Anda di halaman 1dari 36

HASIL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KEDUA

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

DISUSUN OLEH :

1. CINDY TALO (1915201002)


2. G.A.A.A. DAVINA H.P. (1915201003)
3. KADEK DEANTI RISTYA ANANDA (1915201004)
4. NI WAYAN TRISNA DEWI (1915201012)

SARJANA KEBIDANAN

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

2020/2021
PENDAHULUAN

Model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan


belajar mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran oleh mahasiswa dapat
dipengaruhi dari pemilihan model pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan
pembelajaran yang ditetapkan akan tercapai. Terdapat berbagai macam model
pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif bagi pengajar untuk menjadikan
kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan optimal. Salah satunya yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif dapat menjadi salah satu alternatif karena


banyak pendapat yang menyatakan bahwa pembelajaran aktif termasuk kooperatif
mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran kooperatif
mengutamakan kerjasama antar mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif memiliki manfaat atau kelebihan yang sangat besar dalam
memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan
kemampuannya. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran kooperatif,
mahasiswa dituntut untuk aktif dalam belajar melalui kegiatan kerjasama dalam
kelompok.

Pada pertemuan mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui kali ini
kami kembali diarahkan untuk melakukan metode pembelajaran kooperatif dengan
membagi seluruh mahasiswa Sarjana Kebidanan tingkat II menjadi 4 kelompok.
Adapun materi yang akan dibawakan perkelompok yaitu 1 materi yang akan
dijelaskan pada tiap-tiap kelompok pembelajaran kooperatif yang pertama dengan
harapan seluruh mahasiswa dapat memahami dengan baik seluruh materi yang ada
sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
Berikut adalah hasil dari pembelajaan kooperatif yang kedua, semoga tidak jauh
dari apa yang diharapkan dan akan ditingkatkan lagi kedepannya agar pembelajaran
menjadi lebih maksimal.
HASIL PEMBELAJARAN

I. STRUKTUR KELOMPOK 3
A. KETUA : G.A.A.A. DAVINA HINDIRA P.
(1915201003)

B. SEKRETARIS : KADEK DEANTI RISTYA ANANDA


(1915201004)

C. ANGGOTA : 1. CINDY TALO


(1915201002)

2. NI WAYAN TRISNA DEWI


(1915201012)

II. MATERI KELOMPOK 3


Masalah dalam Menyusui

III. DURASI PENJELASAN


63 MENIT

IV. PEMBAHASAN MATERI KELOMPOK 3


A. PENDAHULUAN

B. TOPIK
1. Masalah dalam Menyusui
2. Cara Mengatasi masalah dalam Menyusui

C. Pembahasan
1. Pendahuluan
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena
timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi.
Apabila tidak ditangani dengan baik maka, masalah dalam menyusui akan
berakibat fatal, baik pada ibu maupun bayinya.
Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak
sebelum persalinan (periode antenatal), pada masa pasca persalinan dini,
dan pasca masa persalinan lanjut. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan
karena keadaan khusus. Selain itu, keluhan ibu pada bayinya sering
menyebabkan diambilnya keputusan untuk berhenti menyusui.
Masalah pada bayi umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi,
sehingga bayi menjadi sering menangis. Hal ini sering diinterpretasikan
oleh ibu dan keluarga bahwa ASI tidak tepat untuk bayinya.
-Restuning Widiasih, S.Kp., M. Kep., Sp. Mat (2008)

2. Masalah Dalam Menyusui


A. Masalah Menyusui Masa Antenatal
Pada masa antenatal, masalah yang sering timbul adalah:
1. kurang/salah informasi putting susu terbenam (retracted) atau putting
susu datar. Kurang / salah informasi Banyak ibu yang merasa bahwa
susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI sehingga
cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang.
2. Putting susu datar atau terbenam
Putting yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya tidak selalu
menjadi masalah. Secara umum ibu tetap masih dapat menyusui bayinya
dan upaya selama antenatal umumnya kurang berfaedah, misalnya
dengan memanipulasi Hofman, menarik-nerik puting, ataupun
penggunaan brest shield dan breast shell.

B. Masalah Menyusui Pada Masa Pasca Persalinan Dini


Pada masa ini, kelainan yang sering terjadi antara lain : putting susu datar,
atau terbenam, putting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat
dan mastitis atau abses.
1. Putting susu lecet
Pada keadaan ini seringkali seorang ibu menghentikan menyusui karena
putingnya sakit.
2. Payudara bengkak
pada ibu menyusui atau yang disebut mastitis biasanya disebabkan karena
saluran ASI tersumbat atau infeksi bakteri. Selain terasa nyeri, gejalanya
bisa diiringi demam.
3. Mastitis atau abses payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah,
bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Di
dalam terasa ada masa padat (lump), dan diluarnya kulit menjadi merah.
Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan
diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini
disebabkan kurangnya ASI diisap/dikeluarkan atau pengisapan
yang tak efektif.

C. Masalah Menyusui Pada Masa Pasca Persalinan Lanjut


Yang termasuk dalam masa pasca persalinan lanjut adalah sindrom ASI
kurang.
1. Sindrom ASI kurang
Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda yang
“mungkin saja” ASI benar kurang antara lain:
• Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering kali menyusu,
menyusu dengan waktu yang sangat lama. Tapi juga terkadang bayi
lebih cepat menyusu. Disangka produksinya berkurang padahal
dikarenakan bayi telah pandai menyusu.
• Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu
• Tinja bayi keras, kering atau berwarna hijau
• Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang),
atau ASI tidak “dating”, pasca lahir.

Tanda bahwa ASI benar-benar kurang, antara lain :


• BB (berat badan) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per
bulan
• BB lahir dalam waktu 2 minggu belum Kembali.
• Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam; cairan urin pekat,
bau dan warna kuning.
2. Ibu yang bekerja
Seringkali alasan pekerjaan membuat seseorang ibu berhenti menyusui.
a. Pengeluaran ASI :
Keluarkan ASI sebanyak mungkin dan tamping ke cangkir atau
tempat/teko yang bersih. Ada ibu yang dapat mengeluarkan sampai 2
cangkir (400-500 ml) atau lebih walaupun setelah bayi selesai
menyusui. Tetapi meskipun hanya 1 cangkir (200 ml) sudah bisa untuk
pemberian 2 kali A 100 ml.
b. Penyimpanan ASI :
• 6-8 jam di temperature ruangan (19°-25°C), bila masih kolostrum
(susu awal, 1-7 hari) bisa sampai 12 jam
• 1-2 hari di lemari es (4°C)
• Bertahun dalam “deep freezer” (-18°C)

D. Masalah Menyusui Pada Keadaan Khusus


• Ibu melahirkan dengan bedah Caesar
Segera rawat gabung,jika kondisi ibu dan bayi membaik,dan menyusui
segera.
• Ibu sakit
Ibu yang menderita Hepatitis dan AIDS, tidak diperkenankan untuk
menyusui, namun pada masyarakat yang tidak dapat membeli PASI,
ASI tetap dianjurkan.
• Ibu hamil
Tidak ada bahaya bagi ibu maupun janin, perlu diperhatikan untuk
makan lebih banyak. Jelaskan perubahan yang dapat terjadi: ASI
berkurang, kontraksi uterus.
3. Masalah Pada Bayi
A. Bayi Sering Menangis
Perhatikan sebab bayi menangis, jangan biarkan bayi menangis terlalu lama,
puaskan menyusu.
Sebab bayi menangis :
• Bayi merasa tidak aman
• Bayi merasa sakit
• Bayi Basah
• Bayi kurang gizi
Tindakan ibu : ibu tidak perlu cemas, karena akan mengganggu proses
laktasi, perbaiki posisi menyusui, periksa pakaian bayi: apakah basah,
jangan biarkan bayi menangis terlalu lama

B. Bayi Bingung Putting (Nipple Confusion)


Nipple Confusion adalah keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu
formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu pada ibu. Terjadi
karena mekanisme menyusu pada puting berbeda dengan botol.
Tanda-tanda :
• mengisap puting seperti menghisap dot
• menghisap terbutus-putus dan sebentar
• bayi menolak menyusu.
Tindakan: jangan mudah memberi (Makanan pendamping ASI)
MPASI, jika terpaksa berikan dengan sendok atau pipet.

C. Bayi Sakit
• Tidak ada alasan untuk menghentikan pemberian ASI. Untuk bayi
tertentu seperti diare, justru membutuhkan lebih banyak ASI untuk
rehidrasi.
• Yakinkan ibu bahwa alam telah menyiapkan air susu bagi semua
makhluk, sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu semua ibu
sebenarnya sanggup menyusui bayi kembar.
D. Bayi Premature

• Susui dengan sering walau pendek-pendek

• Rangsang dengan sentuh langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih

• Jika tidak dapat menghisap berikan dengan pipa nasogastrik, tangan,


dan sendok.

Uraian Sesuai dengan Umur Bayi :

• Bayi umur kehamilan < 30 mgg : BBL < 1250 gr.

Biasanya diberi cairan infus selama 24-48 jam. Lalu diberikan ASI
menggunakan pipa nasogastrik

• Usia 30-32 mgg : BBL 1250 – 1500 gram.

Dapat menerima ASI dari sendok, 2 kali sehari, namun masih menerima
makanan lewat pipa, namun lama kelamaan makanan pipa makin berkurang
dan ASI ditingkatkan.

• Usia 32-34 mgg : BBL 1500-1800 gram.

Bayi mulai menyusui langsung dari payudara namun perlu sabar.

• Usia > 34 mgg: BBL > 1800 gram.

Mendapatkan semua kebutuhan dari payudara.


E. Bayi Kuning
Pencegahan :

• Segera menyusui setelah lahir, dan jangan dibatasi atau susui sesering
mungkin.

• Berikan bayi kolustrum, kolustrum mengandung purgatif ringan, yang


membantu bayi untuk mengeluarkan mekonium. Bilirubin dikeluarkan
melalui feses, jadi kolustrum berfungsi mencegah dan menghilangkan
bayi kuning.

F. Bayi Kembar

• Ibu optimis ASI nya cukup

• Susui dengan football hold/ clutch. (Bayi kembar: double clutch)

• Susui pada payudara dengan bergantian untuk variasi bayi, dan


kemampuan menghisap mungkin berbeda
G. Bayi Sumbing

Bayi tidak akan mengalami kesulitan menyusui, cukup dengan berikan posisi yang
sesuai, untuk sumbing pallatum molle ( langit-langit lunak ), dan pallatum durum (
langit-langit keras)

Manfaat menyusui bagi bayi sumbing :

• Melatih kekuatan otot rahang dan lidah

• Memperbaiki perkembangan bicara

• Mengurangi resiko terjadinya otitis media.

1. Untuk bayi dengan palatoskisis (celah pada langit-langit ) :

• Menyusui dengan posisi duduk

• Putting dan areola pegang saat menyusui

• Ibu jari ibu digunakan sebagai penyumbat lubang

2. Kalau mengalami labiopalatoskisis

• Berikan ASI dengan sendok, pipet, dot panjang

H. Bayi dengan Lidah Pendek ( Lingual Frenulum )

Keadaan ini jarang terjadi, dimana bayi mempunyai jaringan ikat penghubung lidah
dan dasar mulut yang tebal dan kaku, sehingga membatasi gerak lidah, dan bayi
tidak dapat menjulurkan lidah untuk menangkap puting.

Cara menyusui :

• Ibu membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah bayi dapat
menangkap puting dan areola dengan benar.
I. Bayi yang Memerlukan Perawatan

• Ibu ikut dirawat supaya pemberian ASI bisa dilanjutkan.

• Seandainya tidak memungkinkan, ibu dianjurkan untuk memerah ASI


setiap 3 jam dan disimpan didalam lemari untuk kemudian sehari sekali
daiantar kerumah sakit.

• Perlu ditandai pada botol waktu ASI tersebut ditampung, sehingga dapat
diberikan sesuai jam nya

4. Cara Mengatasi Masalah dalam Menyusui


1. Masalah puting payudara lecet saat ibu menyusui
• Pastikan bayi mengisap seluruh bagian puting dan areola payudara saat
menyusu.
• Saat hendak melepaskan puting susu dari isapan bayi, pisahkan mulut
bayi dengan puting secara perlahan dengan cara menekan bagian
payudara dekat mulut bayi menggunakan jari telunjuk.
• Biarkan puting kering sebelum berpakaian lagi.
• Hindari pemakaian sabun pada puting payudara karena dapat membuat
kulit Anda kering.
• Berikan kompres hangat ke puting payudara.
• Berikan kompres hangat ke puting payudara.
• Biasakan mulai menyusui dari bagian payudara yang tidak terasa sakit
terlebih dahulu.
• Sebaiknya memakai bra dari katun agar sirkulasi udara pada payudara
berjalan baik, lebih baik lagi jika memakai bra menyusui.
• Oleskan sedikit ASI Anda ke area puting yang luka, hal ini berguna
untuk mempercepat kesembuhan puting Anda yang lecet. Pasalnya
kadungan antibodi dalam ASI menjaga kesehatan puting Anda.
2. Masalah payudara bengkak saat menyusui
• Menyusui sesering mungkin sesuai dengan keinginan bayi dan jangan
dihentikan bila ia belum puas.
• Jika bayi sudah kenyang menyusu tapi persedian ASI di payudara masih
cukup banyak, Anda bisa mengeluarkannya dengan cara dipompa. Baik
dengan pompa ASI elektrik maupun manual.
• Berikan kompres hangat maupun dingin pada payudara untuk
mengurangi rasa sakit.
• Coba semua posisi menyusui sampai Anda dan bayi menemukan posisi
yang paling nyaman.
• Gunakan bra yang tidak terlalu kencang karena bisa mempersempit
aliran ASI.
• Pastikan Anda mendapatkan cairan dan istirahat yang cukup
• Memijat payudara dengan lembut, misalnya saat mandi, ketika
payudara teraliri oleh air bersuhu panas atau dingin

3. Masalah mastitis pada ibu menyusui


• Memompa ASI pada payudara boleh dilakukan apabila terasa sakit saat
bayi menyusu langsung.
• Pastikan bayi menyusu dengan tepat.
• Cobalah posisi menyusui yang berbeda untuk mendapatkan posisi
terbaik bayi, agar bisa menempel dengan tepat pada payudara Anda.
• Menyusui sesering yang bayi inginkan.
• Mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa setelah menyusui,
terutama bila Anda merasa bayi belum menyusu dengan baik.
• Hindari memakai pakaian atau bra ketat sampai mastitis membaik.
• Minum obat penghilang rasa sakit, seperti ibuprofen atau paracetamol
untuk membantu menghilangkan rasa sakit.
• Usahakan untuk memperbanyak istirahat dan minum banyak cairan.
• Berikan kompres hangat untuk meredakan peradangan.
• Bayi tetap boleh menyusui di payudara yang mengalami mastitis.
• Anda boleh menyusui bayi dari payudara yang mengalami mastitis
maupun dari payudara yang sehat

4. Masalah infeksi jamur pada ibu menyusui


• Cuci bersih dan sterilkan semua botol dot, mainan bayi, pompa ASI,
maupun peralatan lainnya yang bersentuhan langsung dengan payudara
Anda dan mulut bayi.
• Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan setelah menyusui,
atau saat hendak menyentuh bayi.
• Cuci tangan bayi secara rutin, khususnya setelah bayi mengisap jari-
jarinya.
• Cuci handuk, bra, serta pakaian bayi dan Anda di dalam air dengan suhu
panas.
• Rutin mengganti bra setiap hari.

5. Payudara besar sebelah saat menyusui


• Menyusui pada sisi payudara yang lebih kecil dulu
• Gunakan pompa ASI untuk melancarkan keluarnya ASI pada payudara
yang lebih kecil
• Menyusui secara bergantian di sisi kanan dan kiri payudara

6. Produksi ASI terlalu sedikit


• Coba tawarkan salah satu sisi payudara saja pada bayi setiap kali
menyusu kemudian berikan lagi sisi payudara yang lain selang beberapa
menit kemudian.
• Coba posisi menyusui sembari berbaring atau bersandar di kursi. Posisi
yang melawan gravitasi ini setidaknya bisa membantu memperlambat
aliran ASI.
• Pompalah payudara untuk mengurangi jumlah ASI.
• Usahakan untuk menyusui bayi sebelum ia benar-benar lapar guna
mencegahnya agar tidak mengisap terlalu berlebihan.
• Berikan ASI pada bayi sesering mungkin atau sesuai permintaan bayi.
• Hindari stress dan mengonsumsi banyak makanan yang bisa
meningkatkan produksi ASI.
• Gunakan pompa ASI untuk mengeluarkan ASI yang masih tersisa di
payudara untuk membantu meningkatkan persediaan ASI.
• Usahakan Anda beristirahat, makan, dan minum yang cukup.
• Hindari memberikan bayi susu formula, air putih, sereal, maupun
makanan dan minuman lainnya yang bisa menggagalkan pemberian
ASI eksklusif dalam usia 6 bulan pertama

7. Produksi ASI terlalu banyak


• Coba tawarkan salah satu sisi payudara saja pada bayi setiap kali
menyusu kemudian berikan lagi sisi payudara yang lain selang beberapa
menit kemudian.
• Coba posisi menyusui sembari berbaring atau bersandar di kursi. Posisi
yang melawan gravitasi ini setidaknya bisa membantu memperlambat
aliran ASI.
• Pompalah payudara untuk mengurangi jumlah ASI.
• Usahakan untuk menyusui bayi sebelum ia benar-benar lapar guna
mencegahnya agar tidak mengisap terlalu berlebihan.

8. Payudara sakit saat menyusui


• Pastikan bayi menyusui dengan benar
• Jaga payudara tetap kering
• Hindari menunda-nunda waktu menyusui
• Hindari menyabuni area payudara terlebih dahulu
• Pakai kompres dingin
• Pakai bra dengan ukuran yang pas

9. Masalah saluran ASI tersumbat pada ibu menyusui


• Memakai kompres hangat selama kurang lebih 20 menit di bagian
payudara yang tersumbat.
• Mengubah posisi menyusui dengan mengarahkan dagu dan mulut bayi
ke sisi payudara yang mengalami sumbatan agar bisa menyusui sampai
tuntas.
• Menyusui bayi dengan posisi Anda berada di atas si kecil. Posisi
payudara yang mengarah ke bawah akan membantu memperlancar
keluarnya ASI.
• Beri pijatan pada payuda sembari Anda menyusui bayi.
• Tempelkan kompres hangat beberapa menit sebelum hendak menyusui
bayi, guna mempermudah keluarnya ASI.

10. Bayi sulit menyusui karena ukuran payudara ibu


• Bisa menggunakan isapan pompa payudara untuk membuat puting
susu Anda lebih panjang dan lebih tipis sebelum bayi menyusui.
• Seiring dengan pertumbuhan bayi Anda, ukuran payudara dan
puting Anda yang lebih besar tidak akan menjadi masalah lagi ketika
Anda menyusui.

V. DISKUSI
Pertanyaan :

a. Angel- 1915201015 ( Kelompok 1 )

Mohon ijin bertanya pada kelompok 3, bayi dengan umur kehamilan yg kurang dari
30 minggu itu kan diberikan ASI dengan menggunakan pipa nasogastrik, nah pipa
nya ini yg seperti apa dan manfaatnya apa untuk bayi tersebut?

Jawaban :

Pipa nasogastrik atau selang NGT itu adalah selang yang dipasang pada
hidung(nasal) menuju ke lambung(gaster). Untuk manfaatnya sendiri yaitu adalah
untuk menyalurkan makanan dan obat kepada pasien yang tidak bisa langsung
dicerna oleh pasien. Nahh untuk bayi yang lahir saat usia kehamilan kurang dari
30minggu, organnya belum berkembang dan berfungsi sempurna, terutama
kemampuan menghisapnya yang masih lemah sehingga memerlukan bantuan alat
seperti NGT untuk mencukupi kebutuhan ASInya. (Deanti- 1915201004)️
b. Arsy- 1915201009 ( Kelompok 2 )

1. BB bayi normal sebulan setelah kelahirannya berapa gr/kg ?

2. Kalau misalny bayi buang air kecil lebih dari 6x apakh bermasalah? Berapa rata-
rata normalnya bayi buang air kecil?

Jawaban :

1. Berat bayi yang baru lahir digunakan sebagai tolok ukur kesehatan bayi. Berat
badan ideal bayi yang dilahirkan dalam kondisi kehamilan penuh, yaitu 38-40
minggu, adalah berkisar 2,7-4 kg. Sedangkan pertambahan berat badan bayi setelah
satu bulan setelah kelahirannya yang normal pada umumnya adalah 800gr. (Cindy
1915201002)

2. Normalnya bayi buang air kecil sebanyak 20 kali dalam 24 jam. Sehingga ibu
harus mengganti popok sebanyak 6-10 kali. Jika bayi mengalami kurang dari 6 kali
ganti popok dalam sehari, maka hal tersebut merupakan hal yang tidak normal
(Cindy 1915201002)

c. Melly- 1915201005 (Kelompok 2 )

1. Jika puting susu ibu lecet bagaimana cara mengatasinya?

2. Jika puting susu ibu lecet,apakah si ibu tetap bisa memberikan ASInya dengan
cara dipompa, atau si anak harus di berikan sufor?

Jawaban :

1. Cara Mengobati Puting Lecet Saat Menyusui

Jangan sampai kondisi puting yang lecet membuat ibu kapok menyusui Si Kecil.
Berikut perawatan yang bisa dilakukan untuk mengobati puting yang lecet akibat
menyusui, yaitu:

a. Gunakan ASI

Menurut studi dalam ACS Publications, ASI yang diproduksi oleh tubuh ibu
sebenarnya mengandung anti-bakteri, sehingga bisa digunakan untuk mengobati
puting lecet dan mengurangi rasa sakitnya. Caranya, oleskan beberapa tetes ASI
pada area puting yang lecet sebelum dan sesudah menyusui, kemudian angin-
anginkan hingga kering.

b. Kompres dengan Air Hangat


Untuk mengurangi rasa sakit di puting yang lecet, ibu bisa menggunakan handuk
yang sudah direndam di air hangat, kemudian kompres payudara sebelum
menyusui. Melansir dari Medical News Today, kompres air hangat juga membantu
membersihkan area puting dan meningkatkan produksi ASI. Ibu bisa mandi dengan
air hangat agar efeknya terasa hingga ke sekujur tubuh.

c. Oleskan Pelembap Alami

Bahan-bahan alami seperti minyak zaitun, minyak kelapa atau minyak almond
berkhasiat melembapkan area puting yang lecet. Selain itu, ibu dapat menggunakan
tea tree oil yang mengandung antiseptik, sehingga mampu mengobati puting lecet
lebih cepat. Kandungan tersebut dapat mencegah masalah lain yang dapat
menghambat pemulihan puting yang sakit

d. Konsumsi Makanan Sehat dan Bergizi

Pola makan yang sehat dan seimbang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh
serta membantu melawan beberapa infeksi jamur yang rentan terjadi ketika puting
lecet. Pastikan ibu banyak mengonsumsi buah dan sayuran, serta vitamin atau
suplemen. (Cindy 191520002)

2. Saat putting susu ibu lecet sampai luka bahkan berdarah, lebih baik ibu tidak
berhenti menyusui bayi. Ibu juga tidak perlu ragu karena darah dari puting ibu yang
pecah-pecah itu tidak berbahaya bagi bayi. Apabila hanya salah satu saja dari puting
susu ibu yang lecet, maka ibu masih bisa tetap menyusui bayi dengan payudara
darah yang sebelah nya. Sebaiknya ibu tidak melakukan pompa asi pada bagian
payudara yang lecet, karena takut nya akan bertambah parah. Biasanya jika hanya
lecet maka proses penyembuhan nya tidak akan lama, jadi ibu masih tetap bisa
memberikan ASI eksklusif pada bayi dengan payudara yang bagian sebelah nya.
Sehingga pemberian sufor sejauh ini memang bisa di minimalisir. (Cindy
1915201002)

d. Dewik- 1915201007 (Kelompok 4 )

Kenapa Ibu sakit yang menderita hepatitis, HIV tidak di perkenankan untuk
menyusui bayinya apakah ada penyebabnya ?

Jawaban :

Ibu yang mengidap hepatitis sangat bisa menularkan penyakit ini pada sang buah
hati, salah satunya adalah melalui ASI yang diberikan ibu pada anak. Namun,
apakah ibu yang sedang menyusui dan mengidap hepatitis lantas tidak boleh
menyusui Si Kecil? Nah hal ini kembali lagi, bergantung pada jenis hepatitis yang
diidap ibu. Hepatitis A merupakan jenis hepatitis yang paling sering terjadi.
Penularannya bisa melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi, juga
dari kontak langsung. Jika ibu mengidap hepatitis A, tidak masalah untuk tetap
memberikan ASI pada sang buah hati. Pasalnya, hepatitis A tidak menular melalui
ASI, bahkan tidak ditemukan adanya virus penyakit ini di dalam ASI.

Sementara penularan hepatitis B terjadi melalui kontak seksual seperti halnya


penularan penyakit HIV/AIDS. Virus ini bisa saja ditularkan pada bayi yang baru
dilahirkan. Sayangnya, virus hepatitis B pun ditemukan pada ASI. Namun, sang
buah hati bisa terlindung dari penyakit ini jika diberikan vaksin setidaknya pada 12
jam pertama setelah ia lahir. Lanjutkan vaksin pada usia 1 atau 2 bulan dan 6 bulan.
(Cindy 1915201002)

e. Alicia- 1915201001 (Kelompok 4)

1. Penjelasan dari bayi kurang putting?

2. Kalau ibu menggunakan bra yang berisi besi apa akibatnya? Apakah berpengaruh
dalam menyusui?

Jawaban:

1. Yang benar itu bayi bingung putting. Bayi bingung putting adalah suatu
keadaan dimana bayi merasa bingung atau kesulitan dalam menyusui
langsung dari payudra ibu karena sering bergonta ganti dari menyusui
secara langsung ke susu botolan. (Davina-1915201003)

2. Penggunaan bra yang berisi kawat atau underwire bra sebenarnya tidak
msalah, tapi perlu dipantau apakah pada saat menggunakannya terjadi
perubahan dalam produksi ASI atau tidak. Selain itu perhatikan dari segi
kenyamanannya. Apabila underwire bra dirasa kurang nyaman, segera ganti
dan jangan dipaksakan. (Davina-191520103)

f. Eyin- 1915201010 (Kelompok 4 )


Bagaimana cara kita mengetahui bahwa si bayi sudah cukup ASI?

Jawaban :

Untuk mengetahui apakah bayi sudah cukup ASI atau belum, bisa dilihat dari tanda-
tanda yang di perlihatkan oleh bayi. Jika bayi sudah merasa cukup ASI dia akan
mulai mengacuhkan payudara dan menutup mulutnya saat ditawarkan payudara.
Selain itu ketika sedang menyusu dan ia merasa puas dia akan dengan sendirinya
melepaskan payudara dari mulutnya. (Deanti- 1915201004)
Selain itu, apabila bayi merasa sudah cukup ASI ia akan tampak tenang dan tidak
rewel. Ia dapat tidur dengan nyaenyak dan tampak ceria setelah bangun tidur.
Kemudian, payudara ibu akan terasa lebih lembut atau lunak karena sudah terjadi
pengosongan ASI. Pada bayi yang cukup asi, proses defekasinya juga baik, feses
berwarna kuning, urinenya pun berwarna kuning. (Davina-1915201003)
Pertanyaan dari kelompok 3 ke kelompok lain :

A. Kelompok 1
1. Dikatakan bahwa ada dampak penyapihan itu haid menjadi tidak teratur
karena ada hormon prolaktin. Nah, apakah hormon tersebut berpengaruh
terhadap ovulasi? (Davina 1915201003)

Jawabannya:
Hormon prolaktin ini mempengaruhi ovulasi. Selain itu juga ada perubahan
hormon, nah kan biasanya kita ngeluarin asi ni, hormon prolaktin berkerja.
Kalau tiba tiba berhenti menyusui, prolaktin yang biasanya berperan tiba
tiba menurun dia kan karena berhenti asi. Nah kemungkinan kalau
prolaktinnya gateratur, mungkin hormon lain juga bakal berantakan, bisa
esktrogen naik,fsh naik. Sehingga apabila hormon hormon itu berantakan
kita bisa stress juga, moody gitu. Kalau stress bisa juga keganggu siklus
haidnya (Shierly 1915201014).

Jadi pada saat ibu menyusui, hormon prolaktin yang tinggi juga
memengaruhi siklus ovulasi sehingga menghambat kehamilan di saat
sedang menyusui. Seiring berjalannya waktu, kadarprolaktin akan kembali
normal sehingga ibu bisa berovulasi dan hamil kembali. Prolaktin
merupakan hormon yang diproduksi oleh sel-sel kelenjar hipofisis di otak.
Bila kadar prolaktin tinggi akan menyebabkan reaksi umpan balik negatif
yang membatasi produksi dua hormon yang punya peran penting dalam
proses ovulasi yakni hormon GnRH dan FSH. (Linda-1915201008)

Fungsi hormon prolaktin adalah untuk merangsang produksi ASI dan


pertumbuhan payudara, serta membantu pengaturan siklus haid.
Jika kadar hormon prolaktin di dalam tubuh tidak normal, baik itu terlalu
rendah maupun terlalu tinggi, dapat timbul beragam masalah kesehatan.
Dengan adanya ketidakseimbangan hormon dapat mempengaruhi siklus
haid. (Gayatri-1915201009)

B. Kelompok 4
1. Hindmilk itu apa? (Davina-1915201003)
Jawabannya :
Hind milk ituu ASI yang ada pada bagian belakang sel atau disebut juga
ASI belakang. Hindmilk akan keluar saat sesi menyusu hampir berakhir.
Tekstur hindmilk kental dan mengandung lemak sehingga membuat bayi
merasa kenyang. Kedua jenis ASI tersebut sama pentingnya.
(Eyin-1915201010)
Hindmilk itu adalah ASI yang keluar pada saat sesi terakhir, seperti masa
menuju selesainya menyusui. Kandungan pada hindmilk itu sangat tinggi
kandungan lemaknya dibandingkan pada saat pertama menyusui.
(Alicya-1915201001)

2. Ijin bertanya, bagaimana cara nya kita dpt mendeteksi apakah bayi
mengidap galaktosemia, dan sejak usia berapa bisa di lakukan pemeriksaan
nya? (Cindy 1915201002)

Jawabannya :

Galaktosemia adalah suatu kondisi metabolik langka yang menghambat


tubuh dalam memproses galaktosa dan mengubahnya menjadi energi.setiap
bayi baru lahir akan mendapatkan skrining untuk beberapa jenis penyakit,
dan galaktosemia merupakan salah satunya. Apabila bayi mendapatkan
hasil yang positif untuk galaktosemia, serta menunjukkan tanda dan gejala
yang sesuai, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk
mengonfirmasinya. Pemeriksaan lanjutan yang biasanya dilakukan
mencakup pemeriksaan darah dan urine. Umur pemeriksaan yang yang
dilakukan itu pada bayi umur 7-11 (Dewi-1915201007)

3. Bayi yang ibunya diabetes itu mesti dipantau juga kadar gula darahnya.
Berarti ini karena efek takutnya diabetesnya itu menurun ke anaknya ya?
Berarti ASI nya ini tidak terpengaruh sama diabetesnya atau tetap sehat?
(Davina-1915201003)

Jawabannya:
Ibu yang diabetes tetap aman menyusui bayinya karena diabetesnya tidak
berpengaruh sama ASI nya. Jadi, bayinya itu gula darahnya tidak akan
tinggi dan tetap aman saat menyusui. (Eyin-1915201010)
VI. DOKUMENTASI

VII. PEMBAHASAN MATERI OLEH KELOMPOK LAIN


1. KELOMPOK 1 :
A. SPEAKER : Semua Anggota
B. MATERI : MENYUSUI PADA IBU BEKERJA DAN SUSU
PENGGANTI
C. DURASI : 30 MENIT
D. PEMBAHASAN MATERI :
1. Menyusui pada Ibu Bekerja
Ibu pekerja memiliki tanggung jawab profesi sekaligus juga sebagai
manajer dalam rumah tangga.

2. Saran Menyusui yang Dianjurkan pada Ibu Pekerja


a. Ibu dapat menyusui bayi sebelum bekerja.
b. Jika ibu berada di rumah sesering mungkin bayi disusui.
c. Sebelum bekerja sempatkan untuk pompa ASI sebagai
persediaan.
d. Disela – sela jam istirahat bisa melakukan pompa ASI.
e. Mengawasi pemberian ASI pada anak dari tempat kerja.
f. Menjaga kwalitas ASI dengan makan makanan yang bergizi.
g. Memenuhi cairan tubuh, minum air 2 liter per hari.

3. Penyimpanan ASI
a. ASIP disimpan pada suhu ruang (250C) bisa bertahanan <6
jam
b. ASIP disimpan pada kotak pendingin bisa bertahan <24 jam
c. ASIP yang disimpan di lemari es bisa bertahan <5 hari
d. ASIP ditaruh di Freezer pada lemari es 1 pintu bisa bertahan
<2 minggu
e. ASIP disimpan pada deep freezer bisa bertahan <6 bulan

4. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI pada Ibu Pekerja


a. Faktor Informasi
Informasi dapat diperoleh baik dari tenaga kesehatan, teman yang
sudah berpengalaman, orang tua maupun internet. Tetapi alangkah
baiknya memilah informasi yang diperoleh sebelum
mengaplikasikan

b. Manajemen ASI yang Tepat


Analisa jumlah kebutuhan ASI.
Lakukan pompa secara rutin.
Perlengkapan menyusui.
Simpan ASI perah dengan benar
Catat jadwal pemberian ASIP.

c. Kepercayaan Diri Ibu


Berkaitan dengan kondisi psikologis ibu untuk menanamkan
kepercayaan pada dirinya meskipun bekerja tetapi masih bisa
menyusui.
d. Faktor Dukungan Nakes &Keluarga
Memberikan dukungan semangat ataupun motivasi yang positif.

5. Susu Pengganti
Merupakan cairan yang menggantikan ASI sebagai asupan utama
bayi untuk memenuhi kebutuhannya.

a. Indikasi Susu Pengganti


1). Kondisi Fisik Ibu
Kondisi kesehatan ibu yang menderita penyakit tertentu
sehingga tidak memungkinkan ibu untuk memberikan ASI.
b. Ibu dan bayi terpisah
1) Karena ibu meninggal
2) Karena menderita gangguan jiwa
3) Ibu tidak diketahui keberadaannya
c. ASI ibu tidk bisa keluar
Pengaruh hormone dan Penggunaan KB

6. Kandungan Susu Pengganti


Menurut Suririnah 2009, susu formula yang dibuat dari susu sapi
telah diproses dan diubah kandungan komposisinya sebaik
mungkin agar kandungannya sama dengan ASI tetapi tidak 100%
sama. Proses pembuatan susu formula, kandungan karbohidrat,
protein dan mineral dari susu sapi telah diubah kemudian ditambah
vitamin serta mineral sehingga mengikuti komposisi yang
dibutuhkan sesuai untuk bayi berdasarkan usianya.

7. Efek atau Dampak Negatif Pemberian Susu Pengganti


a. Gangguan saluran pencernaan (muntah, diare)
Anak yang diberi susu formula lebih sering muntah/gumoh,
kembung, “cegukan”, sering buang angin, sering rewel, susah
tidur terutama malam hari. Saluran pencernaan bayi dapat
terganggu akibat dari pengenceran susu formula yang kurang
tepat, sedangkan susu yang terlalu kental dapat membuat usus
bayi susah mencerna.
b. Infeksi saluran pernapasan
Gangguan saluran pencernaan yang terjadi dalam jangka
panjang dapat mengakibatkan daya tahan tubuh berkurang
sehingga mudah terserang infeksi. Susu sapi tidak mengandung
sel darah putih hidup dan antibiotik sebagai perlindungan tubuh
dari infeksi. Proses penyiapan susu formula yang kurang steril
dapat menyebabkan bakteri mudah masuk.
c. Menurunkan perkembangan kecerdasan kognitif
Susu formula mengandung glutamate (MSG-Asam amino) yang
merusak fungsi hypothalamus pada otak – glutamate adalah
salah satu zat yang dicurigai menjadi penyebab autis.
d. Meningkatkan resiko kegemukan (obesitas)
Kelebihan berat badan pada bayi yang mendapatkan susu
formula diperkirakan karena kelebihan air dan komposisi lemak
tubuh yang berbeda dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI.

E. DOKUMENTASI :

2. KELOMPOK 2 :
A. SPEAKER : Semua Anggota
B. MATERI : GANGGUAN PAYUDARA TIDAK MENYUSUI
C. DURASI : 14 MENIT
D. PEMBAHASAN MATERI
E. DOKUMENTASI

❖ PEMBAHASAN

Pengertian Penyapihan

Penyapihan adalah suatu proses berhentinya masa menyusui secara


berangsur-angsur atau sekaligus. Proses tersebut dapat disebabkan oleh
berhentinya sang anak dari menyusu pada ibunya atau bisa juga
berhentinya sang ibu untuk menyusui anaknya atau bisa juga keduanya
dengan berbagai alasan.

Waktu Penyapihan

Sebenarnya tidak ada aturan khusus untuk menyapih anak, tetapi ibu dapat
menyapih bayinya dari usia 6 bulan dan maksimal umur 2 tahun.

Alasan Penyapihan

a. Umur
Bila masa ASI Eksklusif itu habis di usia 6 bulan maka anak akan
memerlukan nutrisi tanbahan, misalnya memberikan MPASI, kemudian
untuk anak yang berusia 2 tahub tapi tidak mau berhenti menyusui hal ini
juga merupakan salah satu alasan dalam penyapihan.
b. Pekerjaan Ibu
Misalnya si ibu adalah wanita karier otomatis ibu sibuk dengan
pekerjaannya dan tidak bisa memberikan ASI 24 jam kepada anaknya
sehingga ibu tersebut memutuskan untuk memberikan susu formula
c. Anak Yang Sedang Tumbuh Gigi
Misalnya si anak yang sedang tumbuh gigi suka geregetan dan suka gigit
puting susu ibu, otomatis si ibu akan merasakab sakit dan nyeri sehingga
memutuskan untuk menyapih anaknya.
d. Status Kesehatan Ibu
Apabila kondisi ibu buruk sehingga membutuhkan obat-obat dari dokter,
jika ibu mengonsunsi obat tersebut otomatis kandungan ASI tersebut juga
menjadi buruk, yang awalnya ASI itu bagus untuk bayi.
e. Kebudayaan
Tidak lepas dari kebudayaan, misalnya ada budaya yang mengharuskan
orang tua untuk menyapih anaknya yang berumur 1 tahun, kemudian
pengetahuan masyarakat begitu kurang mengenai hal tersebut, maka
masyarakat akan mengira hal tersebut memang suatu kewajiban untuk
menyapih anaknya yang sudah berusia 1 tahun .

Alasan Ditundanya Penyapihan

• Payudara Bengkak
Menghentikan bayi menyusu dari payudara atau biasa disebut menyapih
menjadi masa yang emosional bagi ibu dan si bayi karena kebanyakan bayi
mendapatkan ketenangan setelah menyusu kepada ibunya. Payudara dari
ibu menyusui bengkak akibat ASI terlalu penuh.
Ibu menyusui yang mengalami pembengkakan pada payudaranya pasca
menyapih kurang lebih mengalami pembekakan sampai 2 minggu dan
disertai dengan panas dan berat pada payudara. Namun, ada juga ibu yang
menyusui menjadi sakit dan demam.
• Anak Alergi
Ibu menyusui gagal menyapih karena anak berisiko mengalami alergi jika
mengonsumsi makanan atau minuman selain dari ASI.
Inilah mengapa alasan dianjurkannya bayi disapih setelah berumur 6 bulan
ke atas untuk mencegah masalah tersebut.
Penunda penyapihan apabila tunggu sampai anak benar-benar tidak
mengalami alergi seperti itu setidaknya umur 1 tahun.
Dianjurkan untuk menghindari produk susu sapi atau produk berbahan susu
sapi.
• Anak Sakit
Pada saat anak sakit seperti mengalami flu atau sedang dalam pertumbuhan
gigi, sedang atau setelah masuk rumah sakit, tidak berada dalam kondisi
yang sehat proses penyapihan harus ditunda dulu sampai anak sehat.

Dampak Penyapihan

• POST WEANING DEPRESSION


Post Weaning Depression adalah depresi dan rasa sedih yang dialami ibu
pasca menyapih atau berhenti menyusui buah hati. Menyusui merupakan
proses meningkatkan bonding atau ikatan antara ibu dengan anak.
Post weaning depression bisa berujung pada masalah kejiwaan ibu, oleh
karena itu penting untuk bisa mendeteksi secara dini jika ada gejala dari
post weaning depression tersebut.
• MASTITIS/ PAYUDARA BENGKAK
Mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara. Mastitis merupakan
kondisi yang sering terjadi pada ibu menyusui.
Saluran yang tersumbat dapat menyebabkan gumpalan pada payudara. Jika
tidak diobati, dapat menyebabkan mastitis, infeksi payudara yang
menyebabkan rasa sakit, demam, dan kemerahan. Payudara menjadi lunak
dan hangat saat disentuh. Mastitis dapat diobati dengan menggunakan
bantalan pemanas, mengeluarkan ASI, dan antibiotik.
• Haid Tidak Teratur
• Merasa Tidak Dekat Dengan Bayinya

Cara Menyapih Dengan Benar

1. Lakukan secara perlahan


Cara menyapih anak dari ASI akan terasa lebih mudah jika dilakukan
secara perlahan dan bertahap. Tidak mengurangi frekuensi atau membuat
anak berhenti menyusu secara tiba-tiba.
2. Kenalkan cara minum dengan gelas
Cara menyapih anak dari ASI akan lebih mudah jika Anda mengenalkan Si
Kecil dengan gelas dibandingkan botol. Anak yang diberikan ASI secara
langsung, umumnya lebih mudah belajar minum dari gelas. Ini bisa dimulai
untuk bayi usia 6 bulan.
3. Perpendek waktu menyusu
Cara menyapih anak lain yang bisa Anda coba adalah dengan
memperpendek waktu menyusu. Jika biasanya anak menyusu selama
sepuluh menit, maka kali ini coba perpendek menjadi hanya lima menit.
4. Kesiapan Ibu
Jika ibu sudah siap menyapih maka akan berjalan dengan lancar , misalnya
jika ibu belum siap menyapih , kemudian anaknya minta ASI jadi si ibu
tidak tega dengan anaknya , dan kembali memberikan ASI kepada anaknya
, sehingga kesiapan ibu gagal dan tidak lancar
5. Ganti Aktivitas Menyusu Dengan Sesuatu Yang Menyenangkan
6. Libatkan Suami
7. Tunjukkan Kasih Sayang Lebih Pada Anak

3. KELOMPOK 4 :
A. SPEAKER : Semua Anggota
B. MATERI : GANGGUAN PAYUDARA TIDAK MENYUSUI
C. DURASI : 11 MENIT
D. PEMBAHASAN MATERI
1. Definisi
Menyusi tidak efektif merupakan suatu kondisi dimana ibu dan bayi
mengalami ketidakpuasan atau kesulitan pada saat menyusui (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Kegagalan dalam proses menyusui
sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah, baik
masalah pada ibu ataupun pada bayinya. Pada sebagian ibu yang
tidak paham masalah ini, kegagalan menyusui sering dianggap
masalah yang diakibatkan oleh anaknya saja. Masalah menyusui
dapat juga diakibatkan karena keadaan khusus, selain itu ibu sering
mengeluh bayi menangis atau menolak menyusu sehingga ibu
beranggapan bahwa ASInya tidak cukup, atau ASInya tidak enak,
tidak baik, sehingga sering menyebabkan ibu mengambil keputusan
untuk menghentikan menyusui (Maryunani, 2015).

2. Penyebab Menyusui Tidak Efektif


Penyebab dari ibu mengalami menyusui tidak efektif yaitu :
a. Ketidakadekuatan suplai ASI
b. Hambatan pada neonatus (misalnya, prematuritas, sumbing)
c. Anomali payudara ibu (misalnya, putting masuk ke dalam)
d. Ketidakadekuatan refleks oksitosin
e. Ketidakadekuatan refleks menghisap bayi
f. Payudara ibu bengkak
g. Riwayat operasi payudara
h. Kelahiran kembar (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)

3. Penyebab Ibu Enggan Menyusui


Menurut (Ambarwati & Wulandari, 2010) terdapat beberapa
masalah yang menyebabkan ibu enggan untuk menyusui bayinya
yaitu :
a. Masalah menyusui pada masa antenatal
b. Kurang atau salah informasi
c. Banyak ibu yang mengira bahwa susu formula sama baiknya
atau bahkan lebih baik dari ASI sehingga ibu lebih cepat untuk
memberikan susu formula kepada bayinya jika dianggap
produksi ASI yang dikeluarkan kurang. Petugas kesehatan
masih banyak yang kurang memberikan informasi pada saat
pemeriksaan kehamilan ataupun saat pasien pulang, seperti
misalnya banyak ibu yang tidak mengetahui bahwa :
1) Bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya encer
dan sering sehingga dikatakan bayi menderita diare dan
seringkali petugas kesehatan menyuruh untuk
menghentikan menyusui.
2) ASI tidak keluar pada hari pertama sehingga bayi
dianggap perlu untuk diberikan minuman lain, padahal
jika kondisi bayi yang lahir cukup bulan dan sehat
mempunyai persediaan kalori dan cairan yang dapat
mempertahankannya tanpa minum selama beberapa
hari. Pemberian minuman sebelum ASI keluar akan
memperlambat pengeluaran ASI karena bayi merasa
kenyang sehingga malas untuk menyusui.
3) Payudara yang berukuran kecil dianggap kurang
menghasilkan ASI padahal ukuran payudara tidak
menentukan banyak atau sedikitnya ASI yang keluar, hal
tersebut disebabkan kerena banyaknya lemak pada
payudara.
4) Puting susu datar atau terbenam Jika puting susu ibu
datar atau terbenam setelah bayi lahir maka dapat
dikeluarkan dengan cara sebagai berikut yaitu, susui
bayi segera setelah lahir saat bayi aktif dan ingin
menyusu, susui bayi sesering mungkin setiap dua sampai
dua setengah jam hal ini dapat menghindarkan payudara
terisi penuh dan memudahkan bayi untuk menyusu,
massage payudara dan keluarkan ASI secara manual
sebelum menyusui dapat membantu bila terdapa
bendungan payudara dan putting susu masuk ke dalam.

4. Masalah menyusui pada masa nifas dini


a. Puting susu nyeri
Pada umumnya ibu akan merasakan nyeri pada waktu awal
menyusui. Nyeri yang dirasakan ibu akan berlangsung setelah
ASI keluar, bila posisi mulut bayi dengan puting susu ibu benar
maka perasaan nyeri yang dirasakan akan segera hilang. Cara
menangani permasalaham tersebut yaitu, memastikan apakah
posisi ibu sudah benar, mulailah menyusui pada putting susu
yang tidak sakit guna membantu mengurangi rasa sakit pada
putting susu yang sakit, segera setelah bayi menyusu keluarkan
sedikit ASI lalu oleskan di putting susu dan biarkan payudara
terbuka untuk beberapa waktu hingga putting susu kering.

b. Puting susu lecet


Puting susu yang lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui
yang salah tetapi dapat juga disebabkan oleh thrush (candidates)
atau dermatitis, sehingga harus ditangani dengan benar. Cara
yang dilakukan untuk menangani masalah tersebut yaitu, ibu
dapat memberikan ASInya pada keadaan luka yang tidak begitu
sakit, olesi putting susu dengan ASI akhir (hind milk) serta
jangan sekali-sekali memberikan obat lain (krim atau salep).

c. Payudara bengkak
Pada hari pertama sekitar dua sampai empat jam, payudara
sering terasa penuh dan nyeri yang disebabkan karena
bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI
mulai diproduksi dalam jumlah yang cukup banyak. Penyebab
dari payudara ibu menjadi bengkak diantaranya, posisi mulut
bayi dan putting susu ibu salah, produksi ASI yang berlebihan,
terlambat menyusui, pengeluaran ASI yang jarang, serta waktu
menyusui terbatas.
d. Mastitis atau abses payudara
Mastitis yaitu peradangan pada payudara. Payudara menjadi
merah, bengkak dapat pula di sertai rasa nyeri atau panas, suhu
tubuh meningkat, serta pada bagian dalam terasa ada masa padat
(lump). Hal ini terjadi pada masa nifas sekitar satu sampai tiga
minggu setelah persalinan yang diakibatkan oleh sumbatan
saluran susu yang berlanjut, kurangnya ASI yang dihisap atau
dikeluarkan, serta kebiasaan menekan payudara dengan jari atau
karena tekanan baju atau BH.

5. Masalah menyusui pada masa nifas lanjut


a. Sindrom ASI kurang
Tanda-tanda yang terjadi jika ASI kurang yaitu bayi tidak puas
selesai menyusu, seringkali menyusui dengan waktu yang
sangat lama, bayi sering menangis atau menolak menyusu, tinja
bayi keras, kering atau berwarna hijau, serta payudara tidak
membesar selama kehamilan (keadaan yang sangat jarang).
b. Ibu yang bekerja
Pekerjaan merupakan alasan seorang ibu untuk berhenti
menyusui bayinya, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan
bagi seorang ibu yang bekerja untuk tetap dapat menyusui
diantaranya, susuilah bayi sebelum ibu bekerja, ASI
dikeluarkan untuk persediaan dirumah sebelum berangkat
bekerja, pengosongan payudara ditempat kerja setiap tiga
sampai empat jam, ASI dapat disimpan dilemari pendingin dan
dapat diberikan pada saat ibu bekerja, pada saat ibu dirumah
sesering mungkin bayi untuk disusui serta ibu dapat mengganti
jadwal menyusuinya menjadi lebih banyak menyusui pada
malam hari, serta mengonsumsi makanan dan minuman yang
bergizi cukup selama bekerja dan selama menyusui bayinya.

6. Masalah menyusui pada keadaan khusus


a. Ibu melahirkan dengan bedah sesar
Segeralah lakukan rawat gabung antara ibu dengan bayi jika
kondisi ibu dan bayinya sudah membaik agar ibu dapat dengan
segera menyusui bayinya.
b. Ibu sakit
Ibu yang menderita penyakit hepatitis (HbsAg +) atau AIDS
(HIV +) Pada kedua penyakit ini ditemukan berbagai pendapat,
yang pertama bahwa ibu yang menderita Hepatitis atau AIDS
tidak diperkenakan menyusui bayinya, karena dapat
menularkan virus kepada bayinya melalui ASI. Pada kondisi
negara berkembang, dimana kondisi ekonomi masyarakat dan
lingkungan yang buruk, keadaan pemberian makanan pengganti
ASI akan lebih membahayakan kesehatan dan kehidupan bayi.
Ibu dengan TBC
Kuman TBC tidak menular melalui ASI, sehingga ibu
dianjurkan untuk menyusui bayinya. Ibu yang menderita TBC
perlu diobati secara adekuat dan diajarkan pencegahan
penularan pada bayi dengan menggunakan masker. Bayi tidak
langsung diberikan imunisasi BCG karena efek proteksinya
tidak langsung terbentuk.
c. Ibu dengan Diabetes
Bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes sebaiknya diberikan
ASI, namun perlu dimonitor kadar gula darahnya.
d. Ibu yang memerlukan pengobatan
Biasanya ibu akan memilih untuk menghentikan pemberian ASI
pada bayinya bila meminum obat-obatan, karena takut jika obat
tersebut menganggu kesehatan bayinya. Kandungan obat dalam
ASI tergantung dari masa paruh obat dan rasio obat dalam
plasma dan ASI.
e. Ibu hamil
Biasanya ibu yang sudah hamil lagi tetapi masih memiliki bayi
yang harus disusui tidak memiliki bahaya baik bagi ibu ataupun
janinnya bila sang ibu masih tetap meneruskan menyusui
bayinya, tetapi ibu tetap dianjurkan untuk mengonsumsi
makanan yang bergizi dan dalam porsi yang lebih banyak.

7. Faktor Yang Mempengaruhi


a. Faktor internal
1) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari pengamatan seseorang
melalui panca indera terhadap suatu objek tertentu meliputi
pengelihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan perasa
(Notoatmodjo, 2007). Ibu yang memiliki tingkat pengetahuan
kurang biasanya akan kurang mengetahui tentang manfaat serta
pentingnya pemberian ASI sejak dini, sehingga menyebabkan
ibu untuk enggan menyusui bayinya. Pengetahuan seorang ibu
mengenai pemberian ASI merupakan salah satu faktor
terpenting dalam kesuksesan proses menyusui.
2) Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu sangat mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan untuk pemberian ASI kepada bayinya.
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin besar
peluang ibu untuk menerima informasi mengenai pentingnyan
manfaat pemberian ASI kepada bayinya, sebaliknya jika
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap
ibu terhadap pemberian ASI kepada bayinya.
3) Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu alasan yang sering diungkapkan
pada ibu yang tidak menyusui bayinya. Pada zaman sekarang
ini, banyak wanita yang lebih memilih mengembangkan
karirnya dalam bidang ekonomi daripada mengurus rumah
tangganya atau bekerja dirumah. Adanya peran ganda seorang
ibu baik sebagai ibu rumah tangga atau pekerja, akan
menimbulkan ketidakseimbangan hubungan antara ibu dengan
anaknya.
4) Kondisi Kesehatan Ibu
Kesehatan ibu dapat mempengaruhi dalam proses menyusui.
Seorang ibu tidak dapat memberikan ASI kepada bayinya ketika
ibu dalam keadaan sakit, seperti misalnya ibu menderita
penyakit hepatitis, AIDS, dan TBC, maka ibu memerlukan
bantuan dari orang lain untuk membantu mengurus bayinya
serta rumah tangganya, karena ibu harus memerlukan lebih
banyak waktu untuk beristirahat.

b. Faktor eksternal
1) Orang penting sebagai referensi keluarga
Orang penting seperti suami ataupun keluarga biasanya dapat
mempengaruhi perilaku ibu dalam menyusui. Bila orang
tersebut sangat dipercayai dalam kehidupannya maka apapun
yang orang tersebut katakan atau perbuat segera diikuti dan
dicontoh, seperti misalnya dalam pemberian ASI, maka
dukungan dari keluarga sangat diperlukan dalam proses
kelancaran pemberian ASI pada bayi.
2) Sosial ekonomi
Sosial ekonomi dalam keluarga dapat memengaruhi
kemampuan keluarga untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkan. Biasanya, keluarga yang memiliki penghasilan
kurang akan lebih memahami tentang pentingnya menyusui dan
memberikan ASI kepada bayinya dari baru lahir hingga berusia
enam bulan, sebaliknya jika keluarga tersebut berpenghasilan
yang lebih akan memiliki peningkatan daya tarik dalam
pembelian sesuatu yang dianggapnya lebih praktis, seperti
misalnya pemberian susu formula.
3) Pengaruh iklan susu formula
Semakin meningkatnya promosi terhadap susu formula atau
yang biasa disebut dengan pendamping ASI (PASI) maka ibu
akan lebih banyak mendapatkan informasi mengenai
keunggulan produk susu tersebut yang menyebabkan ibu
berpikiran bahwa pemberian susu formula dianggap sama
bahkan lebih praktis dan dapat membantu ibu mempermudah
proses pemberian nutrisi kepada bayinya, sehingga tidak
menutup kemungkinan ibu enggan untuk menyusui bayinya.
4) Budaya
Nilai-nilai, kebiasaan, perilaku, serta penggunaan sumber-
sumber dalam masyarakat akan menghasilkan suatu
kebudayaan pada daerah setempat. Kebudayaan tersebut
terbentuk dalam waktu yang cukup lama. Kebudayaan tersebut
selalu berubah baik cepat maupun lambat sesuai dengan
peradaban umat manusia (Notoatmodjo, 2007).

8. Dampak Tidak Menyusui


Dampak yang dapat ditimbukan bila tidak menyusui, diantaranya :
a. Bertambahnya kerentanan terhadap penyakit baik bagi ibu
maupun bayi
Menyusui dapat mencegah sepertiga kejadian infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA), kejadian diare dapat turun 50%, dan
penyakit usus parah pada bayi premature dapat berkurang
kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara
juga dapat menurun 6-10% (Fadhila et al., 2016).
b. Biaya kesehatan untuk pengobatan
Pemberian ASI dapat mengurangi kejadian diare dan
pneumonia sehingga biaya kesehatan dapat dikurangi 256,4 juta
USD atau 3 triliun tiap tahunnya (Fadhila et al., 2016).
c. Kerugian kognitif seperti hilangnya pendapatan bagi individual
Pemberian ASI eksklusif dapat meningkatkan IQ anak, potensi
untuk mendapatkan pekerjaan kedepannya lebih baik, karena
anak tersebut memiliki fungsi kecerdasan tinggi. Tentunya hal
ini akan meningkatkan potensi mendapatkan penghasilan yang
lebih optimal (Fadhila et al., 2016).
d. Biaya susu formula
Penghasilan seseorang hampir 14% habis digunakan untuk
membeli susu formula bayi berusia kurang dari 6 bulan. Jika
dari mereka mampu memberikanASI eksklusif selama bayi
baru lahir hingga berusia dua tahun, penghasilan orangtua dapat
dihemat sebesar 14% (Fadhila et al., 2016).
9. Hal-hal yang mempengaruhi menyusui pada kondisi khusus
Hal ini dikarenakan mungkin saja ibu tidak bisa menghasilkan
pasokan ASI yang sehat. Ibu diharuskan untuk mengonsumsi obat
atau menjalani perawatan medis secara rutin yang membuat
keadaan ini tidak aman selama menyusui.

a. Mengidap HIV
Umumnya kontraindikasi menyusui yaitu pada ibu yang
terinfeksi HIV di negara maju. Seorang ibu yang menderita HIV
dapat menularkan virus tersebut ke anaknya melalui ASI saat
menyusui. Karena tidak memiliki obat, seorang ibu tidak boleh
menyusui jika mengidap HIV.
b. Infeksi Tuberkulosis Aktif
“Infeksi aktif kuman tuberkulosis yang belum mendapatkan
pengobatan adekuat,” dr. Margaret menyebutkan kondisi lain
penyebab ibu tidak boleh menyusui. Tuberkulosis (TB) adalah
infeksi bakteri di paru-paru. Penyakit ini ditularkan melalui
pernapasan, bukan dengan menyusui atau ASI. Namun, seorang
ibu dapat memberikan TBC aktif kepada anak melalui batuk,
bersin, dan sentuhan.
c. Ibu yang Kecanduan Obat Terlarang
Penggunaan obat-obatan terlarang tidak sesuai dengan
kehamilan, menyusui, atau mengasuh anak. Selain ilegal,
narkoba juga berbahaya bagi ibu dan anaknya. "Ibu tidak boleh
menyusui jika kecanduan dengan obat-obat terlarang atau drug
abuse,” tutur dr. Margaret Karena obat-obatan ini akan masuk
ke dalam ASI yang diberikan kepada bayi. Ketika bayi
menerima obat-obatan terlarang melalui ASI, dapat
menyebabkan anak mudah marah, mengantuk, pemberian
makanan yang buruk, masalah pertumbuhan, kerusakan
neurologis, dan bahkan kematian.
d. Saat Bayi Mengidap Galaktosemia
Selanjutnya, dr. Margaret Mutiaratirta menyebutkan bahwa
bayi dengan kondisi tidak dapat mencerna laktosa dalam ASI
seperti galactosemia, ibu juga tidak diperbolehkan untuk
menyusui Si Kecil. Jadi, jika seorang bayi dinyatakan positif
menderita galaktosemia, ia tidak dapat menyusu dari ibu atau
mengambil ASI dalam botol.
E. DOKUMENTASI :

Anda mungkin juga menyukai