Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MASALAH DALAM PEMBERIAN ASI

KELOMPOK 4

Disusun oleh:

Ulva mahera (221540110061)

Alvia turrahmi(221540110052)!

Nabila (221540110038)

Ridha tulhajjah(221540110058)

Dosen pengampu:

ZULFA HANUM,S,ST, M.Keb

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS ALMUSIM

Tahun Ajaran 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menemui beberapa hambatan, namun berkat
dukungan materi dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan cukup baik. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas
ini.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu,
segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ASI
2.2 masalah pada bayi………………………………………………………………………………………………….5
2.3 masalah pada ibu
2.4 Kesimpulan……………………………..

BAB III RIVIEW JURNAL


3.1 Riview jurnal…………………………………………………………………………………………………………..

3.2 kasus pada jurnal……………………………………………………………………………………………………

BAB III PENUTUP11


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………11

3.2 Saran ………………………………………………………………………………………………………….11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHUALUAN

1. Latar belakang
Air Susu Ibu adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu yang menjadi sumber
nutrisi primer bagi anak sejak dilahirkan sampai ia mampu mencerna asupan lain setelah
usia enam bulan. Lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, enzim, dan hormon
yang terdapat dalam Air Susu Ibu tidak dapat digantikan oleh susu buatan industri. Air
Susu Ibu mengandung zat-zat kekebalan yang melindungi anak dari infeksi dan penyakit
kronis, serta mengurangi kemungkinan menderita gangguan kesehatan di kemudian
hari.

Rumusan masalah

1. Apa itu pengertian asi?


2. Apakah masalah-masalah yang terjadi pada ibu saat pembererian ASI?
3. Apakah masalah yang terjadi pada bayi saat pemberian ASI?

2. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu asi?
2. Untuk Memberikan pengetahuan tentang masalah menyusui pada ibu
3. Memberikan pengetahuan tentang masalah menyusui pada bayi

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Air Susu Ibu (ASI)


Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi, khususnya bayi
berusia 0-6 bulan, yang fungsinya tidak dapat tergantikan oleh makanan dan
minuman apapun. Pemberian ASI merupakan pemenuhan hak bagi setiap ibu
dan anak.
ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi, termasuk protein, lemak, karbohidrat,
vitamin, mineral, dan zat kekebalan. Selain itu, ASI juga mengandung antibodi yang membantu
melindungi bayi dari penyakit dan infeksi.

Masalah Dalam Pemberian ASI

1. Masalah pada bayi


a. Bayi enggan menyusu
Perhatikan kondisi bayi,apakah ia dalam kondisi sakit. kemungkinan bayi enggan menyus
u disebabkan hidung tertutup lendir atau ingus,karena pilek,sehingga sulit bernapas,bayi
mengalami stomatitis (sariawan) ,moniliasis sehingga nyeri untuk mengisap, terlambat m
ulainya menyusu ketika berada di rumah sakit karena tdak di rawat gabung, ditinggal ibu
cukup lama, karena ibunya sakit atau bekerja.

b.Bayi dengan refleks isap lemah


Bayi yang lahir kurang bulan atau dengan gangguan mengisap akan mengalami kesulitan
saat menyusui. Untuk bayi dengan kondisi demikian, sebaiknya ASI dikeluarkan atau dip
erah dan diberikan kepada bayi dengan sonde lambung atau pipet. Dengan memegang ke
pala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk mengisap.

c.Bayi kuning
Adakalanya kasus bayi kuning terjadi karena kurangnya pemberian ASI pada awal kelahi
ran. Segeralah menyusui secara dini, hal ini sangat penting karena bayi akan mendapatka
n kolostrum . Kolostrum berfungsi mencegah dan mengeluarkan bilirubin pada bayi mela
lui mekonium. Dengan menyusui secara dini dan lebih sering, bayi mendapatkan ASI lebi
h banyak dan pengeluaran feses atau kotoran bayi lebih lancar.

d.Bayi kembar
Produksi ASI sesuia dengan rangsangan yang diberikan, menyusui bayi dengan kedua pa
yudara secara bergantian, Dua bayi akan mengisap lebih banyak atau lebih sering sehingg
a produksi ASI juga lebih banyak, sehingga ibu tidak perlu khawatir apabila memiliki ba
yi kembar, menyusu kedua bayi dapat dilakukan bersama-sama atau bergantian, sebaikn
ya dimulai dengan bayi yang lebih kecil dahulu.

e.Bayi sumbing
Apabila celah hanyaterjadi pada bibir langit-langit lunak (palatum molle) bayi dapat disusui deng
an posisi tertentu, namun apabila celah luas dan meliputi bibir,gusi, dan langit-langit keras (palat
um durum),perlu dibuatkan protesa yang akan menutup celah itu agar bayi bisa minum tanpa ter
sedak.
F. Bayi terpisah dengan ibu karena sakit
bila bayi sakit dan memerlukan perawatna medis,sebaiknya tersedia fasilitas untuk ibu agar ASI t
etap dapat diberikan. Namun jika tidak memungkinkan maka ibu dianjurkan memerah ASI setiap
tiga jam, sehingga bayi tetap mendapatkan manfaat ASI.

g.Bayi bingung puting


Nipple confusion atau istilah bayi bingung puting yang dipakai untuk bayi yang tidak mau meny
usu lagi pada ibunya karena telah dicoba minum dari botol atau dot. Bayi bingung puting ditanda
i dengan saat menyusu pada ibu bayi menolak , jika menyusu mulutnya mencucu seperti minum
dot, sebentar-sebentar bayi melepaskan isapannya,untuk menghindari hal tersebut sebaiknya hind
ari penggunaan dot,gunakan pipet atau sendok saat memberikan ASI perahan.

2.Masalah Pada Ibu

a.Kurang Informasi
akibat kurangnya informasi, banyak ibu menganggap susu formula sama baiknya, bahkan lebih b
aik dari ASI. Untuk dapat melaksanakan program ASI ekslusif, ibu dan keluarganya perlu meng
uasai informasi tentang fisiologi laktasi , keuntungan pemberian ASI , kerugian susu formula, car
a menyusui yang baik dan benar, dan siapa yag harus dihubungi jika terdapat keluhan atau masal
ah seputar menyusui.

B.Puting Susu Yang Pendek/Terbenam


Puting susu yang pendek/terbenam merupakan beberapa bentuk puting susu. Puting hanyalah ku
mpulan muara saluran ASI dan tidak mengandung ASI. ASI disimpan di sinus laktiferus yang ter
letak yanh di daerah
aerola mamae
. Untuk itu batlah bayi membuka mulutnya lebar-lebar,sampai aerola mamae masuk dalam

mulut bayi.Dengan demilian menyebabkan payudara dan puting susu ibu tertarik keluar/
menonjol atau dapat pula di lakukan menarik puting susu keluar denga jari jari tangan ibu, tahan
selama beberapa waktu. Lakukan hal ini sebanyak dua kali atau menggunakan spuit untuk menar
ik puting susu atau gunakan alat bantu seperti nipple shield atau breast shield

C.Payudara bengkak / penuh


Dua atau tiga hari masa persalinan payudara sering kali terasa penuh, tegang, dan nyeri. Kondisi
ini terjadi karna adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara sebagai tanda ASI mulai b
anyak diproduksi namun bayi, belum pandai meyusu. Jika ibu malah berhenti meyusui karena ib
u kesakitan, kondisi ini akan semakin parah, ditandai dengan payudara mengilap dan ibu mengal
ami demam. Untuk meghindari payudara bengkak, berikanlah ASI pada bayi segera setelah lahir
dengan posisi yang benar dan tanpa jadwal. Jika produksi ASI berlebih, perah ASI. Untuk meng
urangi rasa sakit yang tak tertahankan dan demam akibat pembengkakan, kompres payudara den
gan kompres dingin serta minum obat penurun demam dan pengurang rasa sakit.
d.Puting susu nyeri / lecet
Puting susu nyeri/lecet terjadi akibat beberapa faktor, yang dominan adalah kesalah posisi menyu
sui saat bayi hanya mengisap pada puting. Seharusnya sebagian besar ariola masuk kedalam mul
ut bayi. Biasanya akan terjadi pada hari hari pertama atau awal menyusui. Puting lecet juga dapat
terjadi jika diakhir menyusui, bayi tidak benar melepaskan hisapan atau jika ibu sering members
ihkan puting dengan sabun, karena pH sabun semakin membuat puting susu kering. Untuk meng
atasi puting lecet dan nyeri, perbaiki posisi menyusui. Mulailah menyusui dari payudara yang tid
ak sakit karena isapan pertama bayi yang lapar biasanya lebih kuat. Untuk mengobati lecet pada
puting, olesi sedikit ASI.

pada puting tersebut dan biarkan mengering. Jika sakit tidak tertahan ibu dapat meminum obat pe
ngurang rasa sakit.

e.Saluran ASI tersumbat


Kelenjar air susu manusia memiliki 15-20 saluran ASI. Satu atau lebih saluran ini bisa tersumbat
karena tekanan jari ibu saat menyusui, posisi bayi, atau kutang yang terlalu ketat, sehingga sebag
ian saluran ASI tidak mengalirkan ASI. Sumbatan juga dapat terjadi karena ASI dalam saluran te
rsebut tidak segera dikeluarkan karena ada pembengkakan. Untuk mengatasinya, menyusuilah de
ngan posisi yang benar, ubah ubah posisi menyusui agar semua saluran ASI dikosongkan, dan gu
nakan kutang yang menunjang, tetapi tidak terlalu ketat. Selain itu, sebaiknya ibu menyusui dari
payudara yang tersumbat, dan pijatlah daerah yang tersumbat kearah puting agar ASI bisa keluar
.

F.Radang payudara
Jika puting lecet, saluran payudara tersumbat, atau terjadi pembengkakan yang tidak tertangani
dengan baik, bisa berlanjut menjadi radang payudara. Payudara akan terasa bengkak, sangat sakit
, kulitnya bewarna merah, dan disertai demam. Lakukan perawatan payudara disertai istirahat ya
ng cukup. Segeralah berobat ke dokter untuk meminta antibiotik yang sesuai, juga obat pereda s
akit.

g.Abses payudara
Payudara bewarna lebih merah mengilap, besisi nanah, dan ibu merasa lebih sakit. Penangana ha
mpir sama dengan radang, namun nanah yang tejadi harus dikeluarkan dengan insisi. Selama luk
a bekas insisi belum sembuh maka bayi hanya dapat menyusu dari payudara yang sehat. ASI da
ri payudra yang sakit diperah dan tidak diberikan pada bayi. Berikan antibiotik dosisi tinggi diser
tai analgetik.

H.Ibu postsectio caesaria


Jika dalam 12 jam ibu belum mampu menyusui akibat pengruh pembiusan, ASI dapat di
perah dan diberiakn menggunakan sendok. Jika ibu telah sadar, kondisi ibu dan bayi baik,
ibu dapat segera menyusui bayi diruang pemulihan. Pilih posisi menyusui dengan menghi
ndari tekanan luka bekas sayatan. Anjurkan dengan posisi berbaring miring, posisi meme
ngang bola (football position).

i.Ibu dengan penyakit


Pada umumnya ibu yang sakit masih tetap dapat menyusui bayinya, kecuali jika ibu sakit
sangat berat, sepeti gagal ginjal, jantung, atau kanker. Jika ibu mengidap penyakit infeksi
akut, penularan yang terjadi sebenarnya lebih sering dari percikan air ludah atau sentuha
n tangan daripada ASI. Jadi agar aman ibu menggunakan masker saat menyusui. Jika ibu
terpaksa dirawat kerumah sakit, ASI harus tetap diberikan kepada bayi secara langsung at
au ASI diperah. Dalam kasus penyakit yang membutuhkan penanganan khusus, misalkan
ibu yang menderita hepatitis B dan HIV yang daidapat selama kehamilan, diabetes, TBC
paru aktif, kegiatan menyusui perlu disertai penangnan khusus. Misal ibu dengan diabetes
tetap menyusui dengan dimonitorkadar gula darahnya. Namun, oenularan virus pada bayi
melalui ASI masih menjadi kontroversi.

j.Ibu menyusui hamil lagi


Kahamilan bisa saja terjadi pada saat ibu masih menyusui jika masa subur telah kembali
dan ibu belum KB. Pada ibu hamil akan terjadi perubahan hormon, yakni peningkatan est
rogen dan progesteron, sehingga akan menekan hormon prolaktin akibatnya komposisi ra
sa ASI akan berubah. Dan jumlahnya pun secara bertahap akan berkurang. Jika ibu hamil
dan tetap menyusui akan terjadi rangsangan isapan pada payudara yang menyebabkan kel
enjar hipofisis melepaskan oksitosin (hormon yang selain merangsang refleks pengaliran
ASI dapat mempercepat kelahiran). Namun beberapa penelitian terbaru juga menyimpul
kan bahwa tidak ada teori yang melatarbelakangi anggapan bahwa menyusui dapat memi
cu terjadinya keguguran atau persalinan sebelum waktunya bila kehamilan ibu yang bersa
ngkutan sehat. Dilain pihak, rahim juga memiliki daya tahan yang cukup kuat untuk men
cegah efek dari hormon oksitosin yang dilepaskan selama berlangsungnya kegiatan men
yusui. Pada dasarnya, selama kehamilan ibu sehat, ibu tidak perlu takut untuk tetap meny
usui bayinya.

BAB III

RIVIEW JURNAL

1.1 Riview Jurnal

Judul Faktor-faktor yang berhubungan dengan Ke tidak berhasilkan


Dalam pemberian Asi Eklusif pada ibu yang memiliki bayi usia
0-6 bulan di klinik Pratama Spn Polda metro jaya
Jurnal Program studi lll Kebidanan stikes Bhakti pertiwi Indonesia
jalan Jagakarsa raya
Vol & hal Vol. 7 No. 1 Feb 2023 JURNAL ILMIAH KESEHATAN BPI
Tahun 2022
Penulis Zakia Hary Nisa, Okky Merben
Pendahuluan Masalah menyusui sering kali di alami oelh ibu menyusui
seperti kelecetan pada puting,pembengkakan pada payudara,
tersumbat saluran asi, mastitis, putting terbenam atau bayi
tidak ingin menyusui. Hal yang menyebabkan tidak
berhasilnya ASI yaitu berbagai masalah dalam pemberian
ASI dan menyebabkan ibu berhenti menyusui bayinya.
Metode penelitian Penelitian ini membahas tentang hubungan variabel bebas
dengan variabel terikat yang diobservasi sekaligus pada saat
yang sama, dimana variabel bebasnya adalah pekerjaan,
jenis persalinan secar, berat badan bayi, nutrisi, jarak
kehamilan, dan dukungan suami, sedangkan variabel
terikatnya yaitu ketidakberhasilan dalam pemberian ASI
Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi umur 06 bulan di Klinik
Pratama SPN PMJ periode 6 Juni – 6 Juli 2022. Jenis data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer dikumpulkan secara langsung
dari sumber utamanya melalui wawancara/kuesioner. Data
sekunder yang digunakan berupa daftar pasien yang ada di
rekam medis dan terdaftar di Klinik Pratama SPN PMJ.
Hasil penelitian yaitu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
Dan dukungan keluarga dengan kegagalan ASI eksklusif di
kesimpulan komunitas Madura Wilayah kerja Puekesmas Purun kecil
Kabupaten Mempawah (Trisnawati, 2018)
Dukungan keluarga sangat diperlukan
oleh ibu dalam merawat bayi. Dukungan yang dibutuhkan
oleh ibu bisa dari suami,
orang tua,mertua, saudara atau
yang lain, apabila keluarga mendukung dapat mempengaruhi
perilaku ibu. Jika keluarga dukungan kepada ibu, ibu akan
untuk melakukan suatu tindakan dikarenakan adanya
keyakinan maka akan timbul percaya diri, semangat dan niat
dalam diri ibu sehingga ibu akan
mempunyai keinginan besar mendapatkan suatu hal yang
diinginkan sesuai dengan yang diharapkan, dan begitu juga
sebaliknya.

1.2 Kasus Pada Jurnal

Kasus pada jurnal tersebut ialah mengenai tentang kegagalan pemberian Asi
Eksklusif bagi ibu untuk bayinya Karena berkaitan dengan pekerjaan si ibu tersebut dan
juga menghalangi bagi ibu tersebut untuk menyusui atau memberi asi eklusif terhadap
bayinya sampai 6 bulan juga termasuk pekerjaan, serta kurangnya dukungan dari pihak
suami maupun keluarga sehingga dapat disimpulkan bahwa itu tersebut mengalami
atau menghadapi masa kegagalan bagi bayinya dan juga dirinya sendiri dalam
menerapkan Asi eksklusif.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi, khususnya bayi berusia 0-
6 bulan, yang fungsinya tidak dapat tergantikan oleh makanan dan minuman
apapun. Pemberian ASI merupakan pemenuhan hak bagi setiap ibu dan anak.Dan
ada juga Masalah Dalam Pemberian ASI bagi si ibu dan bayi,oleh karena itu perlu
bagi si ibu dan bayinya dalam keadaan sehat aman dan nyaman,sehingga ibu dan
bayi merasa aman, fisik dan mentalnya juga ikut merasakan aman apabila si ibu
dalam keadaan baik-baik saja.

4.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari adanya kekurangan baik dalam
penulisan atau pun isi dari makalah kami oleh karena itu kami ,mengharapkan saran
dan kritikan dari para pembaca untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, A. (2020). EKSKLUSIF Correlation of Mother ‟ s Characteristic with Exclusive


Breastfeeding. November. https://doi.org/10.33143/jhtm.v6i2.984

8. Husna, A., Safitri, F., & Rahmi, N. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Baiturrahman. Journal of Healthcare
Technology and Medicine, 5(1), 140. https://doi.org/10.33143/jhtm.v5i1.341

11. Kemenkes. (2018). Pedoman Pekan ASI Sedunia (PAS) Tahun 2018 (pp. 2– 3).Kemenkes RI.

13. Lestari, R. R. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Ekslusif pada
Ibu. 2(1), 131–136. Lindawati, R. (2019). Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Dukungan
Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif. Faletehan Health Journal, 6(1), 30–36.
https://doi.org/10.33746/fhj.v6i1.25

14. Lestari, C. I. A. A. N. Q. R. A. N. H. P. (2019) ‘Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan


Ibu Dalam Memberikan ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Wilayah kerja Puskesmas
Pejeruk’, Midwifery Journal, 4, pp. 11–16

Anda mungkin juga menyukai