Keterampilan Menyusui Agar ASI Dapat Mengalir Dari Payudara Ibu Ke Bayi Secara Efektif.
Keterampilan Menyusui Yang Baik Meliputi Posisi Menyusui Dan Perlekatan Bayi Pada
Payudara Yang Tepat.
Posisi Menyusui Harus Senyaman Mungkin, Dapat Dengan Posisi Berbaring Atau Duduk.
Posisi Yang Kurang Tepat Akan Menghasilkan Perlekatan Yang Tidak Baik. Posisi Dasar
Menyusui Terdiri Dari Posisi Badan Ibu, Posisi Badan Bayi, Serta Posisi Mulut Bayi Dan
Payudara Ibu (Perlekatan/ Attachment). Posisi Badan Ibu Saat Menyusui Dapat Posisi
Duduk, Posisi Tidur Terlentang, Atau Posisi Tidur Miring.
Dampak konseling terhadap pemberian
ASI eksklusif
Bulletin WHO 1995 (Haider et al)
90
80
70
% ASI eksklusif
60 Diberi
konseling
50 Tidak diberi
40 konseling
30
20
10
0
Mulai program 1 mg setelah selesai 2 mg setelah selesai
Konseling menyusui meningkatkan
cakupan ASIE di Ghana
Randomized trial; 135 ibu yg melahirkan di RS
Para ibu diberi konseling pada masa kehamilan, saat
melahirkan, dan sesudahnya atau tidak diberi konseling
sama sekali
Jumlah ibu yang menyusui eksklusif hingga 6 bulan:
◦ Tidak diberi konseling : 47%
◦ Saat melahirkan dan sesudahnya : 74.4%
◦ Pada masa kehamilan, saat melahirkan dan sesudahnya : 90.0%
Bayi diberi kesempatan MULAI / INISIASI 10.947 bayi lahir antara Juli 2003 and
MENYUSU sendiri SEGERA setelah lahir/ DINI Juni 2004 dan disusui
dengan cara BAYI DITENGKURAPKAN didada ibu
dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. ◦ Menyusu dalam1 jam pertama 22% dapat
diselamatkan
Biarkan dalam posisi ini setidaknya 1 jam atau ◦ Menyusu hari pertama 16% dapat
sampai menyusu awal selesai. diselamatkan
5. Mendapat kolostrum, kaya antibodi, penting untuk pertumbuhan usus, ketahanan infeksi,kehidupan bayi (Hanson L
: Immunobiology of Human Milk. 2004)
6. IMD – lebih berhasil menyusui eksklusif dan lebih lama disusui (UNICEF India: BREAST CRAWL Initiation of breastfeeding by breast crawl.
UNICEF India 2007, Sose CIBA Symposium 1978, Kramer et al JAMA2001,VaidyaK et al NepalMedical College Journal 2005))
7. Sentuhan,emutan, jilatan pada puting merangsang pengeluaran hormon OKSITOSIN penting untuk :
◦ Kontraksi rahim membantu mengurangi perdarahan (Sobhy SM NAEgypt Public Health Association 2004)
◦ Merangsang hormon lain membuat ibu tenang, rileks,mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri,
kebahagian ( Matthiesen et al 2001 )
◦ Merangsang pengaliran ASI (Laurence R A Guide for Medical Profession. 2006)
TATALAKSANA
INISIASI MENYUSU DINI
Dianjurkan Suami Atau Keluarga Mendampingi Ibu Saat melahirkan
Dalam menolong ibu saat melahirkan, disarankan untuk tidak atau mengurangi mempergunakan obat
kimiawi
DIKERINGKAN, KECUALI TANGANNYA , tanpa menghilangkan lemak putih (vernix)
BAYI DITENGKURAPKAN di DADA/PERUT IBUdengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu. Keduanya
diselimuti. Bayi dapat diberi topi
Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati putting. Biarkan bayi mencari puting
sendiri
BiarkanKULIT Bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama PALING TIDAK SATU JAM atau lebih sampai proses
menyusu awal selesai.
Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, DEKATKAN BAYI KE PUTING tapi jangan memasukkan puting
kemulut bayi. BERI WAKTU 30 menit atau 1 jam lagi
Tunda menimbang, mengukur , suntikan vit K dan menetes mata bayi sampai proses menyusu awal selesai
Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis.
Tidak diberi dot atau empeng
5 tahapan perilaku sebelum menyusu
1. Dalam 30’ pertama: istirahat siaga.
Sekali-kali melihat ibunya,
menyesuaikan dengan lingkungan
2. 30’-40’: mengeluarkan suara,gerakan
menghisap, memasukkan tangan ke
mulut.
3. Mengeluarkan air liur.
4. Kaki menekan‐nekan perut ibu untuk
bergerak ke arah payudara.
5. Menjilat-jilat kulit Ibu, menyentuh
putting susu dengan tangannya,
menghentak kepala ke dada ibu
menoleh ke kanan dan kiri menemukan
putting menjilat, mengulum puting susu,
membuka mulut lebar dan melekat
dengan baik
Manfaat menyusui semau bayi:
Agar bayi dapat menghisap secara efektif, maka bayi harus mengambil cukup banyak
payudara kedalam mulutnya agar lidahnya dapat memeras sinus laktiferus. Bayi harus
menarik keluar atau memeras jaringan payudara sehingga membentuk puting buatan/
DOT yang bentuknya lebih panjang dari puting susu. Puting susu sendiri hanya
membentuk sepertiga dari puting buatan/ DOT. Hal ini dapat kita lihat saat bayi selesai
menyusui. Dengan cara inilah bayi mengeluarkan ASI dari payudara. Hisapan efektif
tercapai bila bayi menghisap dengan hisapan dalam dan lambat. Bayi terlihat
menghentikan sejenak hisapannya dan kita dapat mendengar suara ASI yang ditelan.
Cara bayi mengeluarkan ASI
1. Bayi tidak mengeluarkan ASI dari payudara seperti mengisap minuman
melalui sedotan
2. Bayi mengisap untuk membentuk dot dari jaringan payudara
3. Bayi mengeluarkan ASI dengan gerakan peristaltik lidah menekan gudang ASI
ke langit-langit sehingga ASI terperah keluar gudang masuk kedalam mulut
4. Gerakan gelombang lidah bayi dari depan ke belakang dan menekan dot
buatan ke atas langit-langit.
5. Perahan efektif akan terjadi bila bayi melekat dengan benar sehingga bayi
mudah memeras ASI
Cara Membantu Ibu Mengawali Menyusui