Pemberian antibiotik selama 7-10 hari dari dokter bila dianggap perlu. Bila perlu bisa diberikan
istirahat total dan obat untuk penghilang rasa nyeri. Kalau sudah terjadi abses sebaiknya payudara
yang sakit tidak boleh disusukan karena mungkin memerlukan tindakan bedah.
Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda yang “mungkin saja” ASI benar
kurang antara lain :
1. bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering kali menyusui, menyusui dengan waktu yang
sangat lama. Tapi juga terkadang bayi lebih cepat menyusui. Disangka produksinya berkurang
padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusui.
2. Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusui.
3. Tinja bayi keras, kering atau berwarna hijau.
4. Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang), atau ASI tidak
“datang”, pasca lahir.
Walaupun ada tanda-tanda tersebut perlu diperiksa apakah tanda-tanda tersebut dapat dipercaya.
1. BB (berat badan) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan.
2. BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali.
3. Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam.
4. Cairan urin pekat, bau dan warna kuning.
Solusinya :
Cara mengatasinya disesuaikan dengan penyebab, terutama dicari pada ke 4 kelompok faktor
penyebab yang sering ditemukan, yaitu :
1. Faktor teknik menyusui, keadaan ini yang paling sering dijumpai, antara lain masalah
frekuensi, perlekatan dan penggunaan dot/botol.
2. Faktor psikologis, juga sering terjadi
3. Faktor fisik ibu (jarang), antara lain penggunaan KB kontrasepsi, hamil, merokok, dan
kurang gizi.
4. Faktor kondisi bayi (sangat jarang), seperti penyakit dan abnormalitas.
Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan bayi terus memberikan isapan
efektifnya. Pada keadaan-keadaan tertentu dimana produksi ASI memang tidak memadai maka
perlu upaya yang lebih, misalnya pada relaktasi, maka bila perlu dapat dilakukan pemberian
ASIdengan suplementer yaitu dengan pipa nasogastrik atau pipa halus lainnya yang ditempelkan
pada puting susu ibu untuk diisap bayi dan ujung lainnya dihubungkan dengan ASI atau formula.
Mari kita galakkan ibu menyusui kepada bayinya selama 2 tahun, untuk wujudkan generasi bangsa
yang sehat dan cerdas, serta keluarga yang bahagia dan sejahtera. Dan para ibu tidak perlu
memberikan susu formula kepada bayinya karena dengan cara dengan mengetahui masalah dan
solusinya pada ibu menyusui yang benar, maka kebutuhan gizi dan makanan bayi sudah dapat
dipenuhi dengan baik.